Oleh :
KELOMPOK 2
Kelas T02
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
Dasar Negara”. Atas bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. H. Eddy Suprayitno, MS. kami
dapat menyelesaikan makalah dengan hasil yang maksimal sesuai yang diharapkan.
tentang Pancasila sebagai Dasar Negara. Kedua memenuhi tugas diskusi dan
pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai
wahana pembelajaran mata kuliah Pancasila agar dapat dipelajari oleh seluruh
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-
PENDAHULUAN
Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya piker, dan sadar akan keberadaannya
Negara, Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai budaya yang terkandung sejak zaman
nenek moyang kita dahulu. Nilai-nilai tersebut lahir dan melekat secara tidak sengaja
pada nenek moyang kita.Pancasila itu terdiri dari Panca dan Sila. Nama Panca
diusulkan oleh Ir. Soekarno sedangkan nama Sila diusulkan oleh salah seorang ahli
bahasa. Pancasila dirasakan sudah sempurna dan mencakup segala aspek pada
Bangsa Indonesia.
ada yang salah dengan Pancasila. Apabila terdapat kekeliruan, hal itu dikarenakan
adanya pihak yang membuat pemaknaan tunggal atas Pancasila yang kemudian
lbaik yang bernuansa struktural maupun kultural (solidaritas sosial) tetap dapat
dipertahankan di negeri ini. Sebab Indonesia didirikan atas dasar rasa penderitaan
yang sama (sense of common suffering) akibat penjajahan asing ratusan tahun,
bangsa tetap dapat menghayati dan mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai
yang luhur itu tetap terjaga dan menjadi pedoman bangsa Indonesia sepanjang
masa. Bangsa yang baik adalah bangsa yang mampu mempertahankan budayanya
di tengah gempuran budaya asing merupakan hal yang tidak mudah. Pada salah
nasional. Deklarasi ini secara jujur diakui disebabkan oleh kondisi bangsa ini yang
semakin menunjukkan perilaku tidak terpuji dan tidak menghargai budaya bangsa.
Perilaku tidak terpuji tersebut antara lain memudarnya sikap kebhinekaan dan
oleh para pejabat negara sehingga korupsi semakin merajalela di hamper semua
instansi pemerintah.
Indonesia
yang dianggap paling tepat dan menjadikannya sebagai acuan utama dari
PEMBAHASAN
Pancasila secara etimologis berasal dari kata “Panca” artinya lima dan “Syila”
artinya batu sendi, alas atau dasar, sehingga jika digabungkan berarti berbatu sendi
lima atau berdasar yang lima, atau dari kata “Panca” yang berarti lima dan “Syiila”
yang berarti peraturan tingkah laku yang baik, atau yang penting, sehingga jika
digabungkan berarti lima peraturan tingkah laku yang baik, atau yang penting.2
aturan yang menjadi ideologi bangsa dan negara, pedoman bermasyarakat, dan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang berisi aturan atau ajaran-
ajaran mengenai sikap dan perilaku terpuji, yang merupakan moralitas yang telah
disepakati bersama dalam menjalankan hidup, yang menjadi acuan dalam hidup
terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir pada 1 Juni 1945 dan
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. bunyi
dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah:
permusyawaratan/perwakilan
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri
antropologi. masyarakat dipelajari dalam ilmu antropologi. Ilmu ini tidak hanya
mencakup perubahan secara tingkah laku saja, namun sejarah dan konflik yang
Bangsa Indonesia telah sejak dulu menaruh sikap percaya kepada hal-hal
supra natural. Sejak jaman batu hingga perunggu masyarakat prasejarah Indonesia
Islam, Kristen telah dengan sendirinya membentuk konsep Ketuhanan yang unik.
perihal sesama yang berbeda agama. Pengalaman hidupnya yang sarat dengan
pesan kemerdekaan itu tergurat dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945.
Daya pikat gagasan Ketuhanan Sukarno terletak dalam spirit kebebasan dan
toleransi yang diusungnya. Visi Ketuhanan Sukarno selain kontekstual dan inklusif,
Barangkali itulah yang kita namakan toleransi aktif. Sebab gagasan Ketuhanan yang
prinsip kelima (yang kemudian menjadi prinsip pertama) bagi Negara Indonesia
dalam konteks pluralitas agama dan kepercayaan di Indonesia. Oleh karena itu,
berkebudayaan, berbudi pekerti luhur, dan saling menghormati satu sama lain. Inti
pihak dan bertumbuh imannya dalam semangat yang toleran. Selain berdaya
kohesif, inklusif, dan toleran prinsip Ketuhanan ini menjadi sumber inspirasi bagi
pemberi kebebasan bagi manusia. Keyakinan demikian bisa jadi berakar dalam
pengalaman iman akan Tuhan atau harapan akan Tuhan sebagai pembebas
Kekuatan sila ini terletak pada pengakuan bahwa Tuhan adalah sumber kebebasan
manusia.
