Anda di halaman 1dari 5

Resume

ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN


Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan Islamisasai ilmu pengetahuan terdiri dari tiga
kata yaitu, kata Islamisasi, ilmu dan pengetahuan. Islamisasi; artinya adalah pengIslaman,
pengIslaman dunia, bisa juga usaha mengIslamkan dunia. Sedangkan ilmu adalah merupakan
cara berfikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat
diandalkan. Ilmu merupakan produk dari proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang
secara umum dapat disebut sebagai berfikir ilmiah.2 Dan yang terakhir adalah pengetahuan.
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur semua bidang kehidupan. Seperti yang
dijelaskan di Al-Qur’an “Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka
seakan-akan Dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya” (Q.S. Al-Maidah/5: 32)
SEJARAH ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya telah berlangsung sejak permulaan Islam hingga
zaman kita sekarang ini. Wahyu yang pertama diturunkan kepada nabi secara jelas menegaskan
semangat Islamisasi ilmu pengetahuan.
Proses Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya telah berlangsung sejak permulaan Islam hingga
sekarang (Daud, 2003, p. 341). Ayat-ayat permulaan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
secara jelas memerintahkan untuk Islamisasi ilmu pengetahuan modern, terlihat ketika Allah SWT
menekankan kembali bahwa Allah SWT adalah sumber dan asal ilmu bagi manusia. Ide yang terdapat
dalam Al-Qur'an tersebut mampu membawa suatu perubahan mendasar dari pemahaman secara umum
bangsa Arab sebelum Islam, yang berasumsi suku dan tradisi kesukuan serta pengalaman sebagai
sumber ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah(3), Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4), Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya (5) (Qs Al Alaq : 1-5)
PENDEKATAN ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
Implementasi Islamisasi ilmu pengetahuan di dunia Islam, mempunyai banyak ragam
pendekatan. Setidaknya terdapat tiga pendekatan dalam melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan
yaitu : pendekatan labelisasi /ayatisasi, pendekatan aksiologis, dan pendekatan penerapan nilai-
nilai Islam dan Konsep Tauhid.
Dalam Islamisasi ilmu pengetahuan perlu melibatkan dua proses yang saling berhubungan, yaitu:
1. Proses pemisahan elemen-elemen dan konsep-konsep kunci yang membentuk kebudayaan dan
peradaban Barat.
2. Memasukkan elemen-elemen Islam dan konsep-konsep kunci ke dalam setiap cabang ilmu
pengetahuan masa kini yang relevan.
Gagasan islamisasi ilmu pengetahuan muncul pada saat diselenggarakan konferensi
dunia yang pertama tentang pendidikan Islam di Makkah pada tahun 1977. Salah satu
gagasan yang direkomendasikan dalam konferensi tersebut adalah menyangkut
islamisasi ilmu pengetahuan yang dilontarkan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas
dan Ismail Raji al- Faruqi. Dari gagasan islamisasi dua tokoh inilah lahir wacana tentang
integrasi keilmuan di berbagai institusi Pendidikan Tinggi Islam dunia

RESPON TERHADAP ISLAMISASI


Islamisasi Ilmu Pengetahuan Modern saat ini bukan sekedar slogan, akan tetapi merupakan
refleksi intelektual Muslim untuk mentransformasi pemahaman ummat terhadap Ilmu
Pengetahuan Modern baik epistemology maupun methodology. Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Modern pada hakikatnya merupakan representasi keinginan semua pihak yang ingin mengenali
dan mengakui kebenaran dan realitas dunia dan struktur kehidupan serta korelasi antara
masyarakat terhadap kebenaran dan realitas.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporen memiliki rencana untuk mendudukan kembali term
kebenaran dan realitas pada tempatnya semula, yang mana persfektif mayoritas orang telah
berubah akibat dari pengaruh Barat Modern yang berlandaskan dugaan, spekulatif serta
pengingkaran kebenaran.
Kebenaran dalam pandangan Islam merupakan basis dari metafisika, epistemologi, metodhologi,
ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dalam hal ini al-Attas menyatakan bahwa bentuk Ilmu
pengetahuan pertama yang diberikan kepada manusia berupa wahyu (al-Qur’an), alQur’an
merupakan wahyu dari Allah yang lengkap dan sudah final. Maka dari itu, sudah cukup bagi
manusia menjadikan al-Qur’an sebagai panduan keselamatan, tidak ada sumber lain sebagai
basis dari Ilmu Pengetahuan yang bisa membimbing dan menjaga manusia.
Tidak sedikit penulis yang berkepentingan mengekspresikan pendapat mereka mengenai islamisasi
pengetahuan kontemporer

