Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biologi berasal dari kata bios yang artinya hidup dan logos yang artinya ilmu, maka Biologi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Biologi merupakan salah
satu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang kajiannya sangat luas, karena membahas makhluk hidup
di seluruh permukaan bumi. Cakupan ilmu Biologi yang sangat luas, maka dibagi dalam beberapa
cabang ilmu. Salah satu cabang ilmu Biologi adalah Bioentrepreneurship. Bioentrepreneurship
merupakan integrasi antara ilmu biologi dengan ilmu bisnis yang melibatkan seluruh aspek
makhluk hidup. Menurut Anwar (Sisnodo, 2015) bioentrepreneurship berasal dari kata “bio” yang
artinya makhluk hidup dan “entrepreneurship” yang artinya kewirausahaan, yaitu segala hal yang
berkaitan dengan sikap, tindakan, dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis,
menjalankan, dan mengembangkan usaha mereka. Bioentrepreneurship dapat diartikan sebagai
pemanfaatan makhluk hidup yang dapat diolah menjadi produk usaha, dan dapat dipasarkan
sehingga menghasilkan ekonomi produktif. Bioentrepreneurship tidak hanya penting untuk
komersialisasi teknologi dan penciptaan usaha tetapi sangat berharga bagi sebagian besar karir di
bidang biomedis, termasuk ilmu akademik.

Pemanfaatan tanaman hanya sebatas pada saat hidup/tumbuh saja, setelah tidak produktif
lagi, maka tanaman menjadi limbah “waste” bagi lingkungan sekitarnya. Upaya dalam memenuhi
kebutuhan pangan, dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan hasil pertanian yang selama ini
belum diolah sehingga akan memberikan nilai tambah dalam rantai pengolahan hasil pertanian
dengan contoh di bidang buah buahan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi bioentrepreneurship
2. Untuk mengetahui mamfaat bioentrepreneurship pada pengolahan buah buahan
3. Untuk mengetahui macam macam bioentreprenuership dari pengolahan buah buahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bioentrepreneurship adalah proses mengidentifikasi,mengembangkan, dan membawa visi ke dalam


kehidupan. Visi tersebut bisaberupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk padakondisi
risiko atau ketidakpastian.dilaksanakan secara terpandu dan terprogramyang bergerak dalam bidang
wirausaha berbasis ilmiah dengan tetapmengutamakan sistem ekonomi Syariah.

Bioentrepreneurship berkontribusi untuk meningkatkan kreativitas karena kita dapat belajar


secara kontekstual dengan adanya pembuatan produk. Produk yang dihasilkan dapat disesuaikan
dengan keadaan lingkungan sekitar. Hal-hal yang bersifat kontekstual dapat meningkatkan
kreativitas dan kemampuan berkomunikasi. Jika diterapkan oleh mahasiswa, maka mahasiswa akan
mampu mengungkapkan ide ide. Proses pembuatan produk memberi kebebasan bagi para
entrepreneur untuk menentukan solusi untuk suatu masalah, membangun pengetahuan mereka
sendiri, dan membuat pekerjaan nyata. Produk yang dihasilkan harus unik, inovatif, ramah
lingkungan, dan bernilai jual.

Bioentrepreneurship merupakan pioneer di Indonesia. Peluang bioentrepreneurship di


Indonesia dapat memberikan potensi startup yang baru. Banyak contoh pemanfaatan
bioentreprenurship seperti pembuatan jamu atau empon-empon anti corona, budidaya tanaman dan
juga industri skin care organik yang bisa dikembangkan secara home industry dan juga
pemamfaatan buah buahan dengan pengolahan skala kecil atau besar.

Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu


beranimengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputisemua
fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluangdan penciptaan
organisasi usaha Esensi dari kewirausahaanadalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasiansumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Beralih ke komoditas hortikultura, khususnya sayur-mayur dan buah-buahan, bahwa Badan
Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi kedua hal itu untuk hidup lebih sehat yakni
sejumlah 400 gram/orang/hari. Terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan dua porsi atau gelas
sayur setelah dimasak dan ditiriskan), dan 150 gram buah (setara dengan tiga buah pisang ambon
ukuran sedang atau tiga buah jeruk ukuran sedang). Hal ini menunjukkan sayur dan buah memiliki
kandungan vitamin, mineral, dan serat yang sangat diperlukan dan bagus bagi tubuh..

Buah-buahan memang sudah dikonsumsi meski tanpa diolah. Namun karena buah-buahan
lebih cepat membusuk sehingga jika tidak laku terjual akan mengalami kerugian. Maka ada baiknya
buah-buahan diolah terlebih dahulu. Sehingga lebih awet selain itu bisa meningkatkan nilai
ekonomis buah. Meski begitu tak mudah dalam mengolah buah meski ada teknik khusus meski bisa
Anda kerjakan di rumah. Dan menggunakan alat yang sederhana. Selain Itu mesti ada juga yang
diperhatikan dalam bisnis olahan buah ini. Baik rasa, kualitas, variasi, pengemasan, pengurusan izin
untuk memudahkan dalam pemasaran.

Peluang bisnis bisnis bioentrepreneurship dalam bidang pangan yang berasal dari buah buahan.

1. Yoghurt buah

2. Kripik buah

3. Sirop atau jus buah

4. Selai buah

5. Manisan atau asinan buah

6. Es krim Buah

7. Dodol buah

8. Buah kaleng
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluang bisnis Bioentrepreneurship dalam bidang pagan yang berasal dari buah buahan:

1. Kripik buah

Cara mengolah buah-buahan untuk menjadi keripik juga sangat mudah dan
praktis. Gak hanya jadi opsi camilan saja, keripik buah-buahan tentunya juga
memberikan manfaat nutrisi yang baik untuk kesehatan dan memiliki nilai ekonomi.
Ada berbagai jenis buah buahan yang dapat dijadikan kripik buah salah satunya
adalah keripik nangka.

Cara membuat keripik nangka pada umumnya:

1. Buah nangka yang segar lakukan pemotongan, selanjutnya potong ujung buah dan
pisahkan antara daging dan bijinya

2. Rendamlah buah nangka yang tadi sudah terpotong ke dalam kapur sirih untuk
menghilangkan lengket, kira-kira selama 5 jam

3. Angkat buah Nangka yang tadi kita rendam, kemudian cuci bersih buah nangka
kemudian keringkan

4. Bagi yang tidak memiliki penggorengan vacuum, tetap bisa membuat keripik ini. Bisa
pakai wajan biasa.
5. Ketika anda melaksanakan proses menggoreng potongan buahnya, maka gunakan
minyak goreng yang banyak hingga keseluruhan buah nangka terendam seluruhnya.
penggorengan dipastikan lakukan dengan api yang besar

6. Goreng buah Nangka sampai matang dan benar-benar kering, tandanya hasil
penggorengan sudah kering adalah ditandai buih sudah mulai berkurang bahkan
menghilang.

7. Angkat dengan hati hati keripik yang telah mengering lalu tiriskan sampai benar-benar
kering.

8. Untuk menjaga keadaan keripik nangka selalu segar, lakukan penyimpanan dengan baik.

2. Sirop atau jus buah

Pembuatan sari buah dan sirup buah pada prinsipnya sama , kecuali penambahan
gula dan cara penyajiannya. Sari buah bisanya langsung diminum dan tanpa mengalami
fermentasi, kadar gula yang terkandung berkisar 12-14%, sedangkan sirup buah penggunaan
gula sampai 60% dan dikonsumsi setelah dilakukan pengenceran.

Untuk memperbaiki ”performance” kedua produk tersebut sering juga ditambahkan


BTM ( Bahan Tambahan Makanan) yang berfungsi untuk memperbaiki warna, kemanisan,
pengawet dan penstabil. Proses pembuatan meliputi kegiatan pemilihan buah, pengupasan
dan pemotongan, penghancuran, ekstraksi ( pengambilan sari buah), pengendapan,
pemasakan, penambahan gula dan bahan lain, pasteurisasi dan pembotolan.

3. Selai buah

Selai buah adalah pelengkap sarapan yang pas untuk siapa saja. Roti
panggang yang masih hangat lalu diolesi dengan selai buah segar nan manis di
atasnya telah menjadi favorit menu sarapan sejak zaman dulu. Buah yang diolah
menjadi selai pun beragam. Mulai dari apel, strawberry, kiwi, jeruk dan masih
banyak buah tropis lainnya. Prosesnya pun cukup mudah, buah-buahan yang sudah
dicuci dilumatkan atau dihaluskan dengan menggunakan mesin, kemudian
ditambahkan gula dan dimasak hingga mengental. Barulah kemudian dikemas secara
rapat. Produk selai buah tanpa pengawet ini juga dapat bertahan lama.

4. Manisan atau asinan buah

Pada umumnya bahan pembuatan kedua makanan ini berasal dari makanan segar
seperti buah-buahan ataupun sayuran. Proses pengasinan maupun pemanisan, sebetulnya
metode untuk mengawetkan beragam makanan segar tersebut agar bisa tahan lebih lama.
Meskipun merupakan sebuah metode pengawetan makanan yang alami, ternyata kedua hal
tersebut bisa berkembang jadi sebuah sajian kuliner tersendiri. Bahkan di beberapa daerah
punya ciri khas khusus penyajiannya seperti asinan yang terkenal di Bogor dan
Betawi. Asinan yang punya ciri khas rasa asam, pedas, dan segar sangat cocok dinikmati
baik sebagai pencuci mulut maupun kudapan. Begitu pun dengan manisan yang punya rasa
super manis legit yang pas dinikmati sebagai camilan.

Teknik membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan buah-buahan yang
sudah dilakukan sejak dulu. Dengan direndam dalam air gula akan membuat kadar gula
dalam buah meningkat dan kandungan airnya berkurang. Buah jadi sedikit menyusut
sehingga menghambat pertumbuhan mikroba perusak yang membuat busuk.

5. Es krim Buah

Nilai gizi dalam kandungan Es Krim dikenal cukup bagus. Mulai dari kandungan
Protein, Lemak juga Vitamin dan Mineral, sehingga menjadikan Es Krim sebagai sajian
atau kudapan yang hampir sempurna.Kualitas Es Krim ditentukan oleh kadar lemak dan
proteinnya. Es Krim mempunyai harga jual yang relatif tinggi karena menggunakan bahan
baku Susu Sapi. Dengan menambahkan buah pada bahan pokok pembuatan es krim akan
menghasil kan rasa dan kandungan yang bervariasi serta sangat banyak di minati oleh
kalangan masyarakat.
6. Dodol buah

Resep cara membuat dodol mampu menghasilkan berbagai bentuk dengan varian
rasa yang berbeda. Dodol merupakan makanan khas Betawi. Dodol memiliki tekstur yang
lengket dan kenyal. Umumnya dodol dibuat dengan bahan utama santan, tepung kentan,
gula pasir, gula merah, dan garam. Berbagai bahan tersebut dapat menghasilkan warna
dodol pada umumnya, yaitu cokelat. Dewasa kini, dodol semakin memiliki variasi rasa.
Misalnya dengan memanfaatkan buah-buahan. Rasa mangga akan identik dengan warna
kuning, rasa durian identik dengan warna hijau, dan lain-lain. Semakin banyaknya rasa yang
dihadirkan semakin menarik perhatian para pelanggan.

7. Buah kaleng

Pengalengan buah dimaksudkan untuk memperpanjang masa simpan buah,


mempertahankan nilai gizi, mempermudah pemasaran dan transportasi, serta meningkatkan
nilai ekonomi buah. Di samping nanas, buah-buahan lain, seperti papaya, mangga,
rambutan, kedondong dan sebagainya, juga dikalengkan.
Prinsip pengalengan semua buah adalah sama, yaitu pengepakan buah di dalam
wadah gelas atau kaleng, yang tertutup rapat sehingga tidak dapat dimasuki udara dan mikro
organisme pembusuk. Kaleng beserta isinya dipanaskan untuk menghancurkan semua mikro
organisme pembusuk dan pathogen (penyebab penyakit) yang mungkin ada di dalam buah.
Proses pemanasan ini harus secepatnya diikuti dengan proses pendinginan, untuk mencegah
terjadinya “over cooking” dan aktifnya kembali mikro organisme yang tahan panas.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Bioentrepreneurship adalah proses mengidentifikasi,mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisaberupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
padakondisi risiko atau ketidakpastian.dilaksanakan secara terpandu dan terprogramyang bergerak
dalam bidang wirausaha berbasis ilmiah dengan tetapmengutamakan sistem ekonomi Syariah.

2. Buah-buahan memang sudah dikonsumsi meski tanpa diolah. Namun karena buah-buahan lebih
cepat membusuk sehingga jika tidak laku terjual akan mengalami kerugian. Maka ada baiknya
buah-buahan diolah terlebih dahulu dengan penerapan Bioentrepreneurship. Sehingga lebih awet
selain itu bisa meningkatkan nilai ekonomis buah. Meski begitu tak mudah dalam mengolah buah
meski ada teknik khusus meski bisa kerjakan di rumah. Dan menggunakan alat yang sederhana.
Selain Itu mesti ada juga yang diperhatikan dalam bisnis olahan buah ini. Baik rasa, kualitas,
variasi, pengemasan, pengurusan izin untuk memudahkan dalam pemasaran.

3. Bioentrepreneurship berkontribusi untuk meningkatkan kreativitas karena kita dapat belajar


secara kontekstual dengan adanya pembuatan produk. Produk yang dihasilkan dapat disesuaikan
dengan keadaan lingkungan sekitar. Hal-hal yang bersifat kontekstual dapat meningkatkan
kreativitas dan kemampuan berkomunikasi. Jika diterapkan oleh mahasiswa, maka mahasiswa akan
mampu mengungkapkan ide ide. Proses pembuatan produk memberi kebebasan bagi para
entrepreneur untuk menentukan solusi untuk suatu masalah, membangun pengetahuan mereka
sendiri, dan membuat pekerjaan nyata. Produk yang dihasilkan harus unik, inovatif, ramah
lingkungan, dan bernilai jual. Contohnya kewirausahaan dengan bahan utama dari buah buahan.
Jenis jenis yang dapat di hasilkan juga beragam dan penerapan bioentrepreneurship pada buah juga
bermamfaat untung mengurangi kerugian karena cepatnya pembusukan pada buah. Modal yang
dibutuhkan juga untuk wirausaha ini tidak lah besar dan dapat di produksi rumahan dengan hasil
yang menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sisnodo,dkk. (2015) . Pembelajaran Bervariasi Bioentreprenuership Melalui Pembuatan Makanan


Hasil Permentasi Berbahan Dasar Kedelai Lokal. Jurnal Biology Science and Education. 4(2). 85-
96.

Prihatiningrum, Putri , SriMulyani Endang Susilowati, Andreas Priyono Budi Prasetyo.

(2019). Effect of Bioentrepreneurship on

Anda mungkin juga menyukai