PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Kelompok Tani
Kelompok tani Surya Tani berada di desa .... Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember
3.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani
Ketua Kelompok : Abdurrahman
Sekretaris : Candra Amirul Mu’minin
Bendahara : Misbahurraman
B. Pengairan : Jaiz
B. Pemasaran : Wulung Cahyadi
Hasan Basri
B. Saprotan : P. Mulyadi
3.3 Permasalahan yang Terjadi dalam Kelompok Tani
Pada saat musim tanam padi terdapat masalah yang cukup menarik yaitu hama
wereng yang tumbuh secara tiba-tiba dan merusak tanaman padi dengan cepat. Kurangnya
kesiapan dan pestisida kimia yang dibutuhkan membuat kelompok tani kewalahan dalam
mengatasi hama wereng hijau maupun wereng coklat sehingga kerusakan dan gagal panen
pada padi tidak dapat dihindari. Selain itu kelompok tani dalam mengatasi hama yang lain
cenderung menggunakan pestisida kimia yang berbahaya bagi tanah maupun bagi ekosistem
itu sendiri. Sehingga dalam kasus ini di butuhkan pestisida nabati yang ramah lingkungan dan
bahan yang melimpah di sekitar untuk menanggulangi masalah tersebut.
3.4 Inovasi Pestisida Nabati
Adapun inovasi ramah lingkungan dalam menanggulangi kasus tersebut:
A. Pestisida Nabati Umbi Gadung
B. Pestisida Mimba
Bagian mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah biji dan
daun. Kandungan senyawa inilah yang memungkinkan mimba dapat digunakan untuk
mengendalikan hama ulat, hama pengisap, jamur dan bakteri. Hama pengisap ini bisa
dari beberapa jenis diantaranya dari jenis hemiptera seperti : kepik, walang sangit dan
wereng, jenis lepidoptera yaitu kupu –kupu dengan tipe penghisap berupa belalai,
yaitu: penggerek batang, penggerek buah, ulat, dll atau dari jenis tisanoptera yaitu
sebangsa kutu dengan tipe penghisap berujung tajam.
a. 200-300 gram biji mimba sebanyak 200 – 300 gr ditumbuk halus atau hasil
tumbukan biji mimba di direndam dalam 10 liter air dan didiamkan cukup 1
malam.
b. Larutan diaduk sampai sudah campur semua lalu saring dengan kain halus.
a. 15-25 gram biji srikaya ditumbuk sampai halus, dapat juga diblender dengan
blender tepung.
b. Tepung atau serbuk biji srikaya direndam dengan 1 liter air dan 1 gram
detergen
Kandungan : papain
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
Biji jarak yang biasanya diolah menjadi minyak jarak ini dapat digunakan
sebagai pestisida nabati. Dalam bentuk larutan dapat digunakan untuk mengendalikan
hama ulat dan hama pengisap. Dalam bentuk serbuk atau tepung pestisida biji jarak
dapat digunakan untuk mengendalikan nematode.
Untuk membuat pestisida biji jarak dapat dilakukan cara berikut ini:
a. Gerus /parut 100 grm bawang putih campur dengan 0,5 liter air 10 grm
detergen, dan 2 sendok teh minyak tanah.
b. Didiamkan selama 24 jam, kemudian tsaring dengan kain halus
3. Pemasaran
Salah satu cara yang bisa ditempuh yaitu Pertama, dengan membangun dan
membangkitkan lagi jiwa berkoperasi bagi para petani. Tidak hanya sebagai subsidi
sarana produksi, tetapi koperasi juga bisa dijadikan tempat peminjaman modal bagi
para petani. Untuk kemudian petani akan mengembalikan pinjamannya dalam bentuk
”hasil panen” bukan dalam bentuk uang. Sehingga peran koperasi di sini juga bisa
sebagai distributor, dengan memberikan harga yang tidak jauh dari harga jual di pasar.
Kedua yaitu dengan membangun koperasi dan juga ”Rumah Olah“. Jadi
Rumah itu sendiri dijadikan sebagai tempat mengelola produk pertanian yang ada. Ini
dilakukan dengan maksud agar hasil panen yang diperoleh tidak haya dijual dalam
bentuk barang mentah, tetapi sudah dalam bentuk olahan baik yang sudah jadi
maupun setengah jadi. Otomatis dengan cara seperti ini akan mampu meningkatkan
nilai jual dari produk pertanian itu sendiri. Sehingga petani tidak perlu lagi merasa
cemas hasil panenya akan memumpuk dan membusuk. ”Rumah Olah” ini dapat
dibentuk dan didirikan oleh setiap masing-masing kelompok tani yang dinanungi oleh
pemerintah maupun instansi terkait.
Ketiga, mencoba menerapkan sistem jual syariah. Sistem jual ini dilakukan
dengan tujuan meningkatkan azas keadilan dan kebersamaan. Sistem jual syari’ah ini
berupa penjualan hasil panen/produk pertanian dengan sistem tabungan. Akan tetapi
yang ditabung di sini adalah berupa produk pertanian tadi. Hasil dari tabungan
nantinya akan dibagikan dalam bentuk uang dengan sistem bagi hasil. Dalam sistem
ini sudah pastinya dilakukan dengan keadaan petani yag sudah terkondisikan.
Dunia yang sudah semakin canggih saat ini, mewajarkan kita untuk mulai
melakukan tps dan trik yang sesuai dengan tuntutan zaman demi mewujudkan
pembangunan pertanian yang lebih baik lagi ke depannya. Jika kita terus menerus
melakukan siklus yang ”monoton” tanpa melakukan inovasi dan perubahan, maka
bisa jadi kita akan menjadi bagian dari ketertinggalan. Asalkan masih menjunjung
tinggi azas keadilan dan kesejahteraan, mungkin tidak salahnya apa yang menjadi
saran di atas menjadi pertimbangan.