Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI DIRI

KEGIATAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALJAB DARING


ANGKATAN I TAHUN 2021

Oleh :
KARTONO,S.Pd.I
NIM . 321242000711

KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2021
Segala Puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang hingga saat
ini masih memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi
kesempatan yang luar biasa ini dalam menyusun Refleksi Kegiatan PPG
Daljab Angkatan I Pada LPTK Syekh Nurjati Ciiebon Tahun 2021.
Alhamdulilah atas izin Allah SWT, saya telah menyelesaikan
rangkaian kegiatan Pelaksanaan PPG Daljab secara Daring dari mulai
pendalaman Materi pada Modul Pembelajaran, Uji
Konfrehensif,Lokakarya, Praktik Lapangan (PPL) di sekolah asal, SDN
1Gunungsari dengan berbagai kendala di lapangan namun Alhamdulillah dapat
saya lalui dengan baik. Kegiatan PPL yang merupakan bagian dari PPG,
memberikan banyak pengalaman yang berarti, mulai dari bagaimana
mengidentifikasi masalah yang biasa muncul di sekolah masing-masing,
membuat rancangan penyelesaian/solusi, hingga menyusun perangkat
pembelajaran yang baik dan terintegrasi HOTS serta penerapan TPACK.
Tentu saja Pengalaman ini menjadi bekal yang luar biasa bagi
Peningkatan keilmuan dan pengalaman saya sebagai tenaga Pendidik. Dan
secara pribadi, saya mengucapkan terimakasih kepada LPTK Syekh
Nurjati Cirebon khususnya dosen pembimbing saya dan guru pamong yang
telah membimbing saya selama kegiatan PPG ini berlangsung. Begitu pula
saya ucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah tempat saya mengajar
dan juga rekan guru yang sudah banyak membantu dan mendukung
pelaksanaan kegiatan PPL ini.
Kegiatan PPL yang dilaksanakan selama 30 hari mulai dari
tanggal 09 Agustus s.d 08 September 2021, terdiri dari 3 siklus. Setiap
siklus, menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disusun
berdasarkan masukan-masukan atau saran dari dosen pembimbing
sehingga diharapkan dalam pelaksanaan pembelajarannya benar-benar
pembelajaran yang berkualitas dan bermakna.
Berikut adalah refleksi diri saya sebagai mahasiswa praktikan PPG.

A. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Mata Pelajaran


yang Ditekuni pada Pembelajaran Daring/Luring
Kegiatan PPL yang saya lakukan dalam PPG ini menggunakan moda
daring dan luring. PPL siklus 1 menggunakan model Daring, sedangkan
untuk PPL siklus 2 dan 3 menggunakan model Luring. Dengan menerapkan
kedua moda tersebut, harapannya dapat diambil kelemahan dan kelebihan
sehingga menjadi pengalaman berarti dalam penerapan kegiatan
pembelajaran yang sebenarnya. Baik luring maupun daring, keberhasilan
bergantung juga pada keadaan dan kondisi sekolah. Namun sebelum
kesana, saya paparkan Kelebihan dan kekurangan dari mata pelajaran
yang saya ampu baik secara luring maupun daring.

1. Kegiatan Pembelajaran Luring


a. Kelebihan dari Mata Pelajaran PAI dan Budi pekerti pada
kegiatan Pembelajaran Luring
1) Peserta didik lebih aktif karena pembelajaran tatap
muka memungkinkan mereka untuk bebas berkomunikasi.
2) Mata pelajaran PAI dan BP akan lebih d i s e r t a i praktek
dan membutuhkan alat peraga, sehingga dalam penyampaian
materi lebih cocok secara langsung.
3) Kegiatan Pembentukan karakter melalui Pembiasaan dan
Literasi , menjadi alasan penting mengapa pembelajaran
dilakukan secara luring.

b. Kekurangan dari Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada


Pembelajaran Luring
Jika melihat dari karakteristik mata pelajaran PAI dan BP, sangat
sulit mencari kelemahan daripada pembelajaran luring. Sebab
semua aspek dapat dilaksanakan secara luring. Hanya saja perlu
terintegrasi dengan pendekatan TPACK, khususnya Teknologi. Jadi
walaupun pembelajaran secara luring namun tetap menerapkan
teknologi, misalnya menampilkan video secara online, kuis online,
LKPD online, dan sebagainya.

2. Kegiatan Pembelajaran Daring


a. Kelebihan dari Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada
Pembelajaran Daring
1) Peserta didik mempunyai pengalaman baru dalam belajar
karena daring memakai multimedia seperti gambar, teks,
animasi, suara dan video, serta platform yang digunakan untuk
pembelajaran secara sinkronus.
2) Belajar lebih efektif karena dapat dilakukan kapan saja dan di
mana saja.
3) Lebih efisisen karena tidak membutuhkan formalitas kelas,
materi ajar bisa langsung dipelajari.
b. Kekurangan dari Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada
Pembelajaran Daring
1) Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara peserta
didik dengan pengajar atau antara peserta didik dengan
peserta didik menjadi minim.
2) Pembelajaran yang dilakukan lebih cenderung ke pelatihan
bukan pendidikan.
3) Peserta didik masih kesulitan dalam memahami konsep
Tajwid karena untuk pembelajaran sinkronus hanya
dibatasi 60 menit satu minggu karena terbatasnya kuota
siswa.
4) Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran
daring, karena terbatasnya perangkat yang dimiliki peserta
didik.
5) Kualitas jaringan internet tidak stabil, terlebih jika tempat
tinggal siswayang berada di pegunungan.

B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana untuk Pembelajaran


1. Pembelajaran Luring
SDN 1 Gunungsari, termasuk kedalam sekolah pedesaan. Merupakan
daerah perbatasan dengan kabupaten Cirebon, sehingga akses ke kota
jauh. Dengan demikian, penerapan materi ajar di sekolah ini disesuaikan
dengan kondisi lingkungan yang ada.
Gambaran riil mengenai kondisi SDN 1 Gunungsari. Dilihat dari
sarana dan prasana, khusus mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, sekolah
kami belum mendukung. Misalnya dari segi infrastruktur, belum ada alat
dan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum. Dengan begitu, otomatis
alat dan bahan praktikum juga tidak ada. Hanya sebagian kecil saja yang
merupakan inovasi dan kreasi dengan menggunakan alat se adanya. Oleh
sebab itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menghasilkan suatu
karya guna sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, khususnya PAI dan
Budi Pekerti.
Dengan kondisi seperti yang telah dijelaskan di atas, untuk kegiatan
belajar mengajar khususnya materi sistem gerak (perangkat pembelajaran
PPL) mengalami kesulitan, karena tidak adanya sarana dan prasarana yang
mendukung. Misalnya tidak tersedia infocus sehingga kadang harus
meminjam ke sekolah lain. Oleh karena itu, perlu metode lain agar transfer of
knowledge tersampaikan dengan baik. Langkah yang dilakukan yaitu dengan
membuat alat peraga sederhana dari bahan yang seadanya, atau
menggambar pada kertas karton yang ukurannya besar sehingga dapat
dilihat oleh semua siswa di dalam kelas. Atau juga dengan cara
menampilkan gambar dan video melalui infokus. Namun sayangnya, infokus
di sekolah sudah rusak

2. Pembelajaran Daring

Ketersediaan sarana dan prasarana untuk pembelajaran Daring


masih kurang mendukung karena sekolah menyediakan WiFi yang
jaringannya tidak stabil dan lemah, begitu juga dengan peserta didik
yang terkendala dengan ketersediaan jaringan internet serta kuotanya. Oleh
karena itu, guru hams menyediakan sendiri kuota untuk pembelajaran.
Adapun kendala dari peserta didik seperti kualitas jaringan internet yang
tidak stabil serta ketersediaan kuoata internet menjadi kendala utama dalam
pelaksanaan pembelajaran daring. Namun dengan segala keterbatasan ini,
tidak menyurutkan saya untuk memberikan yang terbaik dalam kegiatan PPG
ini.

C. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pem bimbing


Kualitas dari Guru Pamong tentunya tidak diragukan. Karena
merupakan guru-guru berpengalaman pada bidangnya dengan baik
mempunyai pengalaman mengajar yang sudah lama di LPTK . Sementara
kualitas Dosen Pembimbing PPL saya, yaitu Ibu Zahrotus Saidah, MA.Pd tentu
juga tidak diragukan kemampuannya terutama dalam membimbing
mahasiswa praktikan. Pengalaman beliau sebagai dosen di IAIN Syekh
Nurjati Cirebon tentunya tidak diragukan lagi.

D. Kualitas Pembelajaran di SDN 1 Gunungsari sebagai Sekolah


Tempat PPL
Mutu dan Kualitas pembelajaran di SDN 1 Gunungsari Kabupaten
Indramayu masih kurang baik. Hal ini dilihat dari ketersediaan jumlah
pengajar yang masih kurang untuk memenuhi keterbutuhan pembelajaran di
sekolah ini. Masih ada guru yang mengampu dua mata pelajaran serta latar
pendidikan yang tidak sesuai dengan pelajaran yang diampu.

E. Kemampuan Diri Praktikan


Tentu saja Saya menyadari kemampuan diri sebagai mahasiswa
praktikan tentulah masih sangat jauh dari sempuma.. Masih banyak yang
haruss saya gali untuk benar-benar menjadi seorang guru yang
professional. Terlebih pada saat ini, diterapkannya pembelajaran daring
dimana segala aktivitas dilaksanakan secara online. Banyak hal yang belum
tahu bagaimana penerapan pembelajaran daring yang baik, mulai dari
penggunaan platform hingga metode pembelajaran yang digunakan.Namun
hal itu bukan menjadi kendala yang berarti, walaupun saya berada di sekolah
yang terletak di daerah bukan kota, namun saya dapat memanfaatkan
kehadiran internet. Sehingga saya dapat belajar banyak dari internet
untuk mengejar ketertinggalan. Setelah banyak belajar dari para dosen
selama PPG serta guru pamong saat PPL, saya merasakan banyak
perubahan yang berarti.

F. Nilai Positif yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan


PPL
Selama proses kegiatan PPG hingga pelaksanaan PPL selesai,
banyak sekali Pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan. Nilai tambah
yang saya dapat setelah melaksanakan PPL adalah saya mengetahui
dinamika yang terjadi dalam dunia pendidikan, terutama masalah
pembelajaran daring yang membutuhkan banyak pemikiran untuk mencari
jalan keluar yang tepat agar semua peserta didik bisa mengikuti
pembelajaran ini dengan baik, khususnya dalam hal ini adalah di SDN 1
Gunungsari Kecamatan sukagumiwang akbupaten Indramayu.. Hal ini sebagai
modal bagi saya sebagai guru yang harus inovatif untuk membuat
langkah• langkah pembelajaran yang tepat dengan metode dan
pembelajaran yang menarik, dalam melaksanakan pembelajaran daring.
Perubahan penting yang saya dapatkan terutama dalam pemanfaatan
teknologi untuk kegiatan pembelajaran. Pada awalnya saya sangat
kebingungan dalam penggunaan teknologi, namun setelah banyak belajar
dari kegiatan PPL ternyata penerapan teknologi dalam pembelajaran daring
tidak sesulit yang dibayangkan. Ada banyak cara, metode, hingga macam-
macam platform atau aplikasi yang mudah untuk digunakan.

G. Kritik dan Saran


Kritik dan Saran bagi sekolah tempat mengajar (PPL) yaitu untuk
tetap mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah berhasil
diraih. Selain itu juga untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar
lebih baik terutama dalam pembelajaran daring. Saran untuk LPTK IAIN
Syekh Nurjati Cirebon sendiri, agar tetap meningkatkan kualitas
pendidikanya dengan meluluskan banyak mahasiswa PPG yang lebih
baik, berkualitas dan profesional.

Indramayu, September 2021

Mengetahui, Mahasiswa PPG,


Kepala SDN 1 Gunungsari

WARITO,S.Pd KARTONO,S.Pd.I
NIP. 1980009062007011006 NIM. 321242000711

Anda mungkin juga menyukai