Beradab
‘kemanusiaan’, yang terdiri dari akar kata ‘manusia’ dan afiks ke- /-an. Meskipun
demikian, isi sila atau substansinya adalah utuh dan tidak tercerai berai dari sila-sila
mendasar sila kedua ini adalah memuliakan Tuhan dengan bersikap dan bertindak
adil dan beradab kepada sesama, mendukung dan menjaga keutuhan bangsa,
berpartisipasi aktif untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang menjunjung
sosial. Nilai-nilai mendasar itu menjadi spirit bahwa iman kepada Tuhan haruslah
berdimensi kemanusiaan. Dalam konteks itu, hubungan yang baik dengan sesama
dalam komunitas dilandasi oleh iman kepada Tuhan yang berprikemanusiaan, bukan
Nilai-nilai mendasar sila kedua ini berakar dalam pidato Sukarno pada
tanggal 1 Juni 1945. Semula, sila kedua ini berbunyi “Internasionalisme, atau
rumusan sila kedua ini bukan tanpa maksud dan juga bukan dimaksudkan untuk
sebagai sesama ciptaan Tuhan. Dalam spirit itu, manusia di manapun juga
dengan yang lainnya. Itulah ciri khas manusia sebagai makhluk sosial, makhluk yang
dianugerahi akal budi dan kehendak bebas oleh Tuhan. Berdasarkan gagasan itu
spirit yang terkandung dalam sila kedua adalah supaya setiap insan menjunjung
bangsa lain.
C. Nilai-Nilai Mendasar Sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia
dengan nasionalisme dan cinta tanah air. Pada mulanya, Sukarno menyebutnya
Ernest Renan dan Otto Bauer. Tapi ia pun mengakui bahwa pandangan kedua
(“une nation est un ame”). Artinya, bangsa adalah jiwa. Satu bangsa adalah satu
jiwa.44 Maksudnya, kata Sukarno, “satu bangsa adalah satu solidaritas yang besar”
(“une nation est un grand solidarite”). Jadi, yang membuat bagsa itu bersatu (satu
“persamaan watak”. Berangkat dari konsep bangsa dari kedua teoretikus itu,
selain menggamit pandangan Ernest Renan dan Otto Bauer tentang bangsa,
Salah satu fakta Indonesia yang disadari Sukarno adalah pluralitas dalam
suku, agama, golongan, dan daerah. Kesadaran itu mewarnai pergaulannya selama
masa pergerakan perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Kesadaran dan
pengalaman yang sama juga mewarnai interaksi dan dialog politiknya yang
mengedepankan demokrasi.
membangun sebuah Negara yang kuat. Selain itu, tata kelola sebuah Negara juga
menentukan bagi kuatnya sebuah negara. Dalam konteks itu, Sukarno menegaskan
demikian: “saya yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya Negara Indonesia
Demokrasi ini jelas bukan parlementaire democratic,56 juga bukan fasisme, tapi
itu, Sukarno menegaskan bahwa demokrasi adalah satu idelogi politik, satu alam
pikiran, alam pikiran politik yang terbuat oleh suatu cara produksi di dalam suatu
periode. Oleh karena itu, demokrasi di Indonesia hendaklah yang relevan dengan
politik Indonesia yang terbuat oleh suatu cara produksi di dalam sesuatu periode.
Oleh karena itu, seruan sila keempat adalah pentingnya menata kehidupan
bernegara dalam iklim yang demokratis. Artinya, tata kelola hidup Bersama
melalui diskusi kelompok yang memungkinkan untuk belajar bersikap terbuka pada
perbedaan pandangan, mau saling mendengarkan, dan menerima keputusan
bersama yang demokratis. Sementara dalam konteks politik praktis, seruan ini
diarahkan pada mekanisme pengambilan keputusan oleh para elit politik agar
dan golongan. Tujuannya adalah untuk menciptakan tata kelola kehidupan bersama
yang demokratis. Ketika ada kemauan untuk duduk bersama dalam spirit kesetaraan
berdemokrasi di Indonesia.
Rakyat Indonesia
manusiawi, layak, dan bermartabat. Menurut Ulpianus, pakar hukum Romawi kuno,
dia kemukakan untuk itu adalah “tribuere jus suum cuique” (memberi masing-masing
haknya).
Deskripsi diatas menunjukkan bahwa tindakan adalah adil manakala
keadilan sosial menjadi seruan universal bahwa setiap pribadi dalam komunitasnya
berhak atas situasi kehidupan yang sejahtera dan makmur. Tapi, situasi demikian
keadilan baginya sebab keadilan adalah milik mereka yang mempunyai kebebasan
alias tidak dijajah. Itulah barangkali mengapa Plato memahami keadilan sebagai
kebijakan utama sebab menjadi dasar untuk setiap pribadi memelihara dan memiliki
Dalam konteks Indonesia selama alam penjajahan, keadilan adalah kata dan
istilah yang mahal untuk dituntut dan ditemukan dalam praksis sosial sebab takaran
untuk itu dipegagng oleh pihak penjajah. Alam imperialisme menaruh keadilan pada
pihak penjajah, bukan pada pihak kaum terjajah. Kondisi ini menjadi lonceng
pada masa itu yang diwarnai oleh pertentangan kelas dan berdasarkan pengalaman
perjuangannya serta kenyataan sosial di Indonesia kala itu, Sukarno pun sampai
pada keyakinannya bahwa Indonesia harus dikelola dengan sistem yang tidak perlu
Pancasila
Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat dikaji dan identifikasi dengan melihat
masyarakat Indonesia sehari-hari. Perilaku masyarakat Indonesia saat ini yang tidak
Saat ini kita menjumpai generasi muda yang tidak bertaqwa kepada Tuhan
Indonesia saat ini. Misalnya: tawuran antar pelajar, bentrok antar warga seperti
perang sampit, bentrok antar suku seperti kisah perang sampit, dan lain sebagainya.
