Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN INDONESIA

ANGGOTA KELOMPOK :

Anisa Rahmadani Sri Utami (28179025)

Arif (

Dwi Agustine Sinambela (

Jovanka Nabila (29179033)

Mery Dian (26179054)

KELAS KARYAWAN

SEMESTER GASAL 2017/ 2018

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN : Dr. Ngorang Philipus, M.Si


PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN INDONESIA

Asal muasal kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yakni kata Panca yang berati lima dan
sila/syla yang memiliki arti batu, sendi, alas atau sebuah dasar.

Maka jika ditarik kesimpulan Pancasila memiliki makna sebuah dasar yang terdiri dari lima unsur.
Kelima unsur didalam Pancasila tersebut membentuk satu kesatuan yang saling mengikat dan
terkait satu sama lain sehingga menjadikan fungsi Pancasila sebagai suatu dasar negara yang utuh
dan sempuna. Yang mencerminkan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa merupakan cerminan dari
budaya masyarakat yang menganut nilai-nilai luhur bahkan sebelum terciptanya Pancasila itu
sendiri. Sebab Pancasila lahir dari hasil pemikiran-pemikian serta ide maupun gagasan dari budaya
yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman dahulu. Hal ini merupakan cerminan dari fungsi
kebudayaan bagi masyarakat itu sendiri sebagai sebuah pemersatu. Nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi terbuka memperlihatkan kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri, yakni terbuka terhadap
segala perubahan.

Kepribadian Bangsa

Yang dimaksud dengan kepribadian ialah setiap sifat yang terlihat dalam perilaku seseorang atau
sebuah bangsa yang membuatnya berbeda dari seseorang atau bangsa lainnya. Setiap orang
memiliki orientasi berbeda dalam menghadapi sebuah kondisi tertentu, sehingga tercipta sebuah
pola perilaku yang baku dan konsisten. Dengan begitu hal ini menjadi karakteristik pribadinya.
Sedangkan bangsa merupakan sebuah perhimpunan yang terdiri dari masyarakat yang saling
memiliki keterkaitan dan saling berhubungan untuk mencapai sebuah harapan yang dijadikan
sebagi tujuan bersama di sebuah wilayah tertentu.

Disebuah kehidupan bermasyarakat tercipta dari kelompok mayoritas dan juga minoritas yang
membentuk suatu harmoni kehidupan. Bila ditilik dari sisi sosiologis antropologis, bangsa
merupakan sesuatu yang diikat oleh suatu ikatan, dapat berupa ras, suku, sejarah, adat budaya dan
juga agama atau sebuah keyakinan, bahasa juga daerah. Dan ikatn tersebut dinamakan ikatan
primordial. Kepribadian bangsa merupakan ciri-ciri perilaku maupun karakteristik yang terlihat
dalam kehidupan suatu masyarakat dalam sebuah kesatuan nasional.

Pancasila sebagai Kepribadian bangsa

Dewan Perancang Nasional menyatakan bahwa kepribadian Indonesia adalah karakteristik yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia dan berbeda secara menyeluruh dengan keribadian bangsa-bangsa
yang lain. Hal tersebut merupakan refleksi dari perubahan dan perkembangan bangsa Indonesia
dari masa ke masa. Perubahan yang dialami bangsa Indonesia dipengaruhi dengan segala hal yang
terjadi didalam mayarakat, adat budaya serta lingkungan didalam masyarakat itu sendiri.
Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka memiliki peranan penting dalam membentuk
kepribadian bangsa Indonesia. Membuat karakteristik bangsa menjadi terbuka terhadap segala
perubahan yang terjadi baik didalam maupun diluar negeri. Terbuka dengan kebudayaan maupun
warga asing yang masuk ke Indonesia, dengan tidak meninggalkan kebudayaan asli milik bangsa
Indonesia sendiri. Terutama dalam hal berdemokrasi, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa
sangat penting untuk menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah tanpa adanya
kekerasan.

