Oleh :
PROGRAM DOKTOR
2017
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN KONTEMPORER
Devi Muharrom Sholahuddin
Mahasiswa Program Doktoral Aqidah dan Filsafat Islam
Program Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor Ponorogo
Indonesia
Email: ibnusholah@gmail.com
First Book:
Judul : Issues in Islamization of Human Knowledge;
Civilization Building Discourse of Contemporary
Muslim Thinkers
Penulis : Muhammad Mumtaz Ali
Penerbit : IIUM Press, Gombak, 2014
Tebal : 198 hlm.
PENDAHULUAN
jajahan mereka, baik moril maupun materil, serta mereka manfa’atkan juga
ahli sains dan cendikiawan Barat. Ilmu yang dikembangkan oleh mereka
ini tidak lepas dari pengaruh pemikiran filsafat Barat yang berasaskan
konsep yang lahir dari pemikiran ini sudah tentu bertentangan dengan
1
fitrah manusia apalagi kalau dilihat dari cara pandang Islam (Islamic
lalu.
dan (4) Revivalis (pembaharu), dalam kurun waktu tahun 70-an yang
revivalis ini dijuluki oleh sarjana Barat modern dengan berbagai istilah,
Muslim liberal, modern dan progresif ini didukung penuh oleh Barat
sekitar empat dekade yang lalu, tepatnya pertama kali diperkenalkan oleh
2
secara luas oleh Ismail Raji al-Faruqi sekitar tahun 1980-an beriringan
Al-Attas mengemukakan gagasan ini bukan tanpa alasan, saat itu al-
Attas menemukan problem yang dihadapi oleh umat Islam, problem yang
dihadapi oleh umat Islam adalah masalah ilmu pengetahuan modern yang
kebenaran dan realitas dunia dan struktur kehidupan serta korelasi antara
yang mana persfektif mayoritas orang telah berubah akibat dari pengaruh
kebenaran.
3
Kebenaran dalam pandangan Islam merupakan basis dari
Qur’an merupakan wahyu dari Allah yang lengkap dan sudah final. Maka
dari itu, sudah cukup bagi manusia menjadikan al-Qur’an sebagai panduan
keselamatan, tidak ada sumber lain sebagai basis dari Ilmu Pengetahuan
Islam Antar Bangsa Malaysia (IIUM), Lair pada tanggal 26 oktober 1942
internasional.
Knowledge), Kamal Hasan dalam hal ini menekankan dua istilah penting,
4
Islamicisation dan Human, ia menyatakan bahwa kedua istilah tersebut
saja, berarti semua ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu Ilahi,
maka harus ada pembeda antara wahyu Ilahi yang pasti dan Ilmu
darimanapun asalnya.
dan pemikir Malaysia Modern, lahir di Bogor pada tahun 1931, beliau
5
menulis dalam berbagai disiplin ilmu, baik agama, metafisika,
militer.
dalam ilmu alam, humaniora dan ilmu terapan. Untuk bisa melakukan
6
elemen-elemen dan konsep-konsep kunci Islam terhadap Ilmu
Januari 1921 dan dibunuh bersama istrinya pada tanggal 27 Mei 1986 di
Islamic Studies.
problem utama yang dihadapi oleh umat Islam saat ini adalah problem
7
terintegrasi maka harus dimasukan didalam nya prinsip dan spirit
Islam.
bersama al-Faruqi.
dalam bidang politik dan ekonomi. Untuk mengatasi hal ini dan untuk
turats Islam.
Ideologis.
8
IDE POKOK METODOLOGI ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
tersebut?
Islaminya?
Islamisasi?
pengetahuan kontemporer.
Selain al-Attas, Abu Sulayman pun sagat konsen terhadap isu ini,
9
program Islamisasi ilmu, langkahnya adalah dengan kembali
stagnan dan ditinggalkan saat ini, metodologi klasik yang dimaksud Abu
1. Keesaan Allah.
2. Kesatuan penciptaan
3. Kesatuan kebenaran
4. Kesatuan ilmu
5. Kesatuan kehidupan
6. Kesatuan kemanusiaan.
10
2. Menguasai warisan Islam (islamic heritage)
modern
langkah yang perlu dilalui untuk mencapai tujuan mulia di atas, langkah-
bersifat islami
pahaman
11
11. Pengacuan kembali disiplin dalam kerangka Islam, seperti buku-
Islamkan.
12
Second Book:
Judul : Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam
Syed M. Naquib Al-Attas
Penulis : Wan Mohd Nor Wan Daud
Penerbit : Mizan, Bandung, 2003
Penerjemah : Hamid Fahmy Zarkasy
Tebal : 552
PENDAHULUAN
1. Problem terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini dalah masalah
ilmu pengetahuan.
ini secara utuh. Temuan ini sangat berguna untuk mengatasi kebingungan
13
dan kebudayaan dan tidak pula menepikan apa-apa yang baik dan berguna
Arab, Yunani, Persia, dan Sanskerta dalam karya-karya Fansuri dan tokoh
lain yang serupa. Dalam studi nya ini al-Attas menjelaskan periodisasi
14
penggunaan bahasa dalam penggunaan konsep dan istilah secara tepat
(Aqidah).
dan konsep kunci bahasa daerah umat Islam, akan tetapi ia juga
baru.
secara konsisten adalah tantangan terbesar pada zaman ini adalah ilmu
15
ilmiah dan menjadikannya sebagai alat epistemology yang valid dalam
mencari kebenaran.
kehidupan.
dan kebenaran.
sebagai elemen yang riil ,dan dominan dalam jati diri dan eksistensi
manusia.
16
tradisional, hubungan pedagogis antara al-Qur’an dan berbagai bahasa
kerangka studi orientalis dan filologi, serta ilmu sosial yang telah
Islam dalam semua lapisan. Dalam konteks ini al-Attas menarik benang
ilmu pegetahuan yang diperoleh umat Islam yang berasal dari kebudayaan
dan peradaban masa lalu, seperti Yunani dan India, telah diislamkan.
17
Pada tingkat individu dan pribadi, islamisasi berkenaan dengan
pengakuan terhadap Nabi sebagai pemimpin dan pribadi teladan bagi pria
maupun wanita, pada tingkat kolektif, sosial dan historis, berkaitan dengan
perjuangan umat kea rah realisasi kesempurnaan moralitas dan etika yang
berhubungan:
yang mendalam mengenai bentuk jiwa, dan sifat-sifat Islam sebagai agama,
dalam tubuh ilmu apa pun yang dipelajari umat Islam adalah konsep d n,
ins n, ‘ilm dan ma’rifah, ‘adl, ‘amal sebagai adab, dan semua istilah dan
18
RESPON TERHADAP ISLAMISASI ILMU
kebangkitan Islam dan menjadi salah satu topic yang kontroversial. Isu
yang sama isu ini juga ditakuti oleh mereka yang belum memahami atau
problem dasar yang menimpa umat Islam sejak berabad-abad yang lau
yang berkaitan dengan isi dan metode pendidikan yang kabur pada
19
Selain pandangan diatas terdapat pula beberapa pandangan yang
di Barat juga baik, tetapi bukan pemikiran murninya, atau tekhnologi Barat
kembali agama Islam agar sesuai dengan pandangan Barat dalam bidang
aspek-aspek ilmu Barat dan pada saat yang sama sambil mempertahankan
al-Faruqi dan IIIT yang didirikannya pada tahun 1981. Ide islamisasi yang
Knowledge.
Meskipun telah jelas bukti dan fakta bahwa al-Attas adalah sumber utama
ide al-Faruqi, namun al-Faruqi dan IIIT tidak mengakui dalam karya-
20
Seyyed Hossein Nasr
bidang sejarah sains Islam yang terkenal pada zaman modern ini. Nasr
yang sangat luas dengan mengikuti alur filsafat perennial, namun dia
Fazlur Rahman
Ayyub Khan pada 1960-an, berkisar terutama dalam bidang hukum. Istilah
islamisasi yang dipakai pada saat itu masih sangat kabur, dia tidak
memberikan pengertian yang positif pada istilah itu dan tidak mengetahui
ilmu Barat itu berdasarkan ideology yang salah dan ilmu itu bukanlah
21
semata-mata metode dan batang tubuh fakta-fakta, melainkan juga suatu
ke dalam bidang dan karya akademis mereka dalam rangka evolusi sosial
Islam. Disini jelas bahwa Syeikh Idris tidak menguasai scara mendalam
Reaksi-Reaksi Lain
Garvard membahas isu ini secara tidak langsung dan merujuk pada usaha-
harmonisasi antara ilmu agama dan ilmu rasional. Abdus Salam, penerima
hadiah Nobel dalam bidang fisika, dan Abdul Karim Soroush, seorang
penulis Iran radikal, menolak sama sekali ide ini, sementara yang lain
Islam.
22
Kesimpulan
tujuan fundamental, yaitu islamisasi pikiran, jiwa dan raga serta efek-
efeknya terhadap kehidupan umat Islam dan umat lain secara individual
kembali istilah-istilah dan konsep kunci yang telah ada dalam bahasa
Melayu dan Inggris agar dapat mencerminkan visi Islam mengenai realitas
23