Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN IPTEKS DI DUNIA ISLAM

KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH:

DESINTA DWI FEBRIYANTI 202210230311106

KELAS B

Dosen Pengampu:
Anisatu Thoyyibah, S.Hum., M.Hum

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2024
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri
tauladan bagi umat manusia dalam mencari ilmu pengetahuan.

Makalah ini merupakan upaya kami, Kelompok 1, untuk menjelaskan secara mendalam
tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) di dunia
Islam. Dalam menyusun makalah ini, kami berusaha untuk memberikan gambaran yang
komprehensif tentang kontribusi-kontribusi besar dari para ilmuwan Islam serta
perjalanan perkembangan IPTEKS di dunia Islam dari masa ke masa.

Kami menyadari bahwa topik yang kami angkat merupakan hal yang sangat penting
dalam memahami peran penting dunia Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan
global. Oleh karena itu, kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam kepada pembaca tentang bagaimana nilai-nilai, tradisi, dan kontribusi-
kontribusi dari dunia Islam telah membentuk dan memengaruhi perkembangan IPTEKS
secara luas.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu, Ibu Anisatu
Thoyyibah, S.Hum., M.Hum, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama
proses penyusunan makalah ini. Tanpa bimbingan dan arahan beliau, makalah ini tidak
akan terwujud dengan baik.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat
dalam memperluas wawasan dan pemahaman kita semua tentang sejarah dan peran
dunia Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Terima
kasih.

Malang, 5 Maret 2024

Kelompok 1
DAFTARISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) di
dunia Islam melibatkan sejumlah faktor yang beragam, termasuk kondisi geografis,
warisan sejarah, budaya pembelajaran, pengaruh tradisi intelektual Yunani, serta
peran pusat-pusat pembelajaran dan penyebaran pengetahuan. Pada awalnya,
wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kekhalifahan Islam memiliki posisi geografis
yang strategis dan akses terhadap berbagai sumber daya, yang memungkinkan
pertukaran pengetahuan dan ide-ide dari berbagai budaya dan peradaban.
Periode keemasan IPTEKS di dunia Islam tidak terlepas dari budaya
pembelajaran yang kuat dan toleransi terhadap berbagai pandangan dan keyakinan.
Islam sebagai agama yang menekankan pentingnya pengetahuan dan pencarian
kebenaran, mendorong umatnya untuk mencari ilmu dari segala sumber. Budaya
pembelajaran ini tercermin dalam pendirian madrasah, perpustakaan, dan pusat
pembelajaran lainnya di seluruh dunia Islam, yang menjadi pusat penyebaran
pengetahuan dan ide-ide baru.
Selain itu, kekhalifahan Islam juga dikenal dengan sikap tolerannya terhadap
berbagai agama dan keyakinan. Meskipun Islam adalah agama resmi, umat Islam
memberikan perlindungan dan kebebasan kepada komunitas non-Muslim untuk
mempraktikkan agama mereka sendiri. Hal ini menciptakan lingkungan yang
mendukung untuk pertukaran budaya dan intelektual antara umat Islam dan
komunitas-komunitas non-Muslim, yang memperkaya perkembangan IPTEKS di
dunia Islam.
Perkembangan awal IPTEKS di dunia Islam juga dipengaruhi oleh pengaruh
besar dari tradisi intelektual Yunani klasik. Para cendekiawan Muslim mulai
menerjemahkan karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Arab sejak abad ke-8
Masehi. Karya-karya penting dari filsuf-filsuf Yunani seperti Plato, Aristoteles, dan
Galen menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kedokteran di dunia
Islam. Namun, para ilmuwan Muslim tidak hanya menerima pengetahuan Yunani
secara pasif, tetapi juga melakukan kritik dan pengembangan terhadapnya, sehingga
menciptakan kerangka pemikiran baru yang lebih sesuai dengan konteks dan
kebutuhan mereka sendiri.
Pusat-pusat pembelajaran seperti House of Wisdom di Baghdad, Universitas
Al-Qarawiyyin di Fes, dan Universitas Al-Azhar di Kairo menjadi tempat
berkumpulnya para ilmuwan dan intelektual untuk mendiskusikan ide-ide baru dan
melakukan penelitian. Melalui pertukaran pengetahuan dan ide-ide di pusat-pusat
pembelajaran ini, perkembangan IPTEKS di dunia Islam semakin diperkaya dan
meluas.
Namun, seiring berjalannya waktu, dunia Islam juga mengalami periode
kemunduran pada masa-masa berikutnya. Faktor-faktor seperti penaklukan oleh
bangsa Eropa, perpecahan politik, dan konflik internal menyebabkan kemunduran
dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam. Meskipun
demikian, semangat untuk mencari pengetahuan dan inovasi tetap hidup, terutama di
kalangan ulama, intelektual, dan cendekiawan.
Pada masa-masa modern, dunia Islam mulai mengalami proses pemulihan
dan revitalisasi dalam bidang IPTEKS. Banyak negara Muslim yang melakukan
investasi besar-besaran dalam pendidikan, penelitian, dan pengembangan teknologi
untuk meningkatkan daya saing mereka di dunia global. Universitas-universitas dan
pusat penelitian baru didirikan, sementara para ilmuwan dan insinyur muda mulai
membuat kontribusi yang signifikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dengan demikian, latar belakang perkembangan IPTEKS di dunia Islam
mencerminkan kompleksitas dan keragaman faktor-faktor yang mempengaruhinya,
mulai dari kondisi geografis dan sejarah awal, hingga budaya pembelajaran,
pengaruh tradisi intelektual Yunani, serta peran pusat-pusat pembelajaran dan
penyebaran pengetahuan. Perjalanan ini tidak hanya menandai kecemerlangan
intelektual umat Islam pada masa lalu, tetapi juga memberikan inspirasi dan
pandangan bagi perkembangan masa depan dalam bidang IPTEKS.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana proses perpindahan pengetahuan dari Yunani ke dunia Arab
terjadi, dan apa dampaknya pada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia
Arab?
2. Apa perbedaan antara naturalisasi, transformasi, dan originalisasi dalam
konteks penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan bagaimana
ketiganya berkontribusi pada kemajuan pengetahuan?
3. Bagaimana kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) dari tradisi
Islam mempengaruhi perkembangan dan transformasi pengetahuan di dunia
Barat pada masa tersebut?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan proses perpindahan pengetahuan dari Yunani ke dunia Arab
serta menganalisis dampaknya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di
dunia Arab.
2. Mengidentifikasi perbedaan antara naturalisasi, transformasi, dan
originalisasi dalam konteks penyebaran dan pengembangan ilmu
pengetahuan, dan menganalisis bagaimana ketiganya berkontribusi pada
kemajuan pengetahuan.
3. Meneliti kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) dari tradisi
Islam dan bagaimana kontribusi tersebut mempengaruhi perkembangan dan
transformasi pengetahuan di dunia Barat pada masa yang relevan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana proses perpindahan pengetahuan dari Yunani ke dunia Arab


