Anda di halaman 1dari 7

Nama : Agnes Agave S

Kelas : A TRKI 19

NIM : 40040119650023

1. Di daerah kaliprau ulujami Pemalang merupakan sentra mangrove kota pemalang. Jelaskan
dan deskripsikan olahan makanan yang bersumber dari mangrove sebagai usaha
meningkatkan ekonomi kerakyatan masyarakat pesisir dan mengolah limbah olahan
mangrove?
Jawab : Mangrove yang selama ini dikenal sebagai sebutan lain untuk tanaman hutan bakau
ternyata memiliki manfaat penting bagi manusia. Selain untuk tujuan bertahan hidup dan
penguatan pesisir akibat abrasi, beragam olahan mangrove pun dibuat untuk pemberdayaan
masyarakat sekitar pesisir atau hutan mangrove. Contoh olahan makanan mangrove yaitu :
a) Tepung Lindur
Dibuat dari buah mangrove jenis linduir.Jenis makanan ini merupakan bahan makanan
pengganti beras dan jagung pada waktu krisis pangan. Makanan ini dikonsumsi oleh
masyarakat di sebagian wilayah timor barat, flores, sumba
b) Kue kering dari tepung mangrove
Tepung mangrove memiliki bentuk yang sangat pekat, hal ini dikarenakan kandungan
karbohidrat tepung yang sangat tinggi. Sebelum dibuat menjadi panganan, tepung
mangrove harus dihilangkan tannin atau zat racun yang terdapat di buah mangrove
tersebut. Kue kering , dan bolu merupakan contoh olahan dari tepung mangrove
c) Sirup mangrove
Sirup buah pedada merupakan salah satu produk olahan dari buah mangrove yang
dapat meningkatkan nilai ekonomi dan ekologi hutan mangrove. Nilai keunggukan dari
sirup apel mangrove antara lain kandungan vitamin C cukup tinggi, iodium yang
dibutuhkan untuk proses pertumbuhan ,perkembangan, kecerdasan. Sirup ini memiliki
aroma dan rasa yang khas.
d) Kerupuk Mangrove
Kerupuk mangrove dibuat dari daun mangrove jenis jeruju. Daun jeruju terlebih
dahulu dihilangkan durinya, cuci bersih, giling halus bersama campuran rempah seperti
bawang tanpa penyedap rasa. Warnanya yang hijau pupus muda adalah warna alami
panganan ini dapat bertahan sampai sebulanan.
Dan limbah olahan mangrove dapat dijadikan pewarna batik alami sehingga tidak mencemari
lingkungan. Dengan begitu olahan ini benar-benar memanfaatkan mangrove secara maksimal
sehingga meningkatkan nilai mangrove sendiri.

2. Jelaskan proses pengolahan pada home industry abon bandeng, kendala yang terjadi pada
pengolahan abon bandeng dan bagaimana solusi dari kendala tersebut pada tugas saudara?
Jawab :
 Proses pengolahan :
1) Bersihkan sisik ikan bandeng dan dibelah agar bagian dalam ikan bisa dibuang
2) Kukus ikan bandeng hingga lunak tetapi tidak hancur, lalu angkat.
3) Parut atau suwir-suwir ikan, lalu sisihkan.
4) Panaskan 2 sdm minyak, tumis bumbu halus, serai dan jahe hingga harum.
5) Masukkan ikan dan santan, aduk rata. Masak dengan api kecil sambil diaduk hingga
kering.
6) Panaskan minyak, goreng adonan ikan hingga kering. Angkat dan tiriskan.
7) Kemudian Pres atau peras hingga minyaknya tiris.lalu Sajikan.
 Kendala yang terjadi :
Pada industry abon bandeng kendala yang biasa terjadi adalah dalam hal mesin pencabik
daging dari ikan bandeng, pada industry rumahan biasanya hanya dengan memberi
perlakuan suwir dalam menentukan ukuran kecil dari ikan bandeng ,hal ini membuat proses
produksi ikan bandeng menjadi kurang efisien atau memakan waktu yang lama, selain itu
untuk press plastic biasanya industry rumahan masih menggunakan cara manual atau tidak
menggunakan mesil atau alat press sehingga akan mengurangi kehigenisan produk itu
sendiri.
 Solusi masalah:
Untuk solusi dari kendala dalam pembuatan abon ikan bandeng yaitu dengan cara
merancang suatu alat suwir ikan bandeng yang sederhana namun dapat mengurangi lamanya
waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi, selain itu juga jika sudah maju ,bisa dengan
membeli alat tersebut. Untuk kendala soal press plastic sebaiknya membuat alat press yang
sederhana namun tidak mengurangi nilai kehigenisan maupun keawetan dari produk.

