Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM

“MIKROSKOP ”

Dosen pengampu : Anif Rizqianti Hariz, S.T.,M.Si

Nama : Lidia Putri Mariana

NIM : 2008086033

Kelas : PB-1B

LAPORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN WALISONGO SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik dan tepat
waktu. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya kelak di akhirat. Rasa syukur dan terimakasih saya ucapkan
untuk Ibu Anif Rizqianti Hariz, S.T.,M.Si. Selaku dosen mata kuliah Praktikum
Laboratorium yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada saya untuk
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu.
Saya berharap dengan adanya laporan ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam mengetahui mengenai mikroskop agar dapat membantu para
mahasiswa dan pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan macam-macam
mikroskop dan kegunaannya untuk mempermudah kita dalam melakukan
praktikum di kemudian hari.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Demikian yang dapat saya sampaikan.
Saya pun menyadari bahwa dalam laoran praktikum ini masih banyak kesalahan,
baik dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan praktikum
ini.

Tegal, November 2020

Penyusun
ISI

MIKROSKOP

A. TUJUAN
1. Mampu mengetahui sejarah mikroskop.
2. Mampu mengetahui apa yang disebut mikroskop.
3. Mampu mendeskripsikan bagian-bagian dari mikroskop.
4. Mampu menjelaskan bagaimana penggunaan mikroskop.
5. Mampu mengetahui cara perawatan mikroskop.

B. DASAR TEORI

Biologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup dan


interaksi di dalamnya. Adapun makhluk hidup yang terdiri dari banyak organisme
baik yang bisa dilihat atau yang tidak bisa diilihat lansung oleh mata. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu alat yang dapat melihat objek-objek mikroskopis yang tidak
bisa dilihat secara langsung seperti mikroskop.
Maka dari itu, tujuan diadakan praktikum ini adalah sebagai sarana
pemahaman mahasiswa atau pembaca untuk mengetahui mengenai tata cara
penggunaan mikroskop. Selain itu, dengan mengetahui bagaimana cara penggunaan
mikroskop juga akan menjadi dasar acuan bagi mahasiswa untuk membantu
melakukan praktikum selanjutnya.

A. SEJARAH MIKROSKOP
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap
mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad
renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari
moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang
pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van
Leeuwenhoek (1632- 1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang
sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil
mikroorganisme (Kusnadi, 2003).
Mikroskop pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Mikroskop berasal
dari kata micro yang berarti kecil dan scpium yang berarti penglihatan jadi
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda yang berukuran
sangat kecil. Mikroskop zaman dulu sangat sedarhana karena hanya memiliki satu
lensa, berbeda dengan mikroskop yang banyak digunakan sekarang yang
tergolong mikroskop majemuk yang terdiri atas dua lensa atau lebih
(Widyatmoko,2008).
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Van Leuwenhoek (1682-1723)
yang berkebangsaan belanda, dengan mikroskop yang masing-masing terdiri dari
ata lensa tunggal yang digosokkan rumah yang dirangkai didalam kerangka
kuningan dan perak (Pramesti, 2000).
Antonie van Leeuwenhoek (1632 - 1723) adalah orang yang mempelopori
membuat mikroskop yang digunakan untuk mengamati mikroorganisme.
Mikroskop yang ia buat masih sangat sederhana karena hanya memiliki satu lensa
bikonveks. Pada tahun 1680, Robert Hooke (1635-1703) menggunakan mikroskop
majemuk (gabungan beberapa lensa) untuk merunut atau melacak gambar sel dan
hewan kecil secara rinci (Saktiyono, 2007: 10).

B. PENGERTIAN MIKROSKOP
Mikroskop ( bahasa Yunani: micror = kecil, scopos = tujuan ) adalah sebuah
alat untuk mellihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop
optikal. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa
yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh pada
bidang focal dari lensa tersebut ( Prayitno, 2010 ).
Mikroskop merupakan alat terpenting dalam sitologi yaitu bidang yang
mempelajari struktur sel. Namun sekadar menjelaskan beraneka ragam organel dan
struktur-struktur lainnya dalam sel hanya bisa sedikit mengungkapkan fungsinya.
(Campbell, 2008).
Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan
dan penelitian yang bersifat mikro. Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Van
Leuwenhoek (1682-1723) yang berkebangsaan belanda, dengan mikroskop yang
masing-masing terdiri dari atas lensa tunggal yang digosokkan rumah yang
dirangkai didalam kerangka kuningan dan perak. Berdasarkan prinsip kerjanya,
mikroskop dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop optik dan elektron.
(Hastuti, 2001).
Mikroskop merupakan alat utama yang digunakan dilaboratorium
mikrobiologi. Dengan bantuan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan
benda yang dilihat sehingga memudahkan kita untuk mengamati benda yang renik.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita untuk mengamati objek
yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia
tentang organisme yang berukuran kecil (Widyatmoko, 2008).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat
dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yangputar
(Volk, 1984).
Mikroskop digunakan untuk membantu melihat benda – benda yang
berukuran kecil, sehingga dapat dilihat oleh mata. Mikroskop pada prinsipnya
terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan
lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk
perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar,
yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai
dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran
mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas
lensa okuler (Efendy, 2009).

C. JENIS-JENIS MIKROSKOP
Menurut Volk dan Wheeler (1993), mikroskop saat ini terdiri dari beberapa
macam:
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop
memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan lensa kondensor.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3
dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop
cahaya.
3. Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai
dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan
pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop
cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan
radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
4. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena
cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada
cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan
dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa.
5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini
protein anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya
rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar..
6. Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya
bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk.
Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa
hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut
hampa berkas cahaya yang dapat dilihat.
7. Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya tidak
diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang
mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) ttembus chaya sehingga pada
masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan
menggunakan mikroskop fasekontras.
8. Mikroskop trinokuler
Mikroskop yang dapat disambungkan dengan perangkat kamera atau TV
sehingga kegiatan pengamatan sebah objek tidak terpaku lagi pada peneliti.

Ada dua jenis mikroskop yang perlu diketahui peserta didik yakni
mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop cahaya menggunakan
cahaya matahari atau lampu untuk melihat objek. Sedangkan mikroskop elektron
menggunakan berkas elektron sebagai pengganti gelombang cahaya untuk
memperoleh bayangan yang diperbesar. (Saktiyono, 2006: 11).
Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop elektron transmisi
(trasmission electron microscope,TEM) dan mikroskop elektron payar (scanning
electron microscope, SEM) (Campbell dkk, 2008).
Mikroskop elektron payar (scanning electron microscope, SEM) khususnya
berguna untuk penelitian terperinci mengenai permukaan specimen. Berkas
electron memindai permukaan sampel, yang biasanya dilapisi selapis tipis emas
(Campbell dkk, 2008).

Mikroskop elektron transmisi (trasmission electron microscope, TEM)


digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas
electron melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop
cahaya meneruskan cahaya melalui objek (slide) (Campbell dkk, 2008).
Mikroskop memiliki komponen-komponen yang terbuat dari kaca mudah
rusak, berupa lensalensa dan cermin. Makanya kita harus menghindarkan perlakuan
yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut (Tim Penyusun 2013)
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi,
dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda – benda
yang ukurannya mikroskopis. Hal ini karena mikroskop mempunyai lensa – lensa
yang mampu memperbesar suatu benda yang ukurannya mikroskopis. Perbesaran
benda yang diaati menggunakan mikroskop adalah perbesaran dari lensa okuler x
pembesaran dari lensa objektif. Contohnya, bila lensa okuler 10 x dan lensa objektif
10 x maka benda yang diamati diperbesar 10 x 10 = 100 kali (Soetami dan Sugiri,
1999).

D. BAGIAN-BAGIAN MIKROSKOP
Mikroskop cahaya memiliki bagian-bagian yang penting yakni bagian
penyangga, sistem penglihat, meja benda/meja preparat, cermin reflektor,
kondensor dan diafragma (Istamar Syamsuri dkk, 2007: 8-9).

Sumber : https://www.dynatech-int.com/id/artikel/mengenal-mikroskop-cahaya

C. METODE
ALAT
1. Mikroskop
D. CARA KERJA
Prinsip kerja mikroskop secara umum adalah sebuah bayangan yang
dibentuk oleh satu elemen optik seperti sebuah lensa atau cermin dapat berperan
sebagai benda untuk elemen optik yang kedua (Young dkk, 2003).
Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan dua lensa, yaitu lensa objekif
dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan
diperbesar, sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan maya, tegak dan
diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus
lensa objektif, sedangkan mata kita tepat berada pada lensa okuler. Mata pengamat
berada di belakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik
focus lensa okuler dinamakan pegamat secara rileks dan pengamatan dilakukan bila
bayangan objektif berada diruang utama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa
positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan
diperbesar, maya dan tegak (Goldsten, 2004).
Mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop monokuler, binokuler,
dan trinokuler. Mikroskop monokuler hanya memiliki satu lensa okuler, mikroskop
binokuler memiliki dua lensa okuler, sedangkan mikroskop trinokuler memiliki tiga
lensa okuler. Sumber cahaya dari mikroskop ini dapat berasal dari cahaya matahari
maupun cahaya dari energi listrik. Kekuatan pembesaran mikroskop cahaya
merupakan perkalian kekuatan lensa-lensa penyusunnya, yaitu lensa objektif dan
lensa okuler (Furqonita, 2007).

A. CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

1. Pegang mikroskop cahaya pada pegangan dan letakkan pada permukaan yang
datar. Pastikan meletakkan mikroskop pada ruangan yang kaya cahaya alami
seperti matahari, atau cahaya buatan seperti lampu.

2. Letakkan gelas preparat di permukaan yang datar.

3. Atur perbesaran pada lensa objektif pada titik yang rendah. Pastikan lensa
objektif ada di sumbu pengamatan agar sesuai dengan arah masuknya cahaya
dan lensa okuler. Anda bisa melakukan pengaturan ini dengan revolver.

4. Cari cahaya alami maupun buatan di dalam ruang pengamatan. Kemudian, atur
cermin agar fungsi mikroskop cahaya berjalan sempurna seiring dengan jumlah
cahaya.

5. Buka diafragma dengan menggunakan tuas untuk menyesuaikan jumlah cahaya


yang diterima.
6. Atur lensa objektif agar berada cukup jauh dari gelas preparat dengan
menggunakan makrometer searah jarum jam.

7. Pasang preparat di tempatnya dan jepit dengan penjepit preparat agar tidak
bergeser, tepat di bawah lensa objektif. Kemudian naikkan meja preparat
mendekat lensa objektif dengan jarak sekitar 0.5 cm dengan menggunakan
makrometer atau focus pada stage

8. Lihat bayangan objek melalui lensa okuler dengan cara menaikturunkan


preparat dengan mikrometer. Kemudian lihat objek preparat dari samping
sembari menyesuaikan lensa objektif.

9. Pastikan lensa objektif tidak menyentuh preparat karena akan merusak objek
pengamatan. Di samping itu, Anda bisa memfokuskan preparat dengan cara
memutar mikrometer kea rah yang berlawanan dengan jarum jam. Jika hasil
pengamatan belum jelas, maka atur pencahayaan.

10. Putar revolver di lensa objektif ke posisi semula setelah Anda selesai
melakukan pengamatan.

11. Turunkan meja preparat dan naikkan tabung mikroskop. Setelah itu, ambil
preparat dan keluarkan dari mikroskop.

Untuk mencari fokus, lakukanlah dengan dua cara berikut ini.

A. Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif
dengan perbesaran 10 kali dapat diartikan bahwa preparat diamati dengan
perbesaran 50 kali. Dengan cara menurunkan lensa okuler serendah mungkin,
lensa objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm dari kaca
preparat. Setelah itu, arahkan salah satu mata kalian ke lubang lensa okuler
sambil memutar-mutar makrometer sampai diperoleh gambaran preparat yang
jelas.
B. Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa objektif
dengan perbesaran 60 kali sehingga preparat dapat diamati dengan perbesaran
750 kali. Mulailah dengan menutup preparat dengan kaca penutup, lalu
naikkan kondensor sampai mau menyentuh kaca preparat (objek), kemudian
bukalah diafragma selebar-lebarnya dan turunkan lensa objektif sampai
hampir menyentuh kaca penutup preparat. Setelah itu, dengan makrometer,
naikkan lensa objektif sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.

B. CARA MEMELIHARA MIKROSKOP

1. Mengangkat dan membawa mikroskop harus selalu dalam posisi tegak


dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskopndan tangan
lainnya menyangga pada dasar atau kakinya.
2. Mencondongkan posisi tabung,cukup dilakukan dengan memutar engse
penggeraka sebagai titik putar,menegakkan kembali setelah selesai.
3. Mengusahakan agar lensa objektif lemah (4x atau 10x) berada satu poro
dibawah lensa okuler.
4. Posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
5. Membersihkan sisa minyak imersi dengan menggunakan xylol sesegera
mungkin setelah pengamatan denagn menggunakan minyak imersi telah
berakhir dan mengeringkan dengan kain lap yang bersih.
6. Membersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap yang bersih dar
bahan halus(flanel) setiap akan menggunakan mikroskop (Nurhayanti,2011).

C. CARA MERAWAT MIKROSKOP

1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari
uap asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop
yang dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga
lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan
dalam almari yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat
dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu
yang terselip di bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau
kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan
menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali
membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol
(xylene). Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol
menempel pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau
merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini kebagian
lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan bahwa tindakan tersebut
aman.
5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut,
terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel
yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan
partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan.
Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat yang tertinggal di atas meja
mikroskop merupakan pertanda jelas suatukelalaian/kecerobohan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa
objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke
posisi semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya
lalu dimatikan (kalau mikroskop listrik).

E. PEMBAHASAN
Mikroskop dapat membantu kita melihat benda-benda yang sangat kecil
yang tidak bias dilihat langsung oleh mata. Mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron memiliki manfaat yang sangat penting. Mikroskop cahaya merupakan
suatu alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik
dan non optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang mikroskopis
dan transparan. Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap
penggunaan listrik. Daya pisah adalah kemampuan mikroskop untuk secara jelas
dan terpisah dalam membedakan dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop
terlihat sebagai satu titik dan dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua titik yang
terlihat sebagai dua titik bukannya satu titik. Hal inilah yang membedakan
mikroskop canggih dari mikroskop cahaya.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil yaitu,
mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut
mempunyai fungsi tersendiri. Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang
akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor
berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang
akan datang. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan
antara lensa objektif dengan lensa okuler. Makrofokus berfungsi untuk mengatur
jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas. Mikrofokus
berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam.
Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk
meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi untuk memperkokoh
kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur kondensor berfungsi sebagai
pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. Pemegang(lengan) berfungsi
untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk
dalam mikroskop. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan
mikroskop. Dalam cara perawatan mikroskop pada prinsipnya kita harus berhati-
hati agar mikroskop dapat digunakan dengan baik. Pertama yang harus diperhatikan
adalah cara membawa mikroskop dengan langkah sebagai berikut:
1. Pegang bagian pegangan mikroskop dengan tangan kanan dan sanggahlah
bagian kaki ke bawah dengan tangan kiri lalu letakkan pada meja yang telah
ditetapkan.
2. Setelah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan segala kotoran yang
menempel pada mikroskop atau hasil pengamatan objek yang diamati
kemudian letakkan mikroskop dalam keadaan istirahat.
3. Lensa objektif pada posisi yang terkecil buat tegak lurus dengan lensa okuler.
4. Buat cermin pengatur cahaya dalam posisi vertikal.
5. Matikan lampu jika tidak digunakan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
A. Mikroskop dapat digunakan untuk melihat benda-benda kecil yang tidak
dapat dilihat mata.
B. Mikroskop memiliki komponen sebagai berikut:
1. Lensa objektif
2. Lensa okuler
3. Revolver
4. Meja sample atau meja preparat
5. Jepit preparat
6. Diafragma
7. Kaki penyangga
8. Lengan mikroskop
9. Kaki mikroskop
10. Skala sample atau skala preparat
11. Makrometer horizontal dan vertikal
12. Mikrometer horizontal dan vertikal
13. Switch button
14. Tuas pengatur kecerahan

B. Saran

Saran yang dapat di ajukan adalah agar dalam praktikum selanjutnya ketika
berhadapan langsung dengan mikroskop diharapkan praktikan dapat memahami
betul cara mengopersikan alat mikroskop tersebut serta cara perawatan dan
pemeliharaannya guna menunjang kegiatan yang ada pada laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Maruzy, A. 2012. Pengertian Mikroskop dan Rumus Mikroskop.

Clark, L George. 2007. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 5.PT. Widyadara.


Yogyakarta.
Efendy, H. 2009. Studi Strukturmikro Pengikatan Resin Epoksi pada Beton. Jurnal
penelitian Enjiniring 12(2): 135 – 139.

Furqonita, D. 2007. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Yudhistira Ghalia Indonesia,

Goldsten, P. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri
Abadi, Jakarta.

Hastuti, U. S. 2001. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang,


Malang.

Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganesa Exact. Bandung.

Larasaty, W. 2013. Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar pada Tikus
Putih Jantan. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pelczar, Michael J., (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia,
Jakarta.
https://www.dynatech-int.com/id/artikel/fungsi-mikroskop-cahaya diakses pada
Kamis, 19 November 2020, pukul 02.00.

http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/mikroskop.html diakses pada


Kamis, 19 November 2020, pukul 03.00.

https://gurusains.com/pengertian-mikroskop/ diakses pada Kamis, 19 November


2020, pukul 07.00.

https://www.dynatech-int.com/id/artikel/mengenal-mikroskop-cahaya diakses
pada Kamis, 19 November 2020, pukul 07.30.

Anda mungkin juga menyukai