FARMAKOLOGI DASAR
PERCOBAAN 2
PEMILIHAN HEWAN COBA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6 (GENAP)
1. Adelia Ovi Marseli (PO.71.39.1.20.074)
2. Nafila Oktavia (PO.71.39.1.20.076)
3. Ilham Sefryadi (PO.71.39.1.20.078)
DosenPengampu:
DewiMarlina, S.F., Apt., M.Kes
Ade Agustianingsih, S.Farm, Apt.
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LatarBelakang..................................................................................................................1
B. TujuanPratikum................................................................................................................1
C. PrinsipPratikum................................................................................................................1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................2
BAB III : METODE KERJA..............................................................................................8
A. Alat yang digunakan........................................................................................................8
B. Bahan yang digunakan.....................................................................................................8
C. Hewan yang digunakan....................................................................................................8
D. PelaksanaanPratikum.......................................................................................................8
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................9
A. Hasil Percobaan................................................................................................................9
B. Pembahasan......................................................................................................................9
BAB V : PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
LAMPIRAN..........................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangPraktikum
Bahan uji (obat) yang ditujukan pada manusia, perlu dilakukan penelitian dengan
menyertakansubjekmanusiasebagai final test tube. Hewanpercobaanadalahsetiaphewan yang
dipergunakan pada sebuahpenelitianbiologis dan biomedis yang dipilihberdasarkansyarat dan
standardasar yang diperlukan dalam penelitiantersebut. Dalam menggunakan hewan
percobaan untukpenelitiandiperlukanpengetahuan yang cukup
mengenaiberbagaiaspekdalamhalpenggunaanhewanpercobaandilaboratorium.
Pengelolaanhewanpercobaandiawalidenganpengadaanhewan, meliputi pemilihan dan seleksi
jenis hewan yang cocokterhadapmateripenelitian. Pengelolaan dilanjutkan dengan
perawatan dan pemeliharaanhewanselamapenelitianberlangsung, pengmpulan data,
sampaiakhirnyadilakukantransminasihewanpercobaandalampenelitian.
Tidaksemuahewancobadapatdigunakandalamsuatupenelitian, harusdipilih mana yang
sesuai dan dapatmemberikangambarantujuan yang akandicapai. Hewansebagai model
atausaranapercobaanharuslahmemenuhipersyaratantertentu. Pada bidangfarmasihewan uji
digunakansebagaialatuntukmengukurbesarankualitas dan
kuantitassuatuobatsebelumdiberikankepadamanusia.
Percobaaninidilakukan agar mahasiswadapatmemilikipengetahuan yang lebih
bagaimana cara penanganan yang baikterhadap hewan uji tikus mulaidari pemberian nomor
cara memegang, menghitungberat badan, panjang badan, lebar badan,hingga pengamatan
aktifitasnya.
B. TujuanPraktikum
1. MaksudPraktikumMengetahui dan memahamimengenaipemilihanhewancoba yang
baik.
2. TujuanPraktikumUntukmengukurtingkatkesehatanhewan uji mencit (mus musculus)
denganmetode BCS (Body Condition Scoring).
C. PrinsipPraktikum
Pengukuran kesehatan tikus dengan meraba bagian tulangs acroiliac (tulang antar tulang
belakang hingga ketulang kemaluan) dengan menggunakan jari dan mencocokannya dengan nilai BSC.
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan penelitian ilmiah yang baik, maka semua aspek dalam protocol
penelitianharusdirencanakandenganseksama, termasukdalampemilihanhewanpercobaan,
pentinguntukmemastikanbahwapenggunaanhewanpercobaanmerupakanpilihanterakhirdimanatid
akterdapatcara lain yang bisamenggantikannya
Rustiawanmenguraikanbeberapaalasanmengapahewanpercobaantetapdiperlukandalampene
litiankhususnya di bidangkesehatan, pangan dan giziantara lain:
1. keragamandarisubjekpenelitiandapatdiminimalisasi,
2. variabelpenelitianlebihmudahdikontrol,
3. daurhiduprelatifpendeksehinggadapatdilakukanpenelitian yang bersifatmultigenerasi,
4. pemilihanjenishewandapatdisesuaikandengankepekaanhewanterhadapmateripenelitian
yangdilakukan,
5. biayarelatifmurah,
6. dapatdilakukan pada penelitian yang berisikotinggi,
7. mendapatkan informasi lebih mendalam dari penelitian yang dilakukan karena kita dapat
membuat sediaan biologi dari organ hewan yangdigunakan,
8. memperoleh data maksimumuntukkeperluanpenelitiansimulasi,dan
9. dapatdigunakanuntuk uji keamanan, diagnostik dantoksisitas
v
a. Apakahhewanpercobaantersebutmemilikifungsifisiologi, metabolik dan prilakuserta proses
penyakit yang sesuaidengansubyekmanusiaatauhewan lain
dimanahasilpenelitiantersebutakandigunakan
b. Apakahdarisisikarakteristikbiologimaupunprilakuhewantersebutcocokdenganrencanapeneliti
anataupercobaan yang dilakukan (misalnyacarapenanganan, lama hidup,
kecepatanberkembangbiak, tempathidupdsb.).