3. Deskripsikan prospek bisnis biopestisida di Indonesia dilihat dari produksi dan pemasaran
yang ideal?
Jawab :
Dalam pengembangan biopestisida terdapat 10 faktor yang menjadi pertimbangan, yaitu
ketersediaan bahan baku, efektivitas bahan nabati yang memenuhi syarat teknologi aplikasi,
industri pestisida nabati, distribusi, transportasi, dan kemasan, sumber daya manusia,
kelembagaan, kontribusi dalam PHT, daya saing, sosial, budaya, dan ekonomi.
Pengembangan biopestisida hendaknya mengarah pada tiga aspek, yaitu teknologi,
kelembagaan, dan agribisnis. Penerapan biopestisida di tingkat petani belum meluas seperti
yang diharapkan, hanya beberapa petani yang telah menggunakan biopestisida di Indonesia.
Dari segi produksi biopestisida di Indonesia belum begitu banyak ditemukan solusi atau ide-
ide tentang biopestisida dalam menanggulangi serangan hama, para petani lebih memilih
untuk menggunakan pestisida kimia karena dinilai lebih didapat hasil yang instan daripada
menggunakan biopestisida yang dinilai kerjanya lambat karena harus dilakukan secara
bertahap.
Dari segi pemasaran yang ideal biasanya biopetisida dipasarkan secara online, ataupun para
petani membuat suatu kelompok tani di desa ,yang dimana didalamnya menjalin kerjasama
dengan suatu lembaga ataupun organisasi yang bergerak dibidang pupuk maupun pestisida.

4. Deskripsikan produksi biopestisida alami pada tugas yang saudara buat?


Jawab :
Biopestisida pada tugas saya adalah pembuatan biopestisida menggunakan kulit jeruk dan
tembakau. Produksi ini dilakukan di desa Curut, banyak sekali hasil-hasil pertanian yang
berasal dari daerah ini, seperti buah jeruk. Buah jeruk dari daerah ini cukup digemari
masyarakat karena rasanya yang manis. Banyaknya permintaan konsumen selaras dengan
meningkatnya limbah kulit jeruk dan biasanya kulit jeruk ini dibuang begitu saja. Padahal
kulit jeruk bisa dijadikan sebagai bahan baku biopestisida yang cukup ampuh untuk
mengendalikan organisme penganggu tanaman (OPT). Ekstrak kulit jeruk yang mengandung
limolen dan linalool mempunyai daya bunuh terhadap serangga tanaman misalnya tungau,
lalat buah, semut, jangkrik, dll. Kemampuan daya bunuh ini akan lebih meningkat kalau
dikombinasikan dengan limbah putung rokok.
Proses pembuatan adalah seperti berikut
1. Siapkan tembakau dari puntung rokok 150-250 gram
2. Kemudian keringkan tembakau dari puntung rokoktersebut menjadi benar-benar kering
dan terlihat perubahan warnanya
3. Haluskan tembakau kering tersebut sampai benar-benar halus
4. Masukkan bubuk tembakau tersebut ke dalam wadah plastik
5. Campurkan bubuk tembakau tersebut dengan air dengan dosis 150 gr bubuk : 1 l air
6. Siapkan kulit jeruk 150 gr
7. Masukkan kulit jeruk ke dalam blender, ditambah 50 ml air dan haluskan
8. Masukkan kulit jeruk yang sudah dihaluskan ke dalam campuran tembakau dan air yang
dudah diendapkan selama 1 hari
9. Saring larutan tembakau dan kulit jerukdengan menggunakan saringan
10. Masukkan larutan ke dalam spray dan siap disemprotkan.

5. Jelaskan Mekanisme kerja biopestisida dilihat dari: a)Substansi Aktif, b) Antibiosis, c)


Mikroparasit, d)Bakteri Parasit?
Jawab :

a) Substansi aktif : Sebagai substansi aktif biopestisida berperan dalam  membentuk spora
yang membentuk kristal protein-toksin. Kristal tersebut bersifat toksik terhadap serangga.
b) Antibiosis : Sebagai antibiosis mekanisme kerjanya adalah dengan cara mikroorganisme
antagonis mengeluarkan senyawa yang berfungsi menghambat pertumbuhan atau
perkembangan patogen.
c) Mikroparasit : Sebagai mikroparasit biopestisida berperan untuk menekan ruang
berkembang pada pathogen agar sempit.
d) Bakteri parasit : Sebagai bakteri parasit mekanisme kerjanya adalah dengan cara
mikroorganisme antagonis menghisap senyawa yang ada di dalam patogen.

