Anda di halaman 1dari 31

PROPOSOAL

EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI


FARMASI RUMAH SAKIT SAWERIGADING PALOPO
EVALUATION OF DRUG PLANNING AT THE
SAWERIGADING PALOPO HOSPITAL PHARMACY
INSTALLATION

ILHAM DALLE

SF.19.06.022

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunian-Nya yang tak terhingga, sehingga

penulis dapat meyelesaikan penelitian dan penyuusunan skripsi ini, yang

merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pada

program pendidikan S-1 Farmasi di sekolah tinggi ilmu kesehatan

(STIKES) Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik

dari segi penyusunan maupun dari pandangan pengetahuan, oleh karna

itu penulis mengharap adanya saran, pendapat atau kritik yang bersifat

konstruktif dari semua demik kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyaka kesulitan dan hambatan

yang penulis hadapi, namun atas bantuan bimbingan dari dan kerjasama

dari semua pihak yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan

kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Untuk itu perkenangkanlah

penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan terimah

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada bapak/Ibu Dr.Ns.

Agustina R.Palamba, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing I dan Bapak/Ibu

apt. Aswandi, S.Farm, M.Farm selaku Pembimbing II dengan penuh

kesabaran, dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

untuk memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada penulis.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimah kasih kepada:

i
1. Bapak Asrul Prayudhi, SE, MM. selaku Ketua Yayasan Stikes Bhkati

Pertiwi Luwu Raya Palopo.

2. Ibu DR. Agustina Palamba, S.Kep., M.Kes, Selaku Ketua Stikes Bhakti

Pertiwi Luwu Raya Palopo.

3. Bapak Amos Lellu, S.Kep., Ns., M.Kes, Selaku Ketua Program Studi

Ners Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya

Palopo yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam

menyelesaikan pendidikan selama ini.

5. Bapak Direktur RS. X Palopo yang telah memberikan izin untuk

penelitian.

6. Rekan-rekan Mahasiswa Stikes Bhakti Petiwi Luwu Raya Palopo

Angkatan 2019 dan yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan

dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan penelitian.

7. Terkhusus penulis ucapkan keapada kedua Orangtua Tercinta serta

seluruh keluarga Besar penulis atas segala perhatian, pengorbanan,

kasih sayang serta doa restunya yang luar biasa selama ini.

Palopo, …………..2023

Peneliti

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian dengan judul:

EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH


SAKIT SAWERIGADING PALOPO

Telah disetujui diperthankan di hadapan Tim Penguji Proposal

Penelitian pada Hari.......tanggal.........

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Ns. Agustina,S.Kep. M.Kes Apt. Aswandi S.Farm, M.Farm


NIDN. 09 260856 01 NIDN. 09 170790 05

Mengetahui,

Ketua STIKES Ketua Program Studi


Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo S-1 Farmasi

(Dr. Ns. Agustina, S.Kep., M.Kes. Apt. Adhitama Asmal, S.Si.M,kes


NIDN. 09 260856 01 NIDN. 09 201286 01

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 6

A. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit...................................... 6

B. Evaluasi Mengenai Ketersediaan Obat di Rumah Sakit............. 6

C. Kerangka Teori........................................................................... 12

D. Jurnal Terkait.............................................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 15

A. Desain Penelitian........................................................................ 15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 15

C. Populasi dan Sampel.................................................................. 16

D. Pengumpulan Data..................................................................... 18

iv
E. Analisa data................................................................................ 18

F. Definisi Operasional dan Kreteria Objektif.................................. 19

G. Hipotesis Penelitian................................................................... 21

H. Etika penelitian............................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Sawerigading Palopo adalah Institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah

pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif,kuratif, dan

rehabilitatif,untuk mendukung hal tersebut instalasi farmasi rumah

sakit bertugas akan melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal,

menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional

berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi melaksanakan

komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), memberi pelayanan bermutu

melalui analisa, dan evaluasi untuk meningkatan mutu pelayanan

farmasi, melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang

berlaku, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang

farmasi, mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang

farmasi, memfasilitasi dan mendorong tersusunya standar pengobatan

dan formularium rumah sakit. Romadhoni,(2016)

Perencanaan pembekalan farmasi ialah menetapkan jenis dan jumlah

perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pengadaan merupakan kegiatan

1
2

untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui

melalui pembelian, baik secara langsung atau tender dari distributor,

produksi/pembuatan sediaan farmasi baik steril maupun non steril,

maupun berasal dari sumbangan/hibah.