halinisangatbergunaalampelaksanaanpenelitianataupercobaandenganhewan
c. Apakahtinjauankritisdariliteraturilmiahmenunjukkanspesiestersebuttelahmemberikanhasil
yang terbaikuntukpenelitiansejenisatautermasukhewan yang paling
seringdigunakanuntukpenelitian yangsejenis.
d. Apakahspesimen organ ataujaringan yang akandigunakandalampenelitianitumencukupi pada
hewantersebut dan dapatdiambildenganprosedur yang memungkinkan.
e. Apakahhewan yang akandigunakandalampenelitianmemilikistandar yang
tinggibaiksecaragenetikmaupunmikrobiologi.
Respon yang digunakan oleh suatusenyawaseringbervariasikarenajenis yang berbeda dan
hewan yang sama. Oleh karenaituhewan uji yang akandigunakandipilihberdasarkanumur,
jeniskelamin, berat badan, Kondisikesehatan dan keturunan. Hewan uji yang
digunakanharusselaluberadadalamkondisi dan tingkatkesehatan yang baik, dalamhalinihewan uji
yang digunakandikatakansehatbila pada
periodepengamatanbobotbadannyabertambahtetapatauberkurangtidaklebihdari 10%
sertatidakadakelainandalamtingkahlaku dan
harusdiamatisatuminggudalamlaboratoriumataupusatpemeliharaanhewansebelumujinyaberlangs
ung
Selainkriteria yang disebutkandiatasmakahewan uji
sedapatmungkinbebasdarimikroorganismepatogen, karenaadanyamikroorganismepatogen pada
tubuhhewansangatmengganggujalannyareaksi pada pemeriksaanpenelitian,
sehinggadarisegiilmiahhasilnyakurangdapatdipertanggungjawabkan. Oleh karenanya,
berdasarkantingkatankontaminasimikroorganismepatogen,
hewanpercobaandigolongkanmenjadihewanpercobaankonvensional, specified pathogen free
(SPF) dan gnotobiotic. Selainituhewansebaiknyamenggunakanhewan yang
mempunyaikemampuandalammemberikanreaksiimunitas yang baik. Hal
iniadahubungannyadenganpersyaratanpertama.
vi
Dalampenelitiankesehatan yang memanfaatkanhewancoba, juga harusditerapkanprinsip 3
R dalamprotokolpenelitian, yaitu: replacement, reduction, dan refinement.
vii
memerlukanbanyakhewancoba. Terdapatberbagaimacamjenistikusdiantaranya :
a. TikusBiobreeding
Tikusinimerupakantikusrentanterkena DM tipe 1, sehinggatikusinibanyadigunakan
dan banyakberperandalampenemuanobat DM tipe 1
b. TikusPutihGalur SpragueDawley
Keuntunganutama pada hewaniniadalahketenangan dan kemudahanpenanganan
(jinak), Beratdewasaantara 250-300 g untukbetina, dan 450 – 520 g untukjantan.
Usiahidupantara 2, 5 – 3, 5 tahun.
Ekornyalebihpanjangdaripadatikusgalurwistar,berkembangbiakdengancepat. Tikusini
paling banyakdigunakandalampenelitian – penelitianbiomedissepertitoksikologi, uji
efikasi dan keamanan, uji reproduksi, uji behavior/perilaku, aging, teratogenik,
onkologi, nutrisi, dan uji farmakologilainnya. Contohcontohpenelitian yang
dilakukanantara lain Studiinfeksi maternal dan fetal, Studiefek diet pre-natal tinggi
garam pada keturunan ,studiefek status seks dan hormonal pada stress yang
diinduksikerusakanmemori, Studi gen ostocalcinspesifikstulang pada tikus, dan
Studieksitabilitas hippocampus selamasiklus estrus pada tikus.