6. Jelaskan proses pengolahan pada home industry tahu, kendala yang terjadi pada pengolahan
tahu dan bagaimana solusi dari kendala tersebut pada tugas saudara?
Jawab :
Proses pengolahan tahu:
Pembuatan tahu pada prinsipnya dibuat dengan mengekstrak protein, kemudian
mengumpulkannya, sehingga terbentuk padatan protein. Cara penggumpalan susu kedelai
umumnya dilakukan dengan cara penambahan bahan penggumpal berupa asam. Bahan
penggumpal yang biasa digunakan adalah asam cuka (CH3COOH), batu tahu (CaSO4nH 2O)
dan larutan bibit tahu (larutan perasan tahu yang telah diendapkan satu malam).
Secara umum tahapan proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
 Kedelai yang telah dipilih dibersihkan dan disortasi. Pembersihan dilakukan dengan
ditampi atau menggunakan alat pembersih.
 Perendaman dalam air bersih agar kedelai dapat mengembang dan cukup lunak untuk
digiling. Lama perendaman berkisar 4 - 10 jam.
 Pencucian dengan air bersih. Jumlah air yang digunakan tergantung pada besarnya atau
jumlah kedelai yang digunakan.
 Penggilingan kedelai menjadi bubur kedelai dengan mesin giling. Untuk memperlancar
penggilingan perlu ditambahkan air dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah
kedelai.
 Pemasakan kedelai dilakukan di atas tungku dan dididihkan selama 5 menit. Selama
pemasakan ini dijaga agar tidak berbuih, dengan cara menambahkan air dan diaduk.
 Penyaringan bubur kedelai dilakukan dengan kain penyaring. Ampas yang diperoleh
diperas dan dibilas dengan air hangat. Jumlah ampas basah kurang lebih 70% sampai
90% dari bobot kering kedelai.
 Setelah itu dilakukan penggumpalan dengan menggunakan air asam, pada suhu 50oC,
kemudian didiamkan sampai terbentuk gumpalan besar. Selanjutnya air di atas endapan
dibuang dan sebagian digunakan untuk proses penggumpalan kembali.
 Langkah terakhir adalah pengepresan dan pencetakan yang dilapisi dengan kain
penyaring sampai padat. Setelah air tinggal sedikit, maka cetakan dibuka dan diangin-
anginkan.
Kendala yang dialami adalah harga kedelai dan BBM yang naik. Beberapa tahun berikut
ini sempat mengalami kenaikan harga kedelai. Secara langsung mempengaruhi biaya
produksi pembuatan tahu.Yang merupakan bahan baku pembuatan tahu. Begitupun
kenaikan harga BBM juga membebani biaya produksi, dan pemasaran.
Solusi dari kendala tersebut membuat pengusaha tahu mencari alternatif untuk mengatasi
tekanan biaya bahan baku. Setiap terjadi kenaikan harga BBM dan kedelai, para
pengusaha tahu mengantisipasinya dengan memperkecil ukuran tahu namun harga jual
tetap,dan mengurangi jumlah produksi untuk mengantisipasi keadaan pasar, sehingga
produsen tidak kehilangan pelanggan

7. Jelaskan pemberdayaaan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan dari rintisan


usaha produk choco ginger dan selai jambu di desa tlogowungu kaloran temanggung?
Jawab :
Dari rintisan usaha produk choco ginger dan selai jambu di desa tlogowungu kaloran
temanggung pemberdayaan masyaraktnya untuk meningkatkan ekonomi kerakyatannya dapat
dilakukan dengan memperkuat penguasaan distribusi dan pemasaran didalam masyarakat
dengan membimbing masyarakat dan menguatkan masyarakat untuk memperoleh informasi ,
pengetahuan dan keterampilan dalam melihat factor-faktor yang mempengaruhi produksi dan
meningkatkan produksi dan juga menguatkan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang
memadai. Sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten Temanggung
sehingga perlu menjaga jumlah produksi dalam jangka panjang .

