Anda di halaman 1dari 29

skenario 3

PBL B-10
nama anggota kelompok,

Adelia Pratiwi (1102019238)


Aulia Najmi Y (1102019242)
Dwiky Anantya V (1102019239)
Fahreza Maulana (1102019243)
Fardi Farhan E (1102019245)
Fiqri Nurul F (1102019240)
Hasanatul Fitriani (1102019241)
Lutvia Dini F (1102019244)
Muhammad Razih (1102018335)
Diare
Seorang laki-laki 35 tahun, dibawa ke UGD Rumah Sakit
karena mengalami mencret lebih dari 15 kali dalam sehari sejak 2
hari yang lalu. Buang air kecil berkurang sejak 12 jam yang lalu.
Pemeriksaan fisik: kesadaran compos mentis lemah, TD: 85/60
mmHg, nadi 120x/menit, pernapasan 34x/menit, cepat dalam
(kusmaull). Lalu pasien diberi infus. Hasil pemeriksaan Analisa Gas
Darah menunjukan adanya gangguan keseimbangan asam basa
berupa asidosis metabolik dengan anion gap normal.
Kata Sulit
• Komposmentis :Kesadaran normal atau kesadaran sepenuhnya, masih bias menjawab
pertanyaan.
• Mencret: Kondisi veses yang cair
• Anion gap :Perbedaan antara kation utama (Na+ dan K+) dan anion utama (cl- dan HCO3-)
dalam serum untuk memastikan tercapainya ketidakseimbangan Asam-Basa.
• Asidosis metabolik :Keasaman darah yang berlebihan.
• Diare : Peningkatan pengeluaran tinja, lebih cair dan terjadi 3 kali /24 jam
• Analisa Gas Darah :Pemeriksaan untuk mengukur keasaman pH, jumlah oksigen dan
karbondioksida dalam darah.
Pertanyaan
• Apa hubungan asidosis metabolik dengan diare ? • Infus apa yang di berikan dan mengapa?
• Apa macam-macam diare? • Mengapa diare mempengaruhi tekanan darah ?
• Berapa nilai anion gap normal dan bagaimana cara
• Mengapa kondisi tingkat keasaman darah, mengukurnya?
menybabkan mencret berlebihan?
• Apa saja yang meliputi pemeriksaan analisa gas darah?
• Apakah usia berpengaruh terhadap diare? • Bagaimana jika asidosis metabolik tidak segera di
• Apa saja jenis gangguan keseimbangan asam basa? tangani?
• Bagaimana mekanisme diare?
• Apa penyebab diare?
• Apa saja jenis-jenis kesadaran?
• Apa yang menyebabkan urine sedikit?
• Apa pertolongan pertama yang di berikan ?
Jawaban
• Karena bikarbonat keluar lebih banyak sehingga H+ tidak bisa • Asidosis metabolik
berikatan dengan HCO3 yang menyebabkan ph darah menurun H+
Asisosis respiratotik
meningkat sehingga menimbulkan asidosis metabolik.
Alkalosis metabolik
• Macam-macam diare :
Alkolosis respiratorik
• Diare kronis
• Pola hidup yang tidak sehat,infeksi firus dan bakteri, keracunan makanandan
• Diare akut menghonsumsi obat tertentu.

• Diare eksudatif • Pasien mengalami dehisrasi,sehingga akan menyebabkan ADH meningkat


untuk mempertahankan cairan yang berada di dalam tubuh. oleh karena
• Diare sekretori itu,urine yang keluar hanya sedikit.
• Diare osmotik • Infus yang diberikan adalah infus NaCl 0,9% untuk mengganti kekurangan
cairan.
• Mencret akan menyebabkan asidosis metabolik, dimana mencret atau
diare disebabkan karena infeksi dari bakteri. • Dehidrasi menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan jumlah cairan, sehingga otak
mengirimkan sebuah signal untuk melepas hormon yang menyebabkan
• Berpengaruh. Pada usia 20-35 tahun memiliki resiko tinggi terkena diare penyempitan pembuluh darah. Karena kondisi ini, tekanan darah akan serta
dan pada usia dibawah 35 tahun memiliki resiko rendah. merta mengalami peningkatan.
• 8-12 mEq/l
Rumus = Kation-Anion • Compos mentis,Apatis,koma,somnolen dan sopor.
• pH,bikarbonat,siturasi oksigen,tekanan parsial oksigen dan • Banyak mengkonsumsi air, pemberian oralit,
tekanan parsial karbondioksida. pemberian obat diare
• Bisa menyebabkan kematian karena sel-sel di dalam tubuh
tidak memiliki cairan sehingga metabolisme dalam sel tidak
bisa berjalan.
• Mekanisme diare.
Hipotesis
Diare disebabkan karena virus, toksin, psikis, infeksi, endokrin metabolic, intoherasi
laktosa, alergi, dan bakteri yang menyebabkan gangguan keseimbangan asidosis metabolik
yang dapat diketahui melalui pemeriksaan analisa gas darah. Diare dapat ditangani dengan
cara Banyak mengkonsumsi air,Pemberian oralit dan pemberian obat diare.
Sasaran Belajar
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Asam dan basa
LI 1.1 Manfaat asam dan basa dalam tubuh
LI 1.2 Cara mengukur asam basa
LI 1.3 Jenis-jenis Asam basa
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan asam basa dalm aspek biokimia dan fisiologi.
LI 2.1 Mekanisme keseimbangan asam basa dalam tubuh
LI 2.2 Faktor yang mempengaruhi keseimbangan asam basa
LO 3. Memahami dan Mejelaskan Gangguan keseimbangan asam basa
LI 3.1 Jenis-jenis gangguan keseimbangan asam basa
LI 3.2 Penyebab gangguan keseimbangan asam basa
LI 3.3 Cara pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa
LI 3.4 Gejala gangguan keseimbangan asam basa
LI 3.5 Mekanisme kompensasi gangguan keseimbangan asam basa
LO 1. memahami dan menjelaskan asam dan basa

