Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

SUHU BADAN DAN PENGATURANNYA

Nama Anggota

1. Adelia Pratiwi (1102019238)

2. Aulia Najmi Y (1102019242)

3. Dwiky Anantya V (1102019239)

4. Fahreza Maulana (1102019243)

5. Fardi Farhan E (1102019245)

6. Fiqri Nurul F (1102019240)

7. Hasanatul Fitriani (1102019241)

8. Lutvia Dini F (1102019244)

9. Muhammad Razih (1102018


I. Dasar Teori

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah
elemen-elemen dari homeostasis.Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah
dingin dan hewan berdarah panas (Suripto, 2010).Makhluk homoitermal adalah makhluk
yang suhunya tidak atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperature sekitar.Hal ini dapat
terjadi karena adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada
hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom.Di samping tentu adanya pengaruh
kelenjar endokrin walau masih belum jelas peranannya.Mekanisme pengaturan panas
adalah dengan menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas)
dengan thermolisis (pembuangan panas). Produksi panas tergantung dari metabolisme,
jadi tergantung pada proses kimia eksotermal, misalnya otot, menggigil dan lain-lain.
Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi, radiasi, konveksi, penguapan, dan
sebagian melalui feses dan urine.
Hewan berdarah dingin atau disebut juga Poikiloterm adalah hewan
yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Poikiloterm suhu
tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Yang termasuk dalam Poikiloterm adalah
bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi.
Suhu yang tinggi menjelaskan mengapa banyak organisme berdarah dingin seperti
ikan, ampibi, crustacea, dan kadal hidup lebih lama di daerah bergaris lintang besar
daripada bergaris lintang kecil, menurut penelitian baru-baru ini diterbitkan dalam
"Proceedings of the National Academy of sciences (PNAS) online". Asisten Profesor Dr
Stephan Munch dan Ph.D. calon "Santiago Salinas", keduanya dari Universitas Stony
Brook School of Atmospheric dan Ilmu Kelautan, ditemukan bahwa bermacam macam
jarak suhu dari spesies untuk mengubah temperatur tubuhnya dengan temperatur
lingkungannya, temperatur lingkungan adalah faktor dominan mengendalikan geografis
variasi dalam jangka hidup spesies.

II. Tujuan percobaan


Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Menjelaskan penyebab perbedaan hail pengukuran suhu dengan lokasi yang berbeda
pada tubuh manusia.
2. Menerangkan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh manusia jika bernafas
melalui mulut dan berkumur dengan air es.
3. menjelaskan pengaruh suhu keliling pada tubuh makhluk poikilothermik
dibandingkan dengan homeothermik.
4. mendemonstrasikan berbagai faktor isolasi terhadap pengaruh panas (heat loss)
5. mengukur kelembaban udara di ruangan dengan menggunakan psychometric chart.

III. Alat dan binatang percobaan yang di perlukan

1. Kodok
2. Papan fiksasi kodok dan tali
3. Thermometer maksimum
4. Thermometer kimia dengang skala (-10°C- +50°C) dan (10°C - +100°C)
5. Alkohol + kapas
6. Baskom besar berisi air es
7. Parafinum liquidum
8. Dua gelas minum berukuran dan berbentuk sama dan terbuat dari bahan yang sama.
9. Kendi tanah yang di pernis dan yang tidak dipernis yang diisi air.
10. Alat untuk menetapkan kelembeban udara :
- Thermometer bola basah
- Thermometer bola kering
- Psychometric chart.
11. Air hangat 40°C dan 70°C.

IV. Cara Kerja

A. Pengukuran suhu mulut


1. Bersihkan thermometer maksimum dengan alkohol
2. Turunkan meniskus air raksa sampai dibawah dengan mengayunkan sentakan
termometer tersebut beberapa kali
3. letakkan teservoir thermometer di bawah lidah dan suruh orang percobaan menutup
mulutnya rapat-rapat.
4. Setelah 10 menit, baca dan catat suhu mulut orang percobaan .

B. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut dan berkumur air
es pada suhu mulut.
1. Turunkan meniskus air raksa sampai dibawah skala dengan cara seperti diatas
2. Letakkan reservoir thermometer dibawah lidah orang percobaan
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit
4. Tanpa menurunkan meniskus air raksa , letakkan kembali reservoir thermometer
dibawah lidah orang percobaan
5. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit
6. Suruh orang percobaan bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil
menutup lubang hidung. segera setelah tindakan ini ulangi percobaan 1-5
7. Suruh orang percobaan berkumur berulang ulang dengan air es selama 1 menit. segera
setelah tindakan ini ulangi percobaan 1-5.

C. Pengukuran suhu ketiak


1. Keringkan ketiak orang percobaan
2. Usahakan sopaya meniskus sir rasa thermometer maksimum terletak dibawah skala
pengan mangayun sentakkan thermometer terse but beberapa kali
3. suruhlah orang percobaan berbearing terlentang
4. letakkan reservoir thermometer klinik di ruang ketiak dan suruhlah orang percobaan
menjepitnya dengan baik
5. setelah 10 menit baca dan catat suhu ketiak orang percobaan.

D. Pengaruh suhu keliling pada tubuh binatang poikilothermik


1. Tetapkan suhu ruangan dengan thermometer kimia (-10°C- +50°C)
2. Ikatkan dengan tali kodok terlentang diatas papan fiksasi
3. Masukkan thermometer kimia tersebut ke dalam esofagusnya
4. Baca dan catat suhu kodok setelah 5 menit
5. Dengan thermometer di dalam esofagusnya benamkan kodok itu kedalam air es
setinggi lehernya
6. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit
7. Keluarkan thermometer dari esofagusnya dan tetapkan suhu air es
8. Keluarkan kodok dari air es dan biarkan beberapa menit dalam suhu ruangan
sementara sediakan air hangat (40°C)
9. Masukkan kembali thermometer kedalam esofagus kodok. Benamkan sekarang
kdodok itu kedalam air hangat setinggi lehernya
10. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit

E. Penghambatan pengeluaran panas (heat loss) ole lapis an paraffin


1. Isilah 2 melas minum A dan B dengan air 70°C sama banyak
2. Teteskan parafin kedalam gelas B sehingga merupakan lapisan yang tipis diatas air
3. Tetapkan dan catat berturut-turut suhu air dalam gelas A dan B setiap 5 menit, dengan
thermometer kimia yang sama selama 1/2 jam. Usahakan agar reservoir thermometer
tidak menyentuh dinding gelas. Bersihkan dan keringkan thermometer tiap kali
sebelum digunakan untuk mengukur suhu air dalam gelas A.
4. Buatlah grafik mengenai penurunan suhu air dalam kedua gelas itu.

F. Perbandingan pengeluaran panas pada kendi tanah yang dipernis dan kendi tanah yang
tidak dipernis
1. Kedua kendi telah dişisi dengen air yang suhunya sama
2. Baca dan catat suhu air yang terdapat dalam kendi tanah itu.

G. Pengukuran kelembaban udara


1. Dua buah thermometer yang telah disediakan
2. Salah satu thermometer dicelupkan kedalam kapas yang telah basah dengan
air(tb=°C)
3. Thermometer yang lain dibiarkan kering(tk=°C)
4. Ketika suhu pada tb telah konstan, catat suhu pada kedua thermometer (tb&tk)
5. lihat tabel dan diagram psychometric untuk menentukan kelembaban udara di
ruangan.

V. Hasil Pengamatan
1. Pengukuran suhu badan:

Orang Pertama
Waktu (menit) Axilla Oral (Nafas) Oral (Air Es)
5 36,7 °C 36,9 °C 36,5 °C
10 36,8 °C 37.1 °C 36,9 °C

Orang Kedua
Waktu (menit) Axilla Oral (Nafas) Oral (Air Es)
5 36,8 °C 37 °C 36,6 °C
10 36,8 °C 36,9 °C 36,8 °C
2. Heat loss oleh lapisan paraffin:
Waktu (menit) Paraffin (°C) Non-Paraffin (°C)
0 59 60
5 56 56
10 53 51
15 50 48
20 48 45

Paraffin Non-Paraffin

75

60

45

30

15

0
0 5 10 15 20

3. Perbandingan pengeluaran panas pada kendi tanah yang di pernis :

Waktu (menit) pernis (°C) Non pernis (°C)


0 51 60
5 48 54
10 46 47
15 45 45
20 43 41
Pernis Non-Pernis

75

60

45

30

15

0
0 5 10 15 20

4. Pengukuran Kelembaban udara:


Bola Basah : 25°C =
79,7 °F
Bola Kering : 27°C =
80,6 °F Kelembaban
90%
6. Pengukuran suhu tubuh katak :
Normal Air Es Air Hangat
Suhu Lingkungan 26°C 3°C 39°C
Suhu Tubuh 25,5°C 7°C 34°C

VI. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini adalah mengenai pengukuran suhu manusia. Dalam
praktikum ini kita memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup
homoithermal. Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, maka kita perlu mempersiapkan segala
alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum ini. Alat-alat yang dibutuhkan
adalah termometer klinis yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh probandus di bagian
mulut atau oral dengan tanpa perlakuan, pengukuran suhu di mulut dengan bernafas melalui
mulut, pengukuran suhu di mulut setelah berkumur dengan air es serta pengukuran suhu tubuh
melalui ketiak atau aksilar.
Nilai suhu tubuh juga ditentukan oleh lokasi pengukuran, pengukuran suhu bertujuan
memperoleh nilai suhu jaringan dalam tubuh. Lokasi pengukuran untuk suhu inti yaitu
rektum, membran timpani, arteri temporalis, arteri pulmonalis, esophagus dan kandung
kemih. Lokasi pengukuran suhu permukaan yaitu kulit, oral dan aksila. Suhu tubuh yang
normal adalah 35,8°C – 37,5°C. Pada pagi hari suhu akan mendekati 35,5°C, sedangkan pada
malam hari mendekati 37,7°C. Pengukuran suhu di rektum juga akan lebih tinggi 0,5°-l°C,
dibandingkan suhu mulut dan suhu mulut 0,5°C lebih tinggi dibandingkan suhu aksila.
Paraffin adalah minyak mineral yang sangat halus dan digunakan dalam kosmetikdan
untuk tuuam medis. paraffin adalah bahas yang sangat baik untuk menyimpan panas,sifat ini
dimanfaatkan dalam modifikasi drywall untuk bahan bangunan rumah. Percobaan diatas
membuktikan bahwa paraffin adalah senyawa yang menghambat penurunan panas. Pernis
adalah bahan finishing transparn yang sering digunakan pada finishing bahan kayu dan semen.
Pernis berhubungan dengang pori-pori pada kendi. Por-pori pada kendi ditutupi oleh pernis
sehungga memperlambat penurunan suhu.
Percobaan bola basah dan kering bertujuan untuk mengetahui tingkat kelembaban
udara pada suatu ruangan tertentu. Kelembaban adalah konsenterasi uap air di udara.Angka
konsenterasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolute,spesifik dan relatif. Pada
praktikum dilakukan pengukuran kelembaban udara pada ruangan labolatorium fisiologi
universitar yarsi yang menunjukan tingkat kelmbabannya adalah 90%.
Katak merupakan hewan poikilotermik atau berdarah dingin. Hewan berdarah dingin
adalah hewan yang mengatur suhu di dalam tubuhnya sesuai dengan suhu di lingkungannya
dan cara hewan beradabtasi dengan lingkungannya. Jadi suhu tubuh hewan berdarah dingin
kurang lebih sama dengan suhu lingkungannya.
Hewan berdarah dingin akan menjemur tubuhnya di bawah sinar matahari meningkatkan suhu
tubuh dan juga untuk meningkatkan sistem metabolisme tubuh mereka. Beberapa jenis hewan
berdarah dingin, seperti reptil, akan menjemur tubuh mereka tegak lurus terhadap arah
matahari sehingga jumlah sinar matahari yang jatuh ke kulit menjadi lebih maksimal. Ketika
reptil merasa terlalu panas di bawah sinar matahari, mereka akan pergi ke tempat yang teduh
dan membuka mulut mereka lebar-lebar, kemuadian akan masuk ke liang dalam tanah.
Beberapa jenis hewan berdarah dingin, seperti lebah dan capung akan menggigil untuk
menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat pada saat cuaca di lingkungannya sedang dingin.
VII. Kesimpulan:

• Suhu adalah keadaan panas dan dingin yang diukur dengan thermometer.

• Organ yang tepat untuk mengukur tubuh adalah oral dan axilla pada dewasa dan bayi pada
dubur.

• Paraffin yang ditambahkan pada larutan memiliki kemampuan untuk menghambat


penurunan temperatur suhu.

• Pernis yang berfungsi untuk menutupi pori-pori pada kendi sehingga menghambat panas
yang akan keluar.

• Percobaan bola basah dan bola kering dilakukan untuk mengetahui tingkat kelembaban
pada suatu ruangan atau tempat.

• Katak merupakan hewan poikilotermik atau hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya
hampir sama dengan suhu lingkungannya.

VIII. Daftar Pustaka

• Robert MB, Matthew ML. Hypothalamus in: Physiology (2nd Edition).

• Washington DC: The C.V.Mosby Company, 1998; p. 593. 21.

• Mackowiak PA.. Fever: basic mechanisms and management. (2nd Edition). ed.
Philadelphia: Lippincott-Raven, 1997; p. 35-40 22.

• Capernito L. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi XVII. Jakarta: EGC, 2001. 23.

• Sakaguchi Y, Stephens LC. Apoptosis in Tumors And Normal Tissues Induced By Whole
Body Hyperthermia in Rats. Cancer Res. 1995; 55: 5459-64. 24.

• Polla BS, Bachelet M. Stress Proteins in Inflamation. Ann N.Y Acad Sci.

Anda mungkin juga menyukai