Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical book report dengan baik. Penulis mengucapkan
terimakasihkepada dosen pengampu ibu Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd.,M.SI dan Rini Herliani,
S.E,M.SI,Ak,CA sebagai dosen mata kuliah “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR”.
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang masih sangat terbatas maka kerendahan
hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi, susunan maupun
tata bahasa. Walaupun demikian harapan penulis agar makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membacanya.
Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap Makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENGANTAR
A. Identitas buku 1..........................................................................................................
B. Identitas buku 2 .........................................................................................................
BAB II RINGKASAN BUKU
BAB III KEUNGGULAN BUKU DAN KELEMAHAN BUKU.........................................
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. simpulan.....................................................................................................................
B. saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENGANTAR
c. Penerbit : K- media
d. Tahun terbit : 2020
e. ISBN : 978-602-451-063-3
f. Jumlah halaman : 281
g. Edisi :-
RINGKASAN BUKU
Ringkasan Buku 1
A. Pendahuluan
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami benar
strategi belajar-mengajar yang diterapkannnya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru
perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi belajar-
mengajar yang tepat, yaitu yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan
berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar peserta didik. Masalah strategi
pembelajaran juga merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu
pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu :
(1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina
Senjaya,2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat
dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something”.
Pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan
dengan jenis materi, karakteristik peserta didik serta situasi dan kondisi dimana proses
pembelajaran akan berlangsung.
Prinsip umum penggunaan strategi belajar mengajar adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi
memiliki kekhasan tersendiri, karena itu guru harus mampu memilih strategi yang dianggap
cocok dengan keadaan, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran sebagai berikut :
b. Aktivitas
Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan
tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti
aktivitas mental.
c. Individualis
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, dan pada hakekatnya yang
ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Walaupun yang diajar adalah kelompok
siswa dan standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar
keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
d. Integritas
Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi. Pengunaan metode diskusi misalnya, guru harus dapat merancang strategi
pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus
mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan.
Pemilihan strategi belajar-mengajar yang tepat sangatlah penting. Artinya bagaimana guru
dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efesien untuk menciptakan
pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989).
Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada
dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan atau pendekatan yang dilakukan oleh
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah model, strategi, pendekatan, metode, dan
teknik sering digunakan secara bergantian, walaaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut
memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Model pembelajaran adalah seluruh rancangan atau desain penyampaian materi pembelajaran
meliputi semua aspek dan fasilitas yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Contoh model
pembelajaran adalah model pembelajaran Jigsaw, STAD, bertukar pasangan, dan lain-lain.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menjalankan desain
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ada beberapa ilustrasi metode
pembelajaran yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, dan lain-lain.
Strategi pembelajaran adalah suatu rancangan pembelajaran yang harus dikerjakan guru agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efisien, relevan dan efektif. Contoh strategi
pembelajaran ialah strategi pembelajaran deduktif.
Pendekatan pembelajaran adalah suatu sudut pandang terhadap proses pembelajaran agar
pembelajaran yang diberikan berhasil. Contoh pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa,
pendekatan pembeajaran berpusat pada guru, dan sebagainya.
Dick dan Carey (1985) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen strategi belajar mengajar,
yaitu :
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik
atas materi pembelajaran yang akan disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan sesuai melalui teknik-
teknik, yaitu jelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi.
Dalam kegiatan ini guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang
dihadapinya. Dengan demikian informasi yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik
dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan
materi, ruang lingkup dan jenis materi.
Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan
SAL (Student Acctive Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih
berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan
dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. (Dick dan Carey, 1978:108). Terdapat
beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik yaitu latihan dan
praktek, dan umpan balik.
4. Tes (evaluasi)
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik
melalui berbagai proses pembelajaran, tes digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah
menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap, maupun tujuan pembelajaran.
5. Kegiatan lanjutan
Sering kali guru tidak melaksanakan kegiatan lanjutan atau follow up dari hasil kegiatan yang
telah dilakukan seperti : setelah melakukan tes. Padahal dalam kenyataan-nya, ketika tes tersebut
selesai maka siswa akan terbagi menajdi tiga yaitu siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-
rata, siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan siswa yang memiliki kemampuan dibawah
rata-rata.
Mager (1977) menyampaikan beberapa jenis-jenis strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Dalam pembelajaran (instructional), sumber pesan dapat berupa sumber belajar, antara lain :
guru, instruktur, bahan ajar terprogram (multimedia), lingkungan belajar dan sebagainya. Media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (atau informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk
kerpeluan pembelajaran (Schramm,1997).
Media pembelajaran, sebagai salah satu sumber belajar, dapat membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar, serta dapat
memperkaya wawasan peserta didik.
Levie dan Lents (1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran, khsusnya media
visual, yaitu :
1. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswaketika belajar (atau membaca)
teks yang bergambar.
3. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara
khsusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton (1985), yaitu :
Menurut Djamarah dan Zain (2010) ada beberapa klarifikasi media pembelajaran yaitu sebagai
berikut :
Prinsip – prinsip pemilihan media sangat penting diperhatikan dan dipahami oleh pendidik
sebagai dasar pertimbangan untuk menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran. Adapun prinsip – prinsip pemilihan media adalah sebagai berikut :
Sebelum guru menggunakan suatu media pendidikan, akan lebih baik guru mempertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut :
Pada bagian ini kelebihan dan kelemahan media pembelajaran hanya membahas media
pembelajaran berdasarkan jenisnya yaitu media auditif, media visual, dan media audiovisual
secara gambaran besar.
Media auditif adalah media yang mengandalkan pendengaran dimana kelebihannya adalah
peserta didik dapat lebih fokus pada pendengarannya. Jadi kemampuan siswa dalam
mendengarkan dapat terasa. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat mengasah indera lain
seperti indera penglihat dan peraba. Selain itu media ini sangat terbatas bagi yang mempunyai
kelainan tuna rungu.
Media visual adalah media yang mengandalkan penglihatan dimana kelebihannya adalah
peserta didik dapat melihat obyek yang diperlihatkan pendidik dalam proses belajar mengajar
sehingga siswa mengeatahui obyek apa yang sedang dijelaskan dan dipelajarainya. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak mengasah indera peraba dan indera pendengaran, serta terbatas bagi
yang mempunyai gangguan penglihatan atau buta.
Media audiovisual adalah media yang mengandalkan suara dan gambar. Kelebihannya ialah
dapat mengasah segala aspek indera pendengar, penlihatan dan peraba, sehingga semua indera
dapat digunakan secara seimbang. Sedangkan kelemahannya adalah media audiovisual termasuk
media yang mahal dan penerapannya harus memiliki keterampilan yang cukup.
A. Pendahuluan
Pada hakekatnya pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara – cara yang ditempuh
oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif. Pendekatan pembelajara dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
Banyak sekali jenis pendekatan yang dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran yaitu:
Pendekatan Teacher Center Learning (TCL) atau pembelajaran berpusat pada guru adalah
suatu pandangan proses pembelajaran dimana pendidik dituntut menjadi sumber utama dalam
membangun pengetahuan peserta didik.
Pada pendekatan ini, pandangan pendidik terhadap peserta didik adalah sebagai objek belajar
atau organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, ibarat sebuah
kertas putih kosong yang hendak ditulis. Sehingga peran peserta didik hanya sebagai penerima
informasi dari pendidik, sementara peran pendidik adalah orang yang memberikan informasi apa
yang dipandangnya terbaik untuk peserta didiknya.
Pendekatan Student Learning Center (SCL) atau pembelajaran berpusat pada siswa adalah
suatu pandangan proses pembelajaran dimana peserta didik dituntut untuk membangun
pengetahuan peserta didik sendiri.
Pendekatan ini muncul disebabkan pendekatan teacher center learning menimbulkan rasa
bosan pada pesera didik, tidak mendukung meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir kritis.
D. Pendekatan Predict-Observe-Explain
Pada dasarnya, teacher center learning dan student center learning memiliki paradigma
pembelajaran yang berbeda. Untuk lebih jelas tentang perbedaan kedua pendekatan ini, maka
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
A. Pendahuluan
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya
dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas.
Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya. Metode pembelajaran merupakan salah satu metode yang hanya
memusatkan pada metode pembelajaran ceramah. Pada metode ini, materi pembelajaran
disampaikan secara lisan oleh guru. Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku teks
dengan mengutamakan metode ceramah dan tanya jawab. Peran guru tidak lagi sebagai
fasilitator dan mediator yang baik melainkan guru memegang sepenuhnya pembelajaran. Metode
pembelajaran ini disebut juga metode konvensional.
1. Metode Ceramah
2. Metode Drill
4. Metode Diskusi
5. Metode Resitasi
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain , model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Ada banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu :
Ada beberapa langkah – langkah model example non example yaitu sebagai berikut :
Dapat meningkatkan daya pikir kritis dan daya nalar sebab siswa diarahkan
guru untuk menganalisis contoh – contoh.
Siswa dapat mengetahui aplikasi dari materi pembelajaran sebab pembelajaan
disajikan dalam contoh gambar dan kasus.
Pembelajaran dikelas menjadi aktif karena siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya.
Ada beberapa kelemahan model pembelajaran example non example yaitu sebagai
berikut :
Ada beberapa labgjah model pembelajaran picture and picture yaitu sebagai berikut :
Gambar – gambar yang ditunjukkan guru akan membuat siswa lebih cepat
memahami materi pelajaran yang dibawakan guru.
Meningkatkan daya pikir kritis siswa karena siswa disuruh guru untuk
menganalisis gambar yang dibawakan guru.
Pembelajaran lebih terarah dan bermakna sebab guru langsung memberikan
gambar – gambar untuk diamati siswa
Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran picture and picture yaitu sebagai
berikut :
Siswa yang kurang pandai diajari oleh siswa yang pandai dalam proses diskusi
Meningkatkan kerjasama antara siswa sebab pembelajarannya menuntut adanya
kerja kelompok
Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain dan menyatukan presepsi
antar siswa untuk mendapatkan hasil kerja yang baik
Kemungkinan yang sudah nomor yang dipanggil guru, dapat dipanggil guru lagi.
Kemungkinan tidak semua siswa dapat dipanggil oleh guru
Situasi kelas sering ricuh sebab sering terjadi perdebatan yang tidak bermanfaat
antara siswa dalam diskusi materi pembelajaran
Ada beberapa kelemahan dari model Course Review Horay yaitu sebagai berikut :
Kemungkinan topic yang dibahas dan didiskusikan akan meluas, sehingga waktu
yang telah ditentukan kemungkinan tidak sesuai dengan rencana awal.
Guru harus mempersiapkan pembljran secara masing masing, sebab
pembelajaran membutuhkan dukungan dukungan fasilitas yang memadai.
6. Model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review ( PQ4R )
Ada beberapa langkah langkah dari model pembelajaran PQ4R yaitu sebagai berikut :
Preview : peserta didik membaca sepintas dengan memperhatikan ide – ide
pokok yang dikembangkan dalam bacaan.
Question : peserta didik mendalami topic pembahasan dengan cara
mengajukan merumuskan pertanyaan 5W + 1H
Read : peserta didik membaca bahan bacaan secara cermat dan berusaha
menjawab pertanyaan yang dirumuskannya
Reflect : peserta didik melakukan refleksi sambil membaca dengan cara
menciptakan gambaran visual dari bacaan dan menghubungkan informasi baru di
dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui
Recite : peserta didik melakukan resitasi dengan menjawab pertanyaan
melalui suara keras yang diajukan tanpa membuka buku
Review : peserta didik disuruh mengulang kembali seluruh bacaan
kemudian membaca ulang bila diperlukan dan sekali lagi menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diajukan.
Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran PQ4R yaitu sebagai berikut :
Tidak bisa dilakukan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedual seperti
pengetahuan keterampilan
Sangat sukar dilakukan apabila buku bacaan atau sumber sumber belajar yang
relevan disediakan
Sangat sulit dilaksanakan pada kelas yang berkuantitas besar, sebab pendidik akan
mengalami kesulitan dalam membimbing siswa merumuskan masalah.
Mendorong siswa mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru, sebab
siswa hanya melengkapi sautu pertanyaan dimana jawabannya sudah dipersiapkan
dan hanya tinggal mencocokkan
Mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
Ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Scramble yaitu sebagai berikut :
Dalam melakukan proses penilaian praktik harus memperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
Langkah langkah kinerja yang diharapakan dilakukan peserta didik harus
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dimulai dalam kinerja
tersebut
Kemampuan kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas
Upaya kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua
yang ingin dinilai dapat diamati
Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan
diamati
Taksonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah klasifikasi bidang ilmu;
kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek Taksonomi untuk tujuan pendidikan
adalah kategorisasi tujuan pendidikan yang digunakan untuk merumuskan tujuan kurikulum dan
tujuan pembelajaran. Taksonomi Bloom merujuk kepada taksonomi yang dibuat untuk tujuan
pendidikan.
1. Cognitive Domain (Ranah kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, da keterampilan berpikir.
A. Kata Kerja Operasional untuk Pengembangan Indikator pada Silabus dan RPP
Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk
menyusun indikator.
1. Ranah Kognitif
Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul
setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku
ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan
kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang
diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk
disusun dengan menggunakan kata kerja operasional (terlampir) aspek kognitif. Obyek dari
indicator adalah produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah dll.
2. Ranah Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan
serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPS, indicator afektif berkaitan dengan
salah satu hakekat IPS yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu, indicator afektif disusun dengan
menggunakan kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah
adalah: berlaku jujur, peduli,
tanggungjawab dll.
Kata Kerja Operasional (KKO) Revisi Taksonomi Bloom. KKO perlu diketahui oleh
semua guru dan calon guru agar mudah dalam menentukan kata-kata yang tepat sasaran dalam
tiga (3) Ranah penilaian dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). KKO kurikulum 2013 yang
revisi 2017, perlu diketahui juga oleh guru, dosen dan calon guru yaitu mahasiswa yang berasal
dari kependidikan. Tiga ranah penilaian itu yaitu; 1). Ranah koqnitif, 2). Ranah Afektif dan 3.)
Ranah Psikomotorik. Berikut ini diasajikan agar dapat diterapkan dalam PBM tersebut.
Kata Kerja Operasional (KKO) Revisi 2017 Apabila, Kata Kerja Operasional (KKO)
Revisi Taksonomi Bloom-sudah diketahui, maka kata- kata tersebut akan mudah diterapkan
dalam PBM. Penguasaan KKO juga akan mudah dalam membuat RPP dan pembuatan kisi-kisi
soal dan soal ujian.
Tingkat HOTS
Ringkasan Buku 2
Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh sesesorang atau
organisasi untuk sampai pada tujuan. Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen
materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis
latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai. Karena setiap materi dan tujuan
pengajaran berbeda satu sama lain, jenis kegiatan yang harus dipraktikkan oleh siswa
memerlukan persyaratan yang berbeda pula. Adapun peranan strategi pengajaran lebih penting
apabila guru mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
serta minat. Hal tersebut karena gurun harus memikirkan strategi pengajaran yang mampou
memenuhi keperluan semua siswa.
Kawasan Afektif (Sikap dan prilaku) : tingkat menerima, tingkat tanggapan, tingkat menilai,
tingkat organisasi, tingkat karakterisasi.
Metode Instruksional merupakan bagian dari strategi instruksional. Fungsi metode instruksional
adalah menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode-metode yang terdapat dalam metode instruksional yaitu :
4. Metode Penampilan
5. Metode Diskusi
9. Metode Simulasi
Dari pemahaman tersebut diatas, dapat dikemukakan aspek-aspek efektifitas belajar, yaitu :
peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan, perubahan sikap, perilaku, kemmapuan
adaptasi, peningkatan integrasi, peningkatan partisispasi, peningkatan interaksi kultural,
Efektifitas berasal dari akata efektif , yang artinya pengaruh atau akibat. Jadi efektifitas
adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam perbuatan. Metodi ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari
seseorang guru kepada siswa didalam kelas dengan cara berbicara awal, menerangkan materi,
dan contoh soal disertai tanya jawab. Media animas merupakan peralatan elektronik digital yang
dapat memproses suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja secara digital.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum,
LKS merupakan perangkat pembelajaransebagai pelengkap atau saran pendukung pelaksanaan
rencana pembelajaran (RPP) . Adapun hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh
siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan prilaku bergantung
pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan
tentang konse, perubahan prilaku yang diperoleh berupa konsep. Dalam pembelajaran,
perubahan prilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep.
Media pendidikan adalah alat atau perantara yang dikemukakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar mudah dipahami dan ditangkap maknanya
sehingga dapat meningkatkan , baiki motivasi maupun hasil belajar siswa poada khususnya.
Terdapat beberapa jenis media dalam pembelajaran yaitu : Jenis media pendidikan, media
pengajaran geografi, media gambar medium( adalah sebuah saluran komunikasi). Ada beberaoa
metode dalam pembelajaran yaitu : Metode seminar, metode kerja kelompok, metode kerja
lapangan, metode sumbang saran, metode unit teaching, metode penemuan (Discovery), metode
eksperimen, metode sosiodrama dan bermain peran, metode kasus, metode demonstrasi, metode
inquiry, metode microteaching, metode problem solving, metode karyawisata, metode latihan
(drill), metode dialog, metode mengajar non directive, metode tanya jawab, metode katekesmus,
metode prileksi, metode proyek, merode penyajian sistem regu (team work), metode mengajar
berprogama, metode musyawarah, metode ceramah, metode diskusi, metode widyawisata,
metode pameran (penampilan), metode permainan, metode cerita, metode pembe;lajaran
terprogram, metode latihan bersama teman, metode stadu kasus, metode insiden, metode
simposium, metode komputer, metode STAD, metode jigsaw, metode quantum, metode
perancangan, metode resitasi, metode pemecah masalah. Motivasi atau minta belajar merupakan
hasrat untuk belajara dari seorang individu. Seorang siswa dapat belajar lebih efesien apabila ia
berusaha untuk belajar secara maksimal. Artinya ia memotivasi dirinya sendiri. Motivasi dapat
dibangkitkan, ditingkatkan, dan dipelihara oleh kondisi-kondisi luar, seperti penyajian pelajaran
oleh guru dengan media bervariasi,metode yang tepat, komunikasi yang dinamis, dan
sebagainya.
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar siswa.Adapun tujuan penilaian hasil belajar terdriri dari tujuan umum
(menilai pencapaian kompetensi siswa, memperbaiki proses pembelajaran, sebagai bahan
penyususunan laporan kemampuan belajar siswa) dan tujuan khusus (mengetagui kemajuan dan
hasil belajar siswa, mendignosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik atau perbaikan
proses belajar mengajar, menentukan mkenaikan kelas, memotivasi belajar siswa dengan cara
mengenal dan memahami diridan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan
BAB III KEUNGGULAN BUKU DAN KEKURANGAN BUKU
Kelebihan Buku 1:
1. Dari segi bahasa. Dalam menjelasakan ataupun memaparkan suatu penjelasan, buku ini
menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit dan mudah untuk dimengerti.
2. Dari segi isi. Buku ini berisi tentang strategi belajar mengajar dimana banyak terdapat model
model pembelajaran yang tercatum di dalam buku
3. Dari segi desain. Desain dari buku ini menarik, menggunakan kualitas kertas yang bagus
berwarna putih cerah, sehingga para pembaca bersemangat untuk membaca ketika melihat bagian
dalam buku dan tidak menimbulkan rasa jenuh ketika membacanya.
Kelemahan Buku 1:
1. 1.Dari segi bahasa. Terdapat beberapa bahasa yang menggunakan istilah yang sedikit rumit,
sehingga pembaca tidak dapat memahami maksud yang ingin disampaikan penulis secara
maksimal.
2. 2.Dari segi isi. Sebenarnya isi dari buku ini sudah cukup bagus, tetapi ada satu kekurangannya,
yaitu rangkuman. Sehingga mengharuskan pembaca untuk membaca secara keseluruhan isi dari
bab tersebut.
Kelebihan Buku 2:
1. Dari segi bahasa. Dalam menjelasakan ataupun memaparkan suatu penjelasan, buku ini
menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit dan mudah untuk dimengerti.
2. Dari segi isi. Buku ini berisi tentang pengembangan tujuan dan isi kurikulum dengan
memaparkan isi yang sangat lengkap.
3. Dari segi desain. Desain dari buku ini menarik, menggunakan kualitas kertas yang bagus
berwarna putih cerah, sehingga para pembaca bersemangat untuk membaca ketika melihat bagian
dalam buku dan tidak menimbulkan rasa jenuh ketika membacanya.
Kelemahan Buku 2:
1. Dari segi bahasa. Ada beberapa bahasa yang menggunakan istilah yang sedikit rumit, sehingga
pembaca tidak dapat memahami maksud yang ingin disampaikan penulis secara maksimal.
2. Dari segi isi. Sebenarnya isi dari buku ini sudah cukup bagus, tetapi ada satu kekurangannya,
yaitu rangkuman. Sehingga mengharuskan pembaca untuk membaca secara keseluruhan isi dari
bab tersebut
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami
benar strategi belajar-mengajar yang diterapkannnya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang
guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi
belajar-mengajar yang tepat, yaitu yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan
berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar peserta didik. Masalah strategi
pembelajaran juga merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu
pembelajaran.
Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh sesesorang atau
organisasi untuk sampai pada tujuan. Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen
materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis
latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai. Karena setiap materi dan tujuan
pengajaran berbeda satu sama lain, jenis kegiatan yang harus dipraktikkan oleh siswa
memerlukan persyaratan yang berbeda pula. Adapun peranan strategi pengajaran lebih penting
apabila guru mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
serta minat. Hal tersebut karena gurun harus memikirkan strategi pengajaran yang mampou
memenuhi keperluan semua siswa.
Pendekatan Teacher Center Learning (TCL) atau pembelajaran berpusat pada guru adalah
suatu pandangan proses pembelajaran dimana pendidik dituntut menjadi sumber utama dalam
membangun pengetahuan peserta didik
-------