Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KARAKTERISTIK BAHASA I

Disusun Oleh
Kelompok V IB
1. Ardiansyah (202335009)
2. Titin Maisaroh (202335064)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

STKIP MUHAMMADIYAH LUMAJANG


NOVEMBER 2023
MAKALAH

KARAKTERISTIK BAHASA I
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Linguistik

Dosen Pengampu : Dr. Sujarno, M. Pd

Disusun Oleh
Kelompok V IB
1. Ardiansyah (202335009)
2. Titin Maisaroh (202335064)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

STKIP MUHAMMADIYAH LUMAJANG


NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Karakteristik Bahasa.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Pengantar linguistik.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing mata kuliah
Pengantar Linguisitik yang telah memberikan banyak arahan dalam terciptanya
makalah ini. Rasa terimakasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah memberi semangat dan bantuan yang berguna.

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat membantu


mahasiswa-mahasiswa lain dalam belajar. Oleh karena itu kritik dan saran kami
terima dengan senang hati guna penyempurnaan makalah yang telah kami susun
ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Lumajang, 6 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang masalah....................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
2.2 Pengertian Linguistik ........................................................................................... 2
2.2 Karakteristik Bahasa ........................................................................................... 3
2.2.1. Bahasa Adalah Sebuah Sistem ................................................................. 3
2.2.2 Bahasa Berwujud Lambang ...................................................................... 4
2.2.3. Bahasa Berupa Bunyi ............................................................................... 6
2.2.4. Bahasa Bersifat Arbitrer ........................................................................... 7
2.2.5. Bahasa Mengandung Makna .................................................................... 7
2.2.6. Bahasa Bersifat Konvensional .................................................................. 7
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 9
3.2 Saran ...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk


berkomunikasi sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai
penyampai pesan antara manusia satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia pasti menggunakan bahasa untuk berinteraksi satu sama
lain.Uraian tentang hakikat bahasa sebenarnya sudah memberikan gambaran
tentang karakteristik bahasa. Dalam uraian bentuk ditegaskan secara lebih
eksplisit tentang karakteristik bahasa itu.

Para ahli bahasa pada umumnya memberikan hakikat bahasa dengan


menyajikan karakteristiknya, di samping dengan menyajikan definisinya. Hal itu
dapat di pahami karena definisi tidak dapat memberikan pengertian yang konkret
sehingga hakikinya juga tidak tampak secara jelas. Pemahaman suatu entitas
menjadi sempurna melalui karakteristik entitas itu. Dari sinilah kita perlu
mengetahui bagaimana linguistik memandang bahasa, serta bagaimana linguistik
memberikan batasan-batasan terhadap bahasa yang kemudian menjadi
karakteristik atau ciri dari bahasa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang, dapat dirumuskan beberapa masalah berikut:

1) Bagaimana pengertian bahasa dalam linguistik?


2) Apa saja karakteristik bahasa tersebut?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian linguistik dari berbagai ahli atau sumber
yang berbeda.
2) Untuk mengetahui apa saja karakteristik bahasa dalam linguistik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Linguistik

Kata linguistic berasal dari bahasa latin “lingua” yang artinya bahasa.
Menurut Kridalaksana (1993) dalam kamusnya, kamus linguistik, kata linguistic
di definisikan sebagai ilmu tentang bahasa atau penyelidikan bahasa secara ilmiah.
Definisi yang sama di kemukakan oleh Tarigan (1986), yaitu seperangkat ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan penerapan metode ilmiah terhadap
fenomena bahasa. Sebagai penyelidikan bahasa secara ilmiah, linguistik tidak
membedakan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya
(Hasanan,1984).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan


bahwa objek kajian linguistik adalah bahasa. Sehubungan dengan objek kajian
linguistik ini, bahasa yang dimaksudkan itu tidak berfokus pada bahasa tertentu
saja, melainkan bahasa secara umum yang dipakai untuk berkomunikasi sesama
penutur bahasa, dalam pengertian bahasa yang dimaksudkan itu mungkin bahasa
Daerah, bahasa Indonesia atau bahasa Asing. Oleh karena itu juga, linguistik
sering disebut dengan linguistik umum (general linguistics).

Dari sinilah dapat dipahami bahwa linguistik benar-benar mengkaji bahasa


sebagai bahasa itu sendiri, bukan sebagai hal lain. Namun demikian, tidaklah
mudah menentukan suatu parole bahasa, bisa saja suatu yang dianggap bahasa
sendiri hanyalah berasal dari perbedaan dialek saja dari bahasa tertentu. Selain itu,
kesepakatan dalam penggunan bahasa juga perlu diperhatikan. Secara linguistuk,
dua buah tuturan dianggap sebagai dua buah bahasa apabila anggota-anggota dari
dua masyarakat tuturan itu tidak saling mengerti.
2.2 Karakteristik Bahasa

Bahasa sebagai objek kajian linguistik, berbeda dengan disiplin-disiplin lain.