terjadi, dan apa dampaknya pada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia
Arab?
Proses perpindahan pengetahuan dari Yunani ke dunia Arab terjadi melalui beberapa
tahapan yang penting dalam sejarah intelektual dan budaya. Berikut adalah beberapa
faktor dan tahapan yang mempengaruhi proses tersebut:
1. Penerjemahan Karya Yunani: Pada abad ke-8 Masehi, terjemahan besar-
besaran karya-karya filsafat, sains, dan kedokteran dari bahasa Yunani ke bahasa
Arab dimulai di Kekhalifahan Abbasiyah. Pusat-pusat intelektual seperti House
of Wisdom di Baghdad menjadi pusat utama untuk aktivitas penerjemahan ini.
Karya-karya dari filsuf Yunani seperti Aristoteles, Plato, dan Galen
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, membuatnya dapat diakses oleh para
ilmuwan dan cendekiawan Muslim.
2. Assimilasi dan Kritik: Para cendekiawan Muslim tidak hanya menerjemahkan
karya-karya Yunani secara pasif, tetapi mereka juga melakukan asimilasi dan
kritik terhadapnya. Mereka memadukan pengetahuan Yunani dengan pemikiran
Islam, menciptakan kerangka pemikiran baru yang lebih sesuai dengan konteks
budaya dan kebutuhan mereka. Misalnya, Aristoteles mempengaruhi pemikiran
Muslim tentang filsafat dan ilmu pengetahuan, tetapi pemikiran tersebut juga
disesuaikan dengan doktrin-doktrin Islam.
3. Pusat-Pusat Pembelajaran: Pusat-pusat pembelajaran seperti House of
Wisdom di Baghdad, Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, dan Universitas Al-
Azhar di Kairo menjadi tempat berkumpulnya para ilmuwan dan cendekiawan
Muslim. Di sinilah mereka mendiskusikan ide-ide baru, melakukan penelitian,
dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dampak dari proses perpindahan pengetahuan dari Yunani ke dunia Arab terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Arab sangat signifikan:
1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Pengetahuan dari tradisi Yunani membawa
konsep dan metodologi baru ke dunia Arab. Ini memicu perkembangan ilmu
pengetahuan dalam berbagai bidang seperti matematika, astronomi, kedokteran,
filsafat, dan alkimia di dunia Arab.
2. Pertumbuhan Pusat-Pusat Pembelajaran: Aktivitas penerjemahan dan diskusi
di pusat-pusat pembelajaran seperti House of Wisdom menghasilkan
peningkatan dalam penyebaran pengetahuan dan ide-ide baru. Hal ini
menciptakan lingkungan intelektual yang mendukung untuk inovasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Pengaruh Jangka Panjang: Kontribusi Yunani terhadap ilmu pengetahuan di
dunia Arab tidak hanya berdampak pada masa itu saja, tetapi juga membuka
jalan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Pengetahuan
yang diperoleh dari tradisi Yunani menjadi dasar bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia Arab selama berabad-abad berikutnya.
Dengan demikian, proses perpindahan pengetahuan dari Yunani ke dunia Arab
memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia
Arab, menciptakan landasan penting bagi kemajuan intelektual di wilayah tersebut.
2.2 Apa perbedaan antara naturalisasi, transformasi, dan originalisasi dalam
konteks penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan bagaimana
ketiganya berkontribusi pada kemajuan pengetahuan?
Naturalisasi, transformasi, dan originalisasi adalah konsep yang penting dalam
konteks penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berikut adalah
perbedaan antara ketiganya dan bagaimana kontribusi mereka pada kemajuan
pengetahuan:
1. Naturalisasi: Naturalisasi merujuk pada proses pengambilan dan penyesuaian
ide atau konsep asing ke dalam budaya atau konteks baru tanpa banyak
perubahan. Dalam konteks ilmu pengetahuan, naturalisasi terjadi ketika konsep
atau teori dari satu budaya atau tradisi diterapkan tanpa perubahan yang
signifikan dalam budaya atau tradisi lainnya. Contohnya adalah ketika konsep
matematika atau ilmu alam Yunani diterapkan di dunia Arab tanpa banyak
modifikasi.
2. Transformasi: Transformasi terjadi ketika ide atau konsep asing mengalami
perubahan atau modifikasi yang signifikan ketika diterapkan dalam budaya atau
konteks baru. Dalam konteks ilmu pengetahuan, transformasi mengacu pada
adaptasi konsep atau teori asing agar sesuai dengan budaya, kebutuhan, atau
kondisi lokal. Ini bisa mencakup pengembangan teori baru, metode baru, atau
penemuan baru yang berbeda dari aslinya. Contohnya adalah ketika ilmuwan
Muslim mengembangkan sistem angka Arab yang memiliki pengaruh besar pada
matematika dan ilmu pengetahuan di Barat.
3. Originalisasi: Originalisasi terjadi ketika budaya atau konteks baru menciptakan
ide atau konsep yang benar-benar baru, yang tidak ada sebelumnya dalam
budaya atau tradisi asing. Dalam konteks ilmu pengetahuan, originalisasi adalah
kontribusi baru yang diciptakan oleh budaya atau komunitas tertentu. Ini bisa
berupa penemuan baru, teori baru, atau metode baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Contohnya adalah ketika ilmuwan Muslim mengembangkan bidang
ilmu kedokteran dengan menemukan teknik bedah atau obat-obatan baru.
Kontribusi ketiganya pada kemajuan pengetahuan adalah sebagai berikut:
 Naturalisasi membantu dalam menyebarkan dan memperluas cakupan
pengetahuan dari budaya atau tradisi tertentu ke budaya atau tradisi lainnya
tanpa mengubahnya secara signifikan. Ini memungkinkan pengetahuan dan ide-
ide baru untuk diakses oleh masyarakat yang lebih luas.
 Transformasi memungkinkan adaptasi dan pengembangan pengetahuan yang
lebih relevan dan bermanfaat bagi budaya atau konteks baru. Hal ini
memperkaya pengetahuan dengan menyediakan perspektif baru atau solusi yang
sesuai dengan kebutuhan lokal.
 Originalisasi membawa kontribusi unik dan orisinal yang tidak hanya
memperluas pengetahuan, tetapi juga membuka pintu bagi inovasi dan
perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan. Ini mendorong penciptaan
pengetahuan baru dan pengembangan yang lebih lanjut dari bidang-bidang
tertentu.
2.3 Bagaimana kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) dari tradisi
Islam mempengaruhi perkembangan dan transformasi pengetahuan di dunia
Barat pada masa tersebut?
Kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) dari tradisi Islam
memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan dan transformasi
pengetahuan di dunia Barat pada masa tersebut. Berikut beberapa kontribusi utama:
Penerjemahan Karya-Karya Klasik: Seperti yang disebutkan sebelumnya,
perpindahan pengetahuan dari dunia Yunani ke dunia Arab terjadi melalui aktivitas
penerjemahan besar-besaran. Karya-karya klasik dari filsuf-filsuf Yunani seperti
Aristoteles, Plato, dan Galen diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pengetahuan ini
kemudian diterjemahkan kembali ke bahasa Latin oleh sarjana-sarjana Barat, yang
memperkenalkan pemikiran Yunani kepada masyarakat Barat yang sebelumnya
belum akrab dengan karya-karya tersebut.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Kontribusi intelektual dari
dunia Islam mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
matematika, astronomi, kedokteran, kimia, dan filosofi. Contohnya, sistem angka
Arab (0-9) yang diperkenalkan oleh dunia Islam membawa revolusi matematika di
dunia Barat, memungkinkan perkembangan aljabar dan kalkulus. Teknik bedah
yang dikembangkan oleh ilmuwan Muslim juga memengaruhi perkembangan
kedokteran di Barat.
Pengembangan Metode Ilmiah: Ilmuwan Muslim seperti Al-Kindi, Alhazen,
dan Ibn Sina (Avicenna) memainkan peran penting dalam pengembangan metode
ilmiah yang sistematis dan empiris. Kontribusi mereka dalam bidang logika, metode
observasi, dan eksperimen membantu membentuk fondasi metode ilmiah modern.
Pemikiran mereka memengaruhi pemikiran ilmiah di Barat, memperkenalkan
konsep eksperimen dan pengamatan sebagai dasar pengetahuan.
Pertukaran Pengetahuan dan Ide: Pusat-pusat pembelajaran seperti House of
Wisdom di Baghdad menjadi tempat berkumpulnya para ilmuwan dari berbagai
budaya dan latar belakang. Di sinilah pengetahuan dan ide-ide baru bertukar,
menciptakan lingkungan intelektual yang dinamis dan produktif. Pusat-pusat
pembelajaran ini juga menjadi titik akses bagi sarjana-sarjana Barat yang ingin
belajar dari pengetahuan dan karya-karya Muslim.
Mengilhami Zaman Renaisans: Kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi
dari dunia Islam telah dikreditkan sebagai salah satu faktor utama yang mengilhami
Zaman Renaisans di Eropa. Pengetahuan dan karya-karya klasik yang diterjemahkan
kembali dari bahasa Arab menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, seni,
dan filosofi di Eropa pada abad ke-14 hingga ke-17.
Secara keseluruhan, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi dari tradisi
Islam tidak hanya mempengaruhi perkembangan dan transformasi pengetahuan di
dunia Barat pada masa tersebut, tetapi juga memberikan kontribusi yang
berkelanjutan dalam membentuk fondasi ilmu pengetahuan modern.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses perpindahan pengetahuan dari Yunani ke dunia Arab melalui aktivitas
penerjemahan dan asimilasi telah memberikan kontribusi besar pada perkembangan
ilmu pengetahuan di dunia Arab. Para cendekiawan Muslim tidak hanya menerima
pengetahuan Yunani secara pasif, tetapi juga melakukan kritik dan transformasi
terhadapnya, menciptakan kerangka pemikiran baru yang sesuai dengan konteks
dan kebutuhan mereka. Pusat-pusat pembelajaran seperti House of Wisdom
menjadi pusat penting bagi pertukaran pengetahuan dan ide-ide baru, menciptakan
lingkungan intelektual yang dinamis dan produktif. Dampak dari proses ini terasa
hingga berabad-abad kemudian, memberikan landasan penting bagi kemajuan ilmu
pengetahuan di dunia Arab.
Perbedaan antara naturalisasi, transformasi, dan originalisasi dalam konteks
penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan menunjukkan bagaimana
pengetahuan dapat beradaptasi dengan budaya atau konteks baru. Naturalisasi
membantu dalam menyebarkan pengetahuan tanpa banyak perubahan, sementara
transformasi menghasilkan adaptasi dan pengembangan baru, dan originalisasi
menciptakan kontribusi baru yang unik dan orisinal.
Kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi dari tradisi Islam telah mempengaruhi
perkembangan dan transformasi pengetahuan di dunia Barat pada masa tersebut.
Penerjemahan karya-karya klasik, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengembangan metode ilmiah, dan pertukaran pengetahuan dan ide telah
memberikan landasan penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Barat, bahkan
menjadi salah satu faktor utama dalam munculnya Zaman Renaisans.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah perkembangan IPTEKS di dunia
Islam, disarankan untuk lebih mendalami kontribusi individu dari ilmuwan Muslim
terkemuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu,
penting juga untuk terus mempelajari bagaimana IPTEKS dari tradisi Islam terus
berkembang dan berkontribusi pada kemajuan pengetahuan di era modern.
DAFTARPUSTAKA

