1. Verba Transitif,
2. Verba Intrasitif
Verba atau kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan
objek atau pelengkap dalam kalimatnya. Verba transitif berbeda
dengan kata kerja intransitif, karena verba transitif bisa dirubah
menjadi bentuk pasif dimana tidak berlaku untuk kata kerja
intransitif.
Bentuk pasif Bisa diubah ke bentuk pasif Tidak bisa diubah ke bentuk pas
Imbuhan yang Me-, memper-, memper-kan, me-i, memper-I, Verba dasar, ber-, ber-kan, ter-,
digunakan me-kan ke-an
. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu
hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek pada umumnya diisi oleh
jenis kata atau frasa benda (nomina), klausa, atau frasa verba. Dalam Kamus Linguistik
disebutkan bahwa subjek adalah bagian dari klausa berwujud nomina atau frasa nomina
yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara (Kridalaksana, 1982: 159).
B. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku, toko, atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberi tahu tindakan atau perbuata subjek, predikat juga dapat menyatakan sifat, situasi,
status, ciri, atau jati diri subjek. Termasuk juga sebagai predikat dalam kalimat
adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki subjek. Predikat dapat berupa kata
atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau ajektiva, tetapi dapat pula numeralia, nomina
atau frasa nomina.
Adapun ciri-ciri predikat adalah :
a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaansebagai
apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa kata benda
penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat
yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frase numeralia.
b. Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutamadigunakan jika
subyek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subyek dan pelengkap
tidak jelas.
c. Dapat diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yangdiwujudkan oleh
kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa kata kerja
atau kata sifat. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan
penanda predikat yang berupa kata benda atau predikat kata merupakan.
d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau
kata sifat. Kalimat yang subyeknya berupa kata benda bernyawa dapat juga disertai
modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subyek), seperti ingin, hendak,
dan mau.
e. Unsur pengisi predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
1. Kata, misalnya kata kerja, kata sifat, atau kata benda.
2. Frase, misalnya frase kata kerja, frase kata sifat, frase kata benda, frase numeralia
(bilangan).
C. Obyek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina,
frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu dibelakang predikat yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek.
Adapun ciri-ciri obyek adalah :
a. Langsung di belakang predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
b. Dapat menjadi subyek kalimat pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subyek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subyekdalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk kata kerja
predikatnya.
c. Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi.
Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
d. Kategori katanya kata benda/ frase kata benda
e. Dapat dinganti dengan –nya
f. Didahului kata bahwa
g. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
h. Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak memerlukan objek (intransitif)
i. Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek (transitif).
Related
E. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian dari kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai
bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket ini dapat menerangkan S, P, O dan Pel. Ket ini memiliki
posisi manasuka, atrinya posisi Ket dapat berasa di awal, di tengah atau di
akhir kalimat.Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposional, adverbia, atau klausa.
Adapun ciri-ciri keterangan adalah ;
1. Bukan unsur utama (bersifat manasuka)
Berbeda dari subyek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsure
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
2. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subyek dan
predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsure tersebut tidak termasuk
keterangan.
3. Umumnya di dahului oleh kata depan, seperti, di, dari, ke, tentang
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian
dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang
akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap,
kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah
contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang
pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras
itu. – The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap
kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan
membentuk kalimat yang mengandung art
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Frasa mobil tetangga baru juga bisa mempunyai 2 makna, yaitu yang
baru adalah mobil dan yang baru adalah tetangganya (bukan
mobilnya.
Frasa “saya dan adik” merupakan frasa sama, karena antara unsur
“saya” dan unsur “adik” memiliki kedudukan yang setara atau tidak
saling menjelaskan.
Frasa setara ditandai oleh adanya kata ‘dan‘ / ‘atau‘ di antara kedua
unsur nya.
Kalimat (a) dan (b) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa
‘kambing hitam‘.
Dalam bahasa Indonesia, kata memiliki beragam jenis. Agar kita memahami jenis-
jenis kata, yuk kita simak pembahasan di bawah ini!
Nomina (Kata Benda)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret
maupun abstrak). Contoh kata benda konkret seperti meja, gawai, mobil. Sedangkan
contoh kata abstrak seperti kekuatan, cinta, kasih anya, dan kemunduran. Kata
benda biasanya berasal dari kata sifat atau kata dasar yang mendapat imbuhan –an,
ke- dan –an, pe- dan –an. Contoh:
1. kata sifat kotor mendapat imbuhan –an menjadi kotoran (kata benda)
2. kata sifat rajin mendapat imbuhan ke- dan –an menjadi kerajinan (kata benda)
3. kata dasar topang mendapat imbuhan pe- dan –an menjadi penopang (kata benda).
Kata benda dapat berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Misalnya:
Selain itu kata sandang juga dapat membatasi makna jumlah orang atau benda,
misalnya sang anak (bermakna tunggal), para ahli (bermakna jamak), dan si kecil
(bermakna netral), dan Sri Baginda (bermakna khusus).
Kata Depan (Preposisi)
Jenis kata ini selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk
membentuk gabungan kata depan (frasa preposisional). Contoh katanya adalah di,
ke, dari, atas, terhadap, kepada, oleh.
Kata Interjeksi (Kata Seru)
Kata seru digunakan untuk membatu mengekspresikan emosi (kesalan, marah,
kagum) seseorang seperti kata:
1. ih (jijik)
Contoh: Ih, kamu jorok sekali!
2. wow (kagum)
Contoh: Wow, bagus sekali lukisannya!
3. sialan (kesal)
Contoh: Sialan, bukuku ketinggalan!
4. syukurlah (rasa syukur)
Contoh: Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa!
5. semoga (harapan)
Contoh: Semoga kamu selamat sampai di sana!
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan jenis-jenis kata. Selamat belajar!