Anda di halaman 1dari 4

Nama: Ahmad Fadil

NIM

: 12420103

Laporan Bimbingan dan Konseling di Madrasah


Aliyah Negeri (MAN) Tempel
A. Profil Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tempel
Madrasah Aliyah Negeri Tempel beralamat di Jl. Magelang
Km 17 Ngosit, Margorejo, Tempel Sleman, dengan NSS
311340414014, Nomor telp. (0274) 4362895. Luas tanah
seluruhnya 4104 m2, meliputi luas bangunan 2664 m2, kebun
dan halaman 1440 m2. Mempunyai lokasi yang strategis, yaitu
di

ibukota

kecamatan,

sehingga

sangat

mendukung

terselenggaranya pendidikan, khususnya Sekolah Madrasah.


Secara fisik mempunyai ruang kelas yang representative
berlantai dua dan didukung Masjid, laboratorium keterampilan
dan komputer, serta halaman yang luas serta sarana olahraga.
SDM, terutama guru berlatar belakang Sarjana Pendidikan,
lulusan dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Yogyakarta
sangat mendukung terciptanya iklim belajar yang kondusif dan
berkualitas, sehingga dapat memberikan bekal kepada para
peserta didik yang mandiri, siap kerja dan berakhlak mulia.
B. Bimbingan dan Konseling di MAN Tempel
Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan
pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma
yang berlaku, serta mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di MAN


Tempel, ibu Dwi (lulusan jurusan BK), Bimbingan dan Konseling
di MAN Tempel secara umum sama dengan sekolah-sekolah
lain yaitu membantu siswa dalam mengahadapi masalah
pribadi, sosial, belajar, dan karir, serta membantu siswa untuk
mengembangkan

potensi

yang

dimilikinya.

Menurutnya

keberadaan BK sangat penting, karena BK itu tempatnya siswa


untuk melepas lelah dan melepas semua masalahnya. Namun
masih ada beberapa orang yang menganggap bahwa BK itu
hanya menangani siswa-siswa bermasalah saja, sehingga
siswa menganggap BK sebagai suatu hal yang menakutkan.
Di MAN Tempel, setiap ada masalah langsung diserahkan
kepada BK, namun pada tahun pelajaran ini (2014/2015),
koordinasi BK dan wali kelas sudah mulai terjalin. Jadi tidak
semua masalah harus diselesaikan oleh BK, namun bisa
dimulai oleh wali kelas terlebih dulu untuk memahami
siswanya seperti apa? ada masalah apa? baru kemudian wali
kelas bekerja sama untuk menyelesaikan masalahnya.
Di MAN Tempel, telah disediakan waktu untuk Bimbingan
dan Konseling yaitu satu jam dalam seminggu untuk setiap
kelas, namun hanya kelas X (sepuluh) saja. Dalam setiap
pertemuan guru BK mengambil tentang topik-topik terhangat,
misalnya ada siswa yang membuat status facebook dengan
kata-kata yang kasar dan kurang sopan. Di kelas guru
menyampaikan tentang cara bersikap atau bertutur kata yang
baik di depan umum. Selain materi yang disampaikan di kelas,
guru juga kadang-kadang memberikan tugas kehidupan.
Di luar waktu yang telah disediakan, semua siswa, dari
kelas X, XI, dan XII juga diperbolehkan datang ke ruang BK

untuk curhat, meminta bantuan, dan lain-lain. Biasanya yang


datang ke BK untuk curhat adalah siswa yang kelihatannya
tidak

ada

masalah,

tapi

ternyata

mempunyai

masalah.

Misalnya mereka curhat tentang masalah belajar, keluarga,


pacar, teman dan lain sebagainya.
Untuk

kelas

XII

ada

pembagian

guru

pendamping,

biasanya 3-4 orang siswa didampingi oleh seorang guru. Peran


guru pendamping adalah mengingatkan siswa untuk selalu
belajar, shalat tahajud, dan lain-lain. Sehingga mereka bisa
lulus UN dan masuk Perguruan Tinggi yang mereka inginkan.
Disini yang berperan sebagai pendamping bukan hanya guru
BK, melainkan semua guru juga ikut berperan. Selain itu ada
juga yang namanya karir D, yaitu waktu dimana mahasiswa
presentasi untuk mengenalkan Perguruan Tingginya. Hal itu
telah dijadwal oleh BK. Kemudian untuk kelas XII juga
disediakan waktu ke Lab. Para siswa bergiliran untuk verifikasi
data dirinya, sehingga bisa mendaftar SNMPTN.
Dalam pelaksanaanya, program BK diatas tidak semuanya
berjalan

dengan

lancar.

Banyak

hal

yang

menghambat

program BK tersebut. Misalnya, waktu satu jam setiap minggu


yang disediakan masih kurang cukup, beberapa wali kelas
yang kurang aktif untuk koorinasi dengan BK, koordinator BK
yang menyerahkan tugasnya kepada guru BK lain, dan lain
sebagainya. Selain itu penggunaan kurikulum 2013 yang
kemudian kembali lagi ke kurikulum KTSP pada semester dua
juga membuat BK kerepotan.
Di MAN Tempel, sistem kredit poin tidak berlaku. Kalau
siswa melakukan kelasahan tidak akan mendapatkan point.
Karena hal itu hanya akan membebani dan membatasi siswa.

Jadi,

ketika

siswa

melakukan

kesalahan

tidak

langsung

dihukum tetapi dicari tahu dulu apa penyebabnya mereka


melakukan sebuah pelanggaran.
Proses penanganan terhadap masalah yang dilakukan BK
MAN Tempel dimulai dari wali kelas. Jika wali kelas melihat
gejala-gejala siswa yang mempunyai masalah, maka mereka
berusaha untuk membantu siswa tersebut untuk menangani
masalahnya. Jika wali kelas tidak mampu maka kemudian di
koordinasikan dengan guru BK. Guru BK dan wali kelas samasama mencari tahu mengapa dia bermasalah. Apa karena
keluarga, atau teman di sekolah, atau lingkungan dia tinggal.
Jika masalah yang dihadapi lebih serius , maka selanjutnya
dikoordinasikan kepada koordinator BK, yaitu bapak Heri.
Koordinator BK lebih berpengalaman dan berwewenang dalam
memutuskan kebijakan apa yang akan diberikan kepada siswa
yang bermasalah. Selain itu guru BK juga berkoordinasi
dengan orang tua siswa. Guru BK dan wali kelas melakukan
kunjungan ke rumah untuk membantu memecahkan masalah
siswanya.

Anda mungkin juga menyukai