Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

STUDI INTEGRASI ISLAM DAN SAINS/FILSAFAT ILMU

JUDUL
“PERDEBATAN ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN (STUDI TOKOH
SYID M. NAQUIB AL ATTAS, ISMAIL RAJI AL FARUQI, FAZLUR
RAHMAN, PROF. ABDUS SALAM”

ABSTRAK
Perdebatan para pakar Islam dalam memandang konsep pemikiran Islamisasi
ilmu pengetahuan dalam Islam masih belum berakhir. Paradigma Islamisasi
ilmu pengetahuan muncul ketika tertinggalnya umat Islam dengan peradaban
Barat yang telah maju. Hal ini dapat menunjukkan bahwa para pemikir Islam
menganggap tidak boleh adanya suatu keseluruhan yang menjadi dua bagian
antara ilmu pengetahuan agama dan juga ilmu pengetahuan umum. Disinilah
peneliti melakukan penelitian terkait perlukh pengetahuan di islamkan, maka
agama harus menjadi landasan setiap ilmu pengetahuan yang ada karena
mereka meyakini bahwa segala sesuatu yang ada termasuk ilmu pengetahuan
adalah bersumber dari Allah SWT. Sehingga pada hakikatnya tidak ada
sekularisme antara agama dengan setiap cabang disiplin ilmu pengetahuan.
Objek pengetahuan harus dapat diobservasi agar dapat memahami dari mana
sumber dan metode pengembangan ilmu pengetahuan muslim yang
menggunakan panca indra, akal, dan intuisi. Dicetuskan gagasan Islamisasi
ilmu pengetahuan ini harus didukung sebagai upaya mengembalikan ilmu
sesuai fitrahnya. Ditengah kemajuan sains modern harus mengantarkan umat
manusia pada peningkatan iman kepada Allah Swt.

PEMBAHASAN
1. Konsep Pemikiran Tokoh-tokoh Pro terhadap Islamisasi ilmu pengetahuan
a. Syid Muhammad Naquib Al-Attas
Gagasan awal Islamisasi ilmu pengetahuan munculpada saat konferensi dunia
pertama tentang pendidikanmuslim di Makkah, pada tahun 1977 yang
diprakarsai oleh King Abdul Aziz University. Ide Islamisasi ilmu pengetahuan
dilontarkan oleh Ismail Raji al-Faruqi dan Muhammad Naquib al-Attas.
Menurut al-Attas bahwa tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam adalah
tantangan pengetahuan yang disebarkan keseluruh dunia Islam oleh peradaban
Barat. 1
Biografi Syed Muhammad Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin
bin Muhammad al-Attas lahir pada tanggal 5 September 1931 di Bogor, Jawa
Barat. Adik kandung dari Syed Hussein al-Attas, seorang ilmuwan dan pakar
sosiologi pada Universitas Malaya, Kuala Lumpur Malaysia. Ayahnya
bernama Syed Ali bin Abdullah Al-Atas dan ibunya bernama Syarifah Raguan
al-Idrus. Silsilah resmi keluarga Naquib al- Attas yang terdapat dalam koleksi
pribadinya menunjukkan bahwa beliau merupakan keturunan ke 37 dari Nabi
Muhammad SAW dan dari keturunan kaum ningrat berdarah biru. Ia menjadi
seorang ilmuwan yang berbagai karya-karyanya yang terkenal dalam berbagai
bidang keilmuan, yang jumlahnya mencapai sekitar 22 buku dengan 30
makalah. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi dan menjadi dosen tetap di
Univesitas Malaya serta berbagai jabatan sudah dialaminya. Salah satunya
pada tahun 1968-1970 Ia menjabat sebagai ketua Departemen Kesasteraan
dalam pengkajian melayu dan pada tahun 1970-1973 Ia menjabat dekan
fakultas sastra dan lain sebagainya.2
Pengertian islamisasi ilmu pengetahuan menurut naquib al attas telah
diterangkan secara jelas oleh al-Attas, yaitu Pembebasan manusia dari tradisi
magis, mitologis, animistis, kultur nasional yang bertentangan dengan Islam
dan dari belenggu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa Juga
1
Jurnal Al−Muta’aliyah STAI Darul Kamal NW Kembang kerang Volume I No 1 Tahun 2017 Hal. 75
2
Ifa Afida. Pemikiran Tokoh Islamisasi Ilmu Pengetahuan Syed Naquib Al Atttas. Jurnal Falasifa Vol.
7, No. 2, September 2016.
pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak
adil terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya
cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya, dan berbuat tidak
adil terhadapnya. Islamisasi adalah suatu proses menuju bentuk asalnya yang
tidak sekuat proses evolusi dan devolusi.
Adapun Proses islamisasi ilmu pengetahuan menurut Syid Muhammad
Naquib Al-Attas Yakni yang pertama,dengan cara yang pertama, ialah
melakukan proses pemisahan elemen-elemen dan konsep-konsep kunci yang
membentuk kebudayaan dan peradaban Barat. Yang kedua,dengan cara
menurut- Attas adalah memasukan elemen-elemen Islam dan konsep-konsep
kunci ke dalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini yang relevan.3
Adapun Tujuan islamisasi ilmu pengetahuan menurut naquib al attas anatara
lain: Untuk melindungi umat Islam dari ilmu yang sudah tercemar dan dengan
demikian menyesatkan. Mewujudkan kemajuan pengetahuan peradaban yang
Islami dan masing-masing juga tidak menghendaki terpuruknya kondisi umat
Islam di tengah-tengah akselerasi perkembangan kemajuan iptek. 4
Pemikiran naquib al attas ada 2 yaitu
1. Pandangan Tentang Epistimologi Islam
Al-Attas menjelaskan bahwa kemerosotan ilmu pengetahuan Islam
terutama sekali berhubungan dengan epistemologi. Problem umat Islam
muncul ketika sains modern diterima di negara-negara Muslim modern, di
saat kesadaran epistemologis Muslim amat lemah. Padahal epistemologi
sains modern berpijak pada landasan pemisahan agama dalam ilmu
pengetahuan.
2. Pandangan tentang Dewesternisasi dan Islamisasi
3
Sholeh. Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Konsep Pemikiran Ismail Raji dan Syed Naquib Al
Atttas)Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017, hlm. 218