saat ini masih adanya money politic di kalangan masyarakat yang biasa dijumpai
yang di lakukan oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini. Tidak perlu jauh-
jauh, saat ini dapat kita lihat pada kelompok belajar kita saja sebagai faktanya.
Dalam kelompok belajar PPKN misalnya, tugas PPKN membuat makalah secara
kelompok ketidak adilan selalu kita rasakan. Hal tersebut karena sebenarnya yang
mengerjakan tugas kelompok dari 8 anggota kelompok, hanya 3 orang saja dan
yang lainnya tinggal nitip nama. Padahal ia menginginkan mendapatkan nilai yang
sama. Sungguh ini adalah contoh kecil yang berada pada kehidupan para pelajar
sehari-hari.
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau simbol.
yang sibuk, kegiatan yang nampaknya bersifat praktis dan sehari-hari saja,
misalnya, ada aspek kebudayaannya, ada nilai dan simbolnya. Nilai terletak pada
perorangan atau keluarga. Begitu juga Indonesia sebagai bangsa dan negara.
melalui bahasa Indonesia, koneksi sosial antar etnis dan kebudayaan dapat terjalin
teosentrisme (tauhid, serba-Tuhan dalam etika, ilmu, dan estetika). Orang Protestan
akan lebih suka theonomy (theos, Tuhan; nomos, hukum). Istilah teonomi berasal
dari Paul Tillich (1886-1965),hubungan dinamis antara yang absolut dengan yang
relatif, antara agama dengan kebudayaan. Menurut konsep ini Pancasila adalah
sebuah teonomi, karena bedasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa --yang absolut.
Keempat sila yang lain adalah kebudayaan, yang relatif. Keperluan manusia diakui
keagamaan.
Indonesia" yang berarti sebuah (1) pluralisme, dan (2) teosentrisme dari semangat
sila yang pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa". Demokrasi Kebudayaan itu harus
adalah nilai tertinggi dalam hal Persatuan bangsa yang tercantum di dalam sila
ketiga. Dan dengan menjunjung nilai teosentris pada sila pertama, kepentingan lain
etnis tidak etis dengan ketentuan agama. Jadi sekiranya, dari tindak dari tindak
perkembangan budaya itu sendiri harus sesuai dengan nilai Pancasila. Karena
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnik atau disebut ethnic
nation (Suryadinata, 2000 dalam Wirutomo, 2012), yaitu sebuah masyarakat negara
oleh sistem nasional dari masyarakat negara tersebut (Suparlan, 2008). Penekanan
yang diakui sebagai hak ulayatnya dan merupakan tempat sumber daya yang dapat
sukubangsa atau kesukubangsaan tidak dapat dibuang atau diganti dengan jatidiri
lainnya. Jatidiri sukubangsa atau asal yang askriptif ini tetap melekat pada
mengekspresikan jatidiri. Dalam hubungan anta rsuku bangsa, tribut dari jatidiri
perbedaan etnis yang ada, agar tidak meruncing dan menjadi gesekan sosial yang
bersifat manifes. Salah satu bentuk eliminasi tersebut, antara lain yaitu pola
kegiatan produksi. Artinya, meskipun tidak terjadi asimilasi kultural, namun akan
tetap terjalin hubungan sosial yang erat dan saling membutuhkan, apabila terbangun
perlu saling menyubordinasi. Selain itu, dukungan dan sense of belonging yang
tinggi dari tokoh masyarakat dan agama, serta lembaga sosial dapat menjaga dan
memiliki dua ciri, yaitu: pertama, hot etnicity yang cenderung menonjolkan identitas
etniknya, memiliki kecenderungan untuk selalu ingin merdeka; dan kedua, cold
etnicity yang sifatnya kurang fanatik, kurang emosional dan hanya digunakan untuk
mencari keuntungan sesaat. Indonesia memiliki kedua ciri ini. Situasinya sangat
integrasi yang relevan, karena memberikan kebebasan kepada semua etnik untuk
tetap hidup, sekaligus mengembangkan sistem budaya dan kesetiakawanan
sosialnya, serta saling menghargai secara setara, yang dikukuhkan dalam prinsip
hubungan antara manusia dan Tuhan, antar-sesama manusia, serta antara manusia
kerakyatan, dan keadilan sosial. Hubungan ini, bersifat dinamis dan terbuka
bangsa ini membutuhkan kerja keras yang persisten dan konsisten agar dapat
berkarakter, maju, berdaya saing, dan mewujudkan bangsa Indonesia yang bangga
terhadap identitas nasional yang dimiliki, seperti nilai budaya dan bahasa.
kemanusiaan bangsa. Hal ini dapat dilakukan, antara lain melalui: (1) aktualisasi
pesan moral yang terkandung pada setiap sila Pancasila sebagai kekayaan dan
mewujudkan Indonesia baru. Bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi yang
Dalam upaya ini, harus dipikirkan adanya ruang-ruang fisik dan budaya bagi
keanekaragaman kebudayaan yang ada setempat pada tingkat lokal, atau pada
tingkat nasional serta berbagai corak dinamikanya. Upaya ini dapat dimulai dengan
dengan adab dan moral dalam berbagai interaksi yang terserap dalam hak dan
bermasyarakat.
Hal ini disadari betul oleh para founding father kita, sehingga mereka
Sebuah konsep yang mengandung makna yang luar biasa. Baik makna secara
eksplisit maupun implisit. Secara eksplisit, semboyan ini mampu mengangkat dan
beragam, akan tetapi bersatu dalam kesatuan yang kokoh. Selain itu, secara
implisit “Bhineka Tunggal Ika” juga mampu memberikan semacam dorongan moral
Melihat Indonesia dari segi geografis, demografis, dan ekonomi, kita akan
dan kecil yang di diami penduduk lebih dari 240 juta jiwa dengan sekitar 200 etnis
penduduknya di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat, memiliki sikap
hidup yang penuh harapan akan kehidupan di masa depan yang cemerlang.
Pendeknya, visi Bersama itu mengarahkan tekad untuk memelihara apa-apa yang
baik dari masa lalu Indonesia, dan mengambil serta menemukan yang baru yang
rentang yang panjang ini terjadi dalam jaringan sosial. Jaringan (Fukuyama,
dan agama agar dapat memposisikan dirinya ke dalam sebuah kehidupan bersama
itu, juga mampu berinteraksi dalam ruang bersama yang ditandai oleh kesediaan
sebagai visi membangun masa depan Indonesia, dihadapkan pada dua hal yang
sangat fundamental, yaitu grand solidarity, rasa kebersamaan untuk membangun
bangsa, dan grand reality, sebuah realitas agung sebagai sebuah bangsa yang
demikian besar dan kaya. Makna grand reality dalam konteks masa kini berarti
keadilan.
tertentu dalam struktur sosial. Hubungan Pancasila dan perubahan social dengan
struktur, masih dapat diperdebatkan, apakah Pancasila bagian dari struktur, entitas
yang terpisah, atau bahkan justru sebagai pembentuk struktur sosial. Seiring
alat untuk menunjang struktur social yang telah ditetapkan oleh suatu grand design
juga dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga menjadi sekadar alat legitimasi politik.
sosial dapat menjadi tema pokok, yang mengarahkan masyarakat masuk ke dalam
multikultural tidak hanya terlihat dari lingkupnya yang membesar menuju pada aras
global, tetapi juga makin banyaknya satuan-satuan kecil yang tumbuh. Oleh karena
besar perubahan sosial, juga perlu memberikan peluang, mengamati atau mengenali
dan bersikap arif terhadap pertumbuhan satuan-satuan kecil. Menelantarkan
live, survival of the fittest, natural selection, dan progress dalam masyarakat.
sehingga untuk maju tidak harus “membunuh”yang lain. Dalam sebuah komunitas
heterogen dan pluralistik seperti Indonesia diperlukan perekat interaksi sosial yang
pragmatis yang sangat penting. Kepercayaan adalah pelumas yang penting bagi
muncul dari sebuah komunitas yang menganut norma-norma yang sama. Dalam arti
baru akan muncul dalam berbagai tingkatan berbeda dalam budaya yang berbeda
pula. Meminjam bahasa Fukuyama, kepercayaan atau trust adalah efek samping
oportunistik, maka berbagai anggota masyarakat lain akan terbentuk dengan cepat,
yang maju dan kreatif, memiliki sikap budaya kosmopolitan dan pluralistik, tatanan
sosial politik yang demokratis dan struktur sosial ekonomi masyarakat yang adil dan
nilai dan norma, yang diimplementasika dalam aturan yang mengatur tindakan
anggota masyarakat. Oleh karena itu, perubahan social perlu menyerap prinsip
moral dan nilai Pancasila yang mendukung dan menjamin terwujudnya masyarakat
multikultural, multietnis, dan agama; (b) terbuka dan (c) memberikan ruang terhadap
adalah ideologi terbuka dan tidak ereduksi pluralitas ideologi sosial-politik, etnis dan
social politik, agar terhindar dari segala bentuk konflik. Perubahan sosial diarahkan
pada pengembangan jati diri dan harga diri bangsa, masyarakat yang multikultural,
orang lain.
antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat, hak, dan kewajiban; saling
membela kebenaran dan keadilan; merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh
berbagai nilai kelompok yang ada di Indonesia, yaitu: budaya lokal (tempatan),
budaya sukubangsa, budaya global, budaya bangsa, serta budaya agama dan
sistem kepercayaan.
tinggi hukum dan hak asasi manusia sebagai wujud nyata dari karakter warga
5.Perubahan sosial yang sesuai dengan nilai “Keadilan Sosial Bagi Seluruh
kewajiban; hormat terhadap hak-hak orang lain; suka menolong orang lain; menjauhi
sikap pemerasan terhadap orang lain; tidak boros; tidak bergaya hidup mewah; suka
seseorang warganegara. Nilai-nilai unik tersebut dari berasal dari nilai budaya,
ajaran agama, atau dasar filsafat yang dimiliki dan disepakati oleh bangsa tersebut.
mental atau moral, kekuatan moral, nam, reputasi; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan dari orang lain; watak, tabi’at, mempunyai
kepribadian. Seseorang berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan
kekuatan moral seseorang warga bangsa mampu berperilaku berbasis nilai dasar
dapat dilihat dari dua sudut, pertama secara hitoris dan secara kultural. Kaelan yang
adalah merupakan suatu pandangan hidup bangsa yang nilai- nilainya sudah ada
secara historis ditakdirkan oleh Tuhan YME, berkembang melalui suatu proses dan
menemukan bentuknya sebagai suatu bangsa dengan jati- dirinya sendiri. Secara
pada nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius yang dimiliki oleh bangsa
bangsa yang tersebar di seluruh kepaulauan nusantara baik pada abad kedua puluh
nilai tersebut merupakan suatu local genius dan sekaligus sebagai suatu local
(sustainable), maka nilai yang dijadikan paradigma karakter haruslah nilai (values)
tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dll.
Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai pemaknaan dan penyikapan manusia
internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga
merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang
hidup di Indonesia harus mempunyai kesiapan lahir dan batin, mental dan spiritual
masyarakat dan keluarga sehingga dapat mewujudkan cita-cita bangsa dan negara.
Maka di sini peran seorang pendidik sangat penting dalam menekankan arti nilainilai
Pancasila untuk pelajar. Tujuan membentuk jiwa Pancasila pada pelajar pada
Karena dengan berlandaskan pada hal-hal tersebut maka pelajar tersebut telah
tidaklah mudah oleh karena itu sebelum mereka diperkenalkan Pancasila hal yang
utama yang harus pelajar tersebut ketahui adalah penjabaran nilai-nilai Pancasila.
Langkah selanjutnya dalam membentuk jiwa Pancasila pada pelajar yaitu dengan
memperkenalkan sejarah Pancasila itu sendiri, sehingga pelajar ini akan tahu
seperti apa itu Pancasila dan perkembangannya saat pertama kali digali oleh pendiri
ideology negara yang sila-silanya sesuai dengan ajaran agama yang diakui di
dasar negara. Hal tersebut untuk membentengi pelajar agar tidak terpengaruh
paham atau aliran anti Pancasila. Dan yang paling penting adalah sebuah
spek nilai, norma, maupun aspek praksisnya. hal ini harus disesuaikan
hari), pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan flsafat tentang Pancasila. Hal ini
sangat penting terutama bagi calon pemimpin bangsa dan calon ilmuwan.
tertanam dalam setiap individu. Tanpa pendidikan yang cukup maka dapat
negara hanya dalam tingkat pragmatis, dan hal ini sangat berbahaya bagi
sendiri.
dan bathin, lahir berasal dari luar misalnya pemerintah, adapun bathin
perbuatan.
e. Watak dan hati nurani: agar orang selalu mawas diri, yaitu :
1) Dengan menilai diri sendiri apakah dirinya berbuat baik atau buruk dalam
sendiri. apabila tidak mentaati akan diberikan sanksi bathin berupa celaan
Pancasila.
telah gagal karena banyak lulusan sekolah atau sarjana yang piawai dalam
menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah.
Penyebabnya adalah banyak pakar bidang moral dan agama yang sehari-hari
mengajar tentang kebaikan tetapi perilakunya tidak sejalan dengan ilmu yang
diajarkan. Sejak kecil, anak-anak diajarkan menghafal tentang bagusnya sikap jujur,
berani, kerja keras, kebersihan dan jahatnya kecurangan. Tetapi nilai-nilai kebaikan
itu diajarkan dan diujikan sebatas pengetahuan di atas kertasdan dihafal sebagai
bahan yang waji dipelajari saja. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses
menghafal materi saol ujian saja tetapi justu memerlukan pembiasaan. Pembiasaan
untuk berbuat baik, berlaku jujur, ksatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas,
malu membiarkan lingkungan kotor. Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi
harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan
(Kemdiknas, 2011:8).
dikembangkan antara satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya.
Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari nilai-
pewarisan nilai-nilai, cita-ita dan tujuan nasional yang tertera dalam konstitusi
negara serta pesan para pendiri negara (Sapriya, 2007:24). Pidato pembelaan Bung
Karno di muka Hakim Kolonial pada Tahun 1930 menegaskan sebagai berikut:
Kalau bangsa Indonesia ingin mencapai kekuasaan politik, yakni ingin merdeka,
kalau bangsa kami itu ingin menjadi tuan didalam rumah sendiri, maka ia harus
mendidik diri sendiri, menjalankan perwalian atas diri sendiri, berusaha dengan
jelas bahwa karakter bangsa Indonesia yang diharapkan jauh sebelum lahir bangsa
Saat ini di semua jenjang pendidikan mulai diterapkan pendidikan karakter yang
(KTSP) mulai dari visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender
dilakukan melalui tiga jalur yaitu (1) integrasi melalui mata pelajaran, (2) integrasi
melalui muatan lokal dan (3) integrasi melalui pengembangan diri. Pendidikan
peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar
Saat ini guru dituntut untuk membuat silabus dan rencana persiapan
karakter dalam indikator dan kegiatan pembelajarannya. Hal yang perlu dicermati
lapangan harus mengetahui karena guru yang membuat sendiri RPP nya sehingga
tahu persis apa yang dibuatnya. Dalam pendidikan karakter yang penting bukan apa
yang ditulis guru dalam RPP tapi apa yang dilakukan dan dicontohkan guru ke
peserta didik. Untuk itu perlu diketahui bagaimana kita selaku pendidik memberikan
pendidikan karakter kepada peserta didik sehingga fungsi dan tujuan Kaya Karsa
dapat tercapai.
Gagasan lama yang sampai saat ini masih relevan atau kembali relevan
dengan kondisi saat ini yaitu gagasan Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara yang menyatakan bahwa pengajaran (onderwijs) itu tidak lain dan
tidak bukan adalah salah satu bagian dari pendidikan di mana selain memberikan
yang keduaduanya dapat berfaedah baik lahir maupun batin (Dewantara, 1962:67).
Pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada diri seseorang
agar dapat hidup sebagai individu dan masyarakat yang berguna di masa yang akan
(kekuatan batin dan karakter), pikiran dan tubuh anak yang tidak dapat dipisah-
sistem among yang meliputin ing ngarsa sung tuladha (jika di depan memberi
gagasan, yang bermakna peserta didik didorong untuk mengembangkan karsa atau
dinamisasi pendidikan) dan tut wuri handayani (jika dibelakang menjaga agar tujuan
pendidikan tercapai dan peserta didik diberi motivasi serta diberi dukungan. di dalam
3. Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga
pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia (Kemdiknas, 2011:7).
Selama ini nilai-nilai dan prinsip-prinsip UUD 1945 dan Pancasila telah
Kemerdekaan, lima sila dalam Pancasila, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
tercantum dalam UUD 1945 mengenai negara kesatuan yang berbentuk republik,
menjunjung tinggi hak asasi manusia, sistem Bhineka Tunggal Ika, kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintah, sistem ekonomi sebagai usaha bersama
atas dasar kekeluargaan, sistem pembelaan negara berdasarkan hak dan kewajiban
karakter yang dikembangkan memang mengarah kepada nilai dan prinsip tersebut
yang intinya untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
bangsa sehingga kultur antar bangsa di dunia seolah-olah melebur menjadi kultur
dunia (global). Akibatnya hubungan antar bangsa semakin dekat. Globalisasi biasa
meningkatnya arus modal lintas Negara, pemasaran massal, peanasan global, era
melemahnya
Dampaknya juga tidak bias dihindarkan. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesi, globalisasi memiliki dampak positif dan negative. Adapun dampak negative
dirasakan sesamanya.
(5) Kesadaran dalam kebersamaan Toleransi dan solidaritas
(6) Menumbuhkan sikap terbuka Sikap terbuka ini untuk mengenal dan
sebagai
mobilitas social yang semakin terbuka dimana jarak tidak lagi menjadi
permasalahan.
(1) Pergeseran nilai Sesuatu yang baru (nilai, teknologi, budaya, dan
dalam
(2) Pertentangan nilai Masuknya nilai-nilai baru dan asing yang tidak
Nilai Pancasila
nilai Pancasila maka perlu kita tahu fungsi dari Pancasila. Sri Untari (2012)
kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang
yang lain.
(3) Pancasila sebagai sumber nilai Nilai dasar Pancasila adalah nilai
ketuanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
(4) Pancasila sebagai sistem etika Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa
yang dimaksud etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada
nilai-nilai, norma Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa (Sri
Untari, 2012).
pendidikan
Untari (2012) disebut terbuka sebab ideologi Pancasila bersumber pada kondisi
obyektif, konsep, prinsip, dan nilai-nilai orisinal masyarakat Indonesia sendiri. Secara
merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal, dengan
demikian budaya berhubungan dengan budi atau akal (Suko Wiyono, 2013).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) budaya adalah (1) pikiran;
akal budi; (2) adat-istiadat; (3) sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah
berkembang (beradab, maju); (4) sesuatu yang sudah menjadikebiasaan yang sukar
diubah.
kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
melalui belajar. Dalam artian seperti tersebut di atas maka dibedakan wujud
kebudayaan itu sebagai berikut: (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
gagasan, nilai, norma peraturan dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai
suatu kompleks aktivitas serta tndakan berpola dari manusi alam masyarakat, (3)
dari karakter bangsa Indonesia, berarti perwujudan nilai-nilai Pancasila itu dalam: (1)
agasan, nilai, norma, dan peraturan, (2) aktivitas serta tindakan terpola dar manusia,
dan (3) wujud hasil cipta manusia. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila tidak sekedar
mempertajam perasaan, meningkatkan daya tahan, daya tangkal dan daya saing
bangsa yang
kelompok masyarakat baik kelompok profesi seperti tenaga kerja, notaris, guru dan
1) Masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajiban sebagai
2) Sebagai pribadi ia dapat bersikap dan bertingkah laku sebagai insan hmba
Tuhan, yang mampu menggunakan cipta, rasa, dan karsa secara tepat, sehingga
dapat bersikap adil. Ia adalah seorang yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
secara
tepat sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Ia faham dan mampu menempatkan hak
4)Sebagai warga Negara ia diharapkan faham akan hak dan kewajibannya sesuai
nasional. Ia faham kegiatan apa yang selayaknya dikerjakan dan diutamakan dalam
Nilai Pancasila
nilai-nilai Pancasila maka perlu kita tahu fungsi dari Pancasila. Sri Untari (2012)
kepribadian
bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam
karena uraiannya bersifat logis dan dapat diterima oleh paham yang lain.
(3) Pancasila sebagai sumber nilai Nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuanan, nilai
(4) Pancasila sebagai sistem etika Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa yang
dimaksud etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-
nilai, norma Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa (Sri
Untari, 2012).
(5) Pancasila sebagai paradigm keilmuan ekonomi, politik, hukum, dan pendidikan
(6) Pancasila sebagai ideology terbuka Menurut Winarno dalam Sri Untari (2012)
disebut terbuka sebab ideologi Pancasila bersumber pada kondisi obyektif, konsep,
budhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal,
dengan demikian budaya berhubungan dengan budi atau akal (Suko Wiyono, 2013).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) budaya adalah (1) pikiran;akal budi;
(beradab, maju); (4) sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.
kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
melalui belajar. Dalam artian seperti tersebut di atas maka dibedakan wujud
peraturan dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tndakan berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) wujud kebudayaan
yang merupakan sumber dari karakter bangsa Indonesia, berarti perwujudan nilai-
nilai Pancasila itu dalam: (1) agasan, nilai, norma, dan peraturan, (2) aktivitas serta
tindakan terpola dar manusia, dan (3) wujud hasil cipta manusia. Pembudayaan
nilai-nilai Pancasila tidak sekedar memahami saja, namun harus dihayati dan
diwujudkan dalam pengalamannya oleh setiap diri pribadi dan seluruh lapisan
perasaan, meningkatkan daya tahan, daya tangkal dan daya saing bangsa yang
semuanya tercermin pada sikap tanggap dan perilaku masyarakat. Pembudayaan
baik kelompok profesi seperti tenaga kerja, notaris, guru dan pengacara, kelompok
dan pengalaman nilainilai luhur Pancasila di berbagai bidang kehidupan bagi seluruh
bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila, maka pendapat Suko Wiyono (2013)
berpendapat bahwa hal yang ingin dicapai dalam pembudayaan adalah sebagai
berikut: 1) Masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajiban
Sebagai pribadi ia dapat bersikap dan bertingkah laku sebagai insan hmba Tuhan,
yang mampu menggunakan cipta, rasa, dan karsa secara tepat, sehingga dapat
bersikap adil. Ia adalah seorang yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Ia faham dan mampu menempatkan hak dan
didasarkan atas kesadaran. Sebagai warga Negara mampu membawa diri secara
tepat dalam behubungan dengan sesame warga Negara, dan dengan lembaga-
bahagia.
hubungan antara manusia dan Tuhan, antar-sesama manusia, serta antara manusia
dan alam semesta, yang terwujud dalam nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan sosial. Hubungan ini, bersifat dinamis dan terbuka
bangsa ini membutuhkan kerja keras yang persisten dan konsisten agar dapat
berkarakter, maju, berdaya saing, dan mewujudkan bangsa Indonesia yang bangga
terhadap identitas nasional yang dimiliki, seperti nilai budaya dan bahasa.
terkandung pada setiap sila Pancasila sebagai kekayaan dan nilai-nilai luhur; serta
(3) mendorong kerjasama yang sinergis antarpemangku kepentingan dalam
Bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi yang diharapkan adalah sebuah
society). Corak masyarakat Indonesia yang ‘Bhineka Tunggal Ika’ bukan lagi
kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Dalam upaya ini, harus
yang ada setempat pada tingkat lokal, atau pada tingkat nasional serta berbagai
corak dinamikanya. Upaya ini dapat dimulai dengan pembuatan pedoman etika dan
Sesuai dengan adab dan moral dalam berbagai interaksi yang terserap
dalam hak dan kewajiban pelakunya dalam berbagai struktur kegiatan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat. Hal ini disadari betul oleh para founding father kita,
“Bhineka Tunggal Ika.” Sebuah konsep yang mengandung makna yang luar biasa.
Baik makna secara eksplisit maupun implisit. Secara eksplisit, semboyan ini mampu
multikultural dan beragam, akan tetapi bersatu dalam kesatuan yang kokoh. Selain
itu, secara implisit “Bhineka Tunggal Ika” juga mampu memberikan semacam
dorongan moral dan spiritual kepada bangsa Indonesia. Terutama pada masa-masa
Melihat Indonesia dari segi geografis, demografis, dan ekonomi, kita akan
dan kecil yang di diami penduduk lebih dari 240 juta jiwa dengan sekitar 200 etnis
penduduknya di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat, memiliki sikap
hidup yang penuh harapan akan kehidupan di masa depan yang cemerlang.
Pendeknya, visi bersama itu mengarahkan tekad untuk memelihara apa-apa yang
baik dari masa lalu Indonesia, dan mengambil serta menemukan yang baru yang
lebih baik di masa kini dan akan datang. Sebuah bangsa memang akan selalu
yaitu sekelompok agen individual yang berbagi norma-norma atau nilai-nilai informal
pengakuan kepada kelompok etnik dan agama agar dapat memposisikan dirinya ke
solidarity, rasa kebersamaan untuk membangun bangsa, dan grand reality, sebuah
realitas agung sebagai sebuah bangsa yang demikian besar dan kaya. Makna grand
reality dalam konteks masa kini berarti usaha menyejahterakan rakyat, mempertinggi
aman, dan memberikan hak-hak rakyat berdasarkan rasa keadilan. Oleh karena itu,
kehidupan masyarakat, yang memiliki relasi atau hubungan tertentu dalam struktur
sosial.
diperdebatkan, apakah Pancasila bagian dari struktur, entitas yang terpisah, atau
menunjang struktur social yang telah ditetapkan oleh suatu grand design politik
sosial dapat menjadi tema pokok, yang mengarahkan masyarakat masuk ke dalam
manusia.
multikultural tidak hanya terlihat dari lingkupnya yang membesar menuju pada aras
global,5 tetapi juga makin banyaknya satuan-satuan kecil yang tumbuh. Oleh karena
besar perubahan sosial, juga perlu memberikan peluang, mengamati atau mengenali
dan bersikap arif terhadap pertumbuhan satuan-satuan kecil. Menelantarkan
live, survival of the fttest, natural selection, dan progress dalam masyarakat.
penting. Kepercayaan adalah pelumas yang penting bagi bekerjanya sebuah sistem
terhadap keteraturan, kejujuran dan perilaku kooperatif yang muncul dari sebuah
sehingga komunitas baru akan muncul dalam berbagai tingkatan berbeda dalam
budaya yang berbeda pula. Meminjam bahasa Fukuyama, kepercayaan atau trust
adalah efek samping yang penting dari norma-norma Pancasila yang kooperatif
yang mewujudkan perubahan sosial. Jika suatu anggota masyarakat dapat menjaga
prilaku yang oportunistik, maka berbagai anggota masyarakat lain akan terbentuk
dengan cepat, dan akan mampu mencapai tujuan bersamanya secara lebih efisien.
Secara konstitusional negara Indonesia dibangun untuk mewujudkan dan
yang maju dan kreatif, memiliki sikap budayan kosmopolitan dan pluralistik, tatanan
sosial politik yang demokratis dan struktur sosial ekonomi masyarakat yang adil dan
nilai dan norma, yang diimplementasikan dalam aturan yang mengatur tindakan
anggota masyarakat.
Oleh karena itu, perubahan social perlu menyerap prinsip moral dan nilai
pluralistik. Disamping itu, Pancasila adalah ideologi terbuka dan tidak mereduksi
Perubahan sosial diarahkan pada pengembangan jati diri dan harga diri bangsa,
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu, dan
tidak memaksakan
antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat, hak, dan kewajiban; saling
membela kebenaran dan keadilan; merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh
budaya lokal (tempatan), budaya sukubangsa, budaya global, budaya bangsa, serta
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya bangsa Indonesia memang akar dari Pancasila. Karena dari segi
Tidak lupa dari segi pengertian, Pancasila merupakan lima buah asas atau prinsip
merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga Pancasila
timbal balik antara Pancasila dan Kebudayaan dapat terjadi dengan signifikan
dapat di lihat di dalam pancasila, sedangkan sebagai negara yang memiliki beragam
3.2 Saran
Marilah selalu meningkatkan iman dan taqwa, bersikap adil dalam artian
sesuai porsi masing masing, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bersama,
tidak bertindak semena – mena dan gila jabatan, dan memperkuat jiwa
nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
64.
Prayitno, Ujianto Singgih. 2014. Pancasila dan Perubahan Sosial: Perspektif Individu
dan Struktur dalam Dinamika Interaksi Sosial. Aspirasi. Vol. 5, No. 2 : 107 –
117.
No. 1 : 7 – 14.
Rossidah. 2011. Pancasila dan Budaya. Skripsi. STMIK Amikom Yogyakarta. Hlm 1
– 12.
Pendidikan Ilmu Sosial. FKIP UMS. Vol 26, No. 2 : 106 – 114.