Disusun Oleh
Arni Azis Yuliyantiningsih
221520100007
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ETIKA
PENELITIAN- PENGARUH PEMBERIAN AIR RENDAMAN RUMPUT FATIMAH
(ANASTATICA HIEROCHUNTICA) TERHADAP KADAR HORMON ESTROGEN
PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) BUNTING” dapat kami selesaikan
dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kita semua tentang etika yang harus digunakan sebelum sampai sesudah
dilakukannya penelitian terhadap hewan sebagai bahan uji coba guna meningkatkan
pengetahuan kita terhadap ilmu baru yang ada disekitar kita. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini
dapat saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pembimbing kami, Ibu Nurul Azizah S. Keb.,Bd.,M. Keb dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................................1
2.1 Definisi...............................................................................................................2
BAB IV PENUTUP................................................................................................7
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Rattus norvegicus (tikus putih) adalah hewan yang sering digunakan sebagai hewan coba dalam
penelitian kesehatan dan kedokteran. Tikus jenis ini memiliki kemampuan untuk berkembang biak
lebih cepat, perawatannya mudah, karakternya lebih tenang dan ukurannya lebih besar sehingga lebih
tahan terhadap penyakit.
Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti, Rahmatina B. Herman, Joserizal Serudji yang
berjudul tentang pengaruh pemberian air rendaman rumput fatimah (anastatica hierochuntica)
terhadap kadar hormon esterogen pada tikus putih bunting (Rattus Norvegicus) menggunakan metode
penelitian penelitian eksperimental dengan desain Post-Test Only Control Group yang dilakukan di
Animal house dan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Yang
pastinya penelitian yang di lakukan harus sesuai dengan etika penelitian.
Etika penelitian yang dimaksud adalah penelitia yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan
norma pengkajian sistem nilai yang ada terhadap bahan uji dan bertanggung jawab atas sikap yang
diambil dengan berbagai ajaran moral yang berlaku.
1. Jelaskan metode penelitian yang dilakukan oleh noviyanti dkk terhadap obyek uji coba yaitu
tikus putih bunting (Rattus Norvegicus)?
2. Etika keilmuan apa yang kemungkinan dilakukan terhadap obyek uji coba pada penelitian
yang dilakukan noviyanti dkk dalam hal ini kepada tikus putih (Rattus Norvegicus) bunting?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan metode penelitian yang dilakukan Noviyanti Dkk terhadap penelitian yang
dibuat kepada tikus putih bunting (Rattus Norvegicus)
2. Menjelaskan etika apa yang dilakukan Noviyanti Dkk terhadap obyek uji coba penelitian,
yaitu Tikus putih bunting (Rattus Norvegicus)
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Rumput fatimah diyakini dapat mempercepat persalinan karena kandungan fitoestrogen serta
mineral lainnya. Secara fisiologis, hormon estrogen bersifat proliferatif sehingga dapat meningkatkan
jumlah sel miometrium dan reseptor oksitosin pada miometrium. Dengan demikian dapat
meningkatkan sensitivitas miometrium terhadap oksitosin dan meningkatkan efektifitas kontraksi
myometrium.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain Post-Test Only Control
Group. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pendekatan
saintifik dengan menggunakan dua set variabel. Set pertama bertindak sebagai konstanta,
yang Anda gunakan untuk mengukur perbedaan dari set kedua. Metode penelitian kuantitatif,
misalnya, bersifat eksperimental. Definisi desain eksperimental klasik adalah, “Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam studi eksperimental.
2
Cara mengklasifikasikan subjek penelitian, berdasarkan kondisi atau kelompok, menentukan jenis
desain penelitian yang harus Anda gunakan.
Ada Grup Kontrol, yang tidak akan mengalami perubahan, dan Grup Eksperimental,
yang akan mengalami variabel yang diubah.
Sebuah variabel yang dapat dimanipulasi oleh peneliti
Distribusi acak
Peneliti memiliki pegangan yang lebih kuat atas variabel untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Subjek atau industri tidak mempengaruhi efektivitas penelitian eksperimental. Setiap
industri dapat menerapkannya untuk tujuan penelitian.
Hasilnya spesifik.
Setelah menganalisis hasilnya, Anda dapat menerapkan temuan Anda pada ide atau situasi
serupa.
Anda dapat mengidentifikasi sebab dan akibat dari suatu hipotesis. Peneliti selanjutnya
dapat menganalisis hubungan ini untuk menentukan ide yang lebih mendalam.
Penelitian eksperimental membuat titik awal yang ideal. Data yang Anda kumpulkan
adalah dasar untuk membangun lebih banyak ide dan melakukan lebih banyak penelitian.