4
Irma Novayani. Islamisasi Ilmu Pengetahuan menurut Syed Naquib Al-Attas dan Implikasi Terhadap
Lembaga Pendidikan ISTAC. Jurnal Al-Mu’taaliyah Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 78
Dewesternisasi adalah proses memisahkan dan menghilangkan unsur-
unsur sekuler dari tubuh pengetahuan yang akan merubah bentuk-bentuk
dan nilai- nilai dari pandangan konseptual tentang pengetahuan seperti
yang disajikan saat ini. Yang pada dasarnya upaya tersebut merupakan
bentuk usaha pemurnian ajaran Islam dari segala pengaruh barat.5

b. Ismail Raji Al Faruqi


Biografi Ismail Raji Al-Faruqi lahir di Jaffa, Palestina 1 Januari 1921.
Ayahnya bernama Abdul Huda Al Faruqi, seorang qâdhi terkemuka di
Palestina. Dia memulai studi di College des Freres Libanon. Pada tahun 1941,
ia melanjutkan pendidikan di American University, Beirut. Gelar sarjana
mudanya dalam bidang filsafat ia peroleh dari universitas tesebut pada usia 20
tahun, kemudian ia menjadi pegawai pemerintah Palestina dibawah mandat
Inggris selama empat tahun dan bahkan sempat menjabat sebagai gubemur di
daerah Galile yang kemudian jatuh ke tangan Inggris pada tahun 1947. Pada
tahun berikutnya Al-Faruqi memutuskan untuk berhijrah ke Amerika Serikat.
Di sana ia melanjutkan studinya yang sempat terhenti. Kemudian ia
melanjutkan studinya di Indiana University pada tahun 1948, hingga
mencapai gelar mater dalam bidang filsafat. Dua tahun berikutnya ia kembali
memperoleh gelar master di Harvard University, juga dalam bidang falsafat.
Untuk memperdalam keislaman, empat tahun berikutnya ia menimba ilmu di
Al-Azhar University, Kairo Mesir. Selama beberapa tahun kemudian ia
menjadi Profesor tamu untuk studi keislaman di McGill University (1958-
1961) dan di Pana Central institute of Islamic Research, Karachi. Sebagai
tamu untuk studi ilmu sejarah dan ilmu agama di the University of Chicago,
sebagai rektor kepala llmu agama pada Saracus University (1964-1968.6
5
Jurnal Al−Muta’aliyah STAI Darul Kamal NW Kembang kerang Volume I No 1 Tahun 2017 Hal. 79