Baiquni, A., 1994, Al-Qur'an Ilmu Pengetahuan dan Teknologiy Penerbit Dana Bhakti
Wakaf, Yogyakarta.

Bucaille, M., 1994, R^ection on Religion on Science in Connection with the


Antisipation of the Qur'dn, Makalah pada International Seminar, IPTN, Bandung.

Charles, 1993,IslamdanBarat, Republika 12-14 Nopember.

Poeradisastra, S.I., 1981, Sumbangan Is- ^lam kepada Ifmu dan Kebudayaan Modern^
Girimukti Pasaka, Jakarta

Prigogine, I., 1984, Order Out of Chaos, 40 Heinemann, London.

Salam, A., 1980, Internationalization of ScienceinDevelopingCountries, IAEA,


Miramara-Trieste.

Sardar, Z., 1979, A Revival for Islam, a boost for Science? Nature, vol.282,354-357 dan
beberapa laporan sesudahnya.

Sardar, Z., 1987, The Future of Muslim Civilization^ secon edition, Mansel Publ.
Limited, London.

Sarton, G., 1927, Introduction to the His tory of Science, Volume I, Carnegie Institution
of Washing ton, Baltimore. Sarton, G., 1952,AGuide to the History of
Science,The Ronald Press Com pany, New York.

Anda mungkin juga menyukai