Instalasi farmasi rumah (IFRS) merupakan suatu bagian di rumah

sakit yang menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian untuk

keperluan rumah sakit itu sendiri instalasi farmasi rumah sakit

bertanggung jawab penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah

sakit secara keseluruhan. Tanggung jawab ini termasuk seleksi,

penyimpanan dan penyiapan obat untuk konsumsi serta distribusi obat ke

unit perawatan penderita Maharani, (2016).Pengelolaan obat merupakan

salah satu segi manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam

penyediaan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, karena

ketidakefesienan dan tidak kelancaran pengelolan obat akan memberi

dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun

secara ekonomi. Tahapan penyimpanan bagian dari pengelolan obat

menjadi sangat penting dalam memelihara mutu obat-obatan, menghindari

penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan

persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan, mengoptimalkan

persediaan, memberikan informasi kebutuhan obat yang akan datang,

serta mengurangi resiko kerusakan dan kehilangan. Penyimpanan yang

salah satu tidak efesien membuat obat kadaluwarsa tidak terdeteksi dapat

membuat rugi rumah sakit, farmasi maupun perusahan besar farmasi.


3

Oleh karena itu dalam pemilihan sistem penyimpanan harus dipilih dan

disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga pelayanan obat dapat

dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna Khairani, R. N. (2021).

Manajemen obat di rumah sakit di lakukan oleh instalasi farmasi rumah

sakit (IFRS). Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya bagian di

rumah sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan obat.

Tujuan dari manajemen obat di rumah sakit yaitu agar obat yang

diperlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup untuk

mendukung pelayanan serta memberikan manfaat bagi pasien dan rumah

sakit. Pengelolaan obat adalah bagaimana mengelola tahap-tahap dari

kegiatan tersebut agar dapat berjalan dengan efektif dan efesien agar

obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan dalam jumlah cukup

dan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang bermutu,

Kurniawan, R. (2021). Tujuan utama pelaksanaan distribusi obat yang

baik agar terselenggaranya suatu sistem jaminan kualitas oleh distributor,

mencakup terjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar

dapat diperoleh obat yang di butuhkan pada saat diperlukan,

terlaksananya lalu lintas dan penggunaan obat tepat sampai kepada pihak

yang membutuhkan secara sah untuk melindungi masyarakat dari

kesalahan penggunaan atau penyalagunaan, terjamin keabsahan dan

mutu obat agar obat yang sampai ke tangan konsumen adalah obat yang

efektif, aman dan dapat digunakan sesuai tujuan penggunaanya, terjamin

penyimpanan obat yang aman sesuai kondisi yang di persyaratkan,


4

termasuk selama teransportasi (BPOM RI, 2016). Obat dan bahan kimia

digunakan untuk mempersiapkan obat diberikan label secara jelas terbaca

memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka tanggal kadaluwarsa

dan peringatan kusus (Anonim, 2017). Sistem distribusi obat mencakup

pengantaran sediaan obat yang telah dispensing instalasi farmasi ke

daerah tempat perawatan penderita dengan keamanan dan ketepatan

obat, ketepatan penderita, ketepatan jadwal, tanggal, waktu, metode

pemberian, ketepatan personal pemberi obat pada penderita serta

keutuhan mutu obat.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana evaluasi perencanaan obat di instalasi farmasi rumah

sakit sawerigading palopo?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui evaluasi penyimpanan obat di instalasi farmasi

rumah sakit sawerigading palopo

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini digunakan untuk meneliti tugas akhir, skripsi

sebagaimana memperoleh gelar sarjana pada program S1 farmasi

di Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo.


