MAKALAH
Dosen Pengampu
Disusun oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
2023
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas makalah dengan
judul Sejarah Perkembangan Linguistik Abad Pertengahan. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini guna memenuhi tugas Bapak Drs. Budi Suyanto, M.Hum. pada mata kuliah
Sejarah Linguistik bidang studi Sastra Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs. Budi Suyanto, M.Hum.selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Linguistik
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Ungkapan terima kasih juga
diucapkan kepada semua pihak yang telah kami jadikan referensi sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bisa menambah wawasan
mengenai topik sejarah linguistik khususnya pada zaman perkembangan bagi para pembaca
juga bagi para penulis, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk perkembangan dan
peningkatan penelitian terkait selanjutnya
BAB I PENDAHULUAN
Suatu komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat tersampaikan dengan tepat
dan benar mengenai maksud komunikator kepada komunikan. Terdapat kaidah-kaidah yang
membangun bahasa, kaidah-kaidah tersebut dibutuhkan untuk membantu memahami suatu
bahasa dalam kegiatan komunikasi. Tarigan (1986) mengungkapkan bahwa linguistik adalah
seperangkat ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui penerapan suatu metode ilmiah
terhadap fenomena bahasa. Sederhananya, linguistic merupakan ilmu tentang bahasa.
Berhubungan dengan hal tersebut, linguistik menjadi kebutuhan penting dalam hal
kebahasaan. Ilmu tentang linguistik telah ada dan telah banyak dibahas sejak peradaban
Babilonia. Perkembangan ilmu linguistik melahirkan banyak ahli yang turut menyumbang
kemajuan linguistik di seluruh dunia. Salah satu ahli linguistik yang telah banyak dikenal
adalah Ferdinand De Saussure, disebut sebagai bapak linguistik. Bagaimana konsep teori
linguistik yang digagas oleh Ferdinand De Sasussure adalah inti pembahasan dari kajian.
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan strukturalisme Ferdinand de Saussure;
2. Mendeskripsikan gagasan-gagasan strukturalisme Ferdinand de Saussure;
3. Mendeskripsikan konsep linguistik Ferdinand de Saussure.
1.3.2 Manfaat
Manfaat dari analisis strukturalisme Ferdinand de Saussure sebagai berikut:
1. Mengetahui strukturalisme;
2. Mengetahui gagasan strukturalisme oleh Ferdinand de Saussure;
3. Mengetahui konsep linguistik yang digagas oleh Ferdinand de Saussure;
4. Hasil analisis dapat berguna sebagai sumber rujukan analisis serupa berikutnya.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strukturalisme
Strukturalisme adalah salah satu aliran pemikiran yang memiliki pengaruh yang
mendalam dalam berbagai disiplin ilmu, dari linguistik hingga antropologi, sastra, dan
bahkan filsafat. Perkembangan strukturalisme dimulai dengan kontribusi penting Ferdinand
de Saussure dalam bidang linguistik. Saussure adalah seorang ahli bahasa asal Swiss yang
memperkenalkan pemikiran revolusioner tentang bahasa sebagai sistem tanda. Konsep utama
yang diperkenalkannya adalah perbedaan antara "langue" (sistem bahasa) dan "parole"
(penggunaan bahasa dalam konteks konkret). Saussure berpendapat bahwa untuk memahami
bahasa dengan benar, kita perlu memahami struktur internalnya, yang terdiri dari elemen-
elemen yang saling berhubungan.
Salah satu konsep paling fundamental yang diperkenalkan oleh Saussure adalah
pemisahan antara "langue" (sistem bahasa) dan "parole" (penggunaan bahasa dalam konteks
konkret). Konsep ini mengajarkan bahwa bahasa adalah sebuah sistem abstrak yang lebih
besar daripada sekadar serangkaian kata-kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Dengan kata lain, bahasa tidak hanya terdiri dari kata-kata yang kita ucapkan, tetapi juga
sistem peraturan dan hubungan yang ada di balik kata-kata tersebut.
Selanjutnya, Saussure memperkenalkan konsep tanda (sign), yang terdiri dari dua
komponen utama: "signifier" (penanda) dan "signified" (penandaan). Penanda adalah bentuk
fisik dari tanda tersebut, seperti kata tertulis atau bunyi suara, sementara penandaan adalah
konsep atau makna yang terkait dengan penanda. Menurut Saussure, makna dalam bahasa
terbentuk melalui hubungan relasional antara penanda dan penandaan, bukan karena ada
hubungan intrinsik antara kata dan objek yang mereka wakili. Ini merupakan titik awal dalam
pemikiran strukturalis yang mengarah pada pemahaman bahwa makna adalah hasil dari relasi
dan struktur.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun Saussure dan Jakobson adalah tokoh utama
dalam pengembangan strukturalisme dalam linguistik, ada juga paham yang berkembang
seiring waktu yang menentang pandangan ini. Salah satunya adalah teori generatif
transformasional yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Chomsky mengkritik
strukturalisme karena dianggap terlalu deskriptif dan tidak mampu menjelaskan bagaimana
manusia bisa menghasilkan kalimat-kalimat baru yang belum pernah mereka dengar
sebelumnya. Teori generatif Chomsky memperkenalkan gagasan bahwa manusia memiliki
struktur bawaan dalam pikiran mereka yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan
kalimat-kalimat yang tak terbatas.
Dalam pemikiran strukturalis, analisis teks sastra melibatkan identifikasi dan analisis
elemen-elemen dalam teks serta hubungan relasional antara elemen-elemen tersebut.
Pendekatan ini membantu dalam memahami bagaimana teks sastra membentuk makna dan
pesan yang kompleks.
Significant merupakan bunyi yang muncul dari pikiran manusia. Misalnya, bunyi
sirine ambulan dengan sirine mobil pemadam kebakaran berbeda. Signifie adalah pemikiran
atau kesan yang berada dalam pikiran manusia. Misalnya, suara adzan adalah penanda
dimulainya waktu ibadah sholat.
Sinkronic menelaah atau mempelajari bahasa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya,
kata alkisah yang digunakan dalam masa lampau dan sudah tidak digunakan lagi di masa
kini. Diakronic adalah bahasa yang digunakan sepanjang masa atau masih digunakan hingga
masa kini. Misalnya, kata sedap.
Sintagmatik adalah hubungan dalam suatu tuturan yang tersusun. Misalnya, hubungan
fonem, frasa, dan kalimat. Paradigmatik adalah hubungan yang terdapat dalam unsur bahasa,
fungsinya dapat saling menggantikan, memiliki hubungan antara unsur-unsur sejenis yang
terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
BAB III KESIMPULAN
Dalam konsep linguistik De Saussure, perbedaan antara "langue" dan "parole" serta
konsep tanda membantu kita memahami bahasa sebagai sistem simbolik yang kompleks. Ia
menunjukkan bahwa makna dalam bahasa terbentuk melalui hubungan relasional antara
elemen-elemen dalam sistem, dan ini mempengaruhi cara kita memahami komunikasi dan
bahasa dalam berbagai disiplin ilmu.
Hasibuan, A. 2015. Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand de Saussure dan Noam Chomsky.
Jurnal Metamorfosa. 3(2), 21-25.
Rohman, A. 2020. Aliran Strukturalisme. https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/ [Diakses pada 3
Oktober 2023].
Yulianto, A. 2019. Linguistik: Teori Struktural. https://agus259.wordpress.com/linguistik-
teori-struktura [Diakses pada 3 Oktober 2023].