Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan (PTK) ini di susun sesuai dengan kegiatan yang di laksanakan
di sekolah tempat praktikum MTs Negeri 01 Pandeglang
dan di susun berdasarkan sistematika sesuai dengan pedoman penulisan PTK

FTK UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN

Diajukan Untuk melengkapi salah satu tugas PPL


Disahkan oleh:

Kepala Madrasah,
MTs Negeri 01 Pandeglang Guru Pamong

Hj.TATI JUMIATI, M.Pd MASITOH,S.Ag


NIP.196912251994032003 NIP.196805132005012004

Mengetahui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. RD.HIDAYATULLAH,MM.Pd ROSIDAH, MA


NIP. 195511111984011002 NIP.197803172011012005
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM MODEL PROJECT BASE LEARNING PADA
MATERI BERDIRINYA DINASTI AYYUBIAYAH MELALUI METODE
JIGSAW

Penelitian tindakan kelas pada kelas VIII.H Semester II


MTs Negeri 01 Pandeglang

DISUSUN OLEH:

Nama : UDI,S.Pd.I
Prodi : SKI

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDIN
BANTEN

2019
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM MODEL PROJECT BASE LEARNING PADA
MATERI BERDIRINYA DINASTI AYUBIYAH MELALUI METODE
JIGSAW
Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VIII.H Semester 2
MTs. Negeri 01 Pandeglang

A. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran SKI adalah pelajaran yang berhubungan dengan tempat, Kejadian
dan Waktu. Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam merupakan suatu kegiatan
pengajaran sedemikian sehingga peserta didik belajar untuk mendapatkan
kemampuan dan pengetahuan tentang Sejarah Kebudayaan Islam.
Seperti yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah didapatkan latar belakang peserta
didik sangat bervariasi dalam pemahaman materi yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan Uraian Pada Latar Belakang Masalah maka dapat diidentifikasi
permsalahan penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran Sejarah Kebudayan Islam kurang dikemas dengan menggunakan
pendekatan yang sifatnya nyata dan faktual dan tidak dikaitkan dengan dunia
nyata atau kontekstual.
2. Guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional yang berusat
pada guru dan guru bersifat text oriented
3. Siswa yang kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada
oang lain
B. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dapat diidetifikasi
permasalah penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas masih berjalan monoton
2. Belum ditemukan pendekatan pembelajaran yang tepat
3. Rendahnya kualitas pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Rendahnya
prestasi siswa untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah
yang akan diteliti adalah Sebagai berikut:
1. Bagaimana Mengajarkan Sejarah Berdirinya Dinasti Ayubiyah dengan Model
Pembelajara Project Base Learning dengan menggunakan Metode Jigsaw
2. Bagaimana prestasi peserta didik dalam belajar Sejarah Berdirinya Dinasti
Ayubiyah dengan menggunakan model Pembelajaran Project Base Learning
menggunakan Metode Jigsaw

D. Pemecahan Masalah
Cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam Penelitian
Tinadakan Kelas ini adalah pendekatan pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Project Base Learning metode Jigsaw, dengan pendekatan
pembelajaran Kontekstual diharapkan Hasil belajar siswa dalam Materi ini dapat
ditingkatkan
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menerapkan Model pembelajaran Project Base Learning dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pada Materi Pokok Sejarah
Berdirinya Dinasti Ayubiyah dengan cara berkelompok
2. Meningkatkan Prestasi peserta didik dalam belajar materi pokok Berdirinya
Sejarah Dinasti Ayubiyah
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis atau Praktis :
1. Manfaat Teoritis
Secara Teoritis hasil penelitian ini harapkan dapat :
1) Membuktikan Teori, Model dan konsep-konsep yang telah ada
dikembangkan
2) Memperkuat Teori, Model dan konsep-konsep yang telah ada
dikembangkan
3) Memperluas Teori, Model dan konsep-konsep yang telah ada
dikembangkan
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat bagi:
1). Guru SKI Khususnya dan guru lainnya dapat meningkatkan penggunaan
pendekatan pembelajaran Project Base Leraning dan kualitas pembelajaran
2). Siswa dapat meningkatkan hasil belajar terhadap mata pelajaran SKI
3). Sekolah menjdi bahan referensi dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran

G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam peneliti ini terbagi ke dalam lima bab sebagai
berikut:
Bab I adalah pendahuluan; terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, perumusan masalah, pemecahan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
dan sistematika pembahasan.
Bab II Kajian Teoritik, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Tindakan; teridiri dairi
kerangka teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pengajuan
hipotesis.
Bab III Metodologi Penelitian; terdiri dari: pendekatan penelitian, kancah
penelitian, subyek penelitian, pengumpulan data, indikator kinerja, analisis data
dan prosedur penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian; terdiri dari deskripsi hasil penelitian
dan pembahasan.
H. Landasan Teori
Pengertian hasil belajar menurut Bloom
Definisi hasil belajar mencakup kemampuan kognitf, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain
efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),
valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Teori hasil belajar menurut behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan perubahan tingkah laku
hasil interaksi stimulus dan respons, yaitu proses manusia untuk memberikan
respons tertentu berdasarkan stimulus yang datang dari luar.
Penganut Teori Behavioristik atau behavioris percaya pada tiga premis dasar:
1. Belajar dimanifestasikan oleh perubahan perilaku.
2. Lingkungan membentuk perilaku.
3. Prinsip-prinsip kedekatan (seberapa dekat waktunya dua peristiwa harus dibentuk
untuk ikatan) dan penguatan (segala cara untuk meningkatkan kemungkinan suatu
peristiwa akan berulang) sangat penting untuk menjelaskan proses pembelajaran.
Pada hakikatnya teori belajar Behavioristik memandang bahwa perubahan yang
terjadi pada individu berdasarkan paradigma Stimulus – Respons. Paradigma
Stimulis – Respon atau S-R menyatakan bahwa suatu proseslah yang memberikan
dampak balik terhadap apa yang datang dari luar individu tersebut. Maka suatu
individu dianggap belajar apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku
karena menerima stimulus dari luar.
Stimulus dimaknai sebagai suatu yang dapat dimanipulasi. Memanipulasi
lingkungan belajar oleh pendidik merupakan upaya membentuk perilaku peserta
didiknya melalui respons yang dimunculkan sebagaimana yang diharapkan dalam
tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan.

Gerow (1989:168) memberikan pendapat terkait dengan pengertian belajar adalah


proses yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan terhadap perilaku karena
pengalaman dan latihan. Selain Gerow, Morgan (1988: 5) juga memberikan
pendapatnya bahwa belajar adalah adalah proses untuk mendapatkan pengalaman
serta latihan agar bisa memiliki pengetahuan dan kemampuan baru. Bower (1987:
150) juga menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran sebenarnya adalah proses
kognitif yang dilakukan untuk menimbulkan perubahan secara sengaja.
Pengertian belajar menurut Ernest R. Hilgard (1984:252) adalah proses yang
dilakukan secara sengaja dan sadar. Proses ini memberikan perubahan yang
membuat keadaan menjadi berbeda dengan sebelumnya. Dari pengertian ini,
diketahui bahwa perubahan diri tanpa paksakanlah yang akan didapatkan dalam
proses pembelajaran. Pengertian hasil belajar tentu bisa terlihat jelas dari
pengertiannya. Dimana hasil dari kegiatan pembelajaran adalah perubahan dan
pengalaman yang semakin bertambah.
Pengertian prestasi belajar sendiri adalah suatu pencapaian yang didapatkan
setelah melaksanakan proses pembelajaran. Prestasi ini bisa dilihat dari nilai
akademik atau keberhasilan seseorang untuk bisa memahami atau menciptakan
suatu karya atau hasil yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Motivasi Belajar Anak :
Tentunya untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, kita perlu
mendapatkan motivasi belajar. Beberapa pakar mengartikan motivasi belajar
adalah Kemampuan dalam diri yang terbentuk secara alami yang dapat kita
tingkatkan kemampuannya melalui kegiatan kegiatan positif yang dapat
menambah dukungan. Ada juga yang mengartikan bahwa motivasi belajar adalah
rasa semangat dalam diri seseorang yang dapat memberikan dorongan semangat
baru didalam gairah belajarnya.
Kata Kata Motivasi Belajar Biar Lebih Semangat :
 Tantangan adalah hal yang membuat hidup menarik. Mengatasinya itu yang
membuat hidup lebih bermakna.
 Joshua J. Marine
 Cara termudah untuk jadi pandai adalah belajar dari hal terbodoh yang pernah
kau lakukan.
 Wilson Kanadi
 Tujuanku bukanlah jadi lebih baik dari yang lain. Tapi jadi lebih baik dari diriku
yang sebelumnya.
 Dr Wayne W. Dyer
 Jangan menyerah. Menderitalah sekarang dan hiduplah sebagai juara nantinya.
Muhammad Ali
 Kalau mau menunggu sampai siap, kita akan menghabiskan sisa hidup kita hanya
untuk menunggu.
 Lemony Snicket
 Semakin awal kau memulai pekerjaan, semakin awal pula kau akan melihat
hasilnya.
Anonim
 Orang bijak belajar ketika mereka bisa. Orang bodoh belajar ketika mereka
terpaksa.
Arthur Wellesley
 Kau tak bisa mempelajari kegelapan kalau kau membanjirinya dengan cahaya.
Edward Abbey
Secara filosofis, teori dalam kegiatan Belajar dibedakan menjadi 3 yakni teori
kognitivisme, konstruktivisme dan behaviorisme. Masing-masing teori tentu
memiliki fokus aspek yang berbeda-beda. Perbedaan ini juga berdampak pada
proses pelajar dan mengajar saling berinteraksi untuk mencapai tujuan dari
diadakannya kegiatan pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini adalah teori tentang
pembelajaran yang harus Anda pahami dengan baik.
Macam Macam Teori Belajar :
1. Teori Konstruktivisme
Jika dilihat dari namanya, kontruksi memiliki pengertian membangun. Dalam
konteks pendidikan, konstruktivisme merupakan suatu upaya yang dilakukan
untuk membangun kehidupan yang modern. Pada dasarnya, konstruktivisme
adalah landasan berfikir pembelajaran konstektual. Dimana kegiatan ini
melibatkan pengetahuan manusia dan diperluas dengan konteks yang tidak
memiliki batas. Secara filsafah, manusia harus bisa mengkontruksi pengetahuan
yang diperoleh dan menyalurkannya ke dalam kehidupan nyata. Adanya teori
konstruktivisme tentunya akan mengajak dan mengarahkan siswa untuk mencari
ide, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Contoh dari teori ini adalah
kegiatan pembelajaran dengan menambahkan praktik dan pengalaman kepada
peserta didiknya.
2. Teori Behaviorisme
Teori belajar selanjutnya adalah teori behavioristik yang merupakan sebuah
konsep yang berkaitan dengan perubahan tingkah laku peserta didik dari
pengalaman yang dimiliki. Teori ini semakin berkembang karena berhubungan
langsung dengan kondisi psikologi pelajar. Psikologi memang sangat
mempengaruhi teori pendidikan dan praktiknya. Teori pendidikan ini menekankan
kepada para pelajar tentang perilaku yang baik. Contoh dari teori ini adalah
membangun kemampuan siswa dengan memberikan latihan-latihan yang dapat
meningkatkan stimulus serta respon peserta didik.
3. Teori kognitivisme
Teori Belajar lebih fokus terhadap proses peserta didik menyerap pelajaran dan
informasi dengan cara menyimpan, mengorganisir dan menghubungkannya
dengan pengetahuan atau ilmu yang sudah dimiliki. Teori ini lebih fokus dengan
bagaimana caranya informasi yang diperoleh kemudian di proses dengan baik
oleh peserta didik. Banyak peneliti yang memberikan pendapatnya tentang teori
kognitif. Misalnya saja Bruner yang menganggap bahwa teori kognitif lebih
ditekankan pada kegiatan pengelolaan atau organizer agar kegiatan pembelajaran
lebih efektif. Contoh teori ini adalah mengarahkan siswanya agar bisa memproses
informasi yang didapat sekaligus mengorganisirnya dengan baik.
METODOLOGO PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian tindakan kelas pada dasarnya
merupakan pengembangan dari penelitian tindilkan. Menurut Kurt-Lewin:
“penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas
empat tahap yaikni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.”1
Penelitian tindakan dapat dilakukan di dalam kelas dan sering disebut
dengan penelitian tindakan kelas. Sehingga Kunandar mendefeniskan
penelitian tindakan kelas adalah:
“Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
dengan jalan merancang, melaksanakan dan mereflefsikan tindakan
secara kolaboratif dan patisipatif yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu (kualitas) proses pemnbelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan
(treatment) tertentu dalam suatu siklus.”2
Salah satu model penelitian tindakan kelas adalah yang dikembangkan
oleh Kemis dengan langkah-langkah rencana, tindkan, observasi dan
tindakan seperti pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.1

1
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 42.
2
Ibid. h.45
Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Mc. Kemmis dan Mc Taggart

B. Kancah Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah AL-
Ishlah Laksana Kab Pandeglan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial. Subyek penelitian ini adalah kelas VIII.H pelajaran 2018/2019.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 01 Pandeglang dipilih karena peneliti
bertugas di madrasah ini, sehingga hasil penelitian nantinya dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan proses pembelajaran di tempat
peneliti bertugas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai minggu pertama bulan Januari sampai
minggu keempat bulan Februari 2019. Adapun rincian kegiatan beserta
waktu yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jadual Penelitian

Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Agustus September Oktober Ket

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penelitian pendahuluan

2 Menyususun Prposal

3 Seminar proposal

4 Penyusunan instrument

5 Pelaksanaan tindakan

6 Tabulasi/analisis data

7 Menyusun naskah skripsi akhir

8 Uijan skripsi
3. Siklus PTK
PTK ini dalaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan
hasil dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui pendekatan Project
Base Learning Melalui Metode Jigsaw
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII berjumlah 20
orang dengan komposisi 16 orang laki-laki dan 19 orang perempuan.
Subyek dipilih dari kelas VIII.H untuk kemudahan komunikasi, karena
peneliti adalah guru kelas VIII pada Madrasash Tsanawiyah Negeri 01
Pandeglang.

D. Pengeumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan
kolaborator.
a. Siswa
Data yang diperoleh dari siswa adalah tentang hasil belajar dan aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Guru
Data yang diperoleh dari guru adalah untuk melihat tingkat keberhasilan
aktivitas implementasi pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran
dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Teman Sejawat dan Kolaborator
Data yang diperoleh dari teman sejawat dan kolaborator adalah tentang
implementasi PTK dari aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, observasi,
penyebaran kuesioner, wawancara dan diskusi.
a. Tes; digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar SKI siswa.
b.Observasi; digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa dan
implementasi pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran SKI.
c. Kuesioner; untuk memperoleh data tanggapan siswa, teman sejawat dan
kolaborator mengenai tentang pembelajaran SKI menggunakan pendekatan
kontekstual
d.Wawancara; untuk mendapatkan data tentang keberhasilan pembelajaran IPS
dengan pendekatan Model Project Base Learning Melalui metode Jigsaw
e. Diskusi antara guru, teman sejawat dan kolaborator untuk refleksi dari siklus
PTK.
3. Instrumen Pengumpul Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, pedoman
observasi, penyebaran kuesioner, pedoman wawancara dan diskusi.
a.Tes; digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar SKI siswa.
b. Pedoman observasi; digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa dan
implementasi pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran SKI.
c. Kuesioner; untuk memperoleh data tanggapan siswa, teman sejawat dan
kolaborator mengenai tentang pembelajaran SKI menggunakan pendekatan
kontekstual
d. Wawancara; untuk mendapatkan data tentang keberhasilan pembelajaran SKI
dengan pendekatan Model Project Base Learning Melalui metode Jigsaw
e.Diskusi; menggunakan lembar hasil pengamatan.
E. Indikator Kinerja
Indikator penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada diri siswa sebagai berikut:
a.Hasil belajar siswa mencapai 75% dari sebelum dilakukan tindakan pada akhir
tindakan siklus terkahir.
b. Aktivitas belajar siswa mencapai 80% dari sebelum dilakukan tindakan
pada akhir tindakan siklus terakhir.

F. Analisa Data
Data dalam penelitian ini secara deskriftif menggunakan persentase. Dan
masing-masing indikator dinalisis secara kualitatif dengan kata-kata dengan
klasfikasi mulai dari sangat rendah sampai sangat tinggi, mulai dari sangat tidak
berhasil sampai sangat berhasil seperti di bawah ini:

1. Hasil belajar siswa: analisis yang dilakukan terhadap nilai rata-rata tes hasil
belajar SKI. Kemudian diklasifikasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran SKI: analisis yang dilakukan adalah
keaktifan siswa. Kemudian diklasifikasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan sangat rendah.
3. Implementasi pendekatan Model Project Base Learning Melalui metode
Jigsaw dalam pembelajaran SKI: dengan menganalisis tingkat keberhasilan
implementasi pendekatan kontekstual kemudian dikategorikan dengan
klasifikasi sangat berhasil, berhasil, kurang berhasil, tidak berhasil dan sangat
tidak berhasil.
4. Hambatan pembelajaran: menganalisis hambatan dalam penerapn
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran SKI: dengan menganalisis
tingkat hambatan yang dikategorikan dengan klasifikasi sangat besar, besar,
kurang, kecil dan sangat kecil.
G. Prosedur Penelitian

Siklus 1

Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagia ke dalam


bentuk siklus kegiatan mengacu kepada model Kemmis dan Targat, dimana
setiap siklus terdiri dari empat kegiatan. Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan rinciaan. Empa
kegiatan ini berlangsung secara simultan dan uruatannya dapat dimodifikasi.

1. Perencanaan
Pada perencanaan aktivitas yang dilakukan peneliti adalah:
a.Tim peneliti melakukan analisis terhadap Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang ada dalam dokumen KTSP yang akan disampaikan
kepada siswa menggunakan pendekatan kontekstual.
b. Membuat RPP dengan pendekatan kontekstual.
c. Membuat lembar kerja siswa.
d. Membuat instrumen siklus PTK.
e.Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan aktivitas yang dilakukan peneliti meliputi:
a.Membagi siswa ke dalam 4 kelompok.
b. Menyajikan materi pembelajaran.
c. Memberikan materi diskusi.
d. Dalam diskusi kelompok siswa diarahkan menkonstruk, menemukan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
e.Siswa diberi kesempatan memberikan tanggapan.
f. Melakukan observasi.
g.Guru meminta siswa melakukan refleksi pada akhir pelajaran.
3. Observasi
a.Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keaktifan siswa.
c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.

4. Refleksi
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila syarat-syarat di bawah ini
terpenuhi sebagi berikut:
a.Sebagian besar siswa (75%) berani dan mampu membangun pengetahuan
berdasarkan struktur pengetahuan yang dimilikinya.
b. Sebegian besar siswa (70%) mampu menemukan sendiri pengetahuan
baru.
c. Sebagian besar siswa (70%) melakukan aktivitas bertanya tentang materi
pelajaran yang diajarkan.
d. Lebih dari 80% anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas
kelompoknya.
e.Sebagian besar (65%) siwa bersama guru mampu melakukan apa yang
diingikan guru.
f. Sebagian besar siswa (65%) siswa mampu menyatakan apa yang diperoleh
setelah proses pembelajaran berlangsung.
g.Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 75%.

Siklus II

Sama seperti pada siklus I pada siklus II dalam PTK ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan rincian sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Peneliti membuat RPP berdasarkan refleksi pada siklus I.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran koentekstual berdasarkan RPP hasil refleksi
pada siklu I.
3. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran kontektual.
4. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua untuk membuat
kesimpulan atas pembelajaran kontekstual dalam peningkatan aktivitas dan hasil
belajar SKI siswa kelas VIII.H Mts Negeri 01 Pandeglang

Anda mungkin juga menyukai