5

2. Manfaat bagi masyarakat

Sebagai media informasi untuk masyarakat agar mereka dapat

mengetahui evaluasi perencanaan obat di instalasi farmasi rumah

sakit sawerigading palopo

3. Bagi institusi

Di harapkan proposal dan skripsi ini berguna bagi institusi

pendidikan dan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa untuk

menunjang peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan

berikutnya serta dapat di jadikan bahan referensi perpustakan

Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit

1. Pengertian rumah sakit

Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dangawat darurat.

Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitatif, akan melangsungkan

pelayanan farmasi yang optimal, menyelenggarakan kegiatan pelayanan

farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi

melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), memberi

pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk meningkatan mutu

pelayanan farmasi, melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan

yang berlaku, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang

farmasi, mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi,

memfasilitasi dan mendorong tersusunya standar pengobatan dan

formularium rumah sakit (Depkes, 2018).

B. Evaluasi Mengenai Ketersediaan Obat di Rumah Sakit

Ketersediaan obat merupakan tuntutan pelayanan kesehatan yang

utama, jadi pengelolaan yang efesien menentukan keberhasilan

manajemen obat di rumah sakit. Apabila pengelolaanya efektif dan efesien

nantinya dapat berperan dapat peningkatan pelayanan kefarmasian di

6
7

rumah sakit yang menjadi pendukung tiga fungsi pokok rumah sakit yaitu

sebagai pusat pembangunan yang memiliki wawasan kesehatan, pusat

perbedayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan. Rumah sakit

merupakan unit fungsional yang memiliki peran pengembangan dan

membina partisipasi agar meningkatkan derajat kesehatanya, dengan

mengupayakan dan menyelanggarakan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu. Karena hal tersebut, dalam penyelanggaraanya

dibutuhkan kehalian tenaga kesehatan dan pegawai rumah sakit yang

profesional, terdidik dan terlatih tentunya dalam aplikasinya sangat di

butuhkan proses belajar dan pengalaman. Ketersediaan alat, obat, bahan

habis pakai, dan fasilitasi alat kesehatan lainnya di rumah sakit, menjadi

faktor yang menentukan dalam pemenuhan aspek sarana dan prasarana

yang memadai. Dalam seluruh sumber daya yang tersedia akan di

manfaatkan secara optimal untuk mendukung pelayanan dan program

kerja rumah sakit. Karena hal tersebut, di perlukan kegiatan pengelolaan

obat dan bahan medis habis pakai yang di lakukan secara terstruktur dan

terus menerus Rahma, R. Y. (2019)

a. Instalasi farmasi rumah sakit

Menurut permenkes nomor 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan

kefarmasian di rumah sakit, instalasi farmasi rumah sakit adalah unit

pelaksanaan fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan

pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Dalam instalasi farmasi harus

memiliki apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang sesuai dengan


8

beban kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan

tujuan instalasi farmasi.

b. Perencanaan Obat

Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

di rumah sakit sawerigading setiap priode di laksnakan oleh ruang

farmasi. Seleksi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di

lakukan dengan melihat dan mempertimbangkan pola penyakit, pola

konsumsi sediaan farmasi periode sebelumnya data mutasi, sediaan

farmasi dan bahan medis habis pakai juga harus mengacu pada daftar

obat esensial nasional (DOEN) dan formularium nasional. Proses

seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit

seperti dokter, dokter gigi, bidan, perawat, serta pengelolaan program

yang berkaitan dengan pengobatan. Perencanaan kebutuhan sediaan

farmasi pertahun di lakukan secara berjenjang (bottom-up). Rumah

sakit di minta menyediakan data pemakaian obat dengan

menggunakan laporan pemakaian dan lembar permintaan obat

(LPLPO). Selanjutnya instalasi farmasi kabupaten/kota akan melakukan

kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan sediaan farmasi di rumah

sakit di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia

dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta

menghindari stok berlebih (Kemenkes, RI, 2018)