Tikusinipertamadihasilkan oleh peternakan Sprague Dawley- (kemudianmenjadi
Sprague Dawley-Animal Perusahaan) di Madison, Wisconsin pada tahun1925
c. TikusPutihGalurWistar
Tikusgalurwistarmemilikibobot yang lebihringan dan lebihgalakdaripadagalur
Sprague dawley. Tikusinibanyakdigunakan pada penelitiantoksikologi,
penyakitinfeksi, uji efikasi, dan aging.
d. TikusMungil AliasMencit
Mencitberbedadengantikus, dimanaukurannya mini, berkembangbiaksangatcepat,
dan 99% gennyamiripdenganmanusia. Oleh karenaitumencitsangat representative
jikadigunakansebagai model penyakit genetic manusia (bawaan). Selainitu, mencit
juga sangatmudahuntuk di rekayasagenetiknyasehinggamenghasilkan model yang
sesuaiuntukberbagaimacampenyakitmanusia. Selainitu, mencit juga
lebihmenguntungkandalamhalkemudahanpenanganan, tempatpenyimpanan,
viii
sertaharganya yang relatiflebihmurah.
2. Kelinci
Kelinci juga merupakanhewan uji yang seringdigunakanselaintikus.
Contohnyakelinci albino Hewaninibiasanyadigunakanuntuk uji
iritasimatakarenakelincimemiliki air matalebihsedikitdaripadahewan lain dan sedikitnya
pigmen dimatakarenawarnaalbinonyamenjadikanefek yang dihasilkanmudahuntukdiamati.
Selainitu, kelinci juga banyakdigunakanuntukmenghasilkan antibodypoliklonal.
ix
Cara menilai Body Condition Scoring (BCS)
BCS Nilai 3- Tikus dalam kondisi yang baik Tubuhnya tidak tampak
tonjolan tulang, namun bilamana diraba cukup mudah merasakan
adanya
tulang-tulang. Tampak atas, biasanya sudah lebih lurus tampak berisi.
Tulang pelvic dorsal sedikit teraba
x
BAB III
METODE KERJA
D. PelaksanaanPraktikum
1. Siapkan 5 ekorTikus
2. LetakkansatuekorTikus di ataskandang yang terbuatdarikawat
3. BiarkanTikusdalamposisiistirahat
4. AmatilahkondisitulangbelakangTikushinggaketulangdekatkemaluan (bokong)
5. Secaraperlahan-lahansentulah (rabalah) bagiantulangbelakanghinggaketulangbokong
6. Catatlahhasilpengamatan dan perabaansertaulangiuntuk 4 tikus yang lain.
xi
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
Data pengamatan dan hasil perabaan pada Tikus
Hasil
No Tikus Berat badan
Pengamatan Perabaan
11 197gram Diatas kondisi BCS Nilai 3- Tikus dalam
standar kondisi yang baik Tubuhnya
tidak tampak tonjolan tulang,
namun bilamana diraba cukup
mudah merasakan adanya
xii
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini,
mempraktikkantentangcarapemilihanhewanpercobaandenganbenar.
Hewanpercobaanuntukpraktikum kali iniadalahtikus. Pada
saatpraktikumkitatidakbolehmembuathewanpercobaantersebutdepresiataustres,
karenamerekaakanlebihagresifkarenamerasaterganggu. Jika merekastres,
makamerekaakanmelakukanbanyakgeraksepertimemberontak dan bahkandapatmenggigittangan.
Oleh karenaitu, kitaharusmembuattikusnyamansehinggakitamudahuntukmelakukanpengamatan.
Kita juga harusbisabelajarcaramemegangtikusdenganbaik dan benar.
Tikusadalahhewanpercobaan yang sering dan banyakdigunakan di
dalamlaboratoriumfarmakologidalamberbagaibentukpercobaan. Percobaan kali
iniadalahmembahastentangbagaimanacarapemilihanataupenangananhewan uji yang baik dan
benarsebelumkitamelakukanpemberianobatterhadaphewan uji. Cara penangananhewan uji
tersebutyaitupertamapegangekornya, tetapihati-hati,
jangansampaihewantersebutmembalikkantubuhnya dan menggigit, karenaituselainekornya,
pegang juga bagianleherbelakangdekatkepaladenganibujari dan telunjuk. Jika
carapenangananhewan uji tersebuttidaksesuai, biasanyahewantersebutakanbuang air
besarataubuang air kecil.
Hal ini terjadi karena hewan tersebut merasa stres dan ketakutan.
Setelah melakukan penanganan, diberi penomoran kepada 2 ekor tikus tersebut
menggunakan spidol. Selanjutnya ditimbang berat badan tikus menggunakan timbangan analitik
didalam toples dan setelah ditimbang diketahui tikus pertamanomor 06 mempunyai berat badan
136 gram dan tikus kedua nomor 05mempunyai berat badan 214 am.
xiii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari data dan pembahasanhasilpratikumdapatdisimpulkanbahwa:
a. Hewan uji yang digunakanadalahtikusputih
b. Hewan uji yang digunakansebanyak 2 ekorberjeniskelaminjantan
c. Hewan uji yang digunakanmempunyaiberat badan kisaran 100-200 gram
d. Setalah dilakukan uji BCS didapatkan hasil bahwa tikus N0.11memiliki
nilaiBCS Nilai3-TikusdalamkondisiyangbaikTubuhnyatidaktampak
tonjolantulang,namunbilamanadirabacukupmudahmerasakanadanya
tulang-tulang.Tampakatas,biasanyasudahlebihlurustampakberisi.
Tulangpelvicdorsalsedikitteraba
Tubuhnyatidaktampaktonjolantulang,namunbilamanadiraba
cukupmudahmerasakanadanyatulang-tulang.Tampakatas,biasanya
sudahlebihlurustampakberisi.Tulangpelvicdorsalsedikitteraba
B. Saran
xiv
DAFTAR PUSTAKA
xv
LAMPIRAN
xvi
2. Menimbang Berat Hewan Coba
Hewan no 11 Hewan no 12
xvii
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI DASAR
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 (GENAP)
1. Adelia Ovi Marseli (PO.71.39.1.20.074)
2. Nafila Oktavia (PO.71.39.1.20.076)
3. Ilham Sefryadi (PO.71.39.1.20.078)
DOSEN PEMBIMBING :
DEWI MARLINA.S.F.Apt,M.kes
xviii
KATA PENGANTAR
xix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................1
1. LatarBelakang..................................................................................................................1
2. TujuanPratikum................................................................................................................1
3. PrinsipPratikum................................................................................................................1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................2
BAB III : METODE KERJA..............................................................................................8
10. Alat yang digunakan dan Bahan yang digunakan ...........................................................8
11. Prosedur kerja..................................................................................................................8
12. Cara kerja.........................................................................................................................8
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................9
E. Hasil Percobaan................................................................................................................9
F. Pembahasan......................................................................................................................9
BAB V : PENUTUP.............................................................................................................11
C. Kesimpulan.....................................................................................................................11
D. Daftar Pustaka.................................................................................................................12
xx
PERCOBAAN 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Praktikum
Bahan uji (obat) yang ditujukan pada manusia, perlu dilakukanpenelitian dengan
menyertakan subjek manusia sebagai final testtube.Hewan percobaan adalah setiap
hewan yang dipergunakan padasebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih
berdasarkansyarat dan standar dasar yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
Dalam menggunakan hewan percobaan untuk penelitiandiperlukan pengetahuan
yang cukup mengenai berbagai aspek dalamhal penggunaan hewan percobaan
dilaboratorium. Pengelolaanhewan percobaan diawali dengan pengadaan hewan,
meliputipemilihan dan seleksi jenis hewan yang cocok terhadap materipenelitian.
Pengelolaan dilanjutkan dengan perawatan danpemeliharaan hewan selama penelitian
berlangsung, pengumpulandata, sampai akhirnya dilakukan transminasi hewan percobaan
dalampenelititian
Tidak semua hewan coba dapat digunakan dalam suatupenelitian, harus dipilih
mana yang sesuai dan dapat memberikangambaran tujuan yang akan dicapai. Hewan
sebagai model atausarana percobaan haruslah memenuhi persyaratan tertentu.
Padabidang farmasi hewan uji digunakan sebagai alat untuk mengukur besaran kualitas
dan kuantitas suatu obat sebelum diberikan kepada manusia
Hewan dilakukan percobaan pengujian adal agar mahasiswadapat memiliki
pengetahuan yang lebih bagaimana cara penangananyang baik terhadap hewan uji mencit
mulai dari pemberian nomor,cara memegang, menghitung berat badan, panjang badan,
lebarhingga pengamatan aktifitasnnya.