6
Aris Try Andreas Putra. KONSEP PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL FARUQI (Dari Tauhid Menuju
Integrasi Ilmu Pengetahuan di Lembaga Pendidikan). Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam Vol. 6, No. 1,
Semangat kritik ilmiahnya dan kecakapan dalam bidang keilmuan
membuat Al-Faruqi mengemukakan ide perlunya mengislamkan ilmu-ilmu
sosial kontemporer. Untuk mencapai tujuan ini ia mendirikan Himpunan
Ilmuan Sosial Muslim (The Assosiation of muslim Social Scientists). Ia
menjadi presiden yang pertama pada tahun 1972 hingga 1978. Al-Faruqi juga
berperan penting dalam pembentukan lembaga International (The
International Institute of Islamic Thought). Kedua lembaga tersebut secara
bersama-sama menerbitkan jurnal American Journal of Islamic Social
Sciences. Tetapi sangat disayangkan aktifitas Al-Faruqi dan kepiawaiannya
harus berakhir dengan peristiwa yang sangat tragis, ia meningggal dunia pada
tahun 1986 bersama istrinya Lamiya Al-Faruqi dalam peristiwa pembunuhan
secara brutal oleh orang yang tak dikenal, di rumah mereka Wyncote,
Philadelphia. Misteri pembunuhan itu berkaitan erat dengan kecamannya
terhadap zionisme Israel serta dukungannya kepada rakyat Palestina yang
merupakan tanah airnya.7
Adapun Karya karya Ismail Raji Al-Faruqi adalah ilmuan yang produktif. Ia
berhasil menulis lebih dari dua puluh buku dan seratus artikel. Diantara
bukunya yang terpenting adalah: Tauhid :its Implications for Thought and file
(1982), Islamization of Knowledge: General Principle and Workplan (1982),
Cristian Ethics, Triolouge of Abraham Faits, Historical Atlas of the Region of
the World, Cultural Atlas Islam8. Adapun Pokok pokok pemikiran Raji AL-
Faruqi ada tiga : Tauhid, Islamisasi Ilmu Pengetahuan, Politik.

Juli 2020

7
Dra.Hj.RAHIMAH MA.g. PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL-FARUQI. Digitized by USU digital
library 2003
Panjiman, No.504 Edisi MEI 1986

8
Dra.Hj.RAHIMAH MA.g. PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL-FARUQI. Digitized by USU digital
library 2003
Bagi AI-Faruqi sendiri esensi peradaban Islam adalah Islam itu sendiri
dan esensi Islam adalah Tauhid atau pengesaan terhadap Tuhan, tindakan
yang menegaskan Allah sebagai yang Esa, pencipta mutlak dan transenden,
penguasa segala yang ada. Tauhid adalah memberikan identitas peradaban
Islam yang mengikat semua unsur-unsurnya bersama-sama dan menjadikan
unsur-unsur tesebut suatu kesatuan yang integral dan organis yang disebut
peradaban. Al-Faruqi juga meneyebutkan 4 unsur tauhid, yaitu:
Prinsip pertama tauhid adalah kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, itu
berarti bahwa realitas bersifat handa yaitu terdiri dari tingkatan alamiah atau
ciptaan dan tingkat trasenden atau pencipta.
Prinsip kedua, adalah kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, itu berarti
bahwa Allah adalah Tuhan dari segala sesuatu yang bukan Tuhan. Ia adalah
pencipta atau sebab sesuatu yang bukan Tuhan. Ia pencipta atau sebab terawal
dan tujuan terakhir dari segala sesuatu yang bukan Tuhan.
Prinsip ketiga tauhid adalah, bahwa Allah adalah tujuan terakhir alam
semesta, berarti bahwa manusia mempunyai kesanggupan untuk berbuat,
bahwa alam semesta dapat ditundukkan atau dapat menerima manusia dan
bahwa perbuatan manusia terhadap alam yang dapat ditundukkan perbuatan
yang membungkam alam, yang berbeda adalah tujuan susila dari agama.
Prinsip keempat tauhid adalah, bahwa manusia mempunyai kesanggupan
untuk berbuat dan mempunyai kemerdekaan untuk tidak berbuat.
Kemerdekaan ini memberi manusia sebuah tanggungjawab terhadap segala
tindakannya. 9
Dari keempat prinsip tersebut di atas di rangkum oleh Al-Faruqi dalam
beberapa istilah Pemikiran Ismail Raji Al-faruqi yaitu :