9

c. Permintaan Obat

Tujuan permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

adalah memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis

pakai di rumah sakit, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang

telah di buat. Permintaan di ajukan kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota, sesusai dengan kententuan peraturan perundang-

undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat (Kemenkes, RI,

2019)

d. Penyimpanan Obat

Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang

di terima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik

maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan

yang di tetapkan. Tujuannya adalah agar mutu sediaan farmasi yang

tersedia di rumah sakit dapat di pertahankan sesuai dengan

persyaratan yang di tetapkan. (Kemenkes RI, 2017).

e. Pendistribusian Obat

Pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan

bahan medis habis pakai secara merata dan teratur menenuhi

kebutuhan sub unit/satelit farmasi rumah sakit dan jaringannya.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi sub unit


10

pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja rumah sakit dengan

jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat (Kemenkes RI, 2019).

f. Pemusnahan dan Penarikan Obat

Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, dan bahan medis habis

pakai yang tidak dapat di gunakan harus di laksanakan dengan cara

yang sesuai dengan kententuan peraturan perundang-undangan.

Penarikan sediaan farmasi yang tidak memunuhi standar/ketentuan

peratuan perundang-undangan di lakukan oleh pemilik izi3n edar

berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau

berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)

dengan tetap memberikan laporan kepada kepala BPOM ( Kemenkes

RI, 2020).

g. Pengendalian Obat

Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah

suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang di inginkan

sesuai dengan strategi dan program yang telah di tetapkan sehingga

tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit

pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes RI, 2019)

h .administrasi obat

Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh

rangkaian kegiatan dalam pengelolaan sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai yang di terima, di simpan distribusikan dan di


11

gunakan di rumah sakit atau unit pelayanan lainya (Kemenkes RI,

2019).

j. Pemantauan dan Evaluasi Obat

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi bahan medis

habis pakai di lakukan secara periodik dengan tujuan untuk a.

mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan

sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sehingga dapat menjaga

kualitas maupun pemerataan pelayanan memperbaiki secara terus-

menerus pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai.

Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. Setiap

kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai,

harus di laksanakan sesuai standar prosedur oprasional. Standar

prosedur oprasional (SPO) di tetapkan oleh kepala rumah sakit. SPO

tersebut di letakkan di tempat mudah yang di lihat. Contoh standar

prosedur oprasional sebagaimana terlampir (Kemenkes RI, 2019)


12

C. Kerangka Teori

Rumah sakit sawerigading palopo adalah Institusi


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara pari purna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.

Permasalahan yang sering mucul pada perencanaan


pembekalan farmasi ialah menetapkan jenis dan jumlah
perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Solusi yang diberikan penulis adalah dengan menerapkan


evaluasi perencanaan obat di instalasi farmasi rumah sakit
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif


Kuantitaif sebagai tujuan untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dengan
menggunakan data kuantitatif dalam pengukuran variabel
standar pelayanan kefarmasian dengan variabel kepuasan
pasien.

Gambar.1 Kerangka Teori


13

D. Jurnal Terkait
Tabel.1 Jurnal Terkait
NO Nama Judul Metode Hasil Publikasi
Penulis Jurnal

1. Romadhoni, Beban Kerja Metode Hasil Jurnal


Obyektif Tenaga penelitian penelitian Administr
Perawat Di yang menunjukkan asi
Pelayanan Rawat digunakan bahwa Kesehata
Inap Rumah Sakit adalah terdapat n
Objective Workload metode perbedaan Indonesia
Of Nurses In The penelitian yang signifikan . Januari-
Inpatient Services deskriptif pada Juni, 4.
At The Hospital kuantitatif. perubahan
skor
pengetahuan
responden
kelompok
control dan
kelompok
perlakuan
dengan p
value=0,000.

