Kelompok B17
1. MM CORONA VIRUS
1.1. DEFINISI
1.2. KLASIFIKASI
Riboviria
Orthornavirae
Pisuviricota Coronaviridae
Pisoniviricetes
Letovirinae
Alphaletovirus
Nidovirales Milecovirus
Microhyla letovirus 1
Cornidovirineae
Orthocoronavirinae
Coronaviridae Alphacoronavirus
Betacoronavirus
Deltacoronavirus
Gammacoronavirus
Orthocoronavirinae
(ICTV,2019)
1.3. MORFOLOGI
Bentuk bulat dengan protein spike (S) yang menonjol dari permukaan partikel virus (virion)
berselubung dengan selubung lipid bilayer yang berasal dari membran sel inang
Diameter 50-200nm
Struktur protein spike (S), protein membrane (M), protein envelope (E), dan protein
nucleocapsid (N) serta protein hemaglutinin esterase (HE) yang terdapat pada
beberapa jenis Betacoronavirus.
Protein S pada virus SARSCoV-2 membentuk domain S1 dan S2. Protein S tetap utuh
pada partikel virus dan hanya membelah dalam vesikel endocytic selama proses
masuknya virus ke dalam sel inang
(BioTrends, 2020)
Perbandingan Morfologi avian infectious bronchitis virus strain Connecticut (IBV Conn), human
coronavirus strain 229E (HCV 229E) and mouse hepatitis virus strain 3 (MI-IV3).
Replikasi Coronavirus
2. MM COVID-19
Global
kasus konfirmasi kasus meninggal angka kematian
217 179
Asia Tenggara
kasus konfirmasi kasus meninggal angka kematian
COVID-19 ini adalah karena virus SARS-Cov2 yang menular melalui droplet penderita
dapat secara langsung dari manusia ke manusia, hewan ke manusia, dan yang tidak secara
langsung yaitu melalui perantara droplet menempel ke permukaan benda.
Awalnya terdapat interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah memasuki
sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang mambantu adaptasi
severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen,
insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di
kemudian hari.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang.
RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks
replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA
yang mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.
2.7.1. FARMAKOLOGI
Gejala Ringan :
Gejala Berat
Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan
secara drips Intravena (IV) selama perawatan
Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
Klorokuin fosfat, 500 mg/12 jam/oral (hari ke 1-3) dilanjutkan 250 mg/12 jam/oral
(hari ke 4-10) atau 18 Pedoman Tatalaksana COVID-19 Hidroksiklorokuin dosis 400
mg /24 jam/oral (untuk 5 hari), setiap 3 hari kontrol EKG
Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai
alternatif Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis 750
mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).
Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi bakteri,
pemilihan antibiotik disesuaikan dengan kondisi klinis, fokus infeksi dan faktor
risiko yang ada pada pasien. Pemeriksaan kultur darah harus dikerjakan dan
pemeriksaan kultur sputum (dengan kehati-hatian khusus) patut dipertimbangkan.
Antivirus :
o Oseltamivir 75 mg/12 jam oral selama 5-7 hari Atau
o Kombinasi Lopinavir + Ritonavir (Aluvia) 2 x 400/100mg selama
10 hari Atau
o Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12
jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau
o Remdesivir 200 mg IV drip/3jam dilanjutkan 1x100 mg IV drip/3
jam selama 9 – 13 hari
Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP (lihat halaman 56-64)
Deksametason dengan dosis 6 mg/ 24 jam selama 10 hari atau kortikosteroid lain
yang setara seperti hidrokortison pada kasus berat yang mendapat terapi oksigen
atau kasus berat dengan ventilator.
Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
Apabila terjadi syok, lakukan tatalaksana syok sesuai pedoman tatalaksana syok
yang sudah ada
Obat suportif lainnya dapat diberikan sesuai indikasi
Pertimbangkan untuk diberikan terapi tambahan, sesuai dengan kondisi klinis
pasien dan ketersediaan di Pedoman Tatalaksana COVID-19 19 fasilitas pelayanan
kesehatan masing-masing apabila terapi standard tidak memberikan respons
perbaikan. Pemberian dengan pertimbangan hati-hati dan melalui diskusi dengan
tim COVID-19 rumah sakit. Contohnya anti-IL 6 (tocilizumab), plasma konvalesen,
IVIG atau Mesenchymal Stem Cell (MSCs) / Sel Punca dan lainlain (poin 7 halaman
24 sampai 34). Secara jelas dapat dilihat pada algoritme di gambar 4.
2.7.2. NONFARMAKOLOGI
Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan edukasi tanpa gejala.
Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi/terapi cairan,
oksigen
Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila
memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks
secara berkala.
Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi
cairan), dan oksigen
Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap beriku dengan hitung jenis, bila
memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, Hemostasis,
LDH, D-dimer.
Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
Tatalaksana setting ventilator pada COVID-19 sama seperti protokol ventilator
ARDS dimana dilakukan Tidal volume < 8 mL/kg, Pplateau < 30 cmH2O, titrasi PEEP
dan Recruitment Maneuver, serta target driving pressure yang rendah.
Terapi oksigen:
o NRM : 15 liter per menit, lalu titrasi sesuai SpO2 - HFNC (High Flow
Nasal Canulla), FiO2 100% lalu titrasi sesuai SpO2
o Tenaga kesehatan harus menggunakan respirator (PAPR, N95).
o Lakukan pemberian HFNC selama 1 jam, kemudian lakukan evaluasi. Jika
pasien mengalami perbaikan dan mencapai kriteria ventilasi aman
(indeks ROX >4.88 pada jam ke2, 6, dan 12 menandakan bahwa pasien
tidak membutuhkan ventilasi invasif, sementara ROX < 8 mL/kg,
Pplateau < 30 cmH2O, titrasi PEEP dan Recruitment Maneuver, serta
target driving pressure yang rendah.
Monitor tanda-tanda sebagai berikut;
o Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,
o Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari),
o PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg, - Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan
area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48 jam,
o Limfopenia progresif, - Peningkatan CRP progresif, - Asidosis laktat
progresif.
Monitor keadaan kritis
o Gagal napas yg membutuhkan ventilasi mekanik, syok atau gagal
multiorgan yang memerlukan perawatan ICU.
o Bila terjadi gagal napas disertai ARDS pertimbangkan penggunaan
ventilator mekanik (alur gambar 1) 14 Pedoman Tatalaksana COVID-19 -
3 langkah yang penting dalam pencegahan perburukan penyakit, yaitu
sebagai berikut
o o Gunakan high flow nasal cannula (HFNC) atau non-invasive mechanical
ventilation (NIV) pada pasien dengan ARDS atau efusi paru luas. HFNC
lebih disarankan dibandingkan NIV. (alur gambar 1)
o Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien dengan edema
paru.
o Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone position).
Kelompok pertama merupakan orang yang tidak memilki gejala, namun memiliki
riwayat kontak erat dengan orang yang positif COVID-19 yang disebut Orang Tanpa
Gejala (OTG). Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT antibodi, jika pemeriksaan
pertama menunjukkan hasil:
1. Antibiotik empiris
a. Makrolide yaitu, azitromicin 1x500 mg selama 5-7 hari atau,
b. Fluoroquinolone yaitu, Levofloxacin 1x750mg selama 7 hari
2. Antivirus
3. Vitamin C dosis tinggi selama 14 hari
4. Chloroquine phosphate dapat ditambahkan pada pasien dengan kondisi
berat
5. Terapi simptomatik sesuai dengan gejala
6. Hepatoprotektor bila SGOT dan SGPT meningkat
7. Obat-obat lain sesuai penyakit penyerta
Pasien dengan hasil pemeriksaan positif yang dirawat di rumah dan di fasilitas
khusus/ RS darurat maka obat diberikan secara oral. Dilarang menggunakan
kortikosteroid, kecuali pada kasus dengan komorbid tertentu. Untuk pasien anak dosis
obat disesuaikan.
Komplikasi
Pneumonia berat Sepsis Syok sepsis
Multiorgan
Gagal napas Dysfunction Kematian
Syndrome (MODS)
Komorbid
Diaetes Mellitus
Diabetes Mellitus Tipe 1 Penyakit terkait Penyakit terkait
Diabetes Mellitus Tipe 2 Penyakit Ginjal
Glucocorticoid-associated
Geriatri Autoimun
diabetes
Ketika m em iliki gejala saluran napas, gunakan m asker dan berobat ke fasilitas layanan
kesehatan.
H indari bepergian ke daerah outbreak, hindari m enyentuh hew an atau burung serta
m engunjungi peternakan atau pasar hew an hidup.
Hindari kontak dekat dengan pasien yang m em iliki gejala infeksi saluran napas.
3.1. ANAMNESIS
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan swab orofaringeal,
nasofaringeal dan aspirat Darah perifer lengkap
Analisis gas darah
Pemeriksaan radiologi: foto saluran napas bawah seperti
Fungsi hepar
toraks sputum untuk RT-PCR virus, Fungsi ginjal
sequencing bila tersedia Gula darah sewaktu
(COVID-19). Elektrolit
Diriwayatkan dari Ibu Aisyah ra. yang bertanya kepada Rasulullah saw mengenai tha’un. Beliau
bersabda, “Tha’un itu [aslinya] adalah azab [bencana] dari Allah yang dikirim kepada siapapun yang Dia
kehendaki. Kemudian, Allah [mengubahnya] menjadi rahmat untuk orang-orang beriman. Karena itu,
tidak seorang pun yang ketika [diduga] terinfeksi tha’un lalu berdiam diri dalam rumah (mengisolasi diri)
dengan penuh kesabaran dan pengharapan rida Allah, dan dia yakin bahwa apa yang menimpanya itu
adalah telah menjadi ketetapan Allah untuknya, maka dia dijamin berhak mendapatkan [pahala yang]
setara dengan pahala orang yang mati syahid. (HR. Ahmad)
Usamah bin Zaid ra. pernah ditanya oleli Sa’ad bin Waqqasli ra. Mengenai thaun, niaka beliau berkata
bahwa Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda
Artinya:
“Thaun adalah adzab yang dikirimkan kepada kaum dan Bani Israil atau kepada kaum sebelum kalian.
maka jika kalian mendengar wabah itu berjangkit di suatu negeri janganlah kalian memasukinya. dan jika
wabah itu menjangkiti suatu negeri sedang kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar
darinya”.4
Abdurahman bin Auf ra. berkata bahwa saya pernah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam
bersabda
Artinya:
jika kalian mendengar ja menjangkiti suatu negeri maka janganlah kalian memasukinya, dan jika dia
menjangkiti suatu negeri sedang kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar darinya. Dia
adalah thoun .
"Dahulu ada utusan dan Tsaqif ada yang terkena kusta. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengirim
pesan. Sungguh kami telah menerima baiat Anda (tidak perlu bersalaman). maka pulanglah.