Membahas tentang :
Desakralisasi Ilmu Pengetahuan
Pro-Kontra Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Upaya untuk mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum tersebut mulai diperkenalkan para
ahli yang visioner sejak abad keduapuluh, konsep ini banyak dikenal oleh berbagai kalangan
pemikir Muslim sebagai Islamisasi Ilmu Pengetahuan,2 yang kemudian menimbulkan pro dan
kontra, disatu pihak ada yang setuju dengan Islamisasi Ilmu tersebut dan pihak lain ada yang
tidak setuju. Beberapa isu yang mendasari hal ini ditemukannya realitas pada dunia Islam;
muncul berbagai isu mulai dari sosial, politik, ekonomi. Lebih dari itu, tokoh-tokoh pembaharu
pendidikan mensinyalir bahwa didapati krisis yang terburuk dalam hal pendidikan di kalangan
dunia Islam. Inilah yang menuntut agar selalu dilakukan pembaharuan (modernisasi) dalam hal
pendidikan dan segala hal yang terkait dengan kehidupan umat Islam
Aksi dari Gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Sebuah proses yang Panjang
Desakralisasi Ilmu Pengetahuan
Menurut beberapa tokoh dengan pro dan kontra didapatkan hasil bahwa desakralisasi ilmu
pengetahuan
DEWESTERNISASI ILMU PENGETAHUAN
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
Westernisasi ilmu telah mengangkat keraguan dan dugaan ke tahap metodologi ‘ilmiah ’ dan
menjadikannya sebagai alat epistemologi yang sah dalam keilmuan.
Westernisasi ilmu bukan dibangun di atas Wahyu dan kepercayaan agama, tetapi dibangun di
atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan
sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, berubah terus menerus.
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
Ilmu pengetahuan Barat-modern dibangun di atas visi intelektual dan psikologis budaya dan
peradaban Barat.
Akal diandalkan untuk membimbing kehidupan manusia;
bersikap dualistik terhadap realitas dan kebenaran;
menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular;
membela doktrin humanisme; dan
menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominant dalam fitrah dan eksistensi
kemanusiaan.
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
Wahyu merupakan sumber ilmu tentang realitas dan kebenaran akhir berkenaan dengan makhluk
ciptaan dan Pencipta.
Wahyu merupakan dasar kepada kerangka metafisis untuk mengupas filsafat sains sebagai
sebuah sistem yang menggambarkan realitas dan kebenaran dari sudat pandang rasionalisme dan
empirisisme.
Gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer: S. M. N. Al-Attas
Ilmu-ilmu modern harus diperiksa dengan teliti. Ini mencakup metode, konsep, praduga, simbol,
dari ilmu modern; beserta aspek-aspek empiris dan rasional, dan yang berdampak kepada nilai
dan etika; penafsiran historisitas ilmu tersebut, bangunan teori ilmunya, praduganya berkaitan
dengan dunia, dan rasionalitas proses-proses ilmiah, teori ilmu tersebut tentang alam semesta,
klasifikasinya, batasannya, hubung kaitnya dengan ilmu-ilmu lainnya serta hubungannya dengan
sosial harus diperiksa dengan teliti.
KONTRA ISLAMISASI ILMU
FAZLUR MUHSIN ABDUS ABDUL BASSAM
RAHMAN MAHDI SALAM KARIM TIBI
SORUSH
Sains Sakral
Kebenaran ada dalam semua tradisi
Konsep Manusia
Intelek dan Rasio
Hikmah Abadi
menolak pandangan hidup filsafat modern yang relatifistik, positivistik dan rasionalistik.
menegaskan titik-temu agama-agama.
Menegaskan Titik-Temu Agama-Agama (Hikmah Abadi)

Sains Sakral
Dimensi esoteris dan eksoteris yang inheren dalam agama berasal dari dan diketahui melalui
lntelek. Intelek sangat penting karena otak dan badan di bawah kendali, dan berasal dari Intelek.
Intelek adalah pusat manusia (the centre of human being), yang bersemayam di dalam hati.
Intelek adalah dasar bagi intuisi

Anda mungkin juga menyukai