2. Maharani, D. Analisis Pengaruh Metode Hasil Jurnal


N., Kepuasan Pasien penelitian penelitian
Farmasi
Mukaddas, Terhadap Kualitas yang menunjukka Galenika
A., & Indriani, Pelayanan Resep Di digunakan n bahwa (Galenika
I. Apotek Instalasi adalah responden Journal of
dengan
Farmasi Badan metode Pharmacy
pengetahua
Rumah Sakit peneltian n baik )(e-
Daerah Luwuk kualitatif sebanyak Journal), 
Kabupaten Banggai. dan 2(2), 111-
kuantitatif (28%), 117.
pengetahuan
cukup
sebanyak
responden
(21%) dan
pengetahua
n kurang
sebanyak 40
Responden
40%

3. Khairani, R. Evaluasi Obat Penelitian Hasil Jurnal


N., Latifah, Kadaluwarsa, Obat ini penelitian Farmasi
E. Rusak dan Stok mengguna menunjukkan Dan Ilmu
Mati di Puskesmas kan 17,5% Kefarmasi
14

Wilayah Magelang. metode responden an


penelitian dengan Indonesia
eksprimen kategori , 8(1), 91-
pengetahuan 97.
baik,43,3%
responden
kategori
sedang dan
39,2%
responden
kategori
buruk.Hasil
penelitian
tingkat sikap
masyarakat
Kecamatan
Mlati yaitu
responden
dengan
kategori
sikap kurang
baik 51,3%
dan sikap
baik 48,3%
mengenai
obat herbal.
Hasil
penelitian
menunjukan
adanya
hubungan
antara factor
jenis kelamin
(sig.0,007)
dengan
pengetahuan
dan

terdapat
Hubungan
antara faktor
status
pekerjaan (sig.
0,099)

4. Kurniawan, EVALUASI Metode Hasil Jurnal,Do


R. PENYIMPANAN yang penelitian ctoral
OBAT DI digunakan diperoleh dissertatio
INSTALASI adalah bahwa n,
FARMASI RUMAH metode karakteristik STIKES
SAKIT (SKRIPSI penelitian responden Yayasan
yaitu
LITERATURE kuantitatif. RS Dr.
terbanyak
REVIEW) Soetomo
menggunakan
obat alternatif Surabaya
berdasarkan
15

usia/umur ).
adalah usia
17/35 sebesar
42,22%,

5. Aprilliani, W. Analisis Kinerja Metode Hasil uji Jurnal


A., Kartinah, Instalasi Farmasi di penelitian normalitas Pharmasc
N., & BLUD Rumah Sakit yang diperoleh ience, 2(2
Hardiati, R. Kota Banjarbaru digunakan sebesar ), 88-102.
S. W. dengan Metode adalah 0,338 > nilai
Balanced Scorecard metode α 0,050 pada
kelompok
Berdasarkan penelitian
kontrol
Perspektif deksriptif
dan sebesar
Keuangan dan kuantitatif. 0,253 >
Perspektif
Pelayanan Periode
2018-2019.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

secara objektif. Disebut kuantitatif karna penelitian menggunakan

data kuantitatif dalam pengukuran variabel standar pelayanan

kefarmasian dengan variabel kepuasan pasien. Penelitian

menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel penelitian

diukur dalam satu waktu bersamaan. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Fauziah, E. B. (2016). yang menyatakan bahwa cross

sectional merupakan pendekatan penelitian yang dalam

pengumpulan data dilakukan dalam satu periode waktu tertentu,

setiap subjek, studinya hanya satu kali pengamatan selama

peneltian, maksudnya ketika memberikan kuesioner atau wawancara

hanya satu kali saja dan tidak dilakukan pengulangan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Sawerigading

Rampoang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal…..

16
17

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi

bukan sekedar jumlah yang ada objek/subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah instalasi farmasi di rumah sakit

sawerigading

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari

populasi itu. Sampel dalam penelitian adalah perencanaan obat di

instalasi farmasi rumah sakit sawerigading yang memenuhi kreteria

inklus. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposivesampling,

yaitu pengambilan sampel berdasarkan ‘’ penilaian ‘’ ( judgment ) peneliti

mengenai siapa siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan untuk di

jadikan sampel. Besar sampel ditentukan oleh rumus slovin:

N
n= 2
1 + Ne

Keterangan:

n = Besaran Sampel

N = Besaran Populasi

e = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan (10%)


18

Perhitungan jumlah sampel sebagai berikut:

385
n=
1 + 385 x 0,12
n=39,5

Berdasarkan perhitungan diatas sampel dalam penelitian ini

sebanyak 40 orang dengan nilai N=385 dan nilai n=10%, hal ini dilakukan

untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil pengujian

yang lebih baik.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang akan diteliti:

1) Pria dan wanita yang berusia 17-35 tahun

2) Yang bersedia menjadi responden

3) Memiliki kemampuan membaca dengan baik

b. Kriteria Eksklusif

Kriteria eksklusif adalah menghilangkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusif dari studi karena berbagai sebab:

1) Pria dan wanita yang kurang dari 17 tahun

2) Karyawan instalasi rumah sakit yang tidak berdomisili ditempat


penelitian.
19

D. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder, yang diuraikan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner tentang perencanaan

obat di instalasi farmasi rumah sakit sawerigading

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari karywan rumah sakit yang ada di

instalasi farmasi rumah sakit sawerigading

E. Analisis Data

Tingkat perencanaan diketahui dengan menggunakan total skor dari

kuesioner. Total skor dikonversikan dalam bentuk persentase (%)

menggunakan rumus :

% Skor Perencanaan = skor aktual/ skor ideal x 100%

Keterangan :

Skor aktual = Skor yang diperoleh responden

Skor ideal = Skor tertinggi kuesioner

Hasil yang diperoleh dapat dikategorikan dalam tingkat perencanaan baik,

cukup, dan kurang.

Untuk melihat efek perencanaan obat dilakukan analisis menggunakan

SPPS dengan nilai p<0,05. Analisis antara kelompok kontrol dan

perlakuan menggunakan uji Mann-Whitney begitu juga dengan posttest


20

antara kelompok kontrol dan perlakuan. Analisis perbedaan perencanaan

pretest dan posttest pada kelompok kontrol maupun perlakuan

menggunakan uji Wilcoxon. Analisis perbandingan perencanaan pretest

dan posttest kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan

menggunakan uji Mann-Whitney (Dewi et al., 2021)

F. Kerangka Konsep

Evaluasi perencanaan Perencanaan obat


obat di instalasi farmasi
Rumah Sakit
Sawerigading

Keterangan : = variabel dependen

= variabel independen

Perencanaan Manajemen

Farmasi Usulan Obat

Perencanaan 1 Bulan – 6 Bulan

Bagan 2. Kerangka Konsep


21

G. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 2. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif


No Variabel Defenisi operasional Kriteria Objektif
1. Tinjauan Salah satu fasilitas Memeriksa jawaban
Umum rumah pelayanan masyarakat responden dengan
sakit dibidang kesehatan mengelola skor
memiliki peran yang yang diperoleh
sangat strategis dimana dalam bentuk
rumah sakit diharapkan presentase.
dapat berperan optimal
dalam mempercepat
peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
2.  Perencaan Suatu kegiatan yang a. Perencanaan Baik
dilakukan dalam rangka :
menyusun daftar Hasil persentase 76-
kebutuhan obat yang 100%
diberkaitan dengan suatu b. Perancanaan
pedoman atas dasar Cukup :
konsep kegiatan yang Hasil persentase
sistematis dengan urutan 56-75%
yang logis dalam mencapai
sasaran. C.Perancanaan
kurang: Hasil
presntase < 56%

3. Instalasi Suatu unit rumah sakit Evaluasi


farmasi yang fasilitas
rumah saki penyelenggaraan
kefarmasiaan di bawah
pimpinan seorang apoteker
dan memenuhi persyaratan
secara hukum untuk
mengadakan menyediakan
dan mengelola seluruh
aspek pembekalan
kesehatan rumah sakit
22

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan atau jawaban

yang dibuat sementara dan akan diuji kebenarannya (Notoatmodjo,

2017). Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah:

Ha : Ada pengaruh perencanaan obat di instalasi farmasi Rumah

Sakit Sawerigading Palopo.

