0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas perkembangan pendidikan seni rupa di Indonesia pada tahun 1950-an, termasuk pendirian Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1950 dan perkembangan lembaga-lembaga seni rupa lainnya. Juga dibahas kontribusi seniman Indonesia di kancah internasional melalui keikutsertaan pada pameran seni di luar negeri.
Dokumen ini membahas perkembangan pendidikan seni rupa di Indonesia pada tahun 1950-an, termasuk pendirian Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1950 dan perkembangan lembaga-lembaga seni rupa lainnya. Juga dibahas kontribusi seniman Indonesia di kancah internasional melalui keikutsertaan pada pameran seni di luar negeri.
Dokumen ini membahas perkembangan pendidikan seni rupa di Indonesia pada tahun 1950-an, termasuk pendirian Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1950 dan perkembangan lembaga-lembaga seni rupa lainnya. Juga dibahas kontribusi seniman Indonesia di kancah internasional melalui keikutsertaan pada pameran seni di luar negeri.
Bandung, 1947 Pemerintah Belanda merintis lembaga pendidikan seni rupa.
Sekolah calon guru gambar Universitaire Leergang voor de Opleiding van Tekenleloren atau Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar yang merupakan bagian dari Universiteit van Indonesie. Sekitar tahun 1956 Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar mengalami perubahan institusi menjadi Bagian Arsitektur dan Seni Rupa pada Fakultas Ilmu Teknik Universitas Indonesia. Tahun 1959, Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri dengan melepaskan diri dari Fakultas Teknik di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar. Tahun 1984 ITB resmi memiliki Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Yogyakarta akhirnya menjadi sadarakan pentingnya pendidikan formal dan pengembangan sanggar seni. Kemudia beberapa tokoh pendiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) merancang dan mengajukan pembentukan akademi di Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Tiga tokoh pendiri ASRI yakni Kusnadi, Hendra Gunawan, R.J Katamsi. ASRI resmi berdiri pada 15 Januari 1950 Seiring perkembangan tahun 1968 institusi ASRI bertransformasi menjadi Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI "ASRI"). Tahun 1984 STSRI "ASRI" bermetaformosis menjadi Fakultas Seni Rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Seiring dengan waktu yang terus berjalan dan perkembangan zaman, sanggar dan penggerak budaya maupun para aktivis seni di Yogyakarta dan kota lain semakin sadar dan bergerak melakukan pengembangan pengajaran di Institutsi non formal yang merepukan sanggar maupun tempat berkesenian hingga saat ini.
Awal Internasional pasca kemerdekaan
Agus Djaja dan Otto Djaja merupakan tokoh yang merepresentasikan
seniman Indonesia di dunia seni rupa Internasional pasca kemerdekaan. Agus dan Otto merupakan kakak beradik yang berkesempatan untuk ditugaskan oleh Presiden Soekarno dalam misi kebudayaan dan mempelajari dunia seni rupa di Belanda tahun 1949. Tahun 1949, Affandi mendapatkan beasiswa dari Pemerintah India untuk belajar seni lukis di akademi seni Vista Baharati yang berubah menjadi dana hibah selama 2 tahun di India karena Affandi dikenal sebagai seniman yang telah matang. Affandi melanjutkan perjalanan Internasional ke Eropa untuk berkarya dan berpameran. London, Amsterdam, Brussel, Paris, dan Roma adalah beberapa kota yang menjadi tempat Affandi berproses pada tahun 1950 - 1952. Pada tahun 1952 merupakan tonggak penting hubungan antara Amerika serikan dengan Indonesia melalui pameran Modern Indonesia Paintings di John Heller Gallery New York. Tahun 1953, Pemerintah Republik Indonesia melalui Jawatan Kebudayaan, Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, menjalin kerjasaama Internasional untuk berpartisipasi dalam perhelatan Biennale II Sao Paolo di Brazil. Peristiwa ini menjadi sejarah untuk para seniman Indonesia mengikuti perhelatan Biennale Internasional. Di dalam negri, guna mendukung penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika 1955 diselenggarakan Eksposisi Seni Rupa Klasik dan Modern di gedung Lyceum Bandung yang diikuti oleh 66 seniman.