Anda di halaman 1dari 34

CRITICAL BOOK REPORT

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Dosen Pengampu :

Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd.,M.SI

Rini Herliani, S.E,M.SI,Ak,CA

Disusun Oleh :

Idaman Telaumbanua 7182142021

Iswan R. Sitohang 7181142012

Rolasmaria siringoringo 7183142041

Prodi/kelas : Pendidikan Akuntansi/B Regular....

Fakultas : ekonomi (FE)................................

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical book report dengan baik. Penulis mengucapkan
terimakasihkepada dosen pengampu ibu Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd.,M.SI dan Rini Herliani,
S.E,M.SI,Ak,CA sebagai dosen mata kuliah “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR”.

kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang masih sangat terbatas maka kerendahan
hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi, susunan maupun
tata bahasa. Walaupun demikian harapan penulis agar makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membacanya.

Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap Makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Medan, 13 February 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENGANTAR
A. Identitas buku 1..........................................................................................................
B. Identitas buku 2 .........................................................................................................
BAB II RINGKASAN BUKU
BAB III KEUNGGULAN BUKU DAN KELEMAHAN BUKU.........................................
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. simpulan.....................................................................................................................
B. saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENGANTAR

1. Identitas buku utama


a. Judul : strategi belajar mengajar
b. Penulis : Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd.,M.SI
Rini Herliani, S.E,M.SI,Ak,CA

c. Penerbit : K- media
d. Tahun terbit : 2020
e. ISBN : 978-602-451-063-3
f. Jumlah halaman : 281
g. Edisi :-

2. Identitas buku kedua


a. Judul : strategi belajar mengajar
b. Penulis : Dr. H. Abdul Kodir, M.Ag.
c. Penerbit : pustaka setia
d. Tahun terbit : 2011
e. ISBN : 978-979-076-161-2
f. Jumlah halaman : 201
g. Edisi :-

Sampul buku 1 sampul buku 2


BAB II

RINGKASAN BUKU

Ringkasan Buku 1

BAB I. DASAR-DASAR STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A. Pendahuluan

Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami benar
strategi belajar-mengajar yang diterapkannnya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru
perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi belajar-
mengajar yang tepat, yaitu yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan
berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar peserta didik. Masalah strategi
pembelajaran juga merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu
pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu :
(1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina
Senjaya,2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat
dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something”.

B. Kriteria Pemilihan Strategi Belajar-Mengajar

Pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan
dengan jenis materi, karakteristik peserta didik serta situasi dan kondisi dimana proses
pembelajaran akan berlangsung.

Prinsip umum penggunaan strategi belajar mengajar adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi
memiliki kekhasan tersendiri, karena itu guru harus mampu memilih strategi yang dianggap
cocok dengan keadaan, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran sebagai berikut :

a. Berorientasi pada tujuan


Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru
dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting,
sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Guru dituntut untuk menyadari tujuan dari
kegiatan mengajarnya dengan titik tolak kebutuhan siswa.

b. Aktivitas

Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan
tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti
aktivitas mental.

c. Individualis

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, dan pada hakekatnya yang
ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Walaupun yang diajar adalah kelompok
siswa dan standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar
keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.

d. Integritas

Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi. Pengunaan metode diskusi misalnya, guru harus dapat merancang strategi
pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus
mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan.

C. Hubungan Antara Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Pembelajaran

Pemilihan strategi belajar-mengajar yang tepat sangatlah penting. Artinya bagaimana guru
dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efesien untuk menciptakan
pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989).

Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada
dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan atau pendekatan yang dilakukan oleh
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah model, strategi, pendekatan, metode, dan
teknik sering digunakan secara bergantian, walaaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut
memiliki perbedaan satu dengan yang lain.

Model pembelajaran adalah seluruh rancangan atau desain penyampaian materi pembelajaran
meliputi semua aspek dan fasilitas yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Contoh model
pembelajaran adalah model pembelajaran Jigsaw, STAD, bertukar pasangan, dan lain-lain.

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menjalankan desain
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ada beberapa ilustrasi metode
pembelajaran yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, dan lain-lain.
Strategi pembelajaran adalah suatu rancangan pembelajaran yang harus dikerjakan guru agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efisien, relevan dan efektif. Contoh strategi
pembelajaran ialah strategi pembelajaran deduktif.

Pendekatan pembelajaran adalah suatu sudut pandang terhadap proses pembelajaran agar
pembelajaran yang diberikan berhasil. Contoh pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa,
pendekatan pembeajaran berpusat pada guru, dan sebagainya.

D. Komponen Strategi Belajar-Mengajar

Dick dan Carey (1985) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen strategi belajar mengajar,
yaitu :

1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan

Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik
atas materi pembelajaran yang akan disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.

Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan sesuai melalui teknik-
teknik, yaitu jelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi.

2. Kegiatan pembelajaran inti (penyampaian informasi)

Dalam kegiatan ini guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang
dihadapinya. Dengan demikian informasi yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik
dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan
materi, ruang lingkup dan jenis materi.

3. Partisipasi peserta didik

Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan
SAL (Student Acctive Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih
berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan
dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. (Dick dan Carey, 1978:108). Terdapat
beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik yaitu latihan dan
praktek, dan umpan balik.

4. Tes (evaluasi)

Pelaksanaan tes biasanya dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik
melalui berbagai proses pembelajaran, tes digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah
menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap, maupun tujuan pembelajaran.
5. Kegiatan lanjutan

Sering kali guru tidak melaksanakan kegiatan lanjutan atau follow up dari hasil kegiatan yang
telah dilakukan seperti : setelah melakukan tes. Padahal dalam kenyataan-nya, ketika tes tersebut
selesai maka siswa akan terbagi menajdi tiga yaitu siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-
rata, siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan siswa yang memiliki kemampuan dibawah
rata-rata.

E. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran

Mager (1977) menyampaikan beberapa jenis-jenis strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

1. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan


strategi proses penyampaian materi secara verbal dari guru terhadap siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.
2. Strategi pembelajaran heuristik/inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
3. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
4. Strategi pembelajaran induktif adalah strategi berpikir yang menerapkan hal-hal
khusus dahulu kemudian dihubungakn dengan bagian-bagian yang umum.
5. Strategi pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan utnuk
mencapai dimensi yang lainnya.
6. Strategi pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum
untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama
kelompok dan interaksi antarsiswa.
7. Strategi pembelajaran everyone is teacher here merupakan tipe strategi pembelajaran
aktif yang mudah karena melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam kelas serta siswa
bertanggung jawab secara individu.
8. Strategi pembelajaran high order thinking merupakan strategi pembelajaran aktif
dalam berpikir dimana mengharuskan siswa untuk memanipulasi informasi dan ide-ide
dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru.
9. Strategi practice rehearsal pair merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
10. Genius learning strategy adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu
rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran.
BAB II. MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Dalam pembelajaran (instructional), sumber pesan dapat berupa sumber belajar, antara lain :
guru, instruktur, bahan ajar terprogram (multimedia), lingkungan belajar dan sebagainya. Media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (atau informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk
kerpeluan pembelajaran (Schramm,1997).

Media pembelajaran, sebagai salah satu sumber belajar, dapat membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar, serta dapat
memperkaya wawasan peserta didik.

B. Fungsi Dan Manfaat Media Dalam Pembelajaran

Levie dan Lents (1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran, khsusnya media
visual, yaitu :

1. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswaketika belajar (atau membaca)
teks yang bergambar.
3. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara
khsusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton (1985), yaitu :

1. Penyampaian materi ajar dapat diseragamkan


2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Waktu belajar mengajar lebih efisien
5. Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
C. Macam - Macam Media Pembelajaran

Menurut Djamarah dan Zain (2010) ada beberapa klarifikasi media pembelajaran yaitu sebagai
berikut :

1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :


a. Media aufitif
b. Media visual
c. Media audiovisual
2) Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam :
a. Media dengan daya liput luas dan serentak
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
c. Media untuk pengajaran individual
3) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam :
a. Media sederhana
b. Media kompleks
4) Media cetak
5) Media pembelajaran lembar kerja siswa (LKS)
6) Media audiovisual
7) Media berbasis komputer
8) Klarifikasi media menurut tujuan belajar Allen
9) Klarifikasi media menurut Rudy Bretz
10) Klarifikasi media menurut hierarki media Duncan
11) Klarifikasi media menurut Taksonomi Briggs
12) Klarifikasi media menurut Taksonomi Gagne
13) Klarifikasi media menurut Schramm

D. Prinsip – Prinsip Pemilihan Media

Prinsip – prinsip pemilihan media sangat penting diperhatikan dan dipahami oleh pendidik
sebagai dasar pertimbangan untuk menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran. Adapun prinsip – prinsip pemilihan media adalah sebagai berikut :

a. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan tersebut.


b. Familiaritas media, artinya kita harus mengenal sifat dan ciri – ciri media yang akan kita
pilih.
c. Adanya sejumlah media yang dapat diperbandingkan karena pemilihan media pada
dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari adanya alternatif – alternatif
pemecahan yang dituntut oleh tujuan.
d. Adanya norma dan patokan yang akan dipakai dan dikenakan pada proses pemilihan
tersebut.

E. Dasar Pertimbangan Penggunaan Dan Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum guru menggunakan suatu media pendidikan, akan lebih baik guru mempertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut :

1) Keterampilan pendidik menggunakan media pembelajaran


2) Situasi dan kondisi
3) Tujuan pembelajaran dan isi pembelajaran
4) Kemudahan memperoleh media

F. Kelebihan Dan Kelemahan Media Pembelajaran

Pada bagian ini kelebihan dan kelemahan media pembelajaran hanya membahas media
pembelajaran berdasarkan jenisnya yaitu media auditif, media visual, dan media audiovisual
secara gambaran besar.

Media auditif adalah media yang mengandalkan pendengaran dimana kelebihannya adalah
peserta didik dapat lebih fokus pada pendengarannya. Jadi kemampuan siswa dalam
mendengarkan dapat terasa. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat mengasah indera lain
seperti indera penglihat dan peraba. Selain itu media ini sangat terbatas bagi yang mempunyai
kelainan tuna rungu.

Media visual adalah media yang mengandalkan penglihatan dimana kelebihannya adalah
peserta didik dapat melihat obyek yang diperlihatkan pendidik dalam proses belajar mengajar
sehingga siswa mengeatahui obyek apa yang sedang dijelaskan dan dipelajarainya. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak mengasah indera peraba dan indera pendengaran, serta terbatas bagi
yang mempunyai gangguan penglihatan atau buta.

Media audiovisual adalah media yang mengandalkan suara dan gambar. Kelebihannya ialah
dapat mengasah segala aspek indera pendengar, penlihatan dan peraba, sehingga semua indera
dapat digunakan secara seimbang. Sedangkan kelemahannya adalah media audiovisual termasuk
media yang mahal dan penerapannya harus memiliki keterampilan yang cukup.

BAB III. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan

Pada hakekatnya pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara – cara yang ditempuh
oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif. Pendekatan pembelajara dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.

