Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI DIRI

KEGIATAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

DALAM JABATAN ANGKATAN 4 TAHUN 2021

Disusun oleh :

Adi saputra,S.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN 4

UNIVERSITAS MULAWARMAN

TAHUN 2021
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar
biasa ini dalam menyusun Refleksi Kegiatan PPG Daljab Angkatan 4 Tahun
2021.
Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan
nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjuknya untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang
paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Alhamdulilah atas izin Allah SWT, saya telah menyelesaikan rangkaian
kegiatan PPL di sekolah asal, SDN 02 SUKABUMI Kecamatan Cempaka
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan baik. Kegiatan PPL yang
merupakan bagian dari PPG, memberikan banyak pengalaman yang berarti,
mulai dari bagaimana mengidentifikasi masalah yang biasa muncul di
sekolah masing-masing, membuat rancangan penyelesaian/solusi, hingga
menyusun perangkat pembelajaran yang baik dan terintegrasi HOTS serta
penerapan TPACK.
Secara pribadi, saya mengucapkan terimakasih kepada Universitas
Mulawarman khususnya dosen pembimbing saya dan guru pamong yang
telah membimbing saya selama kegiatan PPL. Begitu pula saya ucapkan
terima kasih kepada Kepala Sekolah tempat saya mengajar dan juga rekan
guru yang sudah banyak membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan
PPL ini.
Kegiatan PPL yang dilaksanakan selama 31 hari mulai dari tanggal 21
Oktober s.d 24 November 2021, terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus,
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disusun berdasarkan
masukan-masukan atau saran dari dosen pembimbing sehingga diharapkan
dalam pelaksanaan pembelajarannya benar-benar pembelajaran yang
berkualitas dan bermakna.
Berikut adalah refleksi diri saya sebagai mahasiswa praktikan PPG.
A. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran yang
Ditekuni pada Pembelajaran Daring/Luring.
Kegiatan PPL yang saya lakukan dalam PPG ini menggunakan moda
daring dan luring. PPL siklus 1 dan 2 menggunakan moda luring,
sedangkan untuk PPL siklus 3 menggunakan moda daring. Dengan
menerapkan kedua moda tersebut, harapannya dapat diambil kelemahan
dan kelebihan sehingga menjadi pengalaman berarti dalam penerapan
kegiatan pembelajaran yang sebenarnya. Baik luring maupun daring,
keberhasilan bergantung juga pada keadaan dan kondisi sekolah. Namun
sebelum kesana, saya paparkan kekuatan dan kelemahan dari mata
pelajaran yang saya ampu baik secara laring maupun daring.

1. Kegiatan Pembelajaran Luring


a. Kekuatan Pembelajaran Luring
1. Peserta didik lebih aktif karena pembelajaran tatap
muka memungkinkan mereka untuk bebas berkomunikasi.
2. Mata pelajaran di SD lebih banyak menggunakan alat peraga,
sehingga dalam penyampaian materi lebih cocok secara langsung.
3. Kegiatan praktikum di SD menjadi alasan penting
mengapa pembelajaran dilakukan secara luring.
b. Kelemahan Pembelajaran Luring
Jika melihat dari karakteristik mata pelajaran di SD, sangat sulit
mencari kelemahan daripada pembelajaran luring. Sebab semua aspek
dapat dilaksanakan secara luring. Hanya saja perlu terintegrasi dengan
pendekatan TPACK, khususnya Teknologi. Jadi walaupun pembelajaran
secara luring namun tetap menerapkan teknologi, misalnya menampilkan
video secara online.

2. Kegiatan Pembelajaran Daring


a. Kekuatan Pembelajaran Daring
1. Peserta didik mempunyai pengalaman baru dalam belajar karena
daring
memakai multimedia seperti gambar, teks, animasi, suara dan video,
serta platform yang digunakan untuk pembelajaran secara sinkronus.
2. Belajar lebih efektif karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana
saja.
3. Lebih efisisen karena tidak membutuhkan formalitas kelas, materi ajar
bisa langsung dipelajari.
b. Kelemahan Pembelajaran Daring
1. Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara peserta didik dengan
pengajar atau antara peserta didik dengan peserta didik menjadi
minim.
2. Pembelajaran yang dilakukan lebih cenderung ke pelatihan bukan
pendidikan.
3. karena untuk pembelajaran sinkronus hanya dibatasi 60 menit satu
minggu karena terbatasnya kuota siswa.
4. Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran daring,
karena
terbatasnya perangkat yang dimiliki peserta didik.
5. Kualitas jaringan internet tidak stabil, terlebih jika tempat tinggal
siswa yang berada di pedesaan.

B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana untuk Pembelajaran


1.Pembelajaran Luring
SDN 02 SUKABUMI termasuk kedalam sekolah pedesaan. Merupakan
daerah perbatasan, sehingga akses ke kota jauh. Dengan demikian,
penerapan materi ajar di sekolah ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan
yang ada.
Perlu dijelaskan sedikit mengenai kondisi SDN 02 SUKABUMI, Dilihat dari
sarana dan prasana belum begitu mendukung. Oleh sebab itu, guru dituntut
untuk lebih kreatif dalam menghasilkan suatu karya guna sebagai penunjang
kegiatan pembelajaran.
Dengan kondisi seperti yang telah dijelaskan di atas, untuk kegiatan
belajar mengajar khususnya materi MATEMATIKA mengalami kesulitan,
karena tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung. Oleh karena
itu, perlu metode lain agar transfer of knowledge tersampaikan dengan baik.
Langkah yang dilakukan yaitu dengan membuat alat peraga sederhana dari
bahan yang seadanya, atau menggambar pada kertas karton yang ukurannya
besar sehingga dapat dilihat oleh semua siswa di dalam kelas. Atau juga
dengan cara menampilkan gambar dan video melalui infokus. Namun
sayangnya, infokus di sekolah hanya satu sehingga penggunaannya terjadwal.

2.Pembelajaran Daring
Ketersediaan sarana dan prasarana untuk pembelajaran Daring masih
kurang mendukung karena sekolah belum menyediakan WiFi, begitu juga
dengan peserta didik yang terkendala dengan ketersediaan jaringan internet
serta kuotanya. Oleh karena itu, guru harus menyediakan sendiri kuota
untuk pembelajaran. Adapun kendala dari peserta didik seperti kualitas
jaringan internet yang tidak stabil serta ketersediaan kuoata internet menjadi
kendala utama dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Namun dengan
segala keterbatasan ini, tidak menyurutkan saya untuk memberikan yang
terbaik dalam kegiatan PPG ini.
C. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Kualitas dari Guru Pamong tentunya tidak diragukan. Karena Ibu SURIATI,
S.Pd mempunyai pengalaman mengajar yang sudah lama di sekolah dan
banyak mengikuti pelatihan-pelatihan nasional, serta pengalaman-
pengalaman lain selain mengajar. Sementara kualitas Dosen Pembimbing PPL
saya, yaitu Ibu Dra.SURIATY,M.Pd tentu juga tidak diragukan
kemampuannya terutama dalam membimbing mahasiswa praktikan.
Pengalaman beliau sebagai dosen di Universitas Mulawarman tentunya tidak
diragukan lagi.

D. Kualitas Pembelajaran di Sekolah Asal sebagai Sekolah Latihan PPL


Kualitas pembelajaran di SDN 02 SUKABUMI Kecamatan Cempaka masih
kurang baik. Hal ini dilihat dari kompetensi guru yang masih kurang dalam
pengetahuan TEKHNOLOGI sehingga pembelajaran yang dilakukan masih
terlihat monoton dengan metode pembelajaran yang itu-itu saja.

E. Kemampuan Diri
Saya menyadari kemampuan diri sebagai mahasiswa praktikan tentulah
masih sangat jauh dari sempurna. Masih banyak yang harus saya gali untuk
benar-benar menjadi seorang guru yang professional. Terlebih pada saat ini,
diterapkannya pembelajaran daring dimana segala aktivitas dilaksanakan
secara online. Banyak hal yang belum tahu bagaimana penerapan
pembelajaran daring yang baik, mulai dari penggunaan platform hingga
metode pembelajaran yang digunakan.
Namun hal itu bukan menjadi kendala yang berarti, walaupun saya berada
di sekolah yang terletak di daerah bukan kota, namun saya dapat
memanfaatkan kehadiran internet. Sehingga saya dapat belajar banyak dari
internet untuk mengejar ketertinggalan. Setelah banyak belajar dari para
dosen selama PPG serta guru pamong saat PPL, saya merasakan banyak
perubahan yang berarti.

F. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan PPL


Selama kegiatan PPG hingga pelaksanaan PPL selesai, banyak sekali ilmu
yang saya dapatkan. Nilai tambah yang saya dapat setelah melaksanakan
PPL adalah saya mengetahui dinamika yang terjadi dalam dunia pendidikan,
terutama masalah pembelajaran daring yang membutuhkan banyak
pemikiran untuk mencari jalan keluar yang tepat agar semua peserta didik
bisa mengikuti pembelajaran ini dengan baik, khususnya dalam hal ini
adalah di SDN 02 SUKABUMI Kecamatan Cempaka. Hal ini sebagai modal
bagi saya sebagai guru yang harus inovatif untuk membuat langkah langkah
pembelajaran yang tepat dengan metode dan pembelajaran yang menarik
dalam melaksanakan pembelajaran daring.
Perubahan penting yang saya dapatkan terutama dalam pemanfaatan
teknologi untuk kegiatan pembelajaran. Pada awalnya saya sangat
kebingungan dalam penggunaan teknologi, namun setelah banyak belajar
dari kegiatan PPL ternyata penerapan teknologi dalam pembelajaran daring
tidak sesulit yang dibayangkan. Ada banyak cara, metode, hingga macam-
macam platform atau aplikasi yang mudah untuk digunakan.

G. Saran
Saran bagi sekolah tempat mengajar (PPL) yaitu untuk tetap
mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah berhasil diraih.
Selain itu juga untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar lebih
baik terutama dalam pembelajaran daring. Saran untuk Universitas
Mulawarman sendiri, agar tetap meningkatkan kualitas pendidikanya dengan
meluluskan banyak mahasiswa PPG yang lebih baik, berkualitas dan
profesional.

Anda mungkin juga menyukai