Anda di halaman 1dari 8

:

()10202121

()20102221

()10202211
()20102221

3102

.2





.
.




( .)221


. .







.


.
.

.2
Baju
Memberi kita
Menganjurkan
Pengawasan
Allah
Menghindari
Muka bumi
Produksi
Yang lurus
Pekerjaan
Merendahkan

.3
PEKERJAAN DAN POSISINYA DALAM ISLAM
Pekerjaan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, karena tanpa
pekerjaan kita tidak akan bisa menghasilkan pangan, pakaian, obat, papan, dan
lain sebagainya. Allah telah memberikan kita akal, badan, bumi dan segala apa
yang ada di dalamnya untuk memperoleh apa yang kita inginkan.
Islam mengagungkan pekerjaan, menganjurkannya, melarang kemalasan,
dan waspada dari akibat-akibatnya. Al-Quranul karim mengajak kita untuk
bekerja dan menganjurkan untuk ikhlas bekerja. Al-Quran memberi kita kabar
bahwa segala perbuatan kita berada di bawah pengawasan Allah azza wa jalla,

menjadi pusat perhatian rasulullah saw. serta menjadi tempat pandangan semua
manusia. Allah swt berfirman:
Rasulullah saw. telah berlindung dari kelemahan dan kemalasan. Beliau
berfirman: ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kelemahan, kemalasan,
ketakutan, dan kekikiran. Oleh karena itu maka, bekerja dan berusaha di penjuru
bumi ini merupakan paling agungnya sesuatu yang didorong oleh Islam yang
lurus.
Allah telah menjadikan pekerjaan sebagai sebuah ibadah, bentuk ketaatan,
kemulyaan, dan jihad. Rasulullah saw. menyamakan antara berusaha dan mencari
rizki dengan shalat dan puasa. Allah menjadikan seluruh aktivitasnya sebagai
sebuah amal untuk melatih umat berusaha dan berproduksi. Allah juga melarang
untuk merendahkan/meremehakan profesi apapun serta mendorong untuk mencari
penghidupan dengan pekerjaan apapun sebagai suatu kasab yang mulya. Dan
hampir dapat dipastikan bahwa pekerjaan merupakan sesuatu yang dicari dan
dianjurkan serta merupakan sesuatu yang bernilai pahala.
Maka wajib bagi kita untuk bekerja di perusahaan, pertanian, dan lain
sebagainya, untuk mendapatkan manfaat dari pekerjaan kita, dan dari segala
kebaikan bumi yang baik dan bermanfaat. Setiap manusia adalah penentu yang
mungkin untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai, agar hidup bahagia, dapat
menafkahi diri dan keluarganya, serta bermanfaat bagi umatnya.

.1

,
, , .

. ,




,
. . .



.

, .




,
,

,

.1

.
, .
.


Mubtada dan Khabar
Mubtada adalah musnad ilaih yang tidak didahului oleh amil
Khabar adalah sesuatu tang disandarkan kepada mubtada, dan yang melengkapi
mubtada menjadi berfaidah. Dan kalimat yang tercipta dari mubtada dan khabar
disebut jumlah ismiyah.

Contoh :


, , , , , ,
, .


,
,
,
, ,

masuk kepada mubtada dan khabar.

Meashabkan mubtada dan disebut isimnya, dan merafakan khobar dan disebut
khabarnya.





Maful bih
Yaitu isim yang dibaca nashob yang jatuh setelah fiil dan fail.
Contoh :

( .
.)

Isim maushul
Yaitu sesuatu yang menunjukkan kepada hal tertentu melalui kalimat yang
disebutkan setelahnya. Kalimat itu disebut shilah maushul.
Contoh :


, , ,



.

Maful muthlaq
Yaitu mashdar yang disebutkan setelah fiil dari katanya sebagai penguat untuk arti
fiil atau penjelas untuk jumlahnya atau penjelas untuk macamnya atau pengganti
dari ucapan fiilnya.
Contoh :

Anda mungkin juga menyukai