• Asam : terdisosiasi dalam air dam membentuk H+


arrhenius • Basa : terdisosiasi dalam air dan membentuk OH-

browsted • Asam : donor proton


lowry • Basa : aseptor proton

• Asam : menerima pasangan elektron


lewis • Basa : memberikan sepasang elektron
LI 1.1 manfaat asam basa dalam tubuh
Menjaga
homeostasis
cairan tubuh

Meningkatkan
bakteri baik
di dalam usus.

Menurunkan
Mengurangi
dan menjaga
risiko kanker
berat badan.
LI 1.2 Cara mengukur asam basa

1. CaraMenghitung pH • Basa Kuat : terdisosiasi sempurna dalam air. Konsentrasi


OH ditentukan dg menghitung nilai pOH nya
• Asam Kuat : terdisosiasi sempurna dalam air(α = 1).
Maka derajat keasaman ditentukan langsung dari • Basa Lemah : Penentuan besarnya konsentrasi OH-
konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya. dihitung dengan menggunakan rumus,
• Asam Lemah : Penghitungan dilakukan dengan
menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan
rumus,

Cb = konsentrasi basa lemah


Ca = konsentrasi asam lemah Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Indikator Asam-Basa • Asam-asam yang berasal dari proses
metabolisme
• Larutan indikator akan berubah warna jika
pH berubah. Pada suhu 25°C maka pH + • Asam volatil adalah asam yang mudah
pOH = 14, netral pH= pOH= 7. menguap, dapat berubah bentuk menjadi
bentuk cair maupun gas. Asam volatil
• Ada 2 macam indikator yaitu, merupakan hasil akhir dari metabolisme
• Indikator penunjuk asam : berubah warna, asam amino, lemak dan karbohidrat.
jika konsentrasi asam berubah. Angka
kurang dari 7.
• Contoh : karbondioksida, asam karbonat
• Indikator penunjuk basa : berubah warna, • Asam nonvolatil adalah asam yang tidak
mudah menguap, tidak dapat berubah
jika konsentrasi basa (OH) berubah .
bentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh
Angka lebih dari 7
paru-paru, tapi harus dieksresikan oleh
ginjal.
• Contoh : asam organik, asam non-organik
LI 1.3 Jenis-jenis Asam basa

asam kuat basa kuat


terurai keseluruhan dalam senyawa yg terurai
air dan menghasilkan jumlah keseluruhan dalam air,
ion semaksimum mungkin bereaksi dg asam

asam lemah basa lemah


sedikit terurai saat senyawa yang hanya
dilarutkan didalam air
kurang bereaksi kuat dengan sedikit terurai saat
asam dilarutkan dalam air
berdasarkan ionnya,

asam anion basa anion


asam yang mempunyai basa yang mempunyai
muatan negatif. muatan negatif.
Contoh : SO3- Contoh : Clˉ, C𝑁 −

asam kation basa kation


asam yang mempunyai basa yang mempunyai
muatan positif. muatan positif.
Contoh : N𝑁4 + Contoh : Na+
menurut banyaknya ion yang lepas

asam basa monoprotik asam basa diprotic asam basa poliprotik


asam basa yg dapat melepaskan 1 ion asam basa yg dapat melepaskan 2 ion asam basa yg dapat melepaskan 3 atau
H⁺/ion OHˉ (ionisasi primer) H⁺/ion OHˉ (ionisasi sekunder) lebih ion H⁺ atau ion OHˉ (ionisasi
Contoh : asam monoprotik [HCl, tersier)
Contoh : asam diprotik [𝐻2 S𝑂4 , H2S]
HN𝑂3 , C𝐻3 COOH] Contoh : asam poliprotik [𝐻3 P𝑂4 ]
basa diprotik [Mg(OH)2 , Ca(OH)2,
basa monoprotik [NaOH, KOH] Ba(OH)2] basa poliprotik [Al(OH)3]
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan
asam basa dalam aspek biokimia dan fisiologi.