Sebelum melakukan penelitian ini, haruslah peneliti mengumpulkan data dan fakta yang
terkait untuk membantu membuat keputusan yang lebih baik. Setiap penelitian yang dilakukan di
bawah kondisi yang dapat diterima secara ilmiah menggunakan metode eksperimental. Keberhasilan
studi eksperimental bergantung pada peneliti mengkonfirmasikan perubahan variabel hanya
3
didasarkan pada manipulasi variabel konstan. Penelitian harus menetapkan sebab dan akibat yang
menonjol
Sampel berupa 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) bunting usia 10-12 minggu dengan berat
badan 200-300gram yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol dan 3 kelompok
perlakuan P1, P2 dan P3 yang masing-masing diberi 10gr, 20gr dan 40gr rumput fatimah yang
direndam dalam 350 cc air hangat suhu 70ºC. Air rendaman rumput fatimah diberikan pada hari ke-19
masa bunting dengan terlebih dahulu menimbang kembali berat badan tikus untuk memastikan dosis
pada masing-masing tikus. Air rendaman rumput fatimah diberikan sebanyak 3,857cc per 200gram
berat badan tikus.
Penelitian ini dilakukan di Animal house dan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Padang. Data mengenai hormon estrogen dikumpulkan melalui pengambilan
darah tikus sebanyak 2-3cc secara retro orbital. Darah dimasukkan ke dalam vacutainer, dibiarkan
selama 10 menit dalam suhu ruangan dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
Serum dimasukkan ke dalam serum tube dan dibawa ke Laboratorium Biomedik dengan
menggunakan kotak pendingin dan disimpan pada suhu -20oC sebelum dilakukan pengukuran.
Hormon estrogen diukur dengan menggunakan metode ELISA. Analisis statistik menggunakan uji
One way ANOVA dan diteruskan dengan uji Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni.
Dalam penelitian tentang pengaruh pemberian air rendaman rumput fatimah (anastatica
hierochuntica) terhadap kadar hormon esterogen pada tikus putih bunting (Rattus Norvegicus), set
variabelnya yaitu sampel berupa 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) bunting usia 10-12 minggu
dengan berat badan 200-300gram yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
a. Kelompok control
b. Kelompok perlakuan P1,
c. Kelompok perlakuan P2, dan
d. Kelompok perlakuan P3
4
BAB III
PEMBAHASAN
Pada obyek uji coba (tikus putih bunting) dilakukan pengambilan data mengenai hormon
estrogen yang dikumpulkan melalui pengambilan darah tikus sebanyak 2-3cc secara retro orbital.
Pada dasarnya, pengambilan darah dari retro-orbital harus selalu dilakukan dengan anestesi.
Pengambilan sampel darah secara retro orbital sering dilakukan pada hewan tanpa ekor, mis., hamster.
Teknik ini juga digunakan di tikus dan mencit, ketika volume yang lebih besar diperlukan yang tidak
dapat diperoleh dari vena ekor.
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengambilan darah tikus antara lain: pipa
kapiler, jarum suntik, alkohol, silet/gunting, restrainer mencit, ketamin, dan microtube.
Prinsip dasar etik pelaksanaan penelitian biomedis menggunakan hewan uji coba adalah
memperlakukan hewan coba secara Humane. Tetapi bukan memanusiakan hewan sebab
hewan bukan manusia. Prinsip, kriteria dan prosedur pemantauan bertujuan untuk menghindarkan
penggunaan hewan coba secara tidak pantas atau berlebihan dan mencegah perlakuan yang kejam,
sebelum, selama dan sesudah percobaan.
Prinsip dasar etik penelitian terhadap hewan uji :
1. Respect : menghormati hewan coba sebagai makhluk hidup/bernyawa bukan benda
mati.
2. Beneficiary : bermanfaat bagi manusia dan makhluk lain
3. Justice : bersikap adil dalam memanfaatkan hewan coba (setiap subyek memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan perlakuan maupun tidak-dipilih secara
acak)
4. Reduction : Memanfaatkan hewan dalam jumlah sekecil mungkin yang dapat memberikan
hasil penelitian yang sahih.
Tidak menggunakan hewan lebih dari jumlah minimal
Menambah jumlah harus dengan alasan yang dapat dibenarkan
Menggunakan hewan seefisien & seefektif mungkin
5. Replacement
relatif, yaitu menggunakan sel, jaringan atau organ dari hewan vertebrata yang dimatikan
secara manusiawi, (isolated organ)
absolut, yaitu sama sekali tidak menggunakan hewan
6. Refinement : mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan penderitaan sehingga menjamin
kesejahteraan hewan coba.