B. Tujuan
b. Untuk mengidentifikasi beberapa karakteristik hewan uji , seperti jenis
kelami dan berat badan
c. Untuk mengukur tingkat kesehatan hewan uji dengan metode BCS (Body
condition Scoring)
d. Menghitung perubahan berat badan mencit (Mus musculus) dalam masa
adaptasi 7 hari
3. Prinsip praktikum
Mengidentifikasi karakteristik hewan uji dan pengukuran kesehatan mencit
dengan meraba tulang sacroiliac (tulan antara tulang belakang hingga tulang kemaluan)
dengan menggunakan jari dan mencocokkannya dengan nilai BCS.
xxi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori
Dalam dunia farmakologi, penggunaan hewan uji adalah suatu hal yang umum
dilakukan. Hewan uji yang banyak dilakukan dalam berbagai penelitian berkaitan dengan
aktivitas farkologi adalah dari kelompok mamalia, seperti tikus putih atau mencit dan kelinci.
Dipilih hewan mamalia karena dianggap memiliki kemiripan secara fisiologis dengan manusia.
(Stevani, hendra 2008)
Beberapa alasan mengapa hewan percobaan, diperlukan dalam penelitian khususnya
dibidang kesehatan, pangan dan gizi antara lain
Keragaman dari subjek penelitian
Variabel penelitian lebih mudah dikontrol
Daur hidup relatif pendek sehingga dapat dilakukan penelitian yang bersifat multigenerasi
Pemilihan jenis hewan dapat disesuaikan dengan kepekaan hewan terhadap materi penelitian
yang dilakukan
Biaya relatif murah
Dapat dilakukan pada penelitian yang berisiko tinggi
Mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari penelitian yang dilakukan karena kita
dapat membuat sediaan biologi dari organ hewan yang digunakan.
Dalam penelitian kesehatan yang memanfaatkan hewan coba, jugaharus diterapkan prinsip
3R dalam protokol penelitian, yaitureplacement, reduction, refinement.Replacement adalah
banyaknyahewan percobaan yang perlu digunakan sudah diperhitungkan secaraseksama baik
dari penelitian sejenis yang sebelumnya maupunliteratur untuk menjawab pertanyaan penelitian
dan tidak dapatdigantikan oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.Replacement
terbagi menjadi dua bagian, yaitu: relatif(sebisa mungkinmengganti hewan dari rumah potong
atau hewan dari ordo rendah)dan absolut (mengganti hewan percobaan dengan kultur sel,
jaringan.Reductiondiartikan sebagai pemanfaatanhewan dalam penelitian seminimal mungkin,
tetapi tetap mendapatkanhasil yang optimal.Danrefinementadalah memperlakukan
hewanpercobaan secara manusiawi (humane), memelihara hewan denganbaik, tidak menyakiti
hewan, serta meminimalisasi perlakuan yangmenyakitkan sehingga menjamin kesejahteraan
hewan coba sampaiakhir penelitian (Shahdevi,dkk.2018
xxii
BAB III
METODE KERJA
3. Alat dan bahan
4.1 Alat yang digunakan
4. Kandang tius
5. Alat pelindung diri
6. Sumber cahaya
5. Cara kerja
e. Siapkan hewan uji coba sebanyak 2 ekor
f. Tandailah hewan uji dengan masing-masing nomor
g. Kemudian tandailah dengan spidol dengan tempat yang berbeda
h. Timbang mencit dan catatlah berat badannya
i. Rabah hewan uji untuk mengetahui nilai BCS pada tiap-tiap hewan uji
j. Masukkan hewan uji ke dalam kandang
xxiii
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHSAN
1. HasilPercobaan
I 11
175 gr 197 gr 12,58%
II
12 168 gr 199 gr 15,57%
11 175 g 181 g 190 g 199 g 201g 203 g 198g 197g Sesudah – sebelum x 100%
Sebelum
= 12,58%
12 168 g 184g 181g 195 g 195g 201g 199g 199g Sesudah – sebelum x 100%
Sebelum
= 18,45%
xxiv
3.2 Gambarpraktikum.
h-0
Tikus 11 Tikus 12 H-0
Hari 1
Tikus 11 Tikus 12
Hari 2
Tikus 11 Tikus 12
Hari 3
Tikus 11 Tikus 12
Hari 4
Tikus 11 Tikus 12
xxv
Hari 5
Tikus 11 Tikus 12
Hari 6
Tikus 11 Tikus 12
Hari 7
Tikus 11 Tikus 12
xxvi
3.3 Grafik dalam militer blok:
Hari Tikus 11 Tikus 12
3.4 Perhitungan
D. Tikus 11
Berat sesudah- berat sebelum/berat sebelum X 100%
22/175 X 100% = 12,58%
E. Tikus 12
Berat sesudah- berat sebelum/berat sebelum X 100%
31/199 X 100% = 15,57%
2. Pembahasan
xxvii
Pada praltikum kali ini, mempraktikkan tentang cara penanganan hewan percobaan
dengan benar. Hewan percobaan untuk praktikum farmakologi kali ini adalah mencit
Cara penangan hewan percobaan ini pun berbeda beda sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing hewan. Pada saat praktikum kita tidak boleh membuat
mencit tersebut stress, karena mereka akan lebih agresif bila sedang merasa terganggu.
Dan bila mereka stress, maka mereka dapat memberontak atau malah menggigit tangan
kita hingga terluka. Oleh karena itu, kita harus membuat mereka nyaman sehingga kita
mudah untuk melakukan pengamatan. Kita juga harus belajar cara memegang mencit
yang baik
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam
laboratorium farmakologi dalam berbagai berntuk percobaan. Hewan ini mudah
ditangani dan bersifat penakut, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi.
Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi
aktivitasnya.
Mencit dewasa bisa memiliki berat badan antara 25-49 gram dan mempunyai
berbagai macam warna. Mayoritas mencit yang digunakan dilaboratorium adalah strain
albino yang mempunyai warna bulu putih dan mata merah muda
Jika cara penanganan mencit tidak sesuai, biasanya mencit akan buang air besar atau
buang air kecil. Hal ini terjadi karena mencit merassa stress dan ketakutan. Selain itu,
juga merupakan pertahanan diri untuk melindungi dirinya dengan mengeluarkan
fasesnya.
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Data data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit(Mus Musculus)
b. Hewan uji yang digunakan sebanyak 2mencit semuanyan berjeniskelamin jantan.
c. Memiliki berat badan yang berbeda dan memiliki aktifitas yang sama yaitu semua bergerak aktif.
d. Penilaian kondisi tubuh mencit memiliki BCS yang sama
Dari hasil pengamatan kedua mencit memiliki BCS Nilai 3- Tikus dalam kondisi yang
baik Tubuhnya tidak tampak tonjolan tulang, namun bilamana diraba cukup mudah
merasakan adanya tulang-tulang. Tampak atas, biasanya sudah lebih lurus tampak berisi.
Tulang pelvic dorsal sedikit
Dari hasil pengamatan selama 7 hari didapatkan Berat badan Mencit no. 11 197 gr dan
mencit no.12 199 gr
B. DAFTAR PUSTAKA
xxviii
LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI DASAR
PERCOBAAN 4
Cara PemberianObat dan PengambilanSampelHewan Uji
OLEH :
KELOMPOK 6 (GENAP)
1. Adelia Ovi Marseli (PO.71.39.1.20.074)
2. Nafila Oktavia (PO.71.39.1.20.076)
3. Ilham Sefryadi (PO.71.39.1.20.078)
Dosen Pembimbing :
xxix
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN PALEMBANG
JURUSAN PROGRAM STUDI D-III FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2020/20
KATA PENGANTAR
xxx
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LatarBelakang..................................................................................................................1
B. TujuanPratikum................................................................................................................1
C. PrinsipPratikum................................................................................................................1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................2
BAB III : METODE KERJA..............................................................................................8
A. Alat yang digunakan........................................................................................................8
B. Bahan yang digunakan.....................................................................................................8
C. Hewan yang digunakan....................................................................................................8
D. PelaksanaanPratikum.......................................................................................................8
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................9
A. Hasil Percobaan................................................................................................................9
B. Pembahasan......................................................................................................................9
BAB V : PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
LAMPIRAN..........................................................................................................................13
xxxi
Praktikum Farmakologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangPraktikum
Cara pemberian obat –obatan dibedakan berdasarkan tiga factor utama .Faktor
tersebut diantaranya bagian tubuh yang perlu diobati ,reaksi obatdalam
tubuh ,sertakandunganobat.Sebagaicontoh , terdapatobat-obatantertentuygakanhancur
oleh asamlambungjikadiminumsecaralansung .Jeni
obatsepertiinibiasanyaakandiberikanmelaluisuntikangunamenghindaridampaktersebut.
Untukmengetahuidenganlebihjelas ,berikutadalahberbagaimacamcarapemberianob
at . Meminumobatsecara oral
umumnyaditujukanuntukobatberbentukcair ,tablet ,kapsulatau tablet kunyah..
Inimerupakancarapemberianobat yang paling
umumkarenajauhlebihmudah ,aman,danmurahdibandingkanmetodelainnya.
Setelah diminumobatakandiserap oleh dinding usus. Proses inidapatdipengaruhi
oleh makanan dan obat lain yang andakonsumsi.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilakukannya Praktikum ini adalah untuk memberikanperlakukan dan
mengambilsampelcairandarihewan uji tikusdenganbenar
C. PRINSIP PRAKTIKUM
Hewanpercobaandipegang ,diberiperlakukan dan
diambilsampelcairannyadenganbenarsehinggahewantetaptenang ,sehat dan
merasaaman .