Ho : Tidak ada pengaruh perencanaan obat di instalasi farmasi

Rumah Sakit Sawerigading Palopo.

I. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian

harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam

kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini sebelum peneliti mendatangi

calon partisipan untuk meminta kesediaan menjadi penelitian. Peneliti

harus melalui beberapa tahap pengurusan perijinan sebagai berikut:

peneliti meminta persetujuan kepada kepala rumah sakit kemudian

meminta persetujuan dari Bapak kepala instalasi farmasi rumah sakit

sawerigading. Setelah mendapat persetujuan barulah dilaksanakan

penelitian dengan memperhatikan etika-etika dalam melakukan

penelitian. Etika penelitian ini meliputi (Notoatmodjo, 2018).


23

a. Lembar persetujuan (Informed concent)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

dengan memberikan lembar persetujuan.

b. Tanpa nama (Anonimity)

Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada

lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

c. Kerahasiaan (Cnfidentiality)

Menjamin kerahasiaan informasi maupun masalah-masalah

lainnya.

d. Sukarela

Penelitian bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau

tekanan secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti

kepada calon responden atau sampel yang akan diteliti.


DAFTAR PUSTAKA
Romadhoni, R. D., & WJ, P. (2016). Beban Kerja Obyektif Tenaga
Perawat Di Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Objective Workload
Of Nurses In The Inpatient Services At The Hospital. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia. Januari-Juni, 4.
Maharani, D. N., Mukaddas, A., & Indriani, I. (2016). Analisis Pengaruh
Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Resep Di Apotek
Instalasi Farmasi Badan Rumah Sakit Daerah Luwuk Kabupaten
Banggai. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy)(e-
Journal), 2(2), 111-117.
Khairani, R. N., Latifah, E., & Septiyaningrum, N. M. A. (2021). Evaluasi
Obat Kadaluwarsa, Obat Rusak dan Stok Mati di Puskesmas
Wilayah Magelang. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
Indonesia, 8(1), 91-97.
Kurniawan, R. (2021). EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DI INSTALASI
FARMASI RUMAH SAKIT (SKRIPSI LITERATURE
REVIEW) (Doctoral dissertation, STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo
Surabaya).
Aprilliani, W. A., Kartinah, N., & Hardiati, R. S. W. (2019). Analisis Kinerja
Instalasi Farmasi di BLUD Rumah Sakit Kota Banjarbaru dengan
Metode Balanced Scorecard Berdasarkan Perspektif Keuangan dan
Perspektif Pelayanan Periode 2018-2019. Jurnal
Pharmascience, 2(2), 88-102.
Rahma, R. Y. (2019). Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat
tanpa resep oleh tenaga teknis kefarmasian di Apotek K-24
Caruban (Doctoral dissertation, Universitas Katolik Widya Mandala
Madiun).
Kemenkes RI., 2016, Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah
Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2016) Metedologo Penelitian Kesehatan. 144.
Dewi, R. S., (2021). Perencanaan dan Pengadaan Obat di Instalasi
Farmasi di Rumah Sakit. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
(Jurnal of https://doi.org/10.51817/bjp. v4i2.311.
Fauziah, E. B. (2016). Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien yang
Mendapat Terapi Antibiotik di Puskesmas Mendawai Pangkalan Bun:
Drug Use Compliance in Patients Who Receive Antibiotic Therapy at

24
25

Mendawai Pangkalan Bun Health Center. Jurnal Surya Medika


(JSM), 2(1), 38-46.
Depkes, (2019). Evaluasi Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi NTB Tahun 2017. Jurnal Farmasi
Indonesia, 15(2), 135-147.

Anda mungkin juga menyukai