Oleh :
1. Indah
2. Annisa Miftha Firdausi Wibowo
3. Sindi Maretha
4. Adelia Ovi Marseli
5. Eva Futihahtul Jannah
6. Bella Puspita
Ketua Pelaksana
Indah
NIP
198987654321234567
BIODATA DOSEN PELAKSANA KEGIATAN PENGABMAS
IDENTITAS DIRI
Data dianalisis dengan SPSS 17.0 for windows. Berdasarkan hasil penelitian
hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan gizi terhadap status gizi menggunakan uji
Fisher's Exact, diperoleh nilai p=0,553 untuk hubungan pengetahuan terhadap status
gizi, nilai p=1,000 untuk hubungan sikap dan status gizi, dan nilai p=0,542 untuk
hubungan tindakan dengan status gizi. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
signifikan pengetahuan, sikap, dan tindakan gizi terhadap status gizi. Disarankan kepada
pihak Panti Asuhan untuk memberikan edukasi perilaku gizi yang baik. Diharapkan
juga agar anak Panti Asuhan memperhatikan pola makan dan asupan zat gizi seimbang.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa maju memiliki ciri salah satunya adalah bangsa yang memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal inikonstruktif
oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku pagar pentingyang dapat
mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dankualitas makanan
dan minuman yang masuk akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan
masyarakat.Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkantubuh
untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Berbicara masalah gizi memang kita tidak
terlepas atas pembahasan mengenai zat-zat makanan ataunutrisi yang masuk kedalam
tubuh, karena makanan yang bergizi adalah makananyang mengandung zat-zat nutrien
yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapatmelakukan fungsi-fungsinya dengan
sebaik-baik.
Terkait gizi, pola makan masyarakat perlu meningkat kearah konsumsigizi
seimbang agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronisatau
penyakit tidak penularan (PTM). Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkankesehatan
individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal
serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak,serta seluruh kelompok umur.
Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena
penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkatserta terlindung dari penyakit kronis dan
kematian dini.Berdasarkan uraian diatas, adapun masalah gizi seimbang menjadi per-
masalahan terpisah dalam kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum
mengerti pentingnya keamanan asupan gizi guna meningkatkan kualitaskehidupan
mereka. Sehingga hal inilah yang melatar belakangi penulis dalam penyusunan makalah
ini yaitu untuk membahas gizi seimbang pada orang dewasa,ibu hamil, dan usia lanjut.
B. PERUMUSAN MASALAH
Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di Indonesia. Masalah
gizi timbul karena terjadi suatu ketidak seimbangan atau gangguan antara asupan yang
diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidak seimbangan tersebut bisa berarti kelebihan
maupun kekurangan gizi.
Saat ini di masalah gizi di Indonesia semakin kerap terjadi dan harus ditangani dengan
serius. Beberapa faktor penyebab masalah gizi di Indonesia, antara lain :
1. Konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang
memenuhi syarat gizi seimbang.
2. Penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular
terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Hal ini terjadi karena
lingkungan dan kualitas hidup yang kurang sehat.
3. Ketersediaan pangan di keluarga, pola asuh, dan juga akses informasi mengenai gizi
dan kesehatan.
4. Tingkat kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi.
Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia akibat masalah gizi yang
kurang seimbang, antara lain :
1. Anemia : Menurut data, sekitar 12 persen remaja laki-laki dan 23 persen remaja
perempuan mengalami anemia yang dikarenakan kekurangan zat besi. Untuk mencegah
anemia, harus konsumsi makanan yang tinggi akan zat besi, asam folat, vitamin A,
vitamin C dan zink.
2. Stunting : tinggi badan yang pendek atau dibawah rata-rata. Berdasarkan standar
WHO, laki-laki akan lebih pendek 12,5 cm dan perempuan sebanyak 9,8 cm. Stunting
juga dapat menimbulkan penurunan fungsi kognitif, fungsi kekebalan tubuh, dan
gangguan sistem metabolisme.
3. Kurang Energi Kronis : remaja yang kekurangan energi kronis atau kurus
disebabkan karena kurangnya gizi dari asupan. Kondisi seperti ini berisiko terkena
berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk bagi
kesehatan.