9
Al-Faruqi, Tauhid: Its Implementations for thought and life. Wynccote USA: The International
Institute of Islamic Thought, 1982, hlm.17
Dualitas yaitu realitas terdiri dari dua jenis: Tuhan dan bukan Tuhan; Khalik
dan makhluk. Jenis yang pertama hanya mempunyai satu anggota yakni Allah
Subhanahuwataala. Hanya Dialah Tuhan yang kekal, pencipta yang
transenden.
ldeasionalitas merupakan hubungan antara kedua tatanan realita ini. Titik
acuannya dalam diri manusia adalah fakultas pemahaman. Sebagai organ dan
tempat menyimpan pengetahuan pemahaman mencakup seluruh fungsi
gnoseologi. Sejarah ide adanya islamisasi ilmu pengetahuan, pada hakekatnya
ide Islamization of knowledge ini tidak bisa dipisahkan dari pemikiran Islam
di zaman moderen ini. Ide tersebut telah diproklamirkan sejak tahun 1981,
yang sebelumnya sempat digulirkan di Mekkah sekitar tahun 1970-an. Ide
tentang islamisasi ilmu pengetahuan Al-Faruqi berkaitan erat dengan idenya
tentang tauhid, hal ini terangkum dalam prinsip tauhid ideasionalitas dan
teologi. 10
Pengertian islamisasi ilmu pengetahuan menurut Ismail Raji al-
Faruqi Pemikiran Ismail Raji Al-faruqi dalam Pendidikan ketika mendengar
istilah Islamisasi Ilmu pengetahuan, ada sebuah kesan bahwa ada sebagian
ilmu yang tidak Islam sehingga perlu untuk diIslamkan. Dan untuk
mengIslamkannya maka diberikanlah kepada ilmu-ilmu tersebut dengan label
“Islam” sehingga kemudian muncullah istilah-istilah ekonomi Islam, kimia
Islam, fisika Islam dan sebagainya. 11
adapun Sasaran dan Langkah langkah
islamisasi ilmu pengetahuan. Sasaran Islamisasi Ilmu Pengetahuan antara lain:
a. Menguasai disiplin-disiplin modern.
b. Menguasai khazanah Islam.
c. Menentukan relevensi Islam yang spesifik pada setiap bidang ilmu
pengetahuan modern.
10
Ummi, Islamisasi Sains Perspektif UIN Malang, dalam Inovasi: Majalah Mahasiswa UIN Malang,
Edisi 22. Th. 2005, 25.

11
Al-Faruqi, Tauhid: Its Implementations for thought and life. Wynccote USA: The International
Institute of Islamic Thought, 1982, hlm. 34.
d. Mencari cara-cara untuk melakukan sentesa kreatip antara khazanah Islam
dengan khazanah Ilmu pengetahuan moderen.
e. Mengarahkan pemikiran Islam kelintasan-lintasan yang mengarah pada
pemenuhan pola rancangan Tuhan.

Langkah langkah islamisasi ilmu pengetahuan antara lain :


a. Penguasaan disiplin ilmu moderen.
b. Survei disiplin ilmu.
c. Penguasaan terhdap khazanah Islam.
d. Penguasaan terhadap khazanah Islam untuk tahap analisa.
e. Penentuan relevensi spesifik untuk setiap disiplin ilmu.
f. Penilaian kritis terhadap disiplin moderen.
g. Penilaian krisis terhadap khazanah Islam.
h. Survei mengenai problem-problem terbesar umat Islam.
i. Survei mengenai problem-problem umat manusia.
j. Analisa kreatif dan sintesa.
k. Merumuskan kembali disiplin-disiplin ilmu dalam kerangka kerja
(framework) Islam.
l. Penyebarluasan ilmu pengetahuan yang sudah diIslamkan.12