Dari hal tersebut terlihat manfaat musyawarah yang merupakan dasar dalam berpendapat tanpa
melakukan pelanggaran hak warga negara. Pancasila sendiri merupakan dasar negara yang berasal
dari cerminan kehidupan masyarakatnya jadi merupakan milik bangsa Indonesia seluruhnya dan
bukan merupakan milik seseorang maupun golongan tertentu.

Kepribadian Bangsa Indonesia dalam Era Globalisasi

Globalisasi secara umum merupakan sebuah proses dalam sistem masyarakat secara global yang
tidak terpengaruh dengan batas wilayah. Pada hakikatnya sebuah globalisasi menurut Edison A.
Jamli dkk (Kewarganegaraan.2005) ialah sebuah mekanisme yang muncul dari sebuah pemikiran
yang dibentuk yang lantas diperkenalkan pada bangsa lain, hingga sampai pada sebuah titik
dimana hal tersebut lantas disepakati dan dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan sebuah
sistem tersebut oleh masyarakat dunia.

Dan Kirsna berpendapat di dalam jurnalnya Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan
Manusia di Negara Berkembang (internet public jurnal september 2005) bahwa sebagai sebuah
mekanisme proses, globalisasi terjadi dengan melalui dua dimensi sudut pandang dalam hubungan
antar bangsa, yakni dalam sudut pandang ruang serta waktu. Ruang yang semakin terbatas dan
juga waktu semakin berkurang dalam sebuah korelasi dan hubungan komunikasi dalam lingkup
dunia.

Globalisasi terjadi hampir di segala segi kehidupan misalnya saja dalam bidang ideologi politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan juga yang lainnya. Perkembangam teknologi
informatika dan komunikasi dalam skala dunia merupakan sebuah aspek yang menjadi pendorong
utama dalam terjadinya globalisasi. Pendidikan karakter bangsa Indonesia di era globalisasi Saat ini
sangat penting demi memperlihatkan karakter bangsa didalam kehidupan gobal. Sekarang ini,
pertumbuhan teknologi yang terjadi begitu cepat membuat semua informasi dapat dengan mudah
dan dalam berbagai bentuk dan kepentingan dapat dengan cepat tersebar luas ke seluruh antero
dunia. Oleh sebab itulah tidak ada yang dapat terhindar dari kehadiran sebuah globalisasi.

Peran Globalisasi di Indonesia sudah tentu akan memberikan pengaruh terhadap nilai- nilai
siemangat kebangsaan (nasionalism) terhadap bangsa Indonesia. Dampak positif dari adanya
globalisasi pada sebuah arti nasionalisme, ialah diantaranya sebagai berikut:

1. Ditinjau dari politik secara global, sebuah pemerintahan yang diopersaikan dengan cara
yang terbuka, transparan dan juga demokratis. Sebab sebuah pemerintahan merupakan
satu kesatuan dari sebuah negara, yang bila pemerintahan berjalan dengan cara yang jujur,
bersih serta dinamis sudah dapat dipastikan akan membuat rakyat memberi tanggapan
yang baik dan positif. Tanggapan yang positif dapat berwujudupaya menjaga keutuhan
NKRI.
2. Ditinjau dari segi ekonomi secara global, pasar internasional yang kian hari kian terbuka
lebar meningkatkan peluang dan juga kesempatan kerja yang dapat membantu
meningkatkan pendapatan devisa negara. Dengan begitu pula akan dapat meubah serta
meningkatkan taraf ekonomi bangsa yang turut serta mendukung kehidupan nasional
dalam berbangsa dan bernegara. (baca juga: Manfaat AFTA bagi perekonomian Indonesia)

Dengan adanya sebuah globalisasi sudah barang tentu memberikan sebuah pengaruh dalam
kehidupan sebuah negara terutama Indonesia. Imbas dari hal tersebut mencakup dua hal
mendasar yakni membawa imbas positif serta imbas yang negatif. Membangun karakter bangsa di
era globalisasi mnjadi sebuah hal yang penting demi mengurangi dampak yang dapat merugikan
bangsa dan negara secara keseluruhan. Dampak yang ditimbulkan dengan meliputi berbagai aspek
kehidupan misalnya dalam aspek kehidupan politik, ideologi, sosial budaya dan ekonomi juga yang
lainnya.

Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa :

Pancasila sebagai kepribadian bangsa erat kaitanya dengan kehidupan sehari hari masyarakat yang
di kenal dengan keramahaan, kesopananya, kemajemukan, suku budayanya yang merupakan
manifiestasi dalam pandangan hidup bangsa. Dengan kata lain di dalam pancasila tersebut banyak
mengandung makna – makna yang sanga erat kaitannya dengan keragaman budaya, adat istiadat,
religius bangsa seperti masyakarat yang merupkan kepribadian bangsa yaitu adanya pengakuan
atas tuhan, dalam menyelesaikan suatu masalah selalu bermusyawarar untuk mencpai kata
mufakat, saling hormat menghormati orang lain, meletakan kepentingan golongan di atas
kepentingan pribadi, serta selalu bersikap adil untuk mencapai tujuan bersama.
PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara
Republik Indonesia. Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman majapahit pada abad XIV yang
terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku sutasoma karangan Mpu
Tantular”[1]. Pancasila ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan pancasila yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 adalah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberikan kekuatan hidup terhadap bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik, dalam masyarakat indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasannya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum
dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah diuji kebenarannya , sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu
memisahkan pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian dan kemampuan pancasila itu, perlu diusahakan secara
nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

“Menurut Dewan Perancang Nasional (Depernas) Kepribadian Indonesia ialah : keseluruhan


ciri-ciri khas bangsa indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Keseluruhan
ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari pada garis pertumbuhan dan perkembangan
bangsa Indonesia itu ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh
tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa.”[2]
Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban dan
kebudayaan bangsa lain (Hindu, Cina, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain), namun
kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin disana-sini, misalnya di
daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota, kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur
asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadian sendiri. Bangsa
Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain.
Bangsa Indonesia menetapkan pancasila sebagai azas. Maka, seluruh prilaku, sikap dan
kepribadian adalah pelaksanaan dari nilai-nilai Pancasila. Prilaku, sikap dan kepribadian yang tidak
sesuai dengan Pancasila berarti bukan bukan prilaku, sikap dan kepribadian masyarakat Indonesia.
Penetapan Pancasila sebagai azas selayaknya didukung oleh masyarakat Indonesia dengan
menampilkan jatidirinya yang khas, yaitu identitas bangsa. Manakala masyarakat tidak
menampilkan identitas ini sesungguhnya berarti pancasila tidak dilaksanakan dalam berkehidupan
di masyarakat.

2.2 Sila-Sila Yang Menjelaskan Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Apabila kita perhatikan tiap sila dari pancasila, maka akan tampak jelas bahwa tiap sila
tersebut adalah pencerminan daripada kepribadian bangsa Indonesia.