Oleh karena keberbedaan linguistik dalam memandang bahasa sebagai objek
kajiannya, maka tentu linguistik perlu menentukan sebuah tuturan bisa dikatakan
sebagai bahasa atau tidak. Sehingga terbentuklah suatu aturan mengenai ciri suatu
bahasa atau karakteristik sebuah bahasa.

Dari pengertian-pengertian bahasa yang telah dikemukakan, sebenarnya


sudah tersusun atas beberapa ciri bahasa. Abdul Chaer dalam bukunya yang
berjudul linguistik umum menerangkan karakteristik bahasa atau ciri yang hakiki
dari bahasa sebagai berikut:

2.2.1 Bahasa Adalah Sebuah Sistem

Kata sistem dimaknai sebagai aturan atau cara. Namun, dalam keilmuan
sistem berarti susunan teratur, berpola yang membentuk suatu keseluruhan
yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini tersusun oleh beberapa unsur dan
komponen yang saling berhubungan dalam hal fungsinya.

Sistem bahasa merupakan susunan dari unsur-unsur atau komponen-


komponen yang teratur menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan.
Dengan adanya sistem ini, maka suatu bahasa dapat dipelajari. Sistem ini juga
bisa memudahkan dalam memahami suatu bahasa meskipun dalam
susunannya ada unsur yang dihilangkan. Contoh: kamu me...... sebuah.....

Dari contoh diatas, beberapa unsur dari kalimatnya dihilangkan, tetapi


kita bisa mengetahui kemungkinan sebuah kata buang dihilangkan . Kata
yang diawali me kemungkinan pasti dimulai dengan huruf konsonan dan kata
terakhir yang dihilangkan kemungkinan pasti merupakan benda.

Dari ciri bahasa sebagai sebuah sistem ini, bahasa sekaligus bersifat
sistematis dan sistemis. Sistematis berarti bahasa memiliki susunan pola
tertentu, tidak acak dan tidak sembarangan. Sedangkan sistemis berarti sistem
yang tunggal tetapi terdiri dari sub sistem atau sistem bawahan. Sub sistem
ini tersusun secara hierarkial yang artinya sebuah sub sistem berada dibawah
sub sistem yang lain.

Contoh: Kata “KAU” tersusun atas K, A dan U yang diucapkan


menjadi kau. Terdiri dari konsonan K yang diucapkan dengan vokal A dan
diiringi U yang mengandung makna orang yang ditunjuk/ diajak bicara.

Dengan bentuk kata KAU dari satu kata ini, akan menjadi sistem yang
lebih rumit jika digabung dengan kata lain sehingga menjadi frasa seperti kau
ini, dan apabila digabung dengan kata kerja seperti: kau ini suka, ditambah
satu lagi, kau ini suka apel.

Ini adalah susunan kalimat. Dan beberapa kalimat akan menghasilkan


wacana. Contoh: kau ini suka apel. Setiap hari memakan apel. Pada sore hari
kamu makan di bawah pohon. Sebaliknya, apabila sistem wacana tadi
diuraikan, maka akan bisa di sinambungkan. Hal ini menunjukkan
kesistematisan bahasa.

2.2.2 Bahasa Berwujud Lambang

Kata lambang dinamakan dengan kata simbol. Sedangkan lambang atau


simbol, tanda, kode, gerak isyarat dan lainnya dikaji dalam ilmu semiotika.
Tanda merupakan sesuatu yang menandai atau mewakili ide, pikiran,
perasaan, dan tindakan secara langsung, alamiah dan tidak bersifat arbitrer,
sedangkan lambang atau simbol tidak bersifat langsung dan alamiah.

Tidak langsung dan alamiahnya lambang disebut konvensional. Untuk


mengetahui maksud dari lambang, tidak ada jalan lain selain mempelajarinya.
Contohnya lambang-lambang Pancasila pada burung Garuda. Begitu pula
dengan lambang bahasa yang berupa bunyi itu, cara memahaminya harus
mempelajarinya.

Berkaitan dengan ciri tanda, de Sausure, seperti yang diungkapkan


Soeparno dalam dasar-dasar linguistik umum, menyatakan bahwa bahasa
merupakan perpaduan antara dua unsur, yaitu signifiedan signifiant. Signifie
adalah unsur bahasa yang ada di balik tanda yang berupa konsep di dalam
benak penutur, atau disebut makna. Sedangkan signifiant adalah unsur bahasa
yang merupakan wujud fisik yng berupa tanda ujar.

