Anda di halaman 1dari 17

SOSIOLOGI SASTRA

STRUKTURALISME GENETIK

Dosen Pengampu :
Ita khairani S. Pd., M. Hum

Diusun Oleh :
Annisya Putri Soraya (2213210030)
Kinanti Ika Lestari (2211210004)
Nurazmi Zelita Putri (2211210015)
Suri Rizki (2212210003)

PRODI SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah Swt yang dengan rahmat dan
idayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang mengulas tentang Strukturalisme
Genetik dimana ini adalah mata kuliah “Sosiologi Sastra”. Kami sadari bahwa penulisan
makalah ini jauh dari kata sempurna baik dari segi teknik penyajian maupun dari segi
penyusunan.

Oleh karena itu demi penyempurnaan makalah ini, penyusun siap menerima kritik dan
saran dari pembaca yang dapat menunjang perbaikan makalah ini lebih baik kedepannya.
Terima kasih kepada Ibu Ita Khairani selaku dosen yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat lebih mengerti tentang Strukturalisme Genetik yang di ulas dalam mata kuliah
Sosiologi Sastra, dan tidak lupa terima kasih kami bagi teman-teman kampus dan keluarga
yang memberikan masukan saran terbaik bagi kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik walau jauh dari kata sempurna. Demikian makalah ini dibuat semoga
bermanfaat, Terima kasih.

Medan, 13 April 2023

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Strukturalisme Genetik..........................................................................................6
2.2 Konsep-Konsep Strukturalisme Genetik.................................................................................7
2.1.1 Konsep Fakta Kemanusiaan..............................................................................................7
2.1.2 Konsep Subjek Kolektif......................................................................................................8
2.1.3 Konsep Pandangan Dunia..................................................................................................9
2.1.4 Konsep Genetik Struktural................................................................................................9
2.1.5 Konsep Pandangan Dunia Pengarang.............................................................................10
2.1.6 Konsep Pandangan Dunia Pengarang.............................................................................11
2.1.7 Konsep Pemahaman-Penjelasan......................................................................................12
2.3 Metode Dialektik......................................................................................................................13
2.4 Apresiasi Teori Strukturalisme Genetik................................................................................14
BAB 3..................................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Strukturalisme genetik merupakan aliran yang lahir dari kerja Ferdinand de Saussure,
seorang ahli bahasa asal Swiss yang dianggap sebagai bapak ilmu linguistik modern.
Saussure menekankan pada pentingnya mempelajari bahasa sebagai suatu sistem yang
terdiri dari unsur-unsur yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik. Ia juga
membedakan antara bahasa (langue) dan tuturan (parole), di mana bahasa merujuk pada
sistem bahasa yang abstrak, sedangkan tuturan merujuk pada penggunaan bahasa dalam
konteks tertentu.

Dari kerja Saussure ini muncul aliran strukturalisme genetik yang menekankan pada
studi sejarah perkembangan bahasa dan bagaimana perubahan bahasa terjadi dari waktu
ke waktu. Ahli-ahli strukturalisme genetik memandang bahasa sebagai suatu sistem yang
selalu berkembang dan berubah dalam hubungannya dengan kondisi sosial, budaya, dan
sejarah. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk memahami bahasa dari sudut pandang
sejarah dan menelusuri perkembangan struktur bahasa dari waktu ke waktu. Mereka
berpendapat bahwa struktur bahasa yang ada saat ini merupakan hasil dari perubahan dan
pengembangan dari bahasa yang ada sebelumnya.

Selain itu, pendekatan strukturalisme genetik juga menganggap bahwa bahasa memiliki
kemampuan untuk membentuk realitas sosial dan budaya. Oleh karena itu, mempelajari
sejarah perkembangan bahasa dapat membantu kita memahami bagaimana masyarakat
dan budaya terbentuk dan berubah seiring waktu. Sebagai contoh, ahli-ahli
strukturalisme genetik mempelajari bagaimana perubahan bahasa dapat mempengaruhi
konsep-konsep sosial seperti keluarga, gender, dan identitas.