7. Memberikan akses makanan & air minum yang sesuai & memadai untuk kesehatannya
(jumlah dan komposisi nutrisi)
8. Bebas dari rasa tidak nyaman, misalnya:
Menyediakan lingkungan yang bersih dan paling sesuai dengan biologi spesies (siklus
cahaya, suhu & kelembaban lingkungan; fasilitas fisik).
Ukuran kandang (Guide for the Care and Use of Laboratory Animals) dan komposisi
kelompok (social vs solitaire; hierarchy)
9. Program kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan meminimalkan/ meniadakan rasa
sakit seperti:
Pemilihan prosedur dengan pertimbangan meminimalkan rasa sakit (non-invasive)
Penggunaan anesthesia dan analgesia apabila diperlukan
Euthanasia dengan metoda yang “humane” untuk meminimalkan/ meniadakan
penderitaan hewan
5
10. Memberi kondisi (lingkungan, perlakuan) yang mencegah/ meminimalkan stress (aspek
husbandry, care, penelitian) misalnya:
Memberikan masa adaptasi dan pengkondisian (misalnya training) bagi hewan
terhadap prosedur penelitian, lingkungan baru, dan personnel
Semua prosedur pada hewan dilakukan oleh personnel yang qualified, dan terlatih
11. Memberikan ruang dan fasilitas yang sesuai (Food searching, foraging, etc)
Memberikan sarana untuk kontak sosial Pengandangan berpasangan atau
berkelompok. Memberikan kesempatan untuk grooming, mating, dan bermain, dll
Program pengayaan lingkungan (Environmental Enrichment)
Prosedur pengambilan darah vena pada pleksus retro orbital tikus dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Tikus dianestesi dengan injeksi ketamin 50-150 mg/ kg BB kemudian dibaringkan
menyamping sehingga salah satu sisi tikus menempel pada meja. Kemudian dilakukan fiksasi
dengan ibu jari sehingga tangan dan kepala tikus menghadap ke bawah. Jari telunjuk menarik
kulit di sekitar mata ke arah luar dengan sedikit penekanan agar bola mata mengalami protusi
semaksimal mungkin. Perlu diperhatikan agar fiksasi ini tidak menekan saluran nafas tikus
terlalu dalam.
2. Setelah didapatkan posisi yang baik, ambil pipet Pasteur / pipet hematokrit dan masukan
ujungnya di sudut bawah cavum orbita. Arahkan pipet ini pada kemiringan 45o ke arah medio
superior cavum orbita dan dorong sedikit ke dalam. Saat mendorong ke dalam, pipet agak
diputar di antara jari.
3. Longgarkan penekanan agar darah lebih cepat masuk.
4. Setelah darah memasuki pipet dengan jumlah yang cukup, tutup bagian ujung terbuka pipet
dengan jari sebelum benar-benar mencabut pipet tersebut dari cavum orbita. Hal ini
dimaksudkan agar darah yang sudah masuk ke dalam pipet tidak keluar saat pencabutan.
5. Setelah pencabutan pipet selesai, biasanya perdarahan akan berhenti spontan dalam beberapa
menit.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh noviyanti dkk terhadap obyek uji coba yaitu tikus
putih bunting (Rattus Norvegicus). Prosedur yang digunakan sudah memenuhi standar etika keilmuan
dalam unsur Filsafat ilmu. Yaitu:
1. Menggunakan tikus putih sebagai bahan uji coba
2. Memperlakukan bahan uji dengan baik (pemberian anastesi, pemantauan tindakan)
3. Penelitian menghasilkan hasil yang signifikan pada tikus putih demi membantu
persalinan dengan meningkatkan sensitivitas miometrium terhadap oksitosin dan
meningkatkan efektifitas kontraksi myometrium.
Pemberian air rendaman rumput fatimah (Anastatica hierochuntica), secara signifikan
meningkatkan kadar hormon estrogen pada tikus putih (Rattus norvegicus) bunting. Dan diperlukan
penelitian lebih lanjut tentang rumput fatimah (Anastatica hierochuntica) untuk mencari dosis terapi
pada manusia.
7
DAFTAR PUSTAKA
Marice Sihombing, Sulistyowati Tuminah/ Perubahan Nilai Hematologi, Biokimia Darah, Bobot
Organ dan Bobot Badan Tikus Putih/2011/Universitas Udhayana
Dr. Apt. Siska, M. Farm/Online learning Cara pengambilan sampel darah dan urine pada hewan
coba/2020/Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka