STRUKTURALISME GENETIK
Dosen Pengampu :
Ita khairani S. Pd., M. Hum
Diusun Oleh :
Annisya Putri Soraya (2213210030)
Kinanti Ika Lestari (2211210004)
Nurazmi Zelita Putri (2211210015)
Suri Rizki (2212210003)
Oleh karena itu demi penyempurnaan makalah ini, penyusun siap menerima kritik dan
saran dari pembaca yang dapat menunjang perbaikan makalah ini lebih baik kedepannya.
Terima kasih kepada Ibu Ita Khairani selaku dosen yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat lebih mengerti tentang Strukturalisme Genetik yang di ulas dalam mata kuliah
Sosiologi Sastra, dan tidak lupa terima kasih kami bagi teman-teman kampus dan keluarga
yang memberikan masukan saran terbaik bagi kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik walau jauh dari kata sempurna. Demikian makalah ini dibuat semoga
bermanfaat, Terima kasih.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Strukturalisme Genetik..........................................................................................6
2.2 Konsep-Konsep Strukturalisme Genetik.................................................................................7
2.1.1 Konsep Fakta Kemanusiaan..............................................................................................7
2.1.2 Konsep Subjek Kolektif......................................................................................................8
2.1.3 Konsep Pandangan Dunia..................................................................................................9
2.1.4 Konsep Genetik Struktural................................................................................................9
2.1.5 Konsep Pandangan Dunia Pengarang.............................................................................10
2.1.6 Konsep Pandangan Dunia Pengarang.............................................................................11
2.1.7 Konsep Pemahaman-Penjelasan......................................................................................12
2.3 Metode Dialektik......................................................................................................................13
2.4 Apresiasi Teori Strukturalisme Genetik................................................................................14
BAB 3..................................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Strukturalisme genetik merupakan aliran yang lahir dari kerja Ferdinand de Saussure,
seorang ahli bahasa asal Swiss yang dianggap sebagai bapak ilmu linguistik modern.
Saussure menekankan pada pentingnya mempelajari bahasa sebagai suatu sistem yang
terdiri dari unsur-unsur yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik. Ia juga
membedakan antara bahasa (langue) dan tuturan (parole), di mana bahasa merujuk pada
sistem bahasa yang abstrak, sedangkan tuturan merujuk pada penggunaan bahasa dalam
konteks tertentu.
Dari kerja Saussure ini muncul aliran strukturalisme genetik yang menekankan pada
studi sejarah perkembangan bahasa dan bagaimana perubahan bahasa terjadi dari waktu
ke waktu. Ahli-ahli strukturalisme genetik memandang bahasa sebagai suatu sistem yang
selalu berkembang dan berubah dalam hubungannya dengan kondisi sosial, budaya, dan
sejarah. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk memahami bahasa dari sudut pandang
sejarah dan menelusuri perkembangan struktur bahasa dari waktu ke waktu. Mereka
berpendapat bahwa struktur bahasa yang ada saat ini merupakan hasil dari perubahan dan
pengembangan dari bahasa yang ada sebelumnya.
Selain itu, pendekatan strukturalisme genetik juga menganggap bahwa bahasa memiliki
kemampuan untuk membentuk realitas sosial dan budaya. Oleh karena itu, mempelajari
sejarah perkembangan bahasa dapat membantu kita memahami bagaimana masyarakat
dan budaya terbentuk dan berubah seiring waktu. Sebagai contoh, ahli-ahli
strukturalisme genetik mempelajari bagaimana perubahan bahasa dapat mempengaruhi
konsep-konsep sosial seperti keluarga, gender, dan identitas.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan antara pendekatan strukturalisme genetik dan pendekatan lain dalam
studi bahasa dan sastra, seperti strukturalisme fungsional atau poststrukturalisme?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strukturalisme Genetik
Strukturalisme genetik adalah sebuah pendekatan dalam studi bahasa dan sastra yang
menekankan pentingnya memahami sejarah dan perkembangan bahasa dari waktu ke
waktu. Pendekatan ini berasumsi bahwa struktur bahasa dan sastra adalah produk dari
sejarah perkembangan bahasa itu sendiri dan pengaruh sosial dan budaya pada waktu
tertentu. Konsep ini dikemukakan oleh ahli bahasa Swiss, Ferdinand de Saussure pada
awal abad ke-20.
Menurut strukturalisme genetik, bahasa dan sastra bukanlah sesuatu yang statis atau tidak
berubah, tetapi merupakan sesuatu yang berkembang dan berubah seiring waktu. Oleh
karena itu, untuk memahami bahasa dan sastra, kita perlu mempelajari sejarah
perkembangan bahasa dan sastra itu sendiri, serta kondisi sosial dan budaya pada waktu
tertentu.
6
Meskipun kritik terhadap pendekatan strukturalisme genetik telah diutarakan, seperti
keterbatasan dalam memahami faktor-faktor individu dalam pengembangan bahasa dan
sastra, konsep ini masih relevan dalam memahami bahasa dan budaya pada masa kini.
Pendekatan ini dapat membantu kita memahami bagaimana bahasa dan budaya terbentuk
dan berubah seiring waktu, dan bagaimana mereka saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut strukturalisme genetik, fakta manusia meliputi segala hal yang menjadi ciri
umum dari manusia sebagai spesies, seperti kemampuan untuk berbahasa, memiliki nilai
dan norma, beragama, memiliki konsep waktu dan ruang, serta memiliki kecenderungan
untuk membentuk kelompok sosial dan budaya.
Namun, konsep fakta manusia tidak mengabaikan perbedaan dalam budaya atau
lingkungan, melainkan menempatkan perbedaan tersebut dalam konteks struktur sosial
dan budaya yang lebih luas. Struktur sosial dan budaya yang berbeda dapat memengaruhi
cara individu mengekspresikan fakta manusia tersebut, namun fakta manusia tetaplah
universal dan menjadi ciri umum manusia sebagai spesies.
Dalam konteks strukturalisme genetik, pemahaman tentang fakta manusia juga sangat
penting dalam memahami perubahan sosial dan budaya dari waktu ke waktu. Fakta
manusia membentuk dasar untuk memahami kesamaan dan perbedaan dalam budaya dan
masyarakat yang berbeda-beda, dan membantu kita memahami bahwa meskipun ada
perbedaan dalam budaya atau lingkungan, terdapat prinsip-prinsip universal dalam
perilaku manusia yang berlaku di semua masyarakat dan budaya.
7
2.1.2 Konsep Subjek Kolektif
Konsep subjek kolektif merupakan salah satu konsep penting dalam strukturalisme
genetik. Subjek kolektif mengacu pada individu sebagai bagian dari kelompok atau
komunitas yang lebih besar, dan dipahami bahwa individu tidak dapat dipisahkan dari
konteks sosial dan budaya yang lebih luas.
Menurut strukturalisme genetik, individu tidak hanya dipengaruhi oleh struktur sosial
dan budaya yang ada, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan dan perubahan
struktur tersebut melalui interaksi mereka dengan lingkungan sosial dan budaya. Oleh
karena itu, individu dipahami sebagai bagian dari proses sosial dan budaya yang lebih
luas, dan bukan sebagai entitas yang terisolasi.
Subjek kolektif juga terkait dengan konsep struktur sosial dan budaya yang lebih luas.
Struktur sosial dan budaya memengaruhi pandangan dunia, tindakan, dan interaksi
individu, serta memainkan peran penting dalam membentuk identitas kolektif dan
individu.
Dalam strukturalisme genetik, pemahaman tentang subjek kolektif dan struktur sosial
dan budaya yang lebih luas sangat penting dalam memahami interaksi sosial dan
perubahan sosial dan budaya dari waktu ke waktu. Konsep ini membantu kita memahami
bahwa individu tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya yang lebih luas
dan menekankan pada pentingnya memahami interaksi kompleks antara individu dan
lingkungan sosial dan budaya mereka.
8
2.1.3 Konsep Pandangan Dunia
Dalam strukturalisme genetik, konsep pandangan dunia dipandang sebagai bagian dari
struktur sosial dan budaya yang lebih luas. Pandangan dunia seseorang dipahami sebagai
hasil dari interaksi kompleks antara individu dan lingkungan sosial dan budaya yang
membentuk identitas mereka.
Dalam studi tentang pandangan dunia, strukturalisme genetik juga menekankan pada
pentingnya memahami perubahan dalam pandangan dunia individu dan bagaimana
perubahan tersebut dapat memengaruhi struktur sosial dan budaya yang lebih luas. Hal
ini terkait dengan konsep evolusi sosial, yang mengacu pada perubahan dalam struktur
sosial dan budaya dari waktu ke waktu.
Dalam strukturalisme genetik, genetik struktural mengacu pada kajian struktur dalam
budaya dan masyarakat manusia, yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi. Genetik struktural memandang bahwa unsur-unsur tersebut tidak
dapat dipahami secara terpisah, tetapi harus dipahami sebagai bagian dari sistem yang
lebih besar.
Sebagai contoh, dalam kajian bahasa, struktur frasa dan kalimat memainkan peran
penting dalam memahami bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan makna.
9
Dalam kajian masyarakat, struktur sosial seperti kelas, status, dan kekuasaan juga
memainkan peran penting dalam memahami interaksi dan hubungan antara individu
dalam masyarakat.
Dalam strukturalisme genetik, kajian genetik struktural juga dianggap sebagai sarana
untuk memahami perbedaan dan kesamaan antara budaya dan masyarakat yang berbeda-
beda. Dalam membandingkan budaya dan masyarakat yang berbeda-beda, genetik
struktural dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan struktur yang universal
dalam manusia, serta memahami bagaimana perbedaan dalam konteks sosial dan budaya
dapat memengaruhi cara individu dan kelompok dalam masyarakat mengungkapkan
prinsip-prinsip universal tersebut.