Namun, seiring perkembangan waktu, strukturalisme genetik telah menjadi kritik


terhadap pemikiran yang dianggap sebagai deterministik dan reduksionis, terutama
dalam memandang bahasa sebagai suatu sistem yang terisolasi dari faktor-faktor sosial
dan sejarah. Beberapa kritikus menunjukkan bahwa pendekatan strukturalisme genetik
terlalu fokus pada analisis internal bahasa dan kurang memperhatikan faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi perkembangan bahasa. Oleh karena itu, aliran ini kini
kurang populer dalam disiplin ilmu linguistik dan sastra.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan antara pendekatan strukturalisme genetik dan pendekatan lain dalam
studi bahasa dan sastra, seperti strukturalisme fungsional atau poststrukturalisme?

2. Apa pengaruh strukturalisme genetik terhadap perkembangan disiplin ilmu linguistik


dan sastra?

3. Bagaimana perubahan bahasa dapat mempengaruhi konsep-konsep sosial dan budaya,


dan bagaimana konsep ini dipahami oleh strukturalisme genetik?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan strukturalisme genetik adalah untuk membahas konsep dan pendekatan
strukturalisme genetik dalam studi bahasa dan sastra, dan bagaimana pendekatan ini
dapat digunakan untuk memahami sejarah dan perkembangan bahasa dari waktu ke
waktu. Penulisan ini bertujuan untuk membantu pembaca memahami bagaimana bahasa
memiliki kemampuan untuk membentuk realitas sosial dan budaya, dan bagaimana
mempelajari sejarah perkembangan bahasa dapat membantu kita memahami bagaimana
masyarakat dan budaya terbentuk dan berubah seiring waktu. Selain itu, penulisan ini
juga bertujuan untuk membahas pengaruh strukturalisme genetik terhadap perkembangan
disiplin ilmu linguistik dan sastra, serta relevansi konsep strukturalisme genetik dalam
konteks bahasa dan budaya pada masa kini.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strukturalisme Genetik
Strukturalisme genetik adalah sebuah pendekatan dalam studi bahasa dan sastra yang
menekankan pentingnya memahami sejarah dan perkembangan bahasa dari waktu ke
waktu. Pendekatan ini berasumsi bahwa struktur bahasa dan sastra adalah produk dari
sejarah perkembangan bahasa itu sendiri dan pengaruh sosial dan budaya pada waktu
tertentu. Konsep ini dikemukakan oleh ahli bahasa Swiss, Ferdinand de Saussure pada
awal abad ke-20.

Menurut strukturalisme genetik, bahasa dan sastra bukanlah sesuatu yang statis atau tidak
berubah, tetapi merupakan sesuatu yang berkembang dan berubah seiring waktu. Oleh
karena itu, untuk memahami bahasa dan sastra, kita perlu mempelajari sejarah
perkembangan bahasa dan sastra itu sendiri, serta kondisi sosial dan budaya pada waktu
tertentu.

Sebagai contoh, dalam studi bahasa, strukturalisme genetik menekankan pentingnya


mempelajari perkembangan fonologi dan morfologi bahasa dari waktu ke waktu, serta
bagaimana perkembangan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budaya pada waktu
tertentu. Dalam studi sastra, pendekatan ini menekankan pentingnya memahami sejarah
perkembangan genre sastra dari waktu ke waktu, serta bagaimana genre ini berkembang
dalam konteks sosial dan budaya tertentu.

Pendekatan strukturalisme genetik juga menekankan pentingnya memahami hubungan


antara bahasa dan realitas sosial dan budaya. Bahasa dan sastra, menurut pandangan ini,
memiliki kemampuan untuk membentuk realitas sosial dan budaya, dan oleh karena itu,
mempelajari sejarah dan perkembangan bahasa dan sastra dapat membantu kita
memahami bagaimana masyarakat dan budaya terbentuk dan berubah seiring waktu.

Pengaruh strukturalisme genetik terhadap perkembangan disiplin ilmu linguistik dan


sastra juga signifikan. Strukturalisme genetik telah membantu mengembangkan
pendekatan kritis dalam studi bahasa dan sastra, yang tidak hanya mempertimbangkan
elemen-elemen dalam sebuah teks, tetapi juga mengenali aspek sejarah, sosial, dan
budaya yang mempengaruhinya.

6
Meskipun kritik terhadap pendekatan strukturalisme genetik telah diutarakan, seperti
keterbatasan dalam memahami faktor-faktor individu dalam pengembangan bahasa dan
sastra, konsep ini masih relevan dalam memahami bahasa dan budaya pada masa kini.
Pendekatan ini dapat membantu kita memahami bagaimana bahasa dan budaya terbentuk
dan berubah seiring waktu, dan bagaimana mereka saling mempengaruhi satu sama lain.

2.2 Konsep-Konsep Strukturalisme Genetik


2.1.1 Konsep Fakta Kemanusiaan
Konsep fakta manusia dalam strukturalisme genetik mengacu pada pandangan bahwa
manusia memiliki kecenderungan dan karakteristik yang sama secara universal, terlepas
dari perbedaan budaya atau lingkungan tempat individu tersebut tumbuh dan berkembang.
Dalam konteks strukturalisme genetik, konsep fakta manusia adalah pandangan bahwa
terdapat prinsip-prinsip universal dalam perilaku manusia yang berlaku di semua
masyarakat dan budaya.

Menurut strukturalisme genetik, fakta manusia meliputi segala hal yang menjadi ciri
umum dari manusia sebagai spesies, seperti kemampuan untuk berbahasa, memiliki nilai
dan norma, beragama, memiliki konsep waktu dan ruang, serta memiliki kecenderungan
untuk membentuk kelompok sosial dan budaya.

Namun, konsep fakta manusia tidak mengabaikan perbedaan dalam budaya atau
lingkungan, melainkan menempatkan perbedaan tersebut dalam konteks struktur sosial
dan budaya yang lebih luas. Struktur sosial dan budaya yang berbeda dapat memengaruhi
cara individu mengekspresikan fakta manusia tersebut, namun fakta manusia tetaplah
universal dan menjadi ciri umum manusia sebagai spesies.

Dalam konteks strukturalisme genetik, pemahaman tentang fakta manusia juga sangat
penting dalam memahami perubahan sosial dan budaya dari waktu ke waktu. Fakta
manusia membentuk dasar untuk memahami kesamaan dan perbedaan dalam budaya dan
masyarakat yang berbeda-beda, dan membantu kita memahami bahwa meskipun ada
perbedaan dalam budaya atau lingkungan, terdapat prinsip-prinsip universal dalam
perilaku manusia yang berlaku di semua masyarakat dan budaya.

7
2.1.2 Konsep Subjek Kolektif
Konsep subjek kolektif merupakan salah satu konsep penting dalam strukturalisme
genetik. Subjek kolektif mengacu pada individu sebagai bagian dari kelompok atau
komunitas yang lebih besar, dan dipahami bahwa individu tidak dapat dipisahkan dari
konteks sosial dan budaya yang lebih luas.

Menurut strukturalisme genetik, individu tidak hanya dipengaruhi oleh struktur sosial
dan budaya yang ada, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan dan perubahan
struktur tersebut melalui interaksi mereka dengan lingkungan sosial dan budaya. Oleh
karena itu, individu dipahami sebagai bagian dari proses sosial dan budaya yang lebih
luas, dan bukan sebagai entitas yang terisolasi.

Dalam konteks subjek kolektif, penting untuk memahami bagaimana individu


berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas.
Konsep ini juga menekankan pada pentingnya memahami bahwa individu tidak selalu
bertindak secara bebas dan rasional, tetapi juga dipengaruhi oleh norma, nilai, dan
harapan sosial yang ada dalam masyarakat.

Subjek kolektif juga terkait dengan konsep struktur sosial dan budaya yang lebih luas.
Struktur sosial dan budaya memengaruhi pandangan dunia, tindakan, dan interaksi
individu, serta memainkan peran penting dalam membentuk identitas kolektif dan
individu.

Dalam strukturalisme genetik, pemahaman tentang subjek kolektif dan struktur sosial
dan budaya yang lebih luas sangat penting dalam memahami interaksi sosial dan
perubahan sosial dan budaya dari waktu ke waktu. Konsep ini membantu kita memahami
bahwa individu tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya yang lebih luas
dan menekankan pada pentingnya memahami interaksi kompleks antara individu dan
lingkungan sosial dan budaya mereka.

8
2.1.3 Konsep Pandangan Dunia
Dalam strukturalisme genetik, konsep pandangan dunia dipandang sebagai bagian dari
struktur sosial dan budaya yang lebih luas. Pandangan dunia seseorang dipahami sebagai
hasil dari interaksi kompleks antara individu dan lingkungan sosial dan budaya yang
membentuk identitas mereka.

Menurut strukturalisme genetik, pandangan dunia seseorang dipengaruhi oleh beberapa


faktor, termasuk bahasa, agama, mitos, nilai, dan simbol-simbol sosial dan budaya
lainnya. Struktur sosial dan budaya yang membentuk pandangan dunia seseorang juga
dapat memengaruhi cara individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Dalam pandangan strukturalisme genetik, penting untuk memahami bagaimana


pandangan dunia individu dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya yang lebih luas,
serta bagaimana pandangan dunia individu memengaruhi cara individu berinteraksi
dengan dunia di sekitarnya. Hal ini terkait dengan konsep subjek kolektif, yang
menekankan pada pentingnya memahami bagaimana individu berinteraksi dan saling
mempengaruhi dalam konteks sosial yang lebih luas.

Dalam studi tentang pandangan dunia, strukturalisme genetik juga menekankan pada
pentingnya memahami perubahan dalam pandangan dunia individu dan bagaimana
perubahan tersebut dapat memengaruhi struktur sosial dan budaya yang lebih luas. Hal
ini terkait dengan konsep evolusi sosial, yang mengacu pada perubahan dalam struktur
sosial dan budaya dari waktu ke waktu.

2.1.4 Konsep Genetik Struktural


Konsep genetik struktural dalam strukturalisme genetik merujuk pada pandangan bahwa
ada pola dan struktur yang terkandung dalam budaya dan masyarakat manusia yang
dapat dipelajari dan dianalisis dengan cara yang sama seperti yang dilakukan dalam ilmu
pengetahuan alam.

Dalam strukturalisme genetik, genetik struktural mengacu pada kajian struktur dalam
budaya dan masyarakat manusia, yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi. Genetik struktural memandang bahwa unsur-unsur tersebut tidak
dapat dipahami secara terpisah, tetapi harus dipahami sebagai bagian dari sistem yang
lebih besar.

Sebagai contoh, dalam kajian bahasa, struktur frasa dan kalimat memainkan peran
penting dalam memahami bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan makna.

9
Dalam kajian masyarakat, struktur sosial seperti kelas, status, dan kekuasaan juga
memainkan peran penting dalam memahami interaksi dan hubungan antara individu
dalam masyarakat.

Konsep genetik struktural dalam strukturalisme genetik juga menekankan pentingnya


mempelajari perubahan dalam struktur budaya dan masyarakat dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, struktur sosial dan budaya dapat berubah seiring waktu, dan perubahan
ini dapat memengaruhi cara individu dan kelompok dalam masyarakat berinteraksi dan
membentuk identitas.

Dalam strukturalisme genetik, kajian genetik struktural juga dianggap sebagai sarana
untuk memahami perbedaan dan kesamaan antara budaya dan masyarakat yang berbeda-
beda. Dalam membandingkan budaya dan masyarakat yang berbeda-beda, genetik
struktural dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan struktur yang universal
dalam manusia, serta memahami bagaimana perbedaan dalam konteks sosial dan budaya
dapat memengaruhi cara individu dan kelompok dalam masyarakat mengungkapkan
prinsip-prinsip universal tersebut.

2.1.5 Konsep Pandangan Dunia Pengarang


Konsep pandangan dunia pengarang dalam strukturalisme genetik mengacu pada
keyakinan bahwa pandangan dunia seseorang, atau cara mereka memahami dan
menginterpretasikan dunia, dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya tempat mereka
tinggal dan tumbuh.

Dalam strukturalisme genetik, pengarang memandang pandangan dunia sebagai suatu


keseluruhan sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Unsur-unsur tersebut meliputi pemikiran, keyakinan, nilai-nilai, norma-
norma, dan tindakan.

Pandangan dunia pengarang terbentuk dari interaksi mereka dengan lingkungan sosial
dan budaya, serta dari pengalaman hidup mereka. Dalam strukturalisme genetik,
pengarang memandang bahwa pandangan dunia seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor individu, tetapi juga oleh faktor sosial dan budaya yang lebih luas, seperti bahasa,
agama, dan sistem politik.

Konsep pandangan dunia pengarang juga menekankan bahwa pandangan dunia tidak
statis, melainkan dapat berubah dan berkembang seiring waktu dan perubahan sosial dan
budaya. Dalam kajian strukturalisme genetik, pengarang mempelajari bagaimana
10
pandangan dunia individu dan kelompok dalam masyarakat berkembang dan berubah
seiring waktu, dan bagaimana perubahan sosial dan budaya memengaruhi pandangan
dunia tersebut.

Dalam strukturalisme genetik, pengarang memandang bahwa memahami pandangan


dunia seseorang adalah penting dalam memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan
dunia di sekitar mereka. Pandangan dunia seseorang dapat memengaruhi cara mereka
bertindak dan berpikir, serta cara mereka membentuk hubungan dengan orang lain dalam
masyarakat. Oleh karena itu, memahami pandangan dunia seseorang dapat membantu
dalam memahami dinamika sosial dan budaya dalam masyarakat.

2.1.6 Konsep Pandangan Dunia Pengarang


Konsep pandangan dunia pengarang dalam strukturalisme genetik mengacu pada
keyakinan bahwa pandangan dunia seseorang, atau cara mereka memahami dan
menginterpretasikan dunia, dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya tempat mereka
tinggal dan tumbuh.

Dalam strukturalisme genetik, pengarang memandang pandangan dunia sebagai suatu


keseluruhan sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Unsur-unsur tersebut meliputi pemikiran, keyakinan, nilai-nilai, norma-
norma, dan tindakan.

Pandangan dunia pengarang terbentuk dari interaksi mereka dengan lingkungan sosial
dan budaya, serta dari pengalaman hidup mereka. Dalam strukturalisme genetik,
pengarang memandang bahwa pandangan dunia seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor individu, tetapi juga oleh faktor sosial dan budaya yang lebih luas, seperti bahasa,
agama, dan sistem politik.

Konsep pandangan dunia pengarang juga menekankan bahwa pandangan dunia tidak
statis, melainkan dapat berubah dan berkembang seiring waktu dan perubahan sosial dan
budaya. Dalam kajian strukturalisme genetik, pengarang mempelajari bagaimana
pandangan dunia individu dan kelompok dalam masyarakat berkembang dan berubah
seiring waktu, dan bagaimana perubahan sosial dan budaya memengaruhi pandangan
dunia tersebut.

Dalam strukturalisme genetik, pengarang memandang bahwa memahami pandangan


dunia seseorang adalah penting dalam memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan
dunia di sekitar mereka. Pandangan dunia seseorang dapat memengaruhi cara mereka
11
bertindak dan berpikir, serta cara mereka membentuk hubungan dengan orang lain dalam
masyarakat. Oleh karena itu, memahami pandangan dunia seseorang dapat membantu
dalam memahami dinamika sosial dan budaya dalam masyarakat.

2.1.7 Konsep Pemahaman-Penjelasan


Konsep pemahaman penjelasan dalam strukturalisme genetik mengacu pada cara
pengarang memahami dan menjelaskan fenomena sosial dan budaya dalam masyarakat.
Pemahaman penjelasan dalam strukturalisme genetik didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap fenomena sosial dan budaya dapat dipahami dan dijelaskan dengan
mempertimbangkan konteks sosial dan budaya yang lebih luas.

Dalam strukturalisme genetik, pengarang memandang bahwa fenomena sosial dan


budaya adalah produk dari proses sosial dan budaya yang kompleks. Fenomena ini
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk pandangan dunia individu dan kelompok
dalam masyarakat, norma-norma sosial, nilai-nilai, dan praktik-praktik sosial dan budaya
yang telah terbentuk di dalam masyarakat.

Pemahaman penjelasan dalam strukturalisme genetik juga menekankan pentingnya


mempertimbangkan perubahan sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat.
Pengarang memandang bahwa perubahan sosial dan budaya dapat memengaruhi cara
individu dan kelompok memahami dan menjelaskan fenomena sosial dan budaya di
dalam masyarakat.

Dalam strukturalisme genetik, pengarang menggunakan pendekatan historis dalam


memahami dan menjelaskan fenomena sosial dan budaya. Mereka mempelajari
bagaimana fenomena ini berkembang dan berubah seiring waktu dan bagaimana proses
sosial dan budaya tertentu memengaruhi fenomena tersebut. Pendekatan historis ini
memungkinkan pengarang untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial dan
budaya dalam konteks yang lebih luas dan dalam kerangka waktu yang lebih panjang.

Dalam kajian strukturalisme genetik, pemahaman penjelasan juga dapat membantu


dalam memahami cara-cara individu dan kelompok dalam masyarakat berinteraksi
dengan lingkungan mereka. Melalui memahami dan menjelaskan fenomena sosial dan
budaya, pengarang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara individu dan kelompok
dalam masyarakat mengembangkan praktik-praktik sosial dan budaya yang dapat
membantu mereka beradaptasi dan bertahan di dalam lingkungan mereka.

12
2.3 Metode Dialektik
Metode dialektik sangat penting dalam strukturalisme genetik karena konsep-konsep
dalam strukturalisme genetik didasarkan pada pengamatan perubahan dan perbedaan
dalam sistem manusia. Metode ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana
struktur sosial dan pandangan dunia berkembang seiring waktu dan bagaimana
kontradiksi dan konflik dapat mempengaruhi perubahan tersebut.

Dalam strukturalisme genetik, metode dialektik digunakan untuk memahami bagaimana


faktor-faktor sosial dan sejarah mempengaruhi pembentukan pandangan dunia dan
struktur sosial masyarakat. Konsep-konsep seperti subjek kolektif, pandangan dunia, dan
fakta manusia didasarkan pada pemahaman bahwa struktur sosial dan pandangan dunia
merupakan hasil dari proses historis dan perubahan.

Metode dialektik juga digunakan dalam analisis struktural. Dalam analisis struktural, kita
mencoba untuk memahami hubungan antara bagian-bagian sistem sosial dan bagaimana
bagian-bagian ini saling mempengaruhi. Metode dialektik membantu kita untuk
memahami bagaimana kontradiksi dan konflik antara bagian-bagian ini dapat
mempengaruhi struktur sosial dan pandangan dunia.

Dalam praktiknya, strukturalisme genetik menggunakan metode dialektik untuk


memahami kompleksitas dalam sistem sosial manusia. Metode ini membantu untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih utuh tentang konsep-konsep seperti pandangan
dunia dan subjek kolektif dan membantu kita untuk memahami bagaimana struktur sosial
dan pandangan dunia dapat berubah seiring waktu. Dengan memahami perubahan dalam
sistem sosial dan pandangan dunia, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih
dalam tentang masyarakat dan kultur manusia secara keseluruhan.

Goldmann memeperkenalkan metode penelitian sastranya sebagai berikut:

a) Penelitian terhadap karya sastra dilihat sebagai suatu kesatuan.


b) Karya sastra yang dianalisis hanyalah karya yang mempunyai nilai sastra yang
mengandung tegangan antara keragaman dan kesatuan dalam suatu keseluruhan yang
padat (a coherent whole).
c) Jika kesatuan telah ditemukan kemudian dianalisishubungannya dengan latar
belekang sosial. Sifat hubungan tersebut (1) yang berhubungan dengan latar belakang
sosial adalah unsur kesatuan dan (2) latar belakang yang dimaksud adalah pandangan

13
dunia suatu kelompok sosial,yang dilahirkan oleh pengarang sehingga hal tersebut
dapat dikonkretkan.

Untuk melengkapi cara kerja metode dialektik, Goldmann mengembagkan dua


pasangan konsep berupa “keseluruhan-bagian” dan “pemahaman-penjelasan”.

Konsep “keseluruhan-bagian” mengacu pada pengertian bahwa setiap fakta atau


gagasan individual akam memiliki arti apabila ditempatkan dalam keseluruhan.
Keseluruhan hanya bisa di mengerti dengan pengetahuan tentang pengetahuan tentang
bagian-bagian yang membangun keseluruhan itu.

Konsep “pemahaman-penjelasan” mengandung pengertian bahwa pemahaman


merupakan usaha pendeskripsian struktur objek yang dikaji, sedang penjelasan
merupakan usaha mengabungkan struktur objek tersebut ke dalam struktur yang lebih
besar(Goldmann,1977:5).

2.4 Apresiasi Teori Strukturalisme Genetik


Teori strukturalisme-genetik memberikan apresiasi yang sangat penting terhadap
konsep bahwa manusia tidak dapat dipahami secara terpisah dari konteks sosial dan
sejarah yang membentuknya. Teori ini menekankan pentingnya memahami struktur
sosial dan pandangan dunia manusia sebagai hasil dari proses historis dan perubahan
yang kompleks.