4. Obesitas : Obesitas atau kegemukan diakibatkan kurangnya konsumsi sayur dan
buah dan juga kurangnya olahraga serta pola hidup yang tidak sehat. Obesitas dapat
dicegah dengan mengatur pola dan porsi makan dan minum, hindari stress dan juga
cukup tidur.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Mengindentifikasi pengetahuan tenaga kesehatan dalam hal daftar pola makan yang
teratur ,bergizi ,dan mengandung “4 sehat 5 sempurna”
c. Memberi pemahaman bagi pengetahuan tenaga kesehatan pentingnya menu
seimbang yang dikonsumsi sehari - hari
E. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan ini akan bermanfaat bagi tenaga kesehatan sebagai upaya dalam
pemberdayaan dan peningkatan pengetahuan, Institusi Puskesmas tempat tenaga
kesehatan bekerja sebagai lembaga resmi pemerintah dalam melayani masyarakat. Serta
dapat mengedukasi bagi peserta penyuluhan untuk lebih memperhatikan menu makanan
yang dikonsumsi sehari – hari .Serta dapat menambah pengetahuan dampak yang
ditimbulkan apabila mengonsumsi,menu makanan yang tidak seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menu berasal dari bahasa prancis Le Menu yang berarti daftar makanan yang
disajikan kepada tamu di ruang makan. Dalam lingkungan rumah tangga, menu
diartikan sebagai susunan makanan atau hidangan tertentu. Menu disebut juga Bill of
Fare oleh orang Inggris. Menu adalah pedoman bagi yang menyiapkan makanan atau
hidangan, bahkan merupakan penuntun bagi merekan yang menikmati hidangan tersebut
dibuat (Manuntun et al, 2015).
Standar menu disusun secara periodik 6 bulan sekali, yang siklus menunya 10 hari
+ menu 31. Standar menu tersebut berpedoman pada pola menu seimbang. ( Irianto,
2014) . Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam
variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan makanan di institusi. (Muchatob,
1991) . Proses perencanaan menu yang sukses dimulai dengan tujuan yang jelas yang
mencerminkan keinginan yang akan dikeluarkan. Perencanaan menu bisa menjadi
proses yang sulit menyerap banyak waktu dan energi. Proses perencanaan menu untuk
mengembangkan dan meluncurkan menu baru untuk unit bisnis yang ditambahkan ke
cakupan layanan untuk layanan makanan.
BAB III
PENATALAKSANAAN
Pada anak, penyakit malnutrisi berupa gizi buruk umumnya muncul sebagai marasmus,
kwasiorkor, maupun kondisi di antara keduanya. Marasmus merupakan merupakan defisiensi
kalori dan protein sedangkan kwasiorkor hanya defisiensi protein saja. Marasmus ditandai
dengan tubuh yang sangat kurus disertai tanda dan gejala ikutannya seperti penampakan iga
gambang dan baggy pants, sementara kwasiorkor ditandai dengan edema, yang biasanya diawali
dengan edema pada
punggung kaki dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Penapisan awal malnutrisi dapat dengan mudah dilakukan melalui penilaian status nutrisi, yaitu:
Anamnesis lengkap mengenai pola diet harian (dapat pula menanyakan daily food diary)
Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi dewasa dengan mengukur berat badan (kg)
dibagi tinggi badan (cm) kuadrat
Pada anak, dapat dilakukan pengukuran berat badan, panjang/tinggi badan, dan lingkar
kepala (bila anak berusia di bawah tiga tahun). Kemudian, hasil pengukuran dimasukkan ke
grafik pertumbuhan yang dikeluarkan oleh WHO atau CDC (Centre for Disease Control)
Melakukan pemeriksaan fisik umum secara menyeluruh.
Peserta adalah mulai dari balita, remaja ,dewasa hingga manula di Puskesmas.
Kemampuan tenaga kesahatan untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan bagi
para penyuluhan perlu diberdayakan dan terus ditingkatkan. Kebiasaan mengonsumsi
makanan sembarangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Sehingga selain
peserta penyuluhan, anggota keluarga dan juga tenaga kesehatan perlu untuk terlibat dan
berperan aktif, sehingga pada akhirnya hal ini dapat mempengaruhi prilaku dalam
menetapkan menu seimbang dilingkungan keluarga. Untuk kegiatan pengabdian kepada
masyarakat kali ini, yang menjadi sasaran adalah seluruh peserta penyuluhan disekitar
lingkungan puskesmas untuk memberi penjelasan dan informasi bagi keluarga yang
berobat di Puskesmas yang jumlahnya 50 orang.
2.METODE KEGIATAN
a. Pengukuran pemahaman tenaga kesehatan melalui Chek list yang diberi kepada
Pasien
Di Puskesmas plaju setiap kamis diadakan Senam Bersama sama. Masyakarat
yang datang akan diberikan chek-list sebagai observasi untuk diisi. Mengetahui
pemahaman dari petugas kesehatan tentang penyakit menu seimbang .Informasi
ini akan digunakan untuk kegiatan konseling.
b. Presentasi Penanganan
Dalam kegiatan ini, peserta tenaga kersehatan akan diberi informasi mengenai
berbagai hal terkait dengan menu seimbang . Mulai dari menu makan ,
pentingnya menjaga pola makan dan beraktifitas fisik secara teratur
c. Konseling Individu.
Konseling dapat diberikan oleh tenaga kesehatan kepada pasien yang
membutuhkan informasi lebih pribadi/ khusus. Pemberian informasi konseling
dapat dilakukan melalui diskusi dan ceramah, atau dapat dianjutkan melalui
media komunikasi lain yang sesuai dengan kondisi.
d. Pembagian buklet
Buklet dibagikan kepada peserta untuk memperoleh pengetahuan untuk dapat
digunakan ketika memberi informasi kepada masyarakat. Di dalam buklet sudah
tertera, pola makan, cara beraktivitas, dll.
e. Demon nyajian makanan dengan gizi yang seimbang
f. Pengukuran kemampuan pemahaman oleh tenaga kesehatan setelah selesai
kegiatan melalui pengisian pertanyaan..
3. KETERLIBATAN MITRA
4. RANCANGAN EVALUASI
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara membagikan kuisioner yang menggali
kemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang menu – menu seimbang serta
kandungan – kandungan gizi yang terdapat dalam suatu makanan ,sehingga tenaga
kesehatan dapat mengkombinasikan makanan sehat dengan kecukupan gizi yang
terjamin. Hasilnya akan mengambarkan tingkat penyerapan informasi, pemberdayaan
dan peningkatan pemahaman dan pengetahuan tenaga kesehatan untuk membebrikan
informasi dan konseling pada pasien.
5. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan akan dilakukan pada bulan November s/d Desember tahun 2020.
Kegiatan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu :
A.Kesimpulan
Gizi seimbang terdiri dari asupan yang cukup secara kuantitas, cukup secara kualitas,
dan mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan,
pertumbuhan (pada anak-anak), penyimpanan zat gizi, serta untuk melakukan aktivitas
dan fungsi kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, di Indonesia sendiri penerapan gizi
seimbang memberi perubahan ke arah yang lebih baik, seperti prevalensi stunting yang
mengalami penurunan dari 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 30,2 persen pada tahun
2018.
Akan tetapi, di sisi lain angka obesitas juga mengalami peningkatan dari 14,8 persen
pada tahun 2013 menjadi 21,8 persen pada tahun 2019. Oleh sebab itu, prinsip gizi
seimbang sifatnya sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan ini
B.Saran
1.Variasi makanan
Pada usia 3-6 tahun, kebiasaan makan yang baik pada anak mulai terbentuk dan akan
terbawa hingga dewasa. Anak sudah harus dibiasakan mengonsumsi nutrisi seimbang
dengan zat-zat yang penting bagi metabolisme mereka.
2.Mengetahui kandungan yang tepat
Lemak adalah nutrisi yang penting untuk anak. Lemak adalah sumber energi yang baik
untuk anak yang aktif. Namun, terlalu banyak lemak juga tidak baik. Untuk bisa
memberikan nutrisi yang seimbang, orang tua harus membatasi makanan yang tinggi
lemak, seperti goreng-gorengan. Karena itu, orang tua harus mengetahui kandungan
yang tepat untuk memberikan nutrisi yang tidak kurang dan juga tidak berlebihan.
Setiap orang perlu sarapan, makan siang, dan makan malam. Karena sudah mulai sibuk
dengan kegiatan, anak sering lupa untuk sarapan atau makan malam. Padahal, anak
kecil perlu sarapan agar bisa mendapatkan energi untuk memulai aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.emc.id/id/care-plus/masalah-gizi-paling-umum-pada-remaja
https://lamongankab.go.id/dinkes/pedoman-gizi-seimbang-pgs-2014/
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/GIZI-DALAM-
DAUR-KEHIDUPAN-FINAL-SC.pdf
http://repository.unimus.ac.id/2655/4/BAB%20II.pdf
https://cantik-tempo-co.cdn.ampproject.org/v/s/cantik.tempo.co/amp/1221612/saran-
ahli-gizi-agar-nutrisi-anak-terpenuhi-dan-semangat-belajar?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16083609882090&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fcantik.tempo.co%2Fread%2F1221612%2Fsaran-ahli-gizi-agar-nutrisi-anak-
terpenuhi-dan-semangat-belajar
https://www-sehatq-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/pengertian-
gizi-seimbang-dan-pedoman-umumnya-yang-bisa-anda-praktikkan/amp?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16083604108583&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fwww.sehatq.com%2Fartikel%2Fpengertian-gizi-seimbang-dan-pedoman-
umumnya-yang-bisa-anda-praktikkan
LAMPIRAN
Nama-Nama Mahasiswa
LAMPIRAN FOTO