Pandangan dunia pengarang terbentuk dari interaksi mereka dengan lingkungan sosial
dan budaya, serta dari pengalaman hidup mereka. Dalam strukturalisme genetik,
pengarang memandang bahwa pandangan dunia seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor individu, tetapi juga oleh faktor sosial dan budaya yang lebih luas, seperti bahasa,
agama, dan sistem politik.
Konsep pandangan dunia pengarang juga menekankan bahwa pandangan dunia tidak
statis, melainkan dapat berubah dan berkembang seiring waktu dan perubahan sosial dan
budaya. Dalam kajian strukturalisme genetik, pengarang mempelajari bagaimana
10
pandangan dunia individu dan kelompok dalam masyarakat berkembang dan berubah
seiring waktu, dan bagaimana perubahan sosial dan budaya memengaruhi pandangan
dunia tersebut.
Pandangan dunia pengarang terbentuk dari interaksi mereka dengan lingkungan sosial
dan budaya, serta dari pengalaman hidup mereka. Dalam strukturalisme genetik,
pengarang memandang bahwa pandangan dunia seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor individu, tetapi juga oleh faktor sosial dan budaya yang lebih luas, seperti bahasa,
agama, dan sistem politik.
Konsep pandangan dunia pengarang juga menekankan bahwa pandangan dunia tidak
statis, melainkan dapat berubah dan berkembang seiring waktu dan perubahan sosial dan
budaya. Dalam kajian strukturalisme genetik, pengarang mempelajari bagaimana
pandangan dunia individu dan kelompok dalam masyarakat berkembang dan berubah
seiring waktu, dan bagaimana perubahan sosial dan budaya memengaruhi pandangan
dunia tersebut.
12
2.3 Metode Dialektik
Metode dialektik sangat penting dalam strukturalisme genetik karena konsep-konsep
dalam strukturalisme genetik didasarkan pada pengamatan perubahan dan perbedaan
dalam sistem manusia. Metode ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana
struktur sosial dan pandangan dunia berkembang seiring waktu dan bagaimana
kontradiksi dan konflik dapat mempengaruhi perubahan tersebut.
Metode dialektik juga digunakan dalam analisis struktural. Dalam analisis struktural, kita
mencoba untuk memahami hubungan antara bagian-bagian sistem sosial dan bagaimana
bagian-bagian ini saling mempengaruhi. Metode dialektik membantu kita untuk
memahami bagaimana kontradiksi dan konflik antara bagian-bagian ini dapat
mempengaruhi struktur sosial dan pandangan dunia.
13
dunia suatu kelompok sosial,yang dilahirkan oleh pengarang sehingga hal tersebut
dapat dikonkretkan.
Selain itu, teori ini menunjukkan pentingnya dalam memahami fenomena sosial yang
kompleks dengan cara yang lebih sistematis. Konsep-konsep seperti fakta manusia,
pandangan dunia, dan subjek kolektif membantu mengembangkan pemahaman yang
lebih utuh tentang kompleksitas manusia dan masyarakat.
14
Namun, teori ini juga menghadapi beberapa kritik. Beberapa kritikus menuduh bahwa
teori ini terlalu fokus pada struktur dan mengabaikan agen atau individu sebagai aktor
sosial yang penting. Selain itu, beberapa kritikus juga mengkritik teori ini karena
kurangnya fokus pada perubahan sosial yang mungkin terjadi di luar struktur sosial
yang sudah ada.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strukturalisme genetik memandang manusia sebagai makhluk sosial yang terbentuk oleh
faktor-faktor historis dan sosial yang kompleks. Konsep-konsep seperti fakta manusia,
pandangan dunia, dan subjek kolektif membantu memahami struktur sosial dan
pemahaman manusia terhadap dunia.
Kedua, konsep pandangan dunia dalam strukturalisme genetik mengacu pada cara manusia
memandang dan memahami dunia di sekitarnya. Pandangan dunia ini dibentuk oleh fakta
manusia dan konteks sosial, dan dapat berbeda antara individu atau kelompok manusia
yang berbeda. Pandangan dunia juga dapat berubah seiring waktu, tergantung pada
perubahan sejarah dan konteks sosial.
Ketiga, konsep subjek kolektif dalam strukturalisme genetik menekankan bahwa manusia
tidak hanya individu yang terisolasi, tetapi juga merupakan bagian dari kelompok sosial
yang lebih besar. Kelompok sosial ini mempengaruhi pandangan dunia, tindakan, dan
perilaku manusia, dan dapat terbentuk melalui berbagai faktor seperti agama, bahasa, atau
budaya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Goldmann, Lucien. 1973. “Genetik Structuralism in The Sociology of Literature”. Dalam
Elizabeth and Tom Burns. Sociology of Literature and Drama. Middlesex: Penguin
Books.
17