Salah satu keunggulan utama dari strukturalisme-genetik adalah bahwa ia


mempertimbangkan hubungan antara berbagai faktor sosial dan sejarah yang
mempengaruhi pembentukan pandangan dunia dan struktur sosial. Ini membantu kita
untuk memahami bagaimana perubahan dalam satu aspek dapat mempengaruhi aspek
lain dalam sistem sosial dan budaya.

Selain itu, teori ini menunjukkan pentingnya dalam memahami fenomena sosial yang
kompleks dengan cara yang lebih sistematis. Konsep-konsep seperti fakta manusia,
pandangan dunia, dan subjek kolektif membantu mengembangkan pemahaman yang
lebih utuh tentang kompleksitas manusia dan masyarakat.

Teori strukturalisme-genetik juga menunjukkan pentingnya memahami sejarah dan


konteks sosial di balik fenomena sosial. Ini memberikan landasan yang kuat untuk
memahami perubahan sosial dan sejarah manusia secara keseluruhan.

14
Namun, teori ini juga menghadapi beberapa kritik. Beberapa kritikus menuduh bahwa
teori ini terlalu fokus pada struktur dan mengabaikan agen atau individu sebagai aktor
sosial yang penting. Selain itu, beberapa kritikus juga mengkritik teori ini karena
kurangnya fokus pada perubahan sosial yang mungkin terjadi di luar struktur sosial
yang sudah ada.

Secara keseluruhan, teori strukturalisme-genetik memberikan kontribusi yang


signifikan terhadap pemahaman kita tentang kompleksitas sosial dan budaya manusia.
Meskipun menghadapi beberapa kritik, teori ini terus menjadi sumber inspirasi bagi
para peneliti dan akademisi dalam memahami manusia dan masyarakat secara
keseluruhan.

15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strukturalisme genetik memandang manusia sebagai makhluk sosial yang terbentuk oleh
faktor-faktor historis dan sosial yang kompleks. Konsep-konsep seperti fakta manusia,
pandangan dunia, dan subjek kolektif membantu memahami struktur sosial dan
pemahaman manusia terhadap dunia.

Pertama-tama, konsep fakta manusia dalam strukturalisme genetik menyatakan bahwa


setiap manusia memiliki karakteristik yang unik dan kompleks, seperti bahasa, agama,
atau adat istiadat, yang terbentuk oleh faktor historis dan sosial. Hal ini berarti bahwa
fakta manusia tidak dapat dipahami secara terpisah dari sejarah dan konteks sosial tempat
manusia tersebut hidup.

Kedua, konsep pandangan dunia dalam strukturalisme genetik mengacu pada cara manusia
memandang dan memahami dunia di sekitarnya. Pandangan dunia ini dibentuk oleh fakta
manusia dan konteks sosial, dan dapat berbeda antara individu atau kelompok manusia
yang berbeda. Pandangan dunia juga dapat berubah seiring waktu, tergantung pada
perubahan sejarah dan konteks sosial.

Ketiga, konsep subjek kolektif dalam strukturalisme genetik menekankan bahwa manusia
tidak hanya individu yang terisolasi, tetapi juga merupakan bagian dari kelompok sosial
yang lebih besar. Kelompok sosial ini mempengaruhi pandangan dunia, tindakan, dan
perilaku manusia, dan dapat terbentuk melalui berbagai faktor seperti agama, bahasa, atau
budaya.

Dalam strukturalisme genetik, metode dialektik digunakan untuk memahami hubungan


antara fakta manusia, pandangan dunia, dan subjek kolektif. Metode ini melibatkan
analisis yang kompleks dari sejarah dan konteks sosial, serta dialog antara individu atau
kelompok yang berbeda.

Meskipun menghadapi beberapa kritik, teori strukturalisme genetik memberikan


kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman manusia dan masyarakat secara
keseluruhan. Dalam konteks modern, teori ini membantu menjelaskan kompleksitas dunia
yang semakin berkembang dan semakin terkoneksi secara global.

16
DAFTAR PUSTAKA
Goldmann, Lucien. 1973. “Genetik Structuralism in The Sociology of Literature”. Dalam
Elizabeth and Tom Burns. Sociology of Literature and Drama. Middlesex: Penguin
Books.

17

Anda mungkin juga menyukai