• Keseimbangan asam basa :


• keseimbangan ion hidrogen,
• keseimbangan antara ion [𝐻+ ] bebas dan [HC𝑂3−] dalam cairan tubuh sehingga pH darah 7,35 – 7,45
• keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar ion [𝐻+ ] bebas dalam batas normal maupun pembentukan
asam maupun basa terus berlangsung dalam kehidupan.
• Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim sangat peka
terhadap perubahan pH.
• Mekanisme protektif harus berlangsung aktif dan secara terus menerus karena proses
metabolisme juga menyebabkan terbentuknya asam dan basa secara terus menerus (asam
karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam sitrat, asam asetoasetat, ion ammonium,
β-hidroksibutirat).
LI 2.1 Mekanisme keseimbangan asam basa dalam
tubuh
• Sistem Buffer : merupakan garis pertama pertahanan tubuh dalam menghadapi perubahan konsentrasi H+. Tubuh
kita memiliki 4 sistem buffer,
• Buffer bikarbonat
• Bila asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bikarbonat, peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam akan
disangga oleh HCO3-
• Reaksi berlawanan terjadi jika suatu basa kuat seperti natrium hidroksia (NaOH) ditambahkan ke larutan buffer bikarbonat.
• Buffer protein
• Bila terjadi peningkatan pH, COOH akan berdisosiasi menjadi asam lemah sebagai donor H+
• Bila terjadi penurunan pH, NH2 (gugus amino) bertindak sebagai basa lemah sebagai akseptor H+ menjadi NH3+ (ion amino)
• Buffer fosfat
• Bila suatu basa kuat seperti NaOH yang ditambahkan ke dalam sistem buffer, OH- akan disangga oleh H2PO4- untuk membentuk HPO42-
dengan air. Dalam keadaan ini basa kuat NaOH ditukar dengan suatu basa lemah Na2HPO4 sehingga pH hanya meningkat sedikit.
• Bila asam kuat seperti HCl ditambahkan dalam campuran kedua zat ini maka hidrogen akan diterima oleh HPO42- dan diubah menjadi
H2PO4-.
• Derajat pH ditentukan oleh naik atau turunnya ekskresi ion hidrogen.
• Sistem Respiratorik (paru-paru) : Garis pertahanan kedua terhadap gangguan asam
basa adalah pengaturan konsentrasi CO2 ekstrasel oleh paru-paru.
• persamaan Handerson-Hasselbach : pembentukan CO2 berbanding terbalik dengan pH
akibatnya jika CO2 meningkat akan menurunkan pH.
• Sistem Metabolisme (ginjal) : Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan
mengekskresikan urin yang asam atau basa.
• Sejumlah besar HCO3- difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus. Bila HCO3- ini
diekskresikan ke dalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari dalam darah
• Sejumlah besar H+ juga disekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus sehingga
menghilangkan asam dari darah.
• ginjal menagtur konsentrasi H+ dengan 3 mekanisme dasar yaitu,
• Sekresi ion H+
• Reabsorbsi HCO3-
• Produksi HCO3- baru
LI 2.2 Faktor yang mempengaruhi keseimbangan
asam basa

• Makanan yang dikonsumsi


• penambahan secara endogen dari hasil metabolisme laktat
• penambahan secara endogen yang tidak fisiologis
• pengeluaran asam basa oleh ginjal dan usus
LO 3. Memahami dan Mejelaskan Gangguan
keseimbangan asam basa

Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi ketika kadar asam dan basa
dalam darah tidak seimbang. Kondisi ini dapat mengganggu kerja berbagai
organ.
LI 3.1 Jenis-jenis gangguan keseimbangan asam basa

asidosis metabolik alkalosis metabolik


kelebihan HCO3- atau
peningkatan asam kuat kehilangan asam kuat
atau kehilangan HCO3 melalui kompartemen
kompartemen seluler. ekstraselule

asidosis respiratorik alkalosis respiratorik


produksi CO2 lebih banyak alveolar ventilation lebih
dari pada ventilasi alveolar banyak dari CO2
LI 3.2 Penyebab gangguan keseimbangan asam basa

Asidosis metabolik Alkalosis metabolik


• Pembentukan asam yang berlebihan (asam non volatile
dan asam organic) di dalam tubuh. Ion hydrogen • Terbuangnya ion H+ melalui saluran
dibebaskan oleh system buffer asam karbonat – cerna atau melalui ginjal dan
biarbonat sehingga terjadi penurunan pH
berpindahnya (shift) ion H+ masuk ke
• Asidosis laktat : timbul karena hipoksia jaringan
berkepanjangan → berlangsungnya metabolism anaerob dalam sel\
• Ketoasidosis : produksi bahan keton ↑ pada metabolism • Terbuangnya cairan bebas –
fase pasca absortif. Merupakan akibat dari starvasi dan
komplikasi DM yang tidak terkendali, bikarbonat dari dalam tubuh
• Intoksikasi salisilat
• Intoksikasi etanol
• Pemberian bikarbonat berlebihan
Asidosis respiratorik Alkalosis respiratorik
• Pusat nafas tertekan : stroke, tumor, radang otaak, • Rangsangan hipoksemia
pengaruh obat (sedative, anastetikum), kelebihan O2
pada hiperkapnia atau hipoksemia kronik • Penyakit paru dengan kelainan gradient A-a
• Dada tidak bisa ventilasi dengan baik : fraktur iga, trauma • Penyakit jantung dengan kelainan right to left
• Penyakit paru : bronchitis kronik, emphysema, asma, shunt
pneumonia
• Penyakit neuromuscular : neurologic (poliomyelitis, • Penyakit jantung dengan edema paru
sindrom guilain barre), muscular (hipokalemia, muscular
dystrophy)
• Anemia gravis
• Kelainan restriktif : penyakit pleura (efusi, empiema, • Rangsangan pusat pernafasa : psikis, emsis,
pneumothorax, fibrothorax), kelainan dinding dada sepsis, tiroktoksikosis, demam, pengaruh
(kikoskoliosis, obesitas), kelainan restriktif paru ( fibrosis onat
pulmoner, pneumonia, edema paru)
• Ventilasi paksa berlebihan
LI 3.3 Cara pemeriksaan gangguan keseimbangan
asam basa
• Analisa Gas Darah (AGD) : pemeriksaan • Mengetahui gangguan asam basa
untuk mengukur keasaman (pH), jumlah
oksigen, karbondioksida, kadar bikarbonat • -asidosis metabolik= HCO3 menurun
(HCO3), saturasi O2, dan dan PaCO2 menurun
kelebihan/kekurangan basa. • -Alkalosis metabolik= HCO3
meningkat dan PaCO2 meningkat
• Mengetahui penderita asidemia
(akalemia) • -Asidosis Respiratori= PaCO2
meningkat dan HCO3 meningkat
• Asidemia= pH < 7,35
• -Alkalosis respiratori= PaCO2
• Alkalemia= pH > 7,45 menurun dan HCO3 menurun
LI 3.4 Gejala gangguan keseimbangan asam basa

Asidosis metabolik Alkalosis metabolik


• Pusing, • hipoventilasi, yaitu kondisi ketika
• Sakit kepala, penderita bernapas terlalu lambat
• Nafsu makan menurun, atau terlalu dangkal. Kondisi ini
• Mudah mengantuk, menyebabkan kadar oksigen dalam
• Mudah lelah,
darah terlalu sedikit. Sebaliknya,
kadar karbondioksida dalam tubuh
• Napas cepat dan dalam dan Detak jantung
meningkat.
meningkat
Asidosis respiratorik Alkalosis respiratorik
• Asma, • Pusing,
• Penyakit paru obstruktif kronis • Kembung ,
• Edema paru, • Mulut kering,
• Gangguan pada sistem saraf dan otot, • Kram otot di tangan dan kaki ,
(misalnya multiple sclerosis dan distrofi otot,
• Kesemutan,
• Kondisi lain yang membuat sesorang • Nyeri dada,
terganggu dalam bernapas, misalnya
obesitas atau skoliosis • Sesak napas dan Gangguan irama jantung
LI 3.5 Mekanisme kompensasi gangguan
keseimbangan asam basa
pH PCO2 HCO3- Base excess

Asidosis metabolic ↑
↓ ↓ ↓
(HCO3- ↓ ) Kompensasi : hyperventilasi


Alkalosis metabolic
↑ Kompensasi : CO2 ditekan ↑ ↑
( HCO3- ↑ )
pengeluarannya


Asidosis respiratorik ↑
↓ Kompensasi : ↑
(CO2 ↑ ) Terjadi hyperventilasi
Reabsorpsi/produksi HCO3-


Alkalosis respiratorik ↓
↑ Kompensasi : Ekskresi ↓
(CO2 ↓ ) Terjadi hipoventilasi
HCO3-

Anda mungkin juga menyukai