32
Praktikum Farmakologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
33
Praktikum Farmakologi
BAB III
METODE KERJA
34
Praktikum Farmakologi
Sebelumandamemegangmencit dan
hewanlainnyasebaiknyaandamenggunakanalatpelindungdiri yang berupa baju laboratorium,
sarungtangan, dan masker. Bilaandamemilikiriwayatalergidenganhewan yang
digunakandalampercobaanini, segeralahmelaporkepadainstruktur.
1. MemegangMencit
a. Mencitdiangkatdengancaram
emegangekorkearahatasdeng
antangankanan
b. laluletakkanmencit di
letakkan di permukaan yang
kasarbiarkanmencitmenjangk
au / mencengkeram alas
yang kasar (kawatkandang)
Kemudian tangan kiri Sumber : The Laboratory M
c. denganibujari dan
jaritelunjukmenjepitkulitteng
kukmencitseerat /
setegangmungkin.
d. Ekordipindahkandaritangank
anan,
dijepitantarajarikelingking
dan jarimanistangankiri.
e. Dengandemikian,
mencittelahterpegang oleh
tangankiri dan
siapuntukdiberiperlakuan
35
Praktikum Farmakologi
36
Praktikum Farmakologi
2. Cara MemegangTikus
a. Tikusadalahhewan yang
pandai dan
responnyabaikbiladipegangd
enganbaikpula
b. Tikustidakakanmenyerangke
cualimerasaterancamataudipr
ovokasi.
Penggunaansarungtangansela
inmengurangiresikoalergi,
juga
menghindaripaparanferomon
e dan dansenyawakimia lain
yang
dapatmenyebabkantikusgugu
p.
c. Angkathewanlembutdengan
menempatkantangan Anda di
sekitar dada bagianatas,
tanpameremas.
Tempatkanibujari Anda di
bawahrahanghewanjika
Anda takutdigigit,
tetapitidakmemberikantekan
an padatenggorokan
d. Tikusakantetapsantaijikaperu
tdipijatlembut.
Berbicaradengantenang dan
menghindarisuarabernadatin
ggi.
Ingatlahuntukmenahanbagia
nbelakangnyahewanserta
19
Praktikum Farmakologi
20
Praktikum Farmakologi
Cairanobatdiberikandengan
menggunakansonde oral.
Sonde oral ditempelkan
pada langit-
langitmulutatasmencit,
kemudianperlahan-
lahandimasukkansampaikee
sofagus dan
cairanobatdimasukkan.
Sumber : The Laboratory Mouse
b. Sub kutan:
Kulit di
daerahtengkukdiangkat dan
kebagianbawahkulitdimasuk
kanobatdenganmenggunakan
alatsuntik 1 ml
&jarumukuran 27G/ 0,4 mm.
Selainitu juga bisa di
daerahbelakangtikus
c. Intra vena:
Mencitdimasukkankedalamkandangrestriksimencit, denganekornyamenjulurkeluar.
Ekornyadicelupkankedalam air hangat (28-30 ºC) agar pembuluh vena
ekormengalamidilatasi, sehinggamemudahkanpemberianobatkedalampembuluh vena.
21
Praktikum Farmakologi
Pemberianobatdilakukanden
ganmenggunakanjarumsunti
k no. 24.
22
Praktikum Farmakologi
c. Intramuskular:
Obatdisuntikkan pada paha
posterior denganjarumsuntik
no. 24.
23
Praktikum Farmakologi
ndungkemih.
Penyuntikantidak di daerah
yang
terlalutinggiuntukmenghinda
riterjadinyapenyuntikan
padahati.
Sumber : The Norwegian
Reference Centre for Laboratory
Animal Science & Alternative
2. Tikus
a. Pemberiansecara oral, intra muskularintraperitonial dan
intravenadilakukandengancara yang samaseperti padamencit.
b. Pemberian secara sub kutan dilakukan di atas kulirt tengkuk atau kulit
abdomen
Sumber : The Norwegian Reference Centre for Laboratory Animal Science
& Alternative
24
Praktikum Farmakologi
BAB 1V
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1. Memegangmencit
a. Mencitdiangkatdengancaramemegangekor kea rah atasdengantangankanan
b. Lalu letakkanmencit di permukaan yang
kasarbiarkanmencitmenjangkauataumencengkram alas ygkasar (kawatkandang )
c. Kemudiantangankiridenganibujari dan
jaritelunjukmenjepitkulittanggukmencitseratatautegangmungkin
d. Ekordipindahkandaritangankanan ,dijepitantarakelingking dan jarimanistangankiri
e. Dengandemikisn ,mencittelahterpegang oleh tangankiri dan
siapuntukdiberiperlakuan.