Dalam kehidupannya, manusia memang selalu menggunakan lambang


atau simbol. Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari simbol.
Termasuk alat komunikasi verbal yang disebut bahasa. Satuan-satuan bahasa,
misalnya kata, adalah simbol atau lambang. Kalau ide atau konsep untuk
menyatakan adanya kematian dilambangkan dengan bendera kuning (jadi,
dalam bentuk benda), dan ide atau konsep keadilan sosial dilambangkan
dengan gambar padi dan kapas (jadi, dalam bentuk gambar), maka lambang-
lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi yang berupa satuan-satuan
bahasa, seperti kata atau gabungan kata. Mengapa kata sebagai satuan bahasa
itu disebut lambang, bukan tanda, karena lambang bersifat arbitrer.

Lambang bahasa yang berwujud bunyi (kuda) dengan rujukannya yaitu


seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, tidak ada hubungan
sama sekali, tidak ada ciri alamiah sedikit pun, begitu juga antara lambang
bunyi (air) dengan rujukannya yaitu sejenis benda cair yang rumus kimianya
H2O tidak ada hubungannya sama sekali, tidak ada ciri alamiahnya. Tidak
sama dengan tanda "adanya asap" dengan "adanya api", sebab asap dihasilkan
oleh api. Jadi, lambang-lambang bahasa yang berupa bunyi-bunyi itu sejajar
dengan lambang "kematian" yang berupa bendera kuning, atau lambang "asas
keadilan sosial" yang berupa gambar padi dan kapas. Mengapa lambang
kematian bukan bendera merah, hijau, atau biru, dan mengapa lambang
keadilan sosial bukan berupa gambar mobil, rumah, atau uang, semuanya
adalah karena lambang itu bersifat arbitrer.

Untuk mengenal lambang bahasa yang berupa bunyi-bunyi itu kita


harus mempelajarinya. Kebetulan saja dalam bahasa Indonesia untuk konsep
“binatang berkaki empat yang bisa dikendarai” dilambangkan dengan bunyi
(kuda) karena dalam bahasa lain, lain pula lambangnya. Dalam bahasa Jawa
lambangnya berupa bunyi (jaran), dalam bahasa Inggris berupa bunyi yang
ditulis (horse).

2.2.3 Bahasa Berupa Bunyi

Kata bunyi sering sulit dibedakan dari kata suara. Secara teknis,
Kridalaksana menyatakan bahwa bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai
akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-
perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap
manusia (bersifat artikulatoris). Tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan alat
ucap manusia adalah bunyi bahasa.

Bunyi yang dihasilkan oleh seseorang yang sedang bersin atau sedang
batuk bukan bunyi bahasa. Bunyi bahasa dapat dilambangkan dengan tanda-
tanda tertentu yang disepakati oleh penutur bahasa tersebut. Setiap bahasa
mempunyai kekhasan tersendiri berkaitan dengan bunyi-bunyi bahasa yang
dimilikinya. Bunyi tertentu bisa jadi bersifat universal, ada dalam setiap
bahasa. Tetapi, bunyi-bunyi tertentu hanya ditemukan dalam bahasa tersebut.

Dari dua ciri sebelumnya ditambah dengan ciri bahwa bahasa adalah
bunyi, maka dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi.
Dalam linguistik, yang dikatakan sebagai bahasa primer adalah yang terucap,
dilisankan, keluar dari alat ucap manusia. Bahasa yang sebenarnya hanya
yang berupa ujaran, sehingga isyarat gerakan badan, morse, lampu lalu lintas,
termasuk juga bahasa tulis bukan termasuk bahasa. Sedangkan bahasa yang
lain, seperti bahasa tulisan, menjadi bahasa sekunder dalam linguistik.

Bukti bahwa bahasa yang utama adalah bunyi, adalah terdapat beberapa
bahasa yang digunakan untuk membahasakan suatu hal yang berawal dari
bunyinya seperti kentongan yang berbunyi tong-tong-tong, bedhug berbunyi
dhug-dhug-dhug dan lonceng berbunyi ceng-ceng-ceng. Adapun bahasa-
bahasa lain seperti tulis dan isyarat, adalah berupa perwakilan atau ungkapan
lain dari bahasa yang sesungguhnya yaitu bahasa lisan.
2.2.4 Bahasa Bersifat Arbitrer

Atbitrer merupakan hubungan yang sifatnya semena-mena antara


signifie dan signifiant atau antara makna dan bentuk. Arbitrer juga bisa
diartikan semena-mena,berubah-ubah, tidak tetap, sesukanya. Maksudnya
adalah tidak ada hubungan yang tetap antara lambang bahasa dengan konsep,
hal, pengertian, yang dikenai bahasa tersebut (yang dimaksud/dilambangkan).
Misalnya kata meja, dan lambang bunyinya, tidak ada hubungannya dengan
benda yang fungsinya sebagai pasangan kursi, atau tempat meletakkan
barang.

