Anda di halaman 1dari 10

Urgensi Islamisasi Ilmu

Pengetahuan
Oleh :
AHMAD NURHIDAYAT
AILAM ACHMAD THORIQ FATHONI
ASKAR NIKMAT TADI
pendahuluan
Kemajuan sains dan teknologi dari Barat ilmuwan Islam kontemporer yang
memang tidak kita nafikan manfaatnya keras mengkritik kelemahan sains
bagi kehidupan umat manusia masa Barat dan menyerukan de-
kini. Namun dampak dan efek negatif, westernisasi atau yang lebih dikenal
terutama yang menimpa umat Islam dengan Islamisasi ilmu pengetahuan.
juga harus diantisipasi. Jangan sampai Mereka secara senada mengatakan
kita terlena dengan ”kenikmatan” atas bahwa sains yang berkembang di
hadirnya sains dan teknologi Barat Barat dan di dunia muslim saat ini
tanpa mengkritisinya sama sekali. Kita tidak bebas nilai (value free), tapi
tahu, sudah banyak dari kalangan sarat dengan nilai (value laden) yaitu
ilmuwan Barat sendiri yang mengkritik nilai-nilai yang terkandung dalam
laju dan berkembangnya sains Barat paham sekularisme, materialisme,
modern beserta produk teknologinya. rasionalisme, empirisisme, idealisme
dan positivisme.

2
Sejarah
Islamisasi ilmu pengetahuan terbentuk Menurut arti kata yang
dari tiga kata yaitu, kata Islamisasi,ilmu sesungguhnya, pengetahuan adalah
dan pengetahuan. Islamisasi artinya hasil dariproses mengetahui.
adalah pengIslaman, pengIslaman Pengetahuan yang dikumpulkan
dunia,bisa juga usaha mengislamkan menurutaturan-aturan yangditentukan
dunia. (Salim, 1986) Sedangkan ilmu agar menjadi kekayaan dan kemudian
adalahmerupakan cara berfikir untuk disebut ilmu.
menghasilkan suatu kesimpulan yang
berupapengetahuan yang dapat
diandalkan. Ilmu merupakan adalah Al-faruqi adalah orang yang
hasil dari prosesberfikir menurut pertama kali mencetuskan ide
langkah-langkah tertentu yang secara Islamisasi ilmupengetahuan.
umum bisa disebut sebagaiberfikir
ilmiah. (Ahmad Syadaly, 1997) Adapun
yang terakhir yaitu pengetahuan.

3
Beberapa Ulama Kontemporer
Seyyed Hossein Nasr, Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi, Ziauddin Sardar, dan lain-lain adalah ilmuwan
Islam kontemporer yang keras mengkritik kelemahan sains Barat dan menyerukan de-westernisasi atau yang lebih dikenal
dengan Islamisasi ilmu pengetahuan.

Mereka berpendapat bahwa Karena tidak ada tolok ukur kebenaran agama di sana maka aspek aksiologis (tujuan) sains
menjadi tidak terkendali dan sekedar menjadi pemuasan hawa nafsu maupun kepentingan ekonomi kapitalis.

4
Para ilmuwan muslim tersebut, selain melakukan kritik keras terhadap sains Barat modern, juga
membangun konsep kembali mengenai sains yang Islami. Mereka melakukan islamisasi ilmu
pengetahuan yang datang dari Barat dan merujuk kembali kepada kejayaan sains Islam di masa
lampau.
Sebagaimana kita ketahui, para pendahulu kita dahulu juga telah melakukan Islamisasi terhadap
ilmu pengetahuan yang masuk dari peradaban lain seperti Yunani, India, Persia dan lain-lain.

5
Menurut Syed M.Naquib Al-Attas
mengasingkan unsur-unsur itu (Barat) termasuk konsep-konsep kunci yang membentuk kebudayaan
dan peradaban itu, mengisinya dengan unsur-unsur dan konsep-konsep kunci Islam, pencantuman
atau pemindahan dengan sains dan prinsip-prinsip Islam dan yang terakhir, merumuskan dan
memadukan unsur-unsur Islam yang utama serta konsep-konsep kunci sehingga menghasilkan
suatu kandungan yang merangkumi ilmu teras untuk kemudian ditempatkan dalam pendidikan
Islam dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi.

6
ilmu pengetahuan yang sudah terbaratkan itu
(westernized) harus dikembalikan ke tujuan semula,
sebagaimana Islam turun ke bumi, untuk membawa
rahmat bagi alam. Oleh karena itu, solusi kerusakan dunia
yang diakibatkan oleh rusaknya ilmu ini hanya dapat
diatasi dengan Islamisasi Ilmu. Sebab keduanya (Islam
dan Barat) berbeda secara prinsip dan diametral. Jika
peradaban Barat (western) telah menginfeksi ilmu, maka
penyembuhnya adalah Islamisasi ilmu.

Hamid Fahmy Zarkasy menulis bahwa menerima westernisasi berimplikasi pada peminggiran
(marjinalisasi) peradaban Islam. Jawaban bagi problem westernisasi, sudah tentu adalah de-
westernisasi. Namun dalam kerangka pembangunan peradaban Islam yang intinya adalah
membangun ilmu pengetahuan Islam, de-westernisasi berarti Islamisasi ilmu pengetahuan
kontemporer.

7
Pentingnya dalam dunia pendidikan
Dalam kajian ilmu, Islamisasi ilmu pengetahuan menjadi penting dalam
pendidikan dengan lebih menampilkan ajaran-ajaran Islam yang relevan dalam
pengembangan pendidikan saat ini, mengingat semakin berkurangnya nilai-
nilai Islam yang menjadi acuan dalam proses pendidikan bangsa ini.
Islamisasi ilmu pengetahuan mempunyai tujuan mewujudkan kemajuan
peradaban yang islami dan masing-masing juga tidak menghendaki
terpuruknya kondisi umat islam di tengah-tengah akselerasi perkembangan
kemajuan iptek.
Islamisasi ilmu tersebut dimaksudkan untuk memberikan respon positif
terhadap realitas ilmu pengetahuan modern yang sekularistik dan Islam yang
“terlalu” religius, dalam model pengetahuan baru yang utuh dan integral tanpa
pemisahan di antaranya.

8
Tujuan Urgensi Islamisasi Ilmu
Pengetahuan
Dalam menjalankan proses Islamisasi ilmu pengetahuan, sedikitnya ada tujuh tujuan yaitu:
1. Menguasai disiplin ilmu-ilmu pengetahuan modern
2. Mencari titik temu antara ilmu- ilmu pengetahuan modern dengan ilmu-ilmu warisan Islam.
3. Memaksimalkan warisan-warisan ilmu -ilmu pengetahuan Islam
4. Menetapkan hubungan khusus pada setiap bidang ilmu pengetahuanmodern dan ilmu-ilmu warisan Islam.
5. Membangun dan memantapkan pola berfikir para intelektual muslimsuapaya tetap tunduk dan patuh
terhadap ketetapan Allah SWT
6. Dalam Islamisasi ilmu pengetahuan juga terdapat pengakuan adanyatingkatan-tingkatan ilmu pengetahuan.
7. Menjadikan wahyu sebagai sumber utama ilmu pengetahuan danmenjadikan wahyu tersebut sebagai standar
tertinggi dalam menemukan kebenaran.

9
Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai