Anda di halaman 1dari 25

ADMINISTRASI

PENDIDIKAN DALAM
PROFESI KEGURUAN
Yohannes Marryono Jamun, M.M.
DEFENISI ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir
sistem.
Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses
pengambilan keputusan.
Kelima, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit
yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-
mencatat dan sebgainya.
FUNGSI ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan.
 Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian
pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai
tujuan organisasi.
 Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses untuk memilih dan memilah orang-orang Pengorganisasian di
sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan
memilah orang-orang
 Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang
telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.
FUNGSI ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
 Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk
menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar
kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam
usaha mencapai tujuan sekolah.
 Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola
anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah.
 Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota
organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus
melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan
tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang
dilaksanakan.
CIRI ORGANISASI SEKOLAH
 Adanya interaksi (saling pengaruh) antara berbagai unsur sekolah.
 Adanya kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah yang sangat
banyak.
Dari kegiatan bisa ditinjau dari 2 dimensi pengajaran dan pengelolaan.
1)   Yang berhubungan langsung dengan pengajaran sekaligus langsung
dengan pengolahan, meliputi : kurikulum, supervisi.
2)   Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak langsung
dengan pengajaran meliputi : kemuridan, keuangan, prasarana dan sarana,
kepegawaian dan layanan khusus.
3)   Yang tidak berhubungan langsung baik dengan pengajaran maupun
dengan pengelolaan : hubungan sekolah-masyarakat (Husemas) dan BP3.
RUANG LINGKUP
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup / bidang garapan yang
sangat luas.
Secara lebih rinci ruang lingkup adcministrasi pendidikan dapat diuraikan
sebagai berikut:
ADMINISTRASI TATA
LAKSANA SEKOLAH
1)   Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
2)   Anggaran belanja keuangan sekolah
3)   Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah
4)   Masalah perlengkapan dan perbekalan
5)   Keuangan dan pembukuannya
ADMINISTRASI PERSONIL
GURU DAN PEGAWAI
SEKOLAH
1)   Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2)   Organisasi personel guru-guru
3)   Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru
4)   Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru
5)   Inservice training dan up-grading guru-guru
ADMINISTRASI PESERTA
DIDIK
1) Organisasi dan perkumpulan peserta didik
2) Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik
3) Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik
4) Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and counseling)
SUPERVISI PENGAJARAN
1) Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan
pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing
sebaik-baiknya.
2) Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode
baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik.
3) Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.
PELAKSANAAN DAN
PEMBINAAN KURIKULUM
1) Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam
kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-
dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
2) Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-
materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan
dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan
mesyarakat dan lingkungan sekolah.
3) Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus diikuti dan diturut
begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan
sedikitpun. Kurikulum merupakan pedoman bagi para guru dalam
menjalankan tugasnya.
PENDIRIAN DAN
PERENCANAAN BANGUNAN
SEKOLAH
1) Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.
Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian
gedung sekolah.
2) Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,
asrama, lapangan olahraga,dan sebagainya.
3) Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang
efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontiniu.
4) Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan
HUBUNGAN SEKOLAH
DENGAN MASYARAKAT
Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan
sekolah dengan instansi-instansi dan jawatan-jawatan lain dan hubungan
sekolah dengan masyarakat pada umumnya.  
RUANG LINGKUP
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Pengelompokan ruang lingkup administrasi:
1. Manajemen administratif, meliputi proses manajemen yang pada
dasarnya terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan.
2. Manajemen operatif, meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi
yang terdiri dari administrasi kesiswaan, administrasi pengajaran,
administrasi personil, administrasi persuratan dan kearsipan,
administrasi keuangan, administrasi perlengkapan, administrasi
hubungan masyarakat serta administrasi perpustakaan.
PENTINGNYA ADMINISTRASI
YANG BAIK
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala
Sekolah dan Guru.
Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu
informasi yang memadai.
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama
manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib
sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan
tersebut.
Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru
dengan cara membagi tugas administrasi mereka.
MANAJEMEN
MUTU
Yohannes Marryono Jamun, M.M.
MANAJEMEN MUTU
Aspek penting yang mempengaruhi mutu pendidikan adalah kepemimpinan
dan manajemen mutu.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa melalui manajemen mutu dan
kepemimpinan yang efektif, maka kondisi sekolah dapat tertata dan
terselenggara dengan baik. 
MANAJEMEN MUTU
Menurut Husaini Usman (2009) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik,
dan Riset Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik
seperti berikut ini:
1. Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah.
2. Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar.
3. Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama.
4. Daya tahan (durability): tahan banting.
5. Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik.
6. Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai
moral dan profesionalisme.
MANAJEMEN MUTU
Menurut Husaini Usman (2009) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik,
dan Riset Pendidikan
7. Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana dipakai.
8. Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu
9. Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar
tertentu.
10. Konsistensi (Consistency): konstan, atau stabil.
11. Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur.
12. Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima.
13. Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan.
BEBERAPA FAKTOR MUTU
PENDIDIKAN TIDAK MERATA
1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi
pada keluaran atau hasil pendidikan
2. penyelengaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik dan Segala
Sesuatu terlalu diatur.
3. peran serta masyarakat terutama orangtua siswa dalampenyeleng-
garaan pendidikan selama ini hanya terbatas pada dukungan dana.
14 BUTIR MENINGKATKAN
MUTU
Kristianty, Theresia, Dr. 2005. Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu.
1. Ciptakan tujuan yang mantap demi perbaikan produk dan jasa.
2. Adopsi filosofi baru. siswa berhak mendapatkan pembelajaran yang
berkualitas.
3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi masal.
4. Akhiri kebiasaan melakukan hubungan bisnis hanya berdasarkan biaya
5. Perbaiki sistem produksi dan jasa secara konstan dan terus menerus
14 BUTIR MENINGKATKAN
MUTU
6. Lembagakan Metode Pelatihan yang Modern di Tempat Kerja, Hal ini
perlu dilakukan agar terdapat kesamaan dasar pengetahuan bagi semua
anggota staf dalam suatu lembaga pendidikan.
7. Lembagakan Kepemimpinan,
8. Hilangkan Rasa Takut, Perlu disadari bahwa rasa takut menghambat
karyawan untuk mampu mengajukan pertanyaan, melaporkan masalah,
atau menyatakan ide padahal itu semua perlu dilakukan untuk
menghasilkan kinerja yang maksimum.
9. Pecahkan Hambatan di antara Area Staf
14 BUTIR MENINGKATKAN
MUTU
10. Hilangkan target untuk tenaga kerja
11. Hilangkan Kuota Numerik, Terlalu banyak menggunakan slogan dan terlalu
berpatokan pada target .
12. Hilangkan Hambatan Terhadap Kebanggaan Diri atas Keberhasilan Kerja,
Kebanggaan diri atas hasil kerja yang dicapai perlu dimiliki oleh guru dan
siswa.
13. Lembagakan Program Pendidikan dan Pelatihan yang Kokoh, Hal ini berlaku
bagi para pelaku pendidikan karena memiliki dampak langsung terhadap
kualitas belajar siswa.
14. Lakukan Tindakan Nyata/Contoh Nyata
KAITAN MANAJEMEN MUTU
DENGAN MBS
Proses manajemen pendidikan akan tercermin dalam sebuah organisasi
pendidikan. Upaya lain dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya
didalam lembaga pendidikan sesuai dengan Pasal 51 UU Sistem Pendidikan
Nasional No. 20/2003 menyatakan bahwa “Pengelolaan satuan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan
berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah/madrasah”.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian
sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan
melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan sekolah
secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
TERIMA KASIH
YOHANNES MARRYONO JAMUN, M.M.

Anda mungkin juga menyukai