2. Cara PemberianObat Pada Hewan( Mencit )
a. Oral
Cairanobatdiberikandenganmenggunakan sonde oral .Sonde oral ditempelkan
pada langit-langitmulutatasmencit, kemudianperlahan -
lahandimasukkansampaikeesofagusdan cairanobatdimasukkan .
b. Sub kutan
Kulit di daerahtengkukdiangkat dan
kebagianbawahkulitdimasukkanobatdenganmenggunakanalatsuntik 1 ml dan
jarumukuran 27 G/0,4 mm .Selainitu juga bisa di daerahbelakangtikus.
c. Intra vena
Mencitdimasukkankedalam kendang
restriksimencitdenganekornyamenjulurkeluardicelupkankedalam air hangat( 28-
30° C ) agar pembuluh vena ekor mengalami dilatasimsehingga memudahkan
pemberian obat ke dalam pembuluh vena . Pemberian obatb dilakukan dengan
menggunakanjarumsuntik No. 24.
d. Intramuskular
25
Praktikum Farmakologi
e. Intra Peritonial
Pada saat penyuntikkan,posisi kepala lebih rendah dari abdomen . Jarumdi
sesuaikan dengan sudut sekitar 100 dari abdomen pada daerah yang
sedikitmenepidari garis tengah, agar
jarumsuntiktidakmengenaikandungkemih .Penyuntikkantidakdilakukan di daerah
yang terlalutinggiuntukmenghindariterjadinyapenyuntikkan pada hati.
Tikus H ke 8 H ke 9 H ke 10 H ke 11 H ke 12 H ke 13 H ke 14
no
25/3/21 26/3/21 27/3/21 28/3/21 29/3/21 30/3/21 31/3/21
11 196 gr 190 gr 181 gr 185 gr 178 gr 175 gr 190 gr
12 199 gr 203 gr 205 gr 212gr 203 gr 205 gr 215 gr
Didalammelakukanpercobaandenganmenggunakanhewan uji,
seringkalimenggunakanbahankimiabaiksebagaibahan yang
akanditelitimaupunsebagaipembanding.
Untukituperludiketahuicaramengubahdosismanusiakehewan uji.
Tabelkonversidosishewanpercobaan
Volume pemberianberdasarkancarapemberiannya
Species Volume
maksimumsesuaijalurpemberian
i.v i.m i.p s.c p.o
Mencit 20-
0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0
30 g
Tikus200g
1,0 0,1 2-5 2-5 5,0
Kelinci 2,5
5-10 0,5 10- 5-10 20,0
kg
20
27
Praktikum Farmakologi
BAB V
KESIMPULAN
1. Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan tangan kanan
biarkan
Menjangkau atau mencengkram alas yang kasar atauk kawat kendang kemudian
dengan tangankiri dengan ibu jari dan jari telunjuk kendang kemudian tangan kiri
dengan ibu jari dan jari
Telunjuk menjepit kulit tengkuknya searah atau setegang mungkin ekor dipindahkan
dari tangankanan dijepit antara jari kelingking dan jari manis
2. Beberapa cara atau rute pemberian obat yaitu
oral,subkutan ,intravena,intramuscular,intraperitonial
3. Faktor internal pada
hewanpercobaan :umur ,jeniskelamin,bobotbadan,keadaanKesehatan,nutrisi dan
sifatgenetik
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
. https://seminar.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/FitriyaNDewi-for-
Gunadarma_Kesrawan-Etik-Penggunaan-Hewan-Lab-dan-IACUC_handout_200219.pdf. 20
Februari 2019
1
Praktikum Farmakologi
LAMPIRAN
Cara Pemberian Obat Pada Mencit (Oral)
HARI 8
TIKUS NO 11:- TIKUS NO 12
HARI 9
TIKUS NO 11 TIKUS NO 12
2
Praktikum Farmakologi
HARI 10
TIKUS NO 11 TIKUS NO 12
HARI 11
TIKUS NO 11 TIKUS NO 12
HARI 12
TIKUS NO 11 TIKUS NO 12
3
Praktikum Farmakologi
HARI 13
TIKUS NO 11 TIKUS NO 12
HARI 14
TIKUS NO 11 TIKUS NO 12