Implikasi islamisasi ilmu pengetahuan dalam pendidikan. Dalam relitas,


Islamisasi ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas komsumsi diskursus antar
pakar diberbagai belahan dunia, tetapi telah memasuki fase aplikasi.
Contohnya : sosiologi Islam, antropologi Islam, polkitik Islam, psikologi
Islam, ekonomi Islam dan sebagainya.13
12
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam (Gagasan-gagasan Besar Para Ilmuwan
Muslim), (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm 647-648

13
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam; Menelusuri Jejaak Sejarah Pendidikan Era Rosulullah
Sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), 272
Pandangan Al Faruqi dibidang politik ada 2. Kholifah dan Zionis
Pandangan AI-Faruqi tentang Khalifah
Konsep Al-Faruqi tentang politik tidak dapat juga dipisahkan dengan
pemikirannya tentang tauhid. Karena menurutnya ummah adalah agen
rekontruksi atau pembaruan dunia untuk memenuhi kehendak Ilahi. Ia
menekankan bahwa sebagai negara ummah lebih tepat disebut khalifah atau
imamah daripada daulah.14
Pandangan AI-Faruqi Tentang Zionis
Islam tidak menentang terhadap Yahudisme dan menganggapnya sebagai
agama Tuhan, sebaiknya Islam menentang zionisme, politik dan perilaku
zionisme. Karena kejahatannya terhadap orang-orang Palestina pria dan
wanita, terhdap eksistensi resmi bangsa palestina, terhadap orang-orang
Arab dan negeri-negeri di sekitarnya maupun ummat.15

2. Konsep Pemikiran Tokoh-Tokoh Kontra terhadap Islamisasi ilmu pengetahuan

14
Ismail Raji Al-Faruqi, (ed). Historical Atlas of the Religions of Word, New York: Macmillan co, inc.
1974, hlm. 158

15
J.L Esposito, “Ismailo R.Al-Faruqi: Muslim Scholar activist’ dalam Yvonne Y.Hadda (Ad). The of
america. New York: Oxford 1991, hlm.333
KESIMPULAN

DAFTAR REFERENSI

Ummi, Islamisasi Sains Perspektif UIN Malang, dalam Inovasi: Majalah Mahasiswa
UIN Malang, Edisi 22. Th. 2005.
Sholeh. Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Konsep Pemikiran Ismail Raji dan Syed
Naquib Al Atttas)Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam; Menelusuri Jejaak Sejarah Pendidikan Era
Rosulullah Sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009).
Panjiman, No.504 Edisi MEI 1986
Jurnal Al−Muta’aliyah STAI Darul Kamal NW Kembang kerang Volume I No 1
Tahun 2017 Hal. 75
Jurnal Al−Muta’aliyah STAI Darul Kamal NW Kembang kerang Volume I No 1
Tahun 2017.
J.L Esposito, “Ismailo R.Al-Faruqi: Muslim Scholar activist’ dalam Yvonne Y.Hadda
(Ad). The of america. New York: Oxford 1991.
Ismail Raji Al-Faruqi, (ed). Historical Atlas of the Religions of Word, New York:
Macmillan co, inc. 1974.
Irma Novayani. Islamisasi Ilmu Pengetahuan menurut Syed Naquib Al-Attas dan
Implikasi Terhadap Lembaga Pendidikan ISTAC. Jurnal Al-Mu’taaliyah Vol.
1, No. 1, 2017.
Ifa Afida. Pemikiran Tokoh Islamisasi Ilmu Pengetahuan Syed Naquib Al Atttas.
Jurnal Falasifa Vol. 7, No. 2, September 2016.
Dra.Hj.RAHIMAH MA.g. PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL-FARUQI. Digitized by
USU digital library 2003
Aris Try Andreas Putra. KONSEP PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL FARUQI (Dari
Tauhid Menuju Integrasi Ilmu Pengetahuan di Lembaga Pendidikan).
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam Vol. 6, No. 1, Juli 2020
Al-Faruqi, Tauhid: Its Implementations for thought and life. Wynccote USA: The
International Institute of Islamic Thought, 1982.
Al-Faruqi, Tauhid: Its Implementations for thought and life. Wynccote USA: The
International Institute of Islamic Thought, 1982.
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam (Gagasan-gagasan Besar Para
Ilmuwan Muslim), (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2015).

Anda mungkin juga menyukai