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


“Sejak jaman purbakala orang Indonesia mengetahui dan percaya tentang ADA yang mutlak
sebagai maha pencipta, yang disebut: Tuhan. Setelah ajaran agama-agama Hindu, Islam dan Kristen
masuk di Indonesia, maka makin nyatalah garis-garis kepercayaan bangsa Indonesia kepada Tuhan
dan secara ikhlas berbakti kepada Nya, mentaati hukum Nya”.[3] Apabila kita memperhatikan
perikehidupan bangsa kita seluruh tanah air, maka tampaklah hal-hal yang berikut:
1.) Adalah suatu kebiasaan bangsa indonesia untuk menyelanggarakan suatu pekerjaan/usaha bersama-
sama, bentu-membantu dengan rela ikhlastanpa menuntut upah. Setiap orang membantu sesamanya,
berkat hikmat kebaktian kepada Tuhan.
2.) Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang ramah-tamah dilingkungan keluarga, terhadap tamu,
teristimewa terhadap bangsa asing. Sifat ramah-tamah, menghargai sesama manusia, adalah sesuai
dengan ajaran agama.
3.) Tindakan sosial seperti menolong fakir miskin, memberi makan dan tempat tinggal kepada musafir
akan dijumpai dimana-mana di Indonesia.
4.) Suatu hal yang menarik perhatian adalah sifat toleransi bangsa Indonesia. Ajaran agama, bahwa
semua manusia adalah makhluk Tuhan dan harus saling harga mengahargai, telah membawa
ketentraman dalam hubungan antara agama-agama yang hidup di Indonesia.
Tiap agama yang berkembang dengan leluasa di Indonesia, para penganutnya hidup
berdampingan sebagai anggota-anggota yang sama dalam masyarakat dan sebagai warga yang sama
pula dari bangsa Indonesia. Oleh sebab itu antara umat beragama harus saling menghormati antara
satu dengan yang lainnya agar tidak terjadi perpecahan satu dengan yang lainnya, dan karena
toleransi adalah sifat dari bangsa Indonesia maka sifat saling menghormati adalah yang wajib ada
dalam diri bangsa Indonesia.

b. Sial Prikemanusiaan (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab)


“Kemanusiaan yang adil dan beradab atau dasar prikamanusiaan disebut juga
Internasionalisme. Menurut Depernas prikemanusiaan itu adalah: “daya serta karya budi dan hati
nurani untuk membangun dan membentuk kesatuan diantara sesamanya, tidak terbatas pada
manusia sesamanya yang terdekat saja, melainkan juga meliputi seluruh umat manusia”. Sifat, sikap
dan perbuatan bangsa indonesia senantiasa memperlihatkan unsur-unsur prikemanusiaan”.[4]
Prikemanusiaan atau Internasionalisme itu adalah dasar hidup bagi bangsa Indonesia untuk
turut membantu memajukan umat manusia dan mencapai cita-cita kebahagiaan bagi seluruh dunia.
Sikap menolong terhadap sesama adalah yang terkandung dalam sila prikemanusiaan ini, sebab
itulah bangsa Indonesia di kenal dengan sikap saling tolong menolongnya terhadap sesama dan
tanpa pamrih.

c. Sila Persatuan (Kebangsaan) Indonesia


“Adalah suatu sifat bangsa Indonesia untuk bekerja bersama-sama secara gotong royong.
Kalau di Jawa ada gugur gunung, maka di Palembang ada sikoruban, di Minahasa ada mapalus dan
di Bali ada suatu sistem kerjasama yang sangat maju, yakni subak yang mengurus perairan sawah
untuk keperluan bersama”.[5]
Dari contoh-contoh diatas jelaslah bahwa bangsa Indonesia menginsyafi pentingnya
persatuan untuk menghadapi pekerjaan yang sehebat-hebatnya guna kepentingan bersama.
Semangat persatuan itu diwujudkan dalam bentuk kerja sama yang meliputi pula keagamaan yakni
dalam bentuk gotong royong.
Toleransi bangsa Indonesia telah memungkinkan berbagai agama dengan leluasa tanpa
mengganggu kehidupan bersama dalam masyarakat. Di kepulauan nusantara hidup rakyat Indonesia
dalam berbagai suku, yang pada umumnya dalam masyarakat hidup menurut adat istiadatnya
sendiri-sendiri. Akan tetapi dalam berbagai ragam cara hidup itu tampak peradaban yang
mempunyai taraf tertentu dan bercorak ke Indonesiaan.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Pemusyawaratan


Perwakilan
“Sifat kerakyatan yang hidup dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu kala berbeda
dari pengertian demokrasi modern. Demokrasi modern dengan cara-caranya yang lazim
dipraktekkan di negara-negara barat kerapkali menimbulkan pertentangan dan ketegangangan.
Perdebatan yang dilakukan keras dan tajam, siasat-siasat untuk menarik, mengumpulkan suara,
menampakkan usaha-usaha untuk mengadu kekuatan guna mencapai kemenangan. Pada hakekatnya
yang mwnjadi tujuan adalah: merebut kekuasaan. Sistim stem-steman yang menentukan suara yang
terbanyak mutlak, yakni separoh dari jumlah suara ditambah 1, membuka kemungkinan untuk
menjalankan siasat guna mempengaruhi hasil steman itu. Disini bukanlah keyakinan akan
kebenaran dan kepentingan umum yang menjadi pegangan, tetapi kepentingan golongan atau
perorangan yang dapat mempengaruhi jalan perundingan”.[6]
Sifat kerakyatan Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dalam
arti yang luas. Pembicaraan senantiasa diliputi oleh suasana persaudaraan, hormat menghormati dan
memberikan perhatian sepenuhnya kepada kepentingan umum. Kerakyatan Indonesia adalah
demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Unsur
pokok dari pada kerakyatan Indonesia adalah: perwakilan, permusyawaratan dan mufakat.

e. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia


“Dalam kenyataan tata kehidupan dan penghidupan manusia keadilan sekurang-
kurangnya tampak dalam 3 macam perwujudan yakni: Keadilan Sosial, keadilan Tukar-menukar
dan Keadilan Membagi. Keadilan sosial adalah cipta, rasa, karsa dan karya manusia untuk
memberikan dan melaksanakan sesuatu yang memajukan kemakmuran serta kesejahteraan
bersama”.[7]
Sejak dahulu kala bangsa Indonesia suka memperhatikan penderitaan dan
ketidakadilan yang timbul di sekitarnya. Pada umumnya dalam keadaan demikian orang Indonesia
tidak segan-segan untuk mengulurkan tangan dan memberikan pertolongan sekedarnya. Pada
dasarnya jiwa bangsa Indonesia menghendaki kehidupan yang layak, maka dari itu suatu
kepribadian Indonesia yakni keadilan sosial yang menuju kepada cita-cita: sama rata sama rasa.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai kepribadian bangsa erat kaitanya dengan kehidupan sehari hari
masyarakat yang di kenal dengan keramahaan, kesopananya, kemajemukan, suku budayanya yang
merupakan manifiestasi dalam pandangan hidup bangsa. Bahkan sejak sebelum berdirinya bangsa
Indonesia, nilai- nilai yang terkandung di dalam pancasila sudah melekat di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia .
Di dalam pancasila tersebut banyak mengandung makna – makna yang sanga erat kaitannya
dengan keragaman budaya, adat istiadat, religius bangsa seperti masyakarat yang merupkan
kepribadian bangsa yaitu adanya pengakuan atas tuhan, dalam menyelesaikan suatu masalah selalu
bermusyawarah untuk mencpai kata mufakat, saling hormat–menghormati orang lain, meletakan
kepentingan golongan di atas kepentingan pribadi, serta selalu bersikap adil untuk mencapai tujuan
bersama.
Kemudian dari situlah Pancasila dibentuk dengan menggali nilai -nilai luhur bangsa
Indonesia sendiri yang telah tertanam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yang jelas berbeda
jauh dengan nilai- nilai Ideologi bangsa lain. Dengan ditetapkannya Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, kita sebagai warga Negara Indonesia yang juga telah
menganut nilai-nilai pancasila harus mempertahankan nilai-nilai tersebut di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran

Selain Pancasila sebagai dasar negara Indonesia kita juga harus menyadari bahwa Pancasila
juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Maka dari itu setiap warga negara Indonesia harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat Pancasila tersebut dan juga mengamalkan sila-sila yang
terkandung di dalam Pancasila dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar Pancasila
bukan hanya sekedar coretan tinta belaka tanpa makna.

Anda mungkin juga menyukai