Contohnya: seseorang melihat suatu hewan berkaki empat, kecil, dan


berduri tubuhnya. Lalu dia mengungkapkannya kepada orang lain dengan
bahasa, dan muncullah bahasa landak yang bermakna hewan berkaki empat
kecil dan berduri tersebut.

2.2.5 Bahasa Mengandung Makna

Makna disini adalah bahasa mengandung atau mewakili sesuatu konsep


yang ada di benak si penutur bahasa. Sebagaimana fungsinya untuk
menyampaikan pikiran, ide, dan konsep, maka bahasa harus memiliki makna.
Sedangkan bentuk-bentuk bunyi yang tidak memiliki makna tidak bisa
disebut dengan bahasa.

Contohnya: Misalnya, lambang bahasa yang berbunyi “kursi”


mengandung konsep atau makna ‘sesuatu yang dipakai sebagai tempat
duduk”. Kata “manusia” atau “human” wajib disebut dalam definisi bahasa,
karena hanya manusia yang bisa berbahasa.

2.2.6 Bahasa Bersifat Konvensional

Bahasa juga memiliki ciri konvensional, yaitu kesepakatan antar-


penutur. Bahasa harus dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat untuk
mewakili suatu konsep yang dimaksud. Sehingga terjadi keserasian berbahasa
antar seluruh anggota masyarakat.
Bahasa itu bermakna yang dapat menyatakan suatu pikiran yang
dimaksud oleh pembicara, maka harus ada kesepakatan dan kesalingpahaman.
Misalnya: orang mengatakan pohon untuk menunjukkan suatu tumbuhan
yang berbatang kayu maka orang yang mendengarnya pun menafsirkan kata
pohon dengan maksud yang sama dan digunakan secara umum dan
menyeluruh tanpa ada kesalahan tafsir.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a) Pengertian bahasa dalam kajian linguistik berbeda dengan kajian disiplin
lain. Linguistik memberikan definisi bahasa adalah sebuah sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk
bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Selain itu,
terdapat bahasa dengan istilah parole, langue, dan langage. Dimana
linguistik mengkaji parole sebagai objek yang paling konkret, kemudian
menghasilkan kaidah-kaidah langue dan langue menghasilkan kaidah
langage.
b) Karakteristik bahasa merupakan ciri atau sifat yang hakiki dari suatu
bahasa, terdiri dari:
1. Bahasa adalah sebuah sistem berarti bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
2. Bahasa berwujud lambang, setiap lambang bahasa melambangkan
sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang
bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka
dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna.
3. Bahasa berupa bunyi. Jadi bunyi yang dimaksud adalah bunyi yang
diucapkan dari alat ucap manusia berupa fon dan fonem.
4. Bahasa bersifat arbitrer. yang disebut dengan arbiter adalah bunyi
yang ditimbulkan secara acak, bisa berbentuk sembarang bunyi atau
simbol. Misalnya nama hewan kuda, di jawa tidak disebut sebagai
kuda, tetapi disebut jaran.
5. Bahasa mengandung makna. Hakikat bahasa memiliki makna. Jadi
dalam berkomunikasi dengan orang lain, setiap kalimat, pesan atau
kata yang mereka ucapkan memuat makna. Meski realitanya, tidak
semua orang setiap kali berbicara memuat makna berfaedah.
Setidaknya ada pesan yang ingin disampaikan.
6. Bahasa bersifat konvensional. Arti bahasa bersifat konvensional ini
adalah kesepakatan bersama yang harus diikuti. Masyarakat
menggunakan kesepakatan dalam berbahasa untuk aktivitas sehari-
hari. Hal ini memudahkan proses komunikasi dan pemahaman.
3.2 Saran

Dengan penulisan makalah ini diharapkan agar pembaca dapat meluaskan


wawasan dan penambahan pengetahuan tentang pengertian bahasa dan
karakteristik bahasa dalam linguistik.
DAFTAR PUSTAKA

Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Tiara Wacana: Yogyakarta.

Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Rineka Cipta: Jakarta.

Wardihan, dkk. 2013. Pengantar Linguistik. Makassar : Universitas Negeri


Makassar.

http://kamusbahasaindonesia.org/mirip#ixzz2fPgnm37l

http://dibustom.wordpress.com/2011/05/07/pengertian-bahasa-karakteristik-
bahasa-dan-fungsi-bahasa-kajian-sosiolinguistik/

http://iinfitria19.blogspot.com/2012/12/karakteristik-bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai