BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan.
Bukan saja sangat penting dalam kehidupan bahkan masalah pendidikan itu tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan. Karena untuk menjalani kehidupan ini dibutuhkan ilmu,dan ilmu
hanyalah didapat dari pendidikan.
Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan negara, maka
hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang
berhubungan dengan pendidikan,dari masalah pendidikan yang sifat mikro sampai makro. Untuk
mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu kerjasama dalam
lembaga pendidikan yang dikenal dengan Administrasi Pendidikan.
Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulanmanusia yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan, dengan memanfaatkan
manusia itu sendiri sebagai sumber daya, disamping yang ada di luar dirinya, seperti uang,
material, dan waktu. Agar kerjasama itu berjalan dengan baik, maka perlu ada aturan.
Keberhasilan programpendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana,dan
faktor lingkungan lainnya. Apabila faktor tersebut bermutu, dan proses belajar bermutu pada
gilirannya akan menghasilkan lulusan yang bermutu pula.
1.2. Rumusan Masalah
21. Apa pengertian administrasi pendidikan?
32. Apa saja komponen administrasi pendidikan?
43. Apa saja kerja sama sekolah dan masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
diusahakan secara sengaja dan bersunggu-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap
situasi bekalajar mengajar secara efektif dan efesien demi membatu tercapinya tujuan pendidikan
manajemen pendidikan focus dari segala usahanya adalah terletak pada PBM . hal ini Nampak
jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatn yang di laksanakan di sekolah/lembaga
pendidikan senantiasa di arahkan pada suksenya PBM. Suksesnya pbm dapat di tunjang oleh
sarana dan prasarana pendidikan anggaran/biaya, tata laksana, organisasi, serta husemas,
b. jadwal pelajaran yang tatap muka dan non tatap muka
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari pembahasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwasanya:
1. untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal harus diperlukan suatu kerja sama serta
upaya-upaya yang harus dilaksanakan agar keinginan tersebut tercapai. Suatu kerjasama dalam
mewujudkan tujuan pendidikan haruslah ada suatu komponen, aturan mekanisme dan tata kerja
dalam lembaga pendidikan, sehingga dalam melaksanakan tujuan pendidikan akan teratur dan
terarah.
2. Komponen-komponen Administrasi Pendidikan secara garis besar dapat digolongkan menjadi :
Administrasi Personal Sekolah, Administrasi Kurikulum, Administrasi Prasarana Pendidikan dan
Administrasi Siswa
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, diharapkan pembaca bisa memahami apa itu motivasi hidup,
bagaimana bentuk-bentuk motivasi hidup, serta pengalaman puncak., dan manfaatkanlah
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman membuat lembaga pendidikan mempunyai banyak
tuntutan tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari para
pimpinan adalah menciptakan lembaga pendidikan yang semakin efektif, dalam
arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat
luas penggunanya. Agar tugas dan tanggung jawab para lembaga pendidikan
yang diwakili oleh seorang pemimpin tersebut menjadi nyata, kiranya mereka
perlu memahami, mendalami, dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis. Manakala diperdalam secara sungguh-sungguh, kiranya
konsep-konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya.
Secara luas, penerapan konsep-konsep ilmu manajemen untuk bidang
administrasi pendidikan sudah dimulai semenjak dua hingga tiga dekade yang
lalu, namun hal tersebut belum cukup mendapat perhatian dari dunia
kependidikan di negara kita. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya efesiensi
terhadap administrasi yang dilaksanakan di lembaga pendidikan. Di dalam
kelangkaan, manakala jurusan Administrasi Pendidikan ini dapat berkembang,
kiranya bahasan tentang cara-cara pengelolaan (atau manajemen) untuk
lembaga-lembaga pendidikan (misalnya sekolah) juga dapat berkembang.
Jurusan Manajemen Kependidikan yang telah berkembang di beberapa negara
itu sendiri kiranya juga merupakan pengembangan dari Jurusan Administrasi
Pendidikan, yang dibahas dalam Jurusan Adminidtrasi Pendidikan tersebut
antara lain adalah aplikasi konsep-konsep atau model-model manajemen (bisnis)
untuk dunia kependidikan, antara lain konsep pengembangan budaya dan iklim
organisasional, penerapan konsep transformational leadership, penggunaan
konsep TQM, penerapan konsep perencanaan strategik (strategic planning), dan
lain sebagainya.
Penerapan teori yang didapat dalam dunia pendidikan dapat berjalan sesuai
dengan fungsi, sehingga etika penerapanya tidak ada kesenjangan. Pada ranah
Komponen administrasi yang meliputi : Administrasi Personal Sekolah,
Administrasi Kurikulum, Administrasi Sarana dan Prasarana, Administrasi
Kesiswaan, dan Administrasi Peran serta Masyarakat. Pada tahap tata kerja
kelembagaannya dapat berjalan dengan baik sehingga mekanisme dan aturan
yang dipakai sesuai dengan tupoksinya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diambil permasalahn yang yaitu.
1. Bagaimana Komponen Pendidikan agar sama perseprsi dan terjadi
singkronisasi?
2. Bagaimana aturan Pendidikan yang dipakai sesuai dengan arah pendidikan?
3. Bagaimana mekanisme pendidikan yang dipakai dapat menghasillkan lulusan
berkualitas?
4. Bagaimana tata kerja kelembagaan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Menyamakan presepsi dan sinkronisasi penyelenggaraan administrasi
Pendidikan ;
2. Memberikan arah dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi pendidikan;
4. Menuju tertib administrasi.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini ada tiga bab, yaitu:
BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisannya.
BAB II
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan pada saat ini banyak sekali persepsi yang berbeda-beda setiap
lembaga pendidikan, maka dengan mempelajari makalah ini dapat menyamakan
presepsi dan sinkronisasi penyelenggaraan administrasi pendidikan. Untuk
mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah, perlu beberapa tahapan yang harus
dilaksanakan yang pada kenyataanya jarang sukses, sehingga kiranya
memberikan arahan dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan. Setelah
memberikan arahan yang maksimal dengan melakukan pembelajaran yang ekstra
akan menimbulkan meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi
pendidikan. Pelaksanaan administrasi pendidikan dilakukan dengan penuh
ketelitian dan kerja sama yang baik akan terwujud tertib administrasi.
B. Saran
Ketika kegiatan pelaksanaan terjadi perbedaan pendapat itu bukan hal yang baru,
maka langkah terbaiknya itu dengan membuat kesepakatan langkah atau tahapan
mana yang akan dipakai, sehingga terjadi sinkronisasi yang baik. Pada tahapan
adminstrasi untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas harus mampu
memahami tata aturannya jangan sampai suatu lembaga pendidikan kurang
memahami hal tersebut, jika hal itu terjadi akan terjadi kejanggalan. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap administrasi sangat penting sekaligus dalam pelaksanaanya.
BAB I
PENDAHULUAN
undang Dasar 1945 sebagai falsafahnya. Oleh karena itu tujuan pendidikan secara umum
ditunjukan untuk menghasilkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang sikap dan prilakunya
senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai pancasila. Menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 Bab II
sekolah bagi remaja tidak hanya menyangkut proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam
kelas melalui intelegensia (kecerdasan otak), tetapi juga menyangkut proses internalisasi nilai-
nilai agama melalui kognis, konasi dan emosi, baik dalam maupun di luar kelas. Adanya
pendidikan agama Islam untuk membuat dan menciptakan peserta didik yang berkarakter atau
berkepribadian Islam tidak lepas dari kelemahan faktor utama dalam proses pendidikan agama
Islam di kelas, yakni dalam mengemas dan mendesain serta membawakan mata pelajaran ini
kepada peserta didik, ditambah lagi ketiadaan penguasaan manajemen modern bagi guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah (____. 2001: 1). Di lain pihak, ada yang disebabkan
oleh perilaku tercela masyarakat dan pejabat Negara serta tokoh agama, seperti korupsi ketidak
pendidikan dan pengembangsan perilaku siswa. Mengenai dampak derasnya arus informasi
melalui media elektronika, dalam hal ini seperti tanyangan telenovela dan sinetron yang
hedonistis dan pragmatis maraknya kuis (untuk beberapa kuis, penulis mengangapnya judi) yang
menggiurkan dan menggoda dan berita-berita kriminal dan pelecehan sexual, dalam batas-batas
tertentu, tak dapat dipungkiri berdampak kepada pola anutan yang tidak harmonis dengan nilai-
nilai bangsa. Akibatnya munculah berbagai ragam gejala demoralisasi, egoisme dan
individualisme serta apatisme dari sebagainya yang bersumber pada frustasi yang semakin
membengkak; juga stres-sosial (keterangan batin masyarakat) semakin menumpuk dalam lapisan
jiwa bawah sadar yang sewaktu-waktu dapat meletup dan meledak ke permukaan kehidupan
masyarakat. Apalagi jika mental psikologis mereka tidak dapat bekerja dengan baik dalam tiap
Kondisi demikian bila dilihat dari segi psikoanalitis adalah amat berbahaya, karena paling
kurang dalam mekanismne kehidupan masyarakat yang demikian telah terjangkiti benih-benih
penyakit mental yang sangat rentan terhadap timbulnya apa yang disebut teufel-kreis (lingkaran
setan) yang sulit untuk diatasi (1995:57). Perkembangan hidup keberagamaan seseorang
berkembang sejalan dengan berkembangnya fungsi-fungsi kejiwaanya yang bersifat total yakni
berkembang melalui pengamatan, pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan nafsu. Perkembangan
tersebut dapat cepat atau bergantung pada sejauh mana faktor-faktor pendidikan dapat disediakan
dan difungsikan sebaik mungkin (Arifin, 1995 : 215). Salah satu naluri manusia yang terbentuk
dalam jiwanya secara individu adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sosial
sebagai instinct gregorius (naluri untuk kehidupan kelompok) atau hidup bermasyarakat. Oleh
sebab itu, adanya Program Tahfidz merupakan suatu cara untuk menananmkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik dibidang keagamaan serta wawasan keislaman khususnya disekolah
Kata Tahfidz mempunyai arti menghafalkan, menghafal adalah proses mengulang sesuatu,
baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi
hafal. Oleh sebab itu, MTs 2 Kota sukabumi mengadakan suatu kegiatan pendidikan keagamaan
yaitu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar yang disebut Tahfidz Al-Qur’an.
D. Sasaran
Sasaran kegiatan tahfidz Al-Qur’an adalah seluruh peserta didik MTs 2 Kota Sukabumi
khusunya kelas 7 dan kelas 8.
BAB II
MEKANISME KERJA
BAB II
PENUTUP
Akhir kata dengan kerandahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kepercayaan pada kami, sehingga kami dapat membantu dalam sesuai
dengan kemampuan yang kami miliki saat ini. Adanya kegiatan ini tidak semata-mata tanpa
tujuan tetapi sebagai upaya meningkatkan kualitas peserta didik dalam kegiatan belajar yang
lebih baik lagi kedepannya dan terbentuknya komunikasi yang baik terhadap masyarakat dalam
memberi contoh dan berdakwah sehingga menjadi figure bagi masyarakat. Selanjutnya, kami
mohon maaf sebesar-besarnya jikalau dalam kegiatan di lapangan maupun pengadaan
administrasi yang kami buat jauh dari sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi terwujudnya kegiatan dan program yang lebih baik di masa yang akan datang.