8. Deskripsikan produksi gula semut secara higenis dan sehat di umkm pada tugas yang saudara
buat bagaimana cara mengontrol kualitasnya dan permasalahan dan solusi dalam proses
produksi sabun colek?
Jawab :
Proses produksi gula semut :
1. Siapkan wajan.
2. Panaskan Tungku.
3. Menyaring nira dengan saringan Mess 100 ke wajan yang sudah panas.
4. Masukkan minyak kelapa atau santan saat nira mengeluarkan busa.
5. Aduk nira dengan sodet bambu atau kayu sampai mengental.
6. Angkat wajan dari tungku.
7. Aduk nira yang sudah menjadi gula sampai kentalnya merata dan mengering.
8. Haluskan gula yang sudah kering dengan diguser menggunakan batok kelapa.
9. Ayak gula menggunakan ayakan
10. Gula siap digunakan
Kualitas gula semut dapat dilihat dari rasa dan aromanya, semakin manis rasa dan aromanya,
semakin tinggi kualitas gula semutnya. Dan juga kelarutannya yang mudah larut dalam air,
semakin mudah larut dalam air, semakin tinggi kualitas gula semutnya. Permasalahan yang
terjadi dalam pembuatan gula semut ini adalah usaha pembuatan gula semut di daerah ini
masih tergolong industri kecil dan tradisional. Masih ditemukan kendala dalam usaha
pengembangannya. Kendala tersebut antara lain berhubungan dengan kekurangan alat/mesin
pengolahan gula semut, alat dan bahan packaging (kemasan), pengurusan Izin Depkes, badan
POM, label halal, dll. Dan solusinya berupa memberikan pengetahuan, penjelasan dan saran
kepada mitra mengenai sistem kerja, sistem dan teknologi pengolahan, dan pemasaran yang
lebih baik. Selain itu, diberikan bantuan berupa alat bantu kerja, mesin pengemasan, dan
plastik kemasan dengan desain baru.

9. Deskripsikan proses pembuatan handsanitizer, bagaimana cara mengontrol kualitasnya dan


permasalahan dan solusi dalam proses produksi handsanitizer?
Jawab :
Proses pembuatan handsanitizer menurut standar WHO:
 Siapkan Ethanol 96%: 8,333 ml Hidrogen Peroksida 3%: 417 ml Gliserin 98%: 145 ml 1
liter air suling steril
 Lalu masukkan Ethanol sesuai takaran ke dalam jerigen;
 Masukkan cairan hidrogen peroksida ke dalam jerigen sesuai takaran;
 Masukkan gliserin. Gliserin bersifat lengket dan kental. Anda bisa menggunakan sedikit air
steril untuk membilas gliserin dalam gelas ukur sebelum memasukkannya ke jerigen;
 Setelah seluruh bahan dimasukkan dalam 1 jerigen, masukkan 1 liter air distilasi. Jangan
lupa tutup jerigen agar alkohol tidak menguap;
 Kocok jerigen secara perlahan. Ini dilakukan agar ketiga bahan tersebut bisa tercampur
dengan rata;
 Hand Sanitizer siap digunakan
Kualitas handsanitizer dapat dilihat melalui komposisi bahannya. Lalu, handsanitizer juga
dapat dilihat melalui penggunaannya, jika penggunaannya mengakibatkan iritasi pada tangan
atau menyebabkan alergi, maka handsantizer ini dianggap kurang baik. Permasalahan pada
saat ini adalah kurangnya produksi handsantizer dan meningkatnya harga di pasar. Oleh
karena itu, pembuatan handsanitizer sendiri sangat diharapkan dari masyarakat. Dilihat dari
pembuatannya, handsantizer harus mengikuti prosedur dari WHO, sehingga handsanitizer
memiliki kualitas yang baik, dan aman untuk digunakan.

10. Jelaskan pemberdayaaan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan dari rintisan
usaha produk olahan talas dan budidaya lele di desa kalongan ungaran timur semarang?
Jawab :
Usaha Talas:
Potensi ds. Kalongan yang melimpah seperti talas masih belum dimanfaatkan secara optimal
dan variatif. Masyarakat desa cenderung langsung menjual mentah talas tersebut. Banyak
variasi yang bisa dibuat dari talas yang dapat meningkatkan nilai jual dari produk tersebut.
Beberapa diantaranya yaitu nugget uyen talas dan donat talas yang diharapkan dapat
meningkatkan nilai jual dan nilai guna dari tanaman talas. Dengan dimanfaatkannya talas
tersebut, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat desa Kalongan
Budidaya Lele:
Dan dalam budidaya lele di desa Pekalongan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat desa
Kalongan. Setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah produk ikan yang
berbeda. Jumlah paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah 700 kg dan
menyumbang 28,8% hasil perikanan. Walaupun begitu, Desa Kalongan tidak terlihat memiliki
banyak kolam ikan, namun ternyata banyak masyarakat yang memeliha ikan di sawah.
Produkasi ikan lele yaitu sebesar 2357,5 kg dan menyumbang 96,9 % hasil perikanan. Dengan
ini, budidaya ikan lele di desa Kalongan sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat
di desa Kalongan.

Anda mungkin juga menyukai