Anda di halaman 1dari 10

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Balaghah I

Dosen Pengampu:
Agung Setiyawan M. Pd. I

Disusun oleh :
1;
2;
3;
4;

Muhammad Dzakwan Robbani


Wildan Nur Haifani
Rizka Hidayah
Hikmatul Lailaa

12420079
12420085
12420086
12420087

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

. Makalah ini kami susun dengan tujuan memberikan informasiinformasi dan pemahaman mengenai salah satu pembahasan dalam Balaghah seperti
kata yang harus didahulukan dan yang diakhirkan.
Makalah ini membahas mengenai banyak bahasan, khususnya mengenai kata
apa yang harusnya didahulukan dan kata apa yang harusnya diakhirkan dalam
mengindahkan kalimat.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Agung Setiyawan M. Pd. I,
selaku dosen matakuliah Balaghah I yang selalu membimbing dan yang selalu
memberi motivasi kepada kami dalam kegiatan positif.
Serta kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini
baik dalam penulisan maupun dalam pembahasannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Bab I
Pendahuluan
A; Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting untuk setiap
manusia. Urgensi bahasa sangatlah penting karena tanpa bahasa, seseorang
kurang mampu menyampaikan keinginannya, gagasannya, dan perasaannya
dengan tepat. Jika berbicara mengenai bahasa, banyak sekali kaidah-kaidah
yang harus dipahami oleh pengguna bahasa. Kesalahan dalam menggunakan
bahasa tidak boleh dianggap hal yang remeh, karena salah dalam penggunaan
bahasa saja bisa menyebabkan salah faham.
Seperti yang kita ketahui, setiap Negara tentu juga memiliki ciri khas
bahasa masing-masing. Salah satunya seperti Bahasa Arab yang memiliki
keunikan tersendiri. Dalam bahasa Arab, banyak sekali kaidah-kaidah yang
harus dipahami untuk menjaga interaksi supaya tetap berjalan dengan baik,
dapat diterima oleh pengguna, sehingga mengurangi tingkat kesalah pahaman
dalam berbahasa.
Salah satu kaidah dalam bahasa Arab adalah Balaghah. Arti balaghah
menurut istilah merupakan sifat bagi perkataan dan bagi pembicara.1 Dalam
balaghah, adapun kaidah mendahulukan dan mengakhirkan kata. Maka dari
itu, kami akan menjelaskan mengenai salah satu kaidah dalam balaghah, yaitu
mengenai mendahulukan dan mengakhiri, atau sering disebut taqdim dan
takhir () .

B; Rumusan Masalah

1 Hifni Bek Dayyab, Muhammad Bek Dayyab. Kaidah Tata Bahasa Arab.
(Jakarta:Darul Ulum Press). 1991, hlm. 416

Penulis telah menentukan pokok penulisan sebagai acuan agar


pembahasan tidak menyimpang dari tema yang ditentukan, yaitu sebagai berikut:
1; Apa yang dimaksud Taqdim dan Takhir (

? )

2; Apa saja faktor yang mempengaruhi penggunaan Taqdim dan Takhir?


C; Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini,


yaitu:
1; Mendeskripsikan mengenai Taqdim dan Takhir ()
2; Menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mengharuskan penggunaan
Taqdim dan Takhir ()
D; Metode Penulisan
1; Pencarian materi dari buku-buku referensi di perpustakaan
2; Browsing melalui media internet

Bab II
Pembahasan

( Taqdim dan Takhir)


" , :
.
, ) : ) (

, ".

A; Pengertian

Taqdim dan takhir merupakan kata yang saling berlawanan. Taqdim


menurut bahasa berasal dari kata yang berarti mendahulukan. Sehingga,
menurut ilmu balaghah, artinya mendahulukan kalimat-kalimat yang
penting karena sebab-sebab tertentu. Sedangkan berasal dari kata
yang artinya mengakhirkan. Sehingga menurut ilmu balaghah adalah
mengakhirkan kata/ kalimat karena adanya sebab tertentu darinya untuk di
akhirkan.

,
, ,
.
,
. ,
, :
, ,
.
Ada pula yang mengartikan mendahulukan yang dimaksud adalah
mendahulukan suatu kata yang biasanya diakhirkan. Sedangkan yang
dimaksud mengakhirkan adalah mengakhirkan suatu kata atau kalimat yang
biasanya di dahulukan. Seperti contohnya khobar muqoddam, khobar kepada
mubtada, mendahulukan maful kepada fiilnya, dan lain-lain. Karna

sesungguhnya semua kata itu penting, namun memang harus ada yang
didahulukan dan diakhirkan.
B; Faktor
1;




Membuat ingin tahu kepada yang diakhirkan.
Ada pula yang menjelaskan Attasywiequ ilal mutaakhhir yaitu
mendorong rindu untuk mendengarkan sesuatu yang di akhirkan. Sehingga
si pendengar menjadi bertanya-tanya dan penasaran. Dengan
mendahulukan musnad ilaih (mubtada), si pendengar menjadi bertanyatanya, sehingga khabar yang dijelaskan cukup terrekam kuat dalam pikiran
pendengar.
Contoh:


Artinya: Dan yang menimbulkan keheranan bagi manusia adalah binatang
yang dijadikan dari benda-benda mati.

*
Artinya: Tiga perkara... Dunia jadi gilang-gemilang karena keagungannya,
yaitu matahari waktu dhuha, Abu Ishaq, dan bulan.
Pada syair ini, didahulukan musnad yaitu kata tsalatsatun dan
diakhirkan musnad ilaih yaitu syamsuddhuha. Tujuannya yaitu supaya si
pendengar terpengaruh terlebih dahulu oleh kata-kata yang tersimpul dalam
musnad dengan yang menyertainya.
2;


Mendahulukan yang menggembirakan atau yang buruk.
Contoh:

Artinya: Mengampuni engkau, itu yang diperintahkan, atau melakukan


qishash telah divonis oleh hakim.


Artinya: Celakalah kedua tangan Abu Lahab
Jika musnad di dahulukan, berarti musnad ilaih di akhirkan. Demikian
pula jika maful didahulukan, maka fiil diakhirkan.

3;


Adanya terdahulu itu menjadi sebab/pusat pengingkaran dan ketakjuban.
Contoh:


Artinya: Setelah pengalaman begitu lama, apakah anda masih tertipu
dengan keindahan-keindahan iitu?!
4;


Menyatakan keumuman ketidak-an atau meniadakan keumuman.


Artinya: Yang pertama dengan jalanmendahulukan kata keumuman atas
kata ketidak-an.
Contoh:


(Semua itu, tidak ada. Artinya tidak ada atau tidak terjadi baik ini maupun
itu).
;


Artinya: Yang kedua mendahulukan kata tidak atas kata umum.
Contoh:



(Tidak terjadi semua itu. Artinya: Tidak kesemuanya terjadi, maka
mengandung pengertian terjadi sebagian, atau meniadakan setiap satunya.
5;


yaitu mengkhususkan.
Contoh:

;
;

(Bukan saya yang mengatakan)


(Hanya engkau yang kami sembah)



Tidak disebutkan faktor-faktor khusus bagi tiaptiap Taqdim dan Takhir, karena apabila salah satu unsur
kalimat didahulukan, maka berarti yang lain diakhirkan.
Keduanya saling berkaitan.
Adapula yang menambahkan tentang tujuan Taqdim
Musnad Ilaih, yaitu:
1;

2;

yaitu merasakan kenikmatan.


Contoh:

yaitu mengharapkan keberkahan.


Contoh:

Bab III
Penutup
A; Kesimpulan

Taqdim menurut bahasa berasal dari kata yang berarti


mendahulukan. Sehingga, menurut ilmu balaghah, artinya mendahulukan
kalimat-kalimat yang penting karena sebab-sebab tertentu. Sedangkan
berasal dari kata yang artinya mengakhirkan. Sehingga menurut ilmu
balaghah adalah mengakhirkan kata/ kalimat karena adanya sebab
tertentu darinya untuk di akhirkan.
Faktor :
1;
2;
3;
4;
5;

Membuat penasaran terhadap kalimat akhir



Mendahulukan yang menggembirakan atau yang buruk.

Adanya terdahulu itu menjadi sebab/pusat pengingkaran dan ketakjuban.

Menyatakan keumuman ketidak-an atau meniadakan keumuman.

Mengkhususkan.


B; Kritik dan Saran

Dengan adanya taqdim dan takhir, diharapkan seseorang mampu


mengindahkan perkataannya dengan menyusun mana yang harus diawalkan
dan mana yang harus diakhirkan.
Daftar Pustaka
Al-Hashimiy, Sayyid Ahmad. 1960. Jawahir al-balaghah fil maaniywal
badi. Beirut : Dar al kutub Al-Ilmiyah

Bek Dayyab Hifni, Bek Dayyab Muhammad. 1993. Kaidah Tata Bahasa
Arab. Jakarta : Dar al-ulum
Bek Dayyab Hifni, Muhammad. Qowaidullughoh Al-Arobiy. Semarang : PT.
Karya Toha Putra
Muhsin, Wahab dan Wahyu, Fuad. 1986. Pokok-pokok Ilmu Balaghah.
Bandung: Angkasa.
http://iipkasipulqulub.blogspot.com/2014/03/makalah-balaghah-i-taqdim-watakhir.html
http://haririsyarifgapura-hery.blogspot.com/2011/04/at-taqdim-wattakhir.html

Anda mungkin juga menyukai