Banyak sekali jenis pendekatan yang dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran yaitu:

1) Pendekatan ekspositori atau model informasi


2) Pendekatan inquiry
3) Pendekatan interaksi sosial
4) Pendekatan tingkah laku
5) Pendekatan kognitif
6) Pendekatan individual
7) Pendekatan kelompok
8) Pendekatan bervariasi
9) Pendekatan edukatif
10) Pendekatan keagamaan
11) Pendekatan kebermaknaan
12) Pendekatan pengalaman
13) Pendekatan emosional
14) Pendekatan rasional
15) Pendekatan fungsional

B. Pendekatan Teacher Center Learning

Pendekatan Teacher Center Learning (TCL) atau pembelajaran berpusat pada guru adalah
suatu pandangan proses pembelajaran dimana pendidik dituntut menjadi sumber utama dalam
membangun pengetahuan peserta didik.

Pada pendekatan ini, pandangan pendidik terhadap peserta didik adalah sebagai objek belajar
atau organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, ibarat sebuah
kertas putih kosong yang hendak ditulis. Sehingga peran peserta didik hanya sebagai penerima
informasi dari pendidik, sementara peran pendidik adalah orang yang memberikan informasi apa
yang dipandangnya terbaik untuk peserta didiknya.

C. Pendekatan Student Learning Center

Pendekatan Student Learning Center (SCL) atau pembelajaran berpusat pada siswa adalah
suatu pandangan proses pembelajaran dimana peserta didik dituntut untuk membangun
pengetahuan peserta didik sendiri.
Pendekatan ini muncul disebabkan pendekatan teacher center learning menimbulkan rasa
bosan pada pesera didik, tidak mendukung meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir kritis.

D. Pendekatan Predict-Observe-Explain

Pendekatan Predict-Observe-Explain guru akan membantu mengembangkan keterampilan


dan sikap percaya diri dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Pendekatan Predict-
Observe-Explain merupakan benyuk dari pendekatan yang berorientasi kepada siswa. Dikatakan
demikian, sebab dalam hal ini siswa memegang peranan yang dominan dalam proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Jika pendekatan ini sering digunakan secara teratur berarti
berguna untuk membelajarkan siswa dalam menemukan masalahnya sendiri dan sekaligus
memecahkannya.

E. Perbedaan Antara TCL Dan SCL

Pada dasarnya, teacher center learning dan student center learning memiliki paradigma
pembelajaran yang berbeda. Untuk lebih jelas tentang perbedaan kedua pendekatan ini, maka
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Teacher Center Learning Student Center Learning


Pendidik lebih aktif dari peserta didik Peserta didik lebih aktif dari pendidik
Pendidik menajdi pendengar baik Pendidik jadi pebimbing peserta didik
Peserta didik mengerjakan tugas sendiri Tugas dikerjakan kelompok atau sendiri
Pendidik mengevaluasi pembelajaran peserta Peserta didik mengevaluasi diri dan diikuti
didik guru mengevaluasi peserta didik
Kelas kondusif dan tenang Kelas bising atau rebut

BAB IV. METODE PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya
dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas.

Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya. Metode pembelajaran merupakan salah satu metode yang hanya
memusatkan pada metode pembelajaran ceramah. Pada metode ini, materi pembelajaran
disampaikan secara lisan oleh guru. Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku teks
dengan mengutamakan metode ceramah dan tanya jawab. Peran guru tidak lagi sebagai
fasilitator dan mediator yang baik melainkan guru memegang sepenuhnya pembelajaran. Metode
pembelajaran ini disebut juga metode konvensional.

Metode yang di ajarkan guru dalam kelas yakni :

1. Metode Ceramah

2. Metode Drill

3. Metode Tanya Jawab.

4. Metode Diskusi

5. Metode Resitasi

6. Metode Ceramah Plus

B. Metode-Metode Pembelajaran Aktif


1. Learning Start With A Question
2. Planet Question
3. Demonstration
4. Reflektif
5. Bermain Jawaban
6. Guided Teaching
7. The Learning Cell
8. Learning Contracts
9. Learning Journals
10. Metode Eksperimental
11. Metode Study Tour (Karya wisata)
12. Metode Latihan Keterampilan
13. Metode Pengajaran Beregu
14. Peer Teaching Method
15. Project Method
16. Metode Global (ganze method)
17. Metode Discovery
18. Role Playing/ Berbagi peran
19. Metode Pembelajaran inkuiri
20. Metode Pembelajaran Inkuiri Sosial.

BAB V : MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain , model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan


pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, juga merupakan suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Ada banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu :

1. Model pembelajaran Example Non Example


Model pembelajaran example non example adalah model pembelajaran yang
menggunakan contoh-contoh seperti kasus atau gambar yang berhubungan dengan materi
pembelajaran yang akan diajarkan dimana siswa yang diperlihatkan contoh – contoh tersebut
akan berdiskusi dan menganalisis contoh – contoh tersebut.a

Ada beberapa langkah – langkah model example non example yaitu sebagai berikut :

 Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.


 Guru menempelkan gambar di depan atau ditayangkan melalui OHP.
 Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar.
 Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa hasil diskusi dari analisis gambar
tersebut dicatat pada kertas.
 Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
 Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa , guru mulai menjelaskan materi
sesuai yang ingin dicapai.
 Kesimpulan
Ada beberapa kelebihan model pembelajaran example non example yaitu sebagai
berikut :

 Dapat meningkatkan daya pikir kritis dan daya nalar sebab siswa diarahkan
guru untuk menganalisis contoh – contoh.
 Siswa dapat mengetahui aplikasi dari materi pembelajaran sebab pembelajaan
disajikan dalam contoh gambar dan kasus.
 Pembelajaran dikelas menjadi aktif karena siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya.

Ada beberapa kelemahan model pembelajaran example non example yaitu sebagai
berikut :

 Sukar menemukan contoh – contoh yang relevan terhadap materi


pembelajaran
 Seringkali proses diskusi dan analisis memakan waktu yang cukup lama.
 Sukar menemukan contoh – contoh yang sesuai dengan kemampuan nalar
peserta didik.

2. Model pembelajaran Picture and Picture


Model pembelajaran yang menggunkan gambar – gambar yang relevan dimaan
gamabr tersebut dijadikan sebagai media pembelajaran dalam menerangkan materi yang akan
diajarkan.

Ada beberapa labgjah model pembelajaran picture and picture yaitu sebagai berikut :

 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai


 Menyajikan materi sebagai pengantar
 Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar – gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
 Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
 Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
 Kesimpulan / rangkuman
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran picture and picture yaitu sebagai
berikut :

 Gambar – gambar yang ditunjukkan guru akan membuat siswa lebih cepat
memahami materi pelajaran yang dibawakan guru.
 Meningkatkan daya pikir kritis siswa karena siswa disuruh guru untuk
menganalisis gambar yang dibawakan guru.
 Pembelajaran lebih terarah dan bermakna sebab guru langsung memberikan
gambar – gambar untuk diamati siswa

Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran picture and picture yaitu sebagai
berikut :

 Sukar menemukan gambar yang bagus serta berhubungan dengan materi


pembelajaran
 Seringkali proses diskusi dan analisis memakan waktu yang cukup lama
 Sukar menemukan contoh – contoh yang sesuai dengan kemampuan nalar
peserta didik.

3. Model pembelajaran Numbered Heads Together


Model pembelajaran yang menggunakan kelompok - kelompok dalam
menyelesaikan permasalahan agar dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang baik.
Ada beberapa langkah model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu
sebagai berikut :
 Siswa dibagi menadi beberapa kelompok , setiap siswa dalam setiap kelompok
kelompok mendapat nomor
 Guru memberikan tugas dan masing – masing kelompok mengerjakannya
 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya / mengetahui jawabannya
 Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
 Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjukkan nomor yang lain.
 Kesimpulan
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran Numbered Heads Together
yaitu sebagai berikut :

 Siswa yang kurang pandai diajari oleh siswa yang pandai dalam proses diskusi
 Meningkatkan kerjasama antara siswa sebab pembelajarannya menuntut adanya
kerja kelompok
 Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain dan menyatukan presepsi
antar siswa untuk mendapatkan hasil kerja yang baik

Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Numbered Heads Together


yaitu sebagai berikut :

 Kemungkinan yang sudah nomor yang dipanggil guru, dapat dipanggil guru lagi.
 Kemungkinan tidak semua siswa dapat dipanggil oleh guru
 Situasi kelas sering ricuh sebab sering terjadi perdebatan yang tidak bermanfaat
antara siswa dalam diskusi materi pembelajaran

4. Model Pembelajaran Course Review Horay


Model pembelajaran yang membuat suasana kelas menjadi pertanyaan dengan
menyenangkan dimana apabila siswa menjawab pertanyaan dengan benar , maka siswa
tersebut mewajibkan berteriak “ Hore / Horay ” atau menggunakan yel – yel yang lain
yang disepakati.

Ada beberapa lamgkah – langkah model pembelajaran Course Review Horay


yaitu sebagai berikut :

 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai


 Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi
 Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab
 Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing
masing
 Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda
benar () dan salah diisi tanda silang (x)
 Siswa yang sudah mendapat tanda benar () vertical dan horizontal, atau
diagonal harus berteriak horay atau yel – yel lainnya
 Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
 Penutup
Ada beberapa kelebihan model pembelajaran Course Review Horay yaitu sebagai
berikut :

 Pembelajaran menajdi menarik, sehingga siswa menjadi aktif dalam kegiatan


belajar mengajar
 Dapat melatih kerjasama dan saling ketergantungan yang positif, sehingga dapat
mengurangi perbedaan individu antar siswa
 Siswa mempunyai banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan

Ada beberapa kelemahan dari model Course Review Horay yaitu sebagai berikut :

 Kemungkinan topic yang dibahas dan didiskusikan akan meluas, sehingga waktu
yang telah ditentukan kemungkinan tidak sesuai dengan rencana awal.
 Guru harus mempersiapkan pembljran secara masing masing, sebab
pembelajaran membutuhkan dukungan dukungan fasilitas yang memadai.

5. Model pembelajaran Facilitator and Explaining


Model pembelajaran yang dimana setelah guru menyampaikan materi dan
kompetensi yang hendak dicapai , siswa mulai mempresentasikan ide atau pendapatnya
kepada siswa lainnya.

Ada beberapa langkah – langkah model pembelajaran Facilitator and Explaining


yaitu sebagai berikut :

 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/ KD.


 Guru mendemonstrasikan/ menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.
 Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya,
misalnya melalui bagan/ peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran
 Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa.
 Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
 Penutup

Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran Facilitator and Explaining


yaitu sebagai berikut :

 Guru mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam penguasaan materi ,


sebab siswa diberi kesempatan untuk mengulangi penjelasan yang telah siswa
simak
 Siswa menjadi aktif dan kreatif, sebab siswa menjelaskan materi kembali kepada
siswa lain dengan cara sendiri.
 Dapat meningkatkan daya serap siswa , sebab siswa langsung memperagakan
pembelajaran dengan demonstrasi.

Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Facilitator and Explaining


yaitu sebagai berikut :
 Siswa yang kurang berani, terkadang tidak mau mempresentasikan apa yang
telah diinstruksikan gurunya
 Sering terjadi pengulangan apabila siswa tidak memiliki ide lain dalam
penyampaian materi.
 Siswa sering kali mengalami kesulitan untuk untuk membuat peta konsep atau
menyajikan materi secara ringkas,efisien , dan efektif.

6. Model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review ( PQ4R )

Ada beberapa langkah langkah dari model pembelajaran PQ4R yaitu sebagai berikut :
 Preview : peserta didik membaca sepintas dengan memperhatikan ide – ide
pokok yang dikembangkan dalam bacaan.
 Question : peserta didik mendalami topic pembahasan dengan cara
mengajukan merumuskan pertanyaan 5W + 1H
 Read : peserta didik membaca bahan bacaan secara cermat dan berusaha
menjawab pertanyaan yang dirumuskannya
 Reflect : peserta didik melakukan refleksi sambil membaca dengan cara
menciptakan gambaran visual dari bacaan dan menghubungkan informasi baru di
dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui
 Recite : peserta didik melakukan resitasi dengan menjawab pertanyaan
melalui suara keras yang diajukan tanpa membuka buku
 Review : peserta didik disuruh mengulang kembali seluruh bacaan
kemudian membaca ulang bila diperlukan dan sekali lagi menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diajukan.
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran PQ4R yaitu sebagai berikut :

 Mudah diterapkan disegala jenjang pendidkan


 Dapat membantu siswa yang memiliki daya ingat yang lemah dalam mempelajari
materi pelajaran dalam cakupan yang luas
Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran PQ4R yaitu sebagai berikut :

 Tidak bisa dilakukan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedual seperti
pengetahuan keterampilan
 Sangat sukar dilakukan apabila buku bacaan atau sumber sumber belajar yang
relevan disediakan
 Sangat sulit dilaksanakan pada kelas yang berkuantitas besar, sebab pendidik akan
mengalami kesulitan dalam membimbing siswa merumuskan masalah.

7. Model pembelajaran Scramble


Ada beberapa langkah langkah model pembelajaran Scramble yaitu sebagai berikut :
 Guru mendesain dan membuat kartu soal sesuai dengan materi bahan ajar
 Guru membuat kartu jawaban yang diacak nomornya atau susunannya
 Guru menyajikan materi pelajaran
 Memberikan kartu soal pada kelompok dan jawaban
 Guru memberikan waktu untuk siswa dalam mencocokkan jawaban pada soal
 Siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencocokkan jawbaan sesuai dengan
soal yang terdapat dapat pada kartu soal sesuai dengan waktu yang ditentukan
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran Scramble yaitu sebagai berikut :

 Mendorong siswa mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru, sebab
siswa hanya melengkapi sautu pertanyaan dimana jawabannya sudah dipersiapkan
dan hanya tinggal mencocokkan
 Mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Scramble yaitu sebagai berikut :

 Berkurangnya kreativitas siswa dalam belajar


 Sulit bagi guru untuk membuat pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa
 Siswa sering merasa bahwa cara belajar menggunakan model ini terkesan bukan
belajar dan hanya sekedar permainan di kelas

8. Model pembelajaran Talking Stick


Ada beberapa langkah langkah dalam model pembelajaran ini , yaitu sebagai berikut :
 Guru menyediakan tongkat
 Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari
 Seleasi membaca materi , siswa diminta untuk menutup bukunya
 Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa memegang tongkat tersebut.
 Guru memberikan kesimpulan
 Evaluasi
 Penutup
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran Talking Stick yaitu sebagai berikut :

 Siswa tidak bosan dalam belajar


 Siswa lebih paham materi yang diajarkan
 Pelajaran yang diajarkan guru tuntas
Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Talking Stick yaitu sebagai berikut :

 Siswa akan merasakan senam jantung


 Kurang tercipta interaksi antar siswa

9. Model pembelajaran Mind Mapping


Adapun langkah langkah dalam model pembelajaran ini yaitu sebagai berikut :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
dan sebaliknya permasalahan yang mempunyai alternative jawaban
 Membentuk kelompok yang beranggotakan 2 – 3 orang
 Tiap kelompok menginvestasiakn jawaban alternative hasil diskusi
 Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
 Siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau memberikan perbandingan sesaui
dengan konsep yg disediakan guru
 Guru memberikan kesimpulan
 Penutup
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran Mnd Mapping yaitu sebagai berikut :

 Dapat merangsang otak kiri dan otak kanan siswa


 Melatih siswa berpikir dan mengeluarkan gagasan secara sistematis

Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Mind Mapping yaitu sebagai
berikut :

 Hanya siswa yang aktif yang mampu terlibat


 Memerlukan dasar dengan banyak membaca sebelum membaut Mapping
 Beberapa detsil informasi tidsk masuk pada Mapping

10. Model pembelajaran Artikulasi


Ada beberapa langkah langkah model pembelajaran ini yaitu sebagai berikut :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Guru menyajikan materi sebagaimana baiknya
 Utnuk mengetahui daya serap siswa, bentukla kelompok berpasangan dua orang
 Menceritakan materi yang beru diterima
 Menugaskan siswa secara bergiliran
 Guru mengulang kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
 Kesimpulan
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran Artikulasi yaitu sebagai berikut :

 Melatih daya ingat siswa


 Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
 Mudah dilaksanakan dan mudah membentuk kelompok
Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Artikulasi yaitu sebagai berikut :

 Situasi kelas akan rebut


 Membutuhkan banyak waktu untuk melaksanakannya
 Membutuhkan pengawasan guru yang optimal dalam pelaksanaan model

BAB VI : ASSESMEN ( PENILAIAN )

A. Pengertian Assesmen ( Penilaian )


Assesmen kelas adalah prosedur yang digunakan untuk mendalatkan informasi
tentang prestasi atau kinerja peserta didik yang hasilnya akan digunakan untuk
evaluasi.Assesmen kelas memiliki cicir ciri belajar tuntas, otentik,berkesinambungan,
berdasarkan eacuan kriteria atau patoan dan menggunakan berbagai cara dan alat
penilaian.
 Belajar tuntas ( Mastery Learning )
 Penilain otentik
 Berkesinambungan
 Berdasarkan acuan
 Menggunakan bebragai cara dan alat penilaian

Dalam melakukan proses penilaian praktik harus memperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
 Langkah langkah kinerja yang diharapakan dilakukan peserta didik harus
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
 Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dimulai dalam kinerja
tersebut
 Kemampuan kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas
 Upaya kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua
yang ingin dinilai dapat diamati
 Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan
diamati

Prinsip assesmen kelas sebagai berikut :


 Sahih adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur
 Objektif adalah penilaian berdasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas tanpa dipengaruhi oleh subjektivitas penilai
 Adil adalah penilaian yang tidak menguntungkan atau pun merugikan
perserta didik
 Terpadu adalah penilaia oleh pendidik salah satu satu komponen kegitatan
pembelajaran
 Terbuka
 Menyeluruh dan berkesinambungan
 Sistematis
 Beracuan kriteria
 Ukantabel

B. Tujuan Assesmen kelas


Untuk mengetahui keberhasialn kelas berfungsi untuk memantau kemajuan dan
mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik untuk menentukan pencapaian kompetensi
peserta didik .

C. Penyusunan Instrumen Assesmen


a. Penyusunan tes tertulis
b. Penyusunan pedoman observasi
c. Penyususnan penugasan
d. Penyusunan instrument nontes

BAB VII KATA KERJA OPERASIONAL

Taksonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah klasifikasi bidang ilmu;
kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek Taksonomi untuk tujuan pendidikan
adalah kategorisasi tujuan pendidikan yang digunakan untuk merumuskan tujuan kurikulum dan
tujuan pembelajaran. Taksonomi Bloom merujuk kepada taksonomi yang dibuat untuk tujuan
pendidikan.

Komponen penting dalam silabus maupun RPP adalah indikatorpencapaian kompetensi.


Komponen ini penting karena menjadi dasaruntuk menyusun indikator penilaian. Indikator
penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan dasar pedoman penialian bagi guru, peserta didik,
maupun pengawas di sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non tes harus
sesuai dengan indkator penilaian. Indikator penilaian inimenggunakan kata kerja lebih terukur
dibandingkan dengan indicator pencapaian kompetensi.
Kata Kerja Operasional untuk pengembangan Indikator Silabus dan RPP berdasarkan
taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian kompetensi dasar, yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun
1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1. Cognitive Domain (Ranah kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, da keterampilan berpikir.

2. Affective Domain (Ranah A Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3. pychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


keterampilan rotorik seperti tulisan tangan mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

A. Kata Kerja Operasional untuk Pengembangan Indikator pada Silabus dan RPP

Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk
menyusun indikator.

1. Ranah Kognitif

Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul
setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku
ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan
kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang
diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk
disusun dengan menggunakan kata kerja operasional (terlampir) aspek kognitif. Obyek dari
indicator adalah produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah dll.
2. Ranah Afektif

Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan
serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPS, indicator afektif berkaitan dengan
salah satu hakekat IPS yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu, indicator afektif disusun dengan
menggunakan kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah
adalah: berlaku jujur, peduli,

tanggungjawab dll.

B. Kata Kerja Operasional Kurikulum 2013 Revisi 2017

Kata Kerja Operasional (KKO) Revisi Taksonomi Bloom. KKO perlu diketahui oleh
semua guru dan calon guru agar mudah dalam menentukan kata-kata yang tepat sasaran dalam
tiga (3) Ranah penilaian dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). KKO kurikulum 2013 yang
revisi 2017, perlu diketahui juga oleh guru, dosen dan calon guru yaitu mahasiswa yang berasal
dari kependidikan. Tiga ranah penilaian itu yaitu; 1). Ranah koqnitif, 2). Ranah Afektif dan 3.)
Ranah Psikomotorik. Berikut ini diasajikan agar dapat diterapkan dalam PBM tersebut.

Kata Kerja Operasional (KKO) Revisi 2017 Apabila, Kata Kerja Operasional (KKO)
Revisi Taksonomi Bloom-sudah diketahui, maka kata- kata tersebut akan mudah diterapkan
dalam PBM. Penguasaan KKO juga akan mudah dalam membuat RPP dan pembuatan kisi-kisi
soal dan soal ujian.

C. Level HOTS dan Kata Kerja Operasional

Tingkat HOTS

Analisis :Menguraikan bahan atau konsep kedalam bagian-bagiannya, menentukan hubungan


antar bagian, atau hubungan bagian terhadap struktur atau tujuan secara keseluruhan. Tindakan
yang sesuai berupa membedakan, mengorganisasikan dan menghubungkan, serta mampu
membedakan antara komponen atau bagian. Dapatkah peserta didik membedakan antara
konsep/komponen/bagian yang berbeda?
Evaluasi: Membuat penilaian berdasarkan kriteria- kriteria dan standar-standar dengan melalui
pemeriksaan dan kritik. Dapatkah peserta didik membenarkan suatu pernyataan atau pilihan
tertentu dengan memberikan alasan?

Mencipta :Memasukan elemen untuk membentuk satu kesatuan yang


koheren/fungsional/melakukan reorganisasi elemen menjadi pola/strukturbarumelalui proses
membangkitkan, merencanakan, atau menghasilkan.

Ringkasan Buku 2

BAB 1 (Pengertian dan Tujuan Strategi Belajar Mengajar)

Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh sesesorang atau
organisasi untuk sampai pada tujuan. Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen
materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis
latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai. Karena setiap materi dan tujuan
pengajaran berbeda satu sama lain, jenis kegiatan yang harus dipraktikkan oleh siswa
memerlukan persyaratan yang berbeda pula. Adapun peranan strategi pengajaran lebih penting
apabila guru mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
serta minat. Hal tersebut karena gurun harus memikirkan strategi pengajaran yang mampou
memenuhi keperluan semua siswa.

BAB 2 (Hakikat Sistem Pengembangan Belajar Mengajar)

Belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi


lingkungan, melalui pengolahan informasi, menjadi kapabilitas guru. Pembelajran secar umum
adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih
baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan oelayanan terhadap kemampuan
potensi, minta, bakat, dan kebuituhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal
antara guru dan siswa serta antarsiswa. Seorang guru harus bisa membing, mengarahkan, dan
menciptakan kondisi belajar siswa karena seorang guru merupakan variabel bebas yang
memengaruhi kualitas pengajaran. Hal ini karena guru adalah sutradara dan sekaligus aktor
dalam proses pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat dominan
mempengaruhi kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang
berbagai metode pembelajaranyang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri
siswa. Metode pembelajaran yang ditetapkan oleh guru memungkinkan tercapainya tujuan
belajar dari segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan).

BAB 3 (Model Pengembangan Sistem Instruksional)


Model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan
melakukan sebuah kegiatan. Pengembangan sistem instruksional adalah proses menciptakan
situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga trjadi perubahan
perilaku. Ada dua proses pengembangan. Pertama, pendekatan secara empiris. Pendekatan ini
menggunakan dasar-dasar teori, bahan pengajaran disusun berdasarkan pengalaman
pengembang. Kedua, dengan pendekatan model. Dalam penyusunan rancangan pengajaran ini
dipilihkan cara-cara tertentun, dan perubahan tertentu.

Kawasan Kognitif (Pemahaman) :Kawasan kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan


kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi,
yaitu evaluasi.

Kawasan Afektif (Sikap dan prilaku) : tingkat menerima, tingkat tanggapan, tingkat menilai,
tingkat organisasi, tingkat karakterisasi.

Kawasan Psikomotor (Psychomotor Domain) : Kawasan psikomor adalah kawasan yang


berorientasi pda ketemapilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan
(action) yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot.

Metode Instruksional merupakan bagian dari strategi instruksional. Fungsi metode instruksional
adalah menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode-metode yang terdapat dalam metode instruksional yaitu :

1. Metode Ceramah (Lecturing)

2. Metode Demonstrasi dan eksperimen

3. Metode Tanya jawab

4. Metode Penampilan

5. Metode Diskusi

6. Metode Studi mandiri

7. Metode Pembelajaran Terprogram

8. Metode Latihan Bersama Teman

9. Metode Simulasi

10. metode Pemecahan Masalah

11. metode studi Kasus

12. Metode Insiden


13. Metode Praktikum

14. Metode proyek

15. Metode Bermain Peran

16. Metode Seminar

17. Metode Simposium

18. Metode tutorial

19. Metode Deduktif

20. Metode Induktif

Dari pemahaman tersebut diatas, dapat dikemukakan aspek-aspek efektifitas belajar, yaitu :
peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan, perubahan sikap, perilaku, kemmapuan
adaptasi, peningkatan integrasi, peningkatan partisispasi, peningkatan interaksi kultural,

Bab 4 (Rencana Pengembangan, Tujuan, dan Bahan Pengajaran)

Efektifitas berasal dari akata efektif , yang artinya pengaruh atau akibat. Jadi efektifitas
adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam perbuatan. Metodi ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari
seseorang guru kepada siswa didalam kelas dengan cara berbicara awal, menerangkan materi,
dan contoh soal disertai tanya jawab. Media animas merupakan peralatan elektronik digital yang
dapat memproses suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja secara digital.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum,
LKS merupakan perangkat pembelajaransebagai pelengkap atau saran pendukung pelaksanaan
rencana pembelajaran (RPP) . Adapun hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh
siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan prilaku bergantung
pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan
tentang konse, perubahan prilaku yang diperoleh berupa konsep. Dalam pembelajaran,
perubahan prilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep.

BAB 5 (Media dan Metode Pengajaran)

Media pendidikan adalah alat atau perantara yang dikemukakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar mudah dipahami dan ditangkap maknanya
sehingga dapat meningkatkan , baiki motivasi maupun hasil belajar siswa poada khususnya.
Terdapat beberapa jenis media dalam pembelajaran yaitu : Jenis media pendidikan, media
pengajaran geografi, media gambar medium( adalah sebuah saluran komunikasi). Ada beberaoa
metode dalam pembelajaran yaitu : Metode seminar, metode kerja kelompok, metode kerja
lapangan, metode sumbang saran, metode unit teaching, metode penemuan (Discovery), metode
eksperimen, metode sosiodrama dan bermain peran, metode kasus, metode demonstrasi, metode
inquiry, metode microteaching, metode problem solving, metode karyawisata, metode latihan
(drill), metode dialog, metode mengajar non directive, metode tanya jawab, metode katekesmus,
metode prileksi, metode proyek, merode penyajian sistem regu (team work), metode mengajar
berprogama, metode musyawarah, metode ceramah, metode diskusi, metode widyawisata,
metode pameran (penampilan), metode permainan, metode cerita, metode pembe;lajaran
terprogram, metode latihan bersama teman, metode stadu kasus, metode insiden, metode
simposium, metode komputer, metode STAD, metode jigsaw, metode quantum, metode
perancangan, metode resitasi, metode pemecah masalah. Motivasi atau minta belajar merupakan
hasrat untuk belajara dari seorang individu. Seorang siswa dapat belajar lebih efesien apabila ia
berusaha untuk belajar secara maksimal. Artinya ia memotivasi dirinya sendiri. Motivasi dapat
dibangkitkan, ditingkatkan, dan dipelihara oleh kondisi-kondisi luar, seperti penyajian pelajaran
oleh guru dengan media bervariasi,metode yang tepat, komunikasi yang dinamis, dan
sebagainya.

BAB 6 (Tujuan dan Fungsi Evaluasi dan Umpan Balik Pengajaran)

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar siswa.Adapun tujuan penilaian hasil belajar terdriri dari tujuan umum
(menilai pencapaian kompetensi siswa, memperbaiki proses pembelajaran, sebagai bahan
penyususunan laporan kemampuan belajar siswa) dan tujuan khusus (mengetagui kemajuan dan
hasil belajar siswa, mendignosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik atau perbaikan
proses belajar mengajar, menentukan mkenaikan kelas, memotivasi belajar siswa dengan cara
mengenal dan memahami diridan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan
BAB III KEUNGGULAN BUKU DAN KEKURANGAN BUKU

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU 1

Kelebihan Buku 1:

1. Dari segi bahasa. Dalam menjelasakan ataupun memaparkan suatu penjelasan, buku ini
menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit dan mudah untuk dimengerti.
2. Dari segi isi. Buku ini berisi tentang strategi belajar mengajar dimana banyak terdapat model
model pembelajaran yang tercatum di dalam buku
3. Dari segi desain. Desain dari buku ini menarik, menggunakan kualitas kertas yang bagus
berwarna putih cerah, sehingga para pembaca bersemangat untuk membaca ketika melihat bagian
dalam buku dan tidak menimbulkan rasa jenuh ketika membacanya.

Kelemahan Buku 1:
1. 1.Dari segi bahasa. Terdapat beberapa bahasa yang menggunakan istilah yang sedikit rumit,
sehingga pembaca tidak dapat memahami maksud yang ingin disampaikan penulis secara
maksimal.
2. 2.Dari segi isi. Sebenarnya isi dari buku ini sudah cukup bagus, tetapi ada satu kekurangannya,
yaitu rangkuman. Sehingga mengharuskan pembaca untuk membaca secara keseluruhan isi dari
bab tersebut.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU 2

Kelebihan Buku 2:

1. Dari segi bahasa. Dalam menjelasakan ataupun memaparkan suatu penjelasan, buku ini
menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit dan mudah untuk dimengerti.
2. Dari segi isi. Buku ini berisi tentang pengembangan tujuan dan isi kurikulum dengan
memaparkan isi yang sangat lengkap.
3. Dari segi desain. Desain dari buku ini menarik, menggunakan kualitas kertas yang bagus
berwarna putih cerah, sehingga para pembaca bersemangat untuk membaca ketika melihat bagian
dalam buku dan tidak menimbulkan rasa jenuh ketika membacanya.

Kelemahan Buku 2:

1. Dari segi bahasa. Ada beberapa bahasa yang menggunakan istilah yang sedikit rumit, sehingga
pembaca tidak dapat memahami maksud yang ingin disampaikan penulis secara maksimal.
2. Dari segi isi. Sebenarnya isi dari buku ini sudah cukup bagus, tetapi ada satu kekurangannya,
yaitu rangkuman. Sehingga mengharuskan pembaca untuk membaca secara keseluruhan isi dari
bab tersebut

BAB IV HASIL ANALISIS

Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami
benar strategi belajar-mengajar yang diterapkannnya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang
guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi
belajar-mengajar yang tepat, yaitu yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan
berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar peserta didik. Masalah strategi
pembelajaran juga merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu
pembelajaran.

Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh sesesorang atau
organisasi untuk sampai pada tujuan. Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen
materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis
latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai. Karena setiap materi dan tujuan
pengajaran berbeda satu sama lain, jenis kegiatan yang harus dipraktikkan oleh siswa
memerlukan persyaratan yang berbeda pula. Adapun peranan strategi pengajaran lebih penting
apabila guru mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
serta minat. Hal tersebut karena gurun harus memikirkan strategi pengajaran yang mampou
memenuhi keperluan semua siswa.

Pendekatan Teacher Center Learning (TCL) atau pembelajaran berpusat pada guru adalah
suatu pandangan proses pembelajaran dimana pendidik dituntut menjadi sumber utama dalam
membangun pengetahuan peserta didik

Perbedaan Antara TCL Dan SCL


Pada dasarnya, teacher center learning dan student center learning memiliki paradigma
pembelajaran yang berbeda. Untuk lebih jelas tentang perbedaan kedua pendekatan ini, maka
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Teacher Center Learning Student Center Learning


Pendidik lebih aktif dari peserta didik Peserta didik lebih aktif dari pendidik
Pendidik menajdi pendengar baik Pendidik jadi pebimbing peserta didik
Peserta didik mengerjakan tugas sendiri Tugas dikerjakan kelompok atau sendiri
Pendidik mengevaluasi pembelajaran peserta Peserta didik mengevaluasi diri dan diikuti
didik guru mengevaluasi peserta didik
Kelas kondusif dan tenang Kelas bising atau rebut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Daftar pustaka

-------

Kodir,Abdul,2011.STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.Bandung:Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai