Anda di halaman 1dari 13

PENGENDALIAN VEKTOR

PENGERTIAN

❖ Vektor : arthropoda yg dapat menularkan, memindahkan, dan/ mjd


sumber penular penyakit thd manusia.
❖ Pengendalian Vektor : semua kegiatan/tindakan yg ditujukan utk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin shg keberadaannya tdk
lagi mjd risiko utk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu
wilayah/menghindari kontak masyarakat dgn vektor shg penularan
penyakit dapat dicegah.
❖ Pengendalian Vektor Terpadu : pendekatan yg menggunakan kombinasi
bbrp metode pengendalian vektor yg dilakukan berdasarkan asas
keamanan, rasionalitas & efektivitas pelaksanaannya serta dgn
mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya

TUJUAN PENGENDALIAN VEKTOR

❖ Mengurangi/menekan populasi organisme pengganggu serendah2nya


sehingga tidak berarti lagi dalam menimbulkan kerugian.

❖ Menghindarkan kontak antara vektor dan manusia

PERANAN VEKTOR

❖ Vektor Potensial : vektor yg secara aktif berperan dalam penyebaran


penyakit. Secara biologis maupun mekanis selalu mencari hospesnya utk
kelangsungan hidupnya.
❖ Vektor Biologis : dimana agen penyakit harus mengalami perkembangan ke
stadium lebih lanjut. Bila tidak ada vektor maka agen penyakit
kemungkinan akan mati.
❖ Vektor Mekanis : agen penyakti tidak mengalami perkembangan, tetapi
hanya sebagai pembawa agen penyakit.

JENIS VEKTOR

❖ Sebagian besar dari golongan arthropoda, dengan ciri badan beruas-ruas,


eksoskelet, bentuk badan simetris bilateral.

❖ 4 kelas arthropoda :

1. Kelas crustacea : misalnya udang


2. Kelas myriapoda : binatang berkaki seribu
3. Kelas arachinodea : misalnya tungau
4. Kelas hexapoda : nyamuk
▪ ordo dipthera : nyamuk, lalat
▪ ordo siphonaptera : pinjal
▪ ordo anophera : kutu kepala (vektor demam bolak balik)
❖ Jenis binatang pengganggu : tikus besar (rat), tikus kecil

DAUR HIDUP

- Metamorfosis sempurna : telur – larva – pupa – dewasa.


- Stadium telur, larva & pupa hidup di dalam air.
- Stadium dewasa hidup beterbangan.

SIFAT DAN PERILAKU VEKTOR

❖ Siklus Hidup Nyamuk : telur – larva – pupa – dewasa

❖ Tempat Berkembang Biak : breeding places, feeding places, resting place

❖ Kebiasaan Menggigit : di dalam dan di luar rumah, pagi dan malam hari

❖ Resting Places : di dalam rumah, di luar rumah misalnya di gua, tempat


berwarna gelap, di pohon.

PERILAKU NYAMUK

1. Umur nyamuk tidak sama


2. Umumnya nyamuk betina bertahan lebih lama daripada nyamuk jantan
3. Umur nyamuk kira-kira 2 minggu, ada juga yg mencapai 2-3 bln
4. Kebiasaan mengisap darah : antropofilik, zoofilik, antropozoofilik
5. Kebiasaan setelah mengisap darah : endofilik & eksofilik
6. Aktifitas : night biters, day biters, endofagik, eksofagik
7. Jarak terbang nyamuk betina lebih jauh
8. Aedes aegypti jarak terbangnya pendek
9. Anopheles terbang sampai 1,6 km

PENGENDALIAN VEKTOR

❖ Pengendalian alami/natural control : termasuk faktor ekologi yg bukan


merupakan buatan manusia (topografi, ketinggian, iklim, perubahan
musim, musuh alam)
❖ Pengendalian buatan : pengendalian yg dilakukan atas usaha manusia
❖ Pengelolaan lingkungan :
▪ Modifikasi lingkungan: bentuk transformasi fisik yg
permanen/jangka panjang thd tanah, air, tumbuhan utk mencegah,
menghilangkan/menurunkan habitat larva tanpa menyebabkan
pengaruh merugikan thd kualitas lingkungan (mis. Drainase,
perpipaan, irigasi, rawa jadi sawah, hutan jadi pemukiman).
▪ Manipulasi lingkungan : kegiatan berulang yg terencana utk
menghasilkan kondisi sementara yg tidak cocok utk
perkembangbiakan vektor pd habitatnya (mis. Perubahan kadar
garam di lagoon, melestarikan bakau, melancarkan got tersumbat,
menghilangkan vegetasi, dll).
❖ Pengendalian secara Kimiawi
▪ insektisida, fogging, abate, reppelent.
▪ Syarat insektisida : toksik thd vektor sasaran, kurang berbahaya
utk manusia, binatang & tanaman berguna, menarik bagi vektor,
tidak mahal, mudah diproduksi, stabil pada aplikasi residu, tidak
stabil pd aplikasi udara agar tidak mencemari lingkungan,
membunuh vektor dgn cepat & mengalami dekomposisi menjadi
senyawa yg tidak berbahaya, tidak mudah terbakar, tidak korosif,
tidak meninggalkan warna, mudah disiapkan menjadi formulasi yg
diinginkan
❖ Pengendalian secara Biologis
▪ Ikan pemakan larva (mis. Ikan guppi (paecilia reticulata), ikan
kepala timah (aphloceilus panchax), ikan gabus. Dosis yg
disarankan WHO3-7 m persegi. Rata-rata utk sawah/perairan
dangkal lain 5-6 m2.
▪ Penaburan parasit & Bacillus thuringiensis, jamur, parasit, virus
❖ Pengendalian secara Mekanik :
▪ Mengubur kaleng bekas, potongan bambu, pemasangan kelambu &
perangkap nyamuk, menggunakan raket listrik, kawat kasa, dll
❖ Pengendalian Fisik :
▪ Penggunaan alat fisika utk pemanasan, pembekuan, alat listrik,
penyinaran cahaya (mis, hembusan angin di pintu masuk, lampu
kuning utk menghalau nyamuk)
❖ Pengendalian secara Genetik :
▪ Teknik Serangga Mandul (TSM) : mensterilkan/memandulkan
serangga sasaran kemudian dilepaskan ke alam supaya terjadi
perkawinan dgn serangga di alam. Diharapkan hasil perkawainan
menghasilkan keturunan yg steril, sehingga pelepasan secara
bertahap dapat menurunkan populasi, gunakan sinar Gamma 60-
60.
▪ Aplikasi TSM telah berhasil dilakukan dalam pengendalian lalat
buah di meksiko, libia, AS, afsel; Pada nyamuk Anopheles gambie
di Brazil, Aedes agypti di Amerika & Kuba. Di Indo masih tahap
pengembangan.
▪ Parameter keberhasilan : penurunan persentase fertilitas telur
❖ Pengendalian Legislatif
▪ Peraturan dgn sanksi pelanggaran oleh pemerintah utk mencegah
tersebarnya serangga berbahaya dari satu daerah ke daerah lain,
atau dari luar negeri ke indonesia.
▪ Pengendalian karantina di pelabuhan laut dan udara utk mencegah
masuknya hama tanaman & vektor penyakit.
▪ Penyemprotan insektisida di kapal yg berlabuh/pesawat yg
mendarat.
▪ Keteledoran karena tidak melaksanakan peraturan karantina yg
berlaku &sebabkan perkembangbiakan vektor dapat dihukum
menurut undang-undang yg berlaku.

PENYAKIT TULAR VEKTOR

❖ Vektor Penyakit Protozoa


▪ vektor malaria, tripanosomiasis, leishmania
❖ Vektor Penyakit Virus, Ricketsia dan Bakteri
▪ vektor DBD, Japanese B encephalitis, chikungunya, demam
kuning, demam semak, sampar/pes.
❖ Vektor Penyakit Cacing
▪ vektor filariasis (nyamuk)

MALARIA

❖ Menurut WHO (2005) malaria masih merupakan masalah kesehatan


masyarakat di lebih dari 100 negara.
❖ Menurut Kemenkes RI (2011) jumlah penderita malaria di dunia sekitar
3.000 – 5.00 juta kasus klinis setiap tahun.
❖ Di Indonesia malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan
salah satu penyebab kematian pd kelompok risiko tinggi spt bayi, balita
dan ibu hamil.
❖ API tahun 2009 1,85% dan angka kematian 3,4%. Sekitar 70% penduduk
di Indonesia diperkirakan tinggal di daerah endemis.
DEFINISI MALARIA POSITIF

Malaria positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit


plasmodium melalui pemeriksaan laboratoris (mikroskopis / PDT).

DEFINISI MALARIA KLINIS

Malaria Klinis adalah penderita dengan gejala demam* secara berkala, menggigil*,
berkeringat* dan sakit kepala dan juga sering disertai dengan gejala khas daerah
(diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa).

*) gejala klasik malaria

AGENT (PENYEBAB PENYAKIT)

Agent (penyebab) malaria genus Plasmodium, Famili Plasmodiidae, dari Orde


Coccidiidae, ada 4 macam Plasmodium:

• Plasmodium falciparum (malaria tropika)


• Plasmodium vivax (malaria tertiana)
• Plasmodium malarie (malaria kuartana)
• Plasmodium ovale (jarang, umumnya di Afrika)

Dari 400 gigitan nyamuk 200 akan jadi infeksi malarian

100 akan jadi malarian klinis 2-6% akan jadi malaria berat

SIKLUS HIDUP PLASMODIUM

Menurut CDC – Malaria tahun 2011 :

• Pertumbuhan aseksual di dalam sel hati atau di luar eritrosit


(exoerythrocytic schizogoni)
• Pertumbuhan aseksual di dalam eritrosit (erythrocytic schizogoni)
• Pertumbuhan seksual di dalam tubuh nyamuk (sporogoni)

PARASIT MALARIA LIFE CYCLE


VEKTOR

❖ Anopheles betina merupakan vektor penular malaria


❖ Dari sekitar 400 spesies nyamuk Anopheles telah
ditemukan 67 spesies yang dapat menularkan malaria
dan 24 diantaranya ditemukan di Indonesia.
❖ Selain vektor, dapat juga ditularkan secara langsung melalui transfusi
darah atau jarum suntuk yg tercemar darah serta dari ibu hamil kepada
bayinya.
❖ Dalam tubuh nyamuk betina dapat hidup lebih dari satu spesies
plasmodium secara bersamaan sehingga dapat menyebabkan infeksi
campuran

VEKTOR UTAMA DI INDONESIA

1. An.aconitus
2. An.farauti
3. An.balabacensis
4. An.barbirostris
5. An.sundaicus
6. An.maculatus

PERILAKU NYAMUK MALARIA

DAERAH JAWA DAN BALI :

❖ Anopheles sundaicus : tempat perindukan di rawa, sepanjang pantai berair


asin atau payau terutama yg banyak mengandung alga. Termasuk night
biter (20-24), tempat istirahat di luar dan dalam rumah, mampu terbang
5 km dari perindukan.
❖ Anopheles aconitus : tempat perindukan di sawah, saluran irigasi dan anak
sungai di pedalaman, terlebih air yang mengandung jerami busuk.
Termasuk day biter dan tempat istirahatnya di rumah, kandang atau
semak.

DAERAH IRIAN JAYA:

❖ Anopheles farauti : menyukai air tawar dan air payau. Tempat perindukan di tepi
sungai, rawa, genangan hujan, kolam. Termasuk night biter mengisap darah malam
hari dan dini hari. Beristirahat di luar dan di dalam rumah.
❖ Anopheles punctulatus : tempat perindukan di genangan air, tepi sungai. Termasuk
night biter.
DI KALIMANTAN :

❖ Anopheles balabacensis: tidak memilih tempat perindukan seperti air di tanah


bekas injakan kaki, kolam, sungai kecil

DI SULAWESI, NTT, PAPUA

❖ Anopheles barbirostris : di tempat berair yg banyak ditumbuhi tanaman, baik


sekitar rumah, day biter. Merupakan vektor di daerah sawah dan irigasi.

GEJALA UTAMA “Trias Malaria"

❖ STADIUM MENGGIGIL
Pasien kedinginan sampai menggigil. Nadi cepat tapi lemah, pada anak biasanya
didapatkan kejang.
❖ STADIUM PUNCAK DEMAM
Suhu tubuh naik hingga 41 dercel sehingga menyebabkan pasien kehausan. Sakit
kepala, mual dan muntah, nadi berdenyut keras. Stadium ini berlangsung 2-6 jam
❖ STADIUM BERKERINGAT
Pasien berkeringat banyak sampai basah, suhu turun drastis bahkan di bawah
ambang normal. Penderita dapat tidur nyenyak dan saat bangun merasa lemah tapi
sehat.

Pemeriksaan fisik yang ditemukan diantaranya splenomegali, hepatomegali dan anemia.

MALARIAN BERAT

Menurut WHO, malaria berat adalah malaria yg disebabkan oleh infeksi Plasmodium
falcifarum dan Plasmodium vivax akseksual dengan satu atau lebih komplikasi. Tetapi
plasmodium vivax jarang ditemukan pada kasus ini :

1. Malaria cerebral 6. Syok


2. Malaria berat 7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, traktus digestivus
3. Gagal ginjal akut 8. Kejang berulang
4. Edema paru 9. Asidemia atau asidosis
5. Hipoglikemi 10. Makroskopis hemoglobinuri

DEMAM BERDARAH DENGUE

Pengertian DBD

Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari
tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda
perdarahan dikulit berupa bintik perdarahan (ptekhiae), lebam (echy. mosis) atau
ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran
menurun atau shock.
Penyakit Demam Berdarah dibagi menjadi :

1. Demam Dengue
2. Demam Berdarah Dengue
3. Dengue Shock Syndrome

CARA PENULARAN DAN MASA INKUBASI

Secara umum ditularkan melalui siklus nyamuk Aedes aegypti, dapat juga melalui
Aedes albopictus yang hidup di kebun-kebun.ditemukan di seluruh pelosok di
Indonesia kecuali di tempat dengan ketinggian > 1000 m diatas permukaan laut.
Masa Inkubasi : dari 3-14 hari, biasanya 4-17 hari.

Gambar1 Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti

Gambar 2 Siklus penularan DBD


PERIODE PENULARAN

DBD tidak ditularkan langsung dari orang ke orang, nyamuk terinfeksi virus saat
menggigit penderita yang sedang dalam periode viremia, yaitu 2 hari sebelum
panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari
setelah menghisap darah penderita yang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan
tetap infektif selama hidupnya.

KEKEBALAN DAN KERENTANAN

Semua orang rentan terhadap penyakit ini, penderita yang sembuh dari infeksi
dengan satu jenis infeksi akan memberikan imunitas homolog seumur hidup tetapi
tidak memberikan perlindungan perlindungan terhadap infeksi serotipe lain.

BIOLOGI NYAMUK AEDES AEGYPTI

❖ berwarna hitam dengan bercak-bercak putih pada kakinya dan perut, pada
thorax ada gambar piala
❖ hidup di air bersih (nyamuk elite) di penampungan air disekeliling rumah
❖ didalam rumah: tempayan/gentong, bak kamar mandi/wc, jambangan/vas,
pot tidak berlubang, alas pot, tempat minum di kurungan burung
❖ diluar rumah: drum penampung air hujan, ban bekas, kaleng bekas,
pecahan botol, piring, pot tidak berlubang, ember bekas, dsb.

KARAKTERISTIK VEKTOR

- Ae.aegypti dianggap efisien sebagai penular, mengingat nyamuk tersebut


mempunyai kebiasaan yg mendukung.
- Nyamuk betina menularkan virus sepanjang hari, setelah menghisap darah
dari orang yang terinfeksi (yang berisi virus).
- Nyamuk Aedes mempunyai kebiasan kontak untuk mencari makan:
Antrofofilik dan endofagik.
- Biasanya < 1000 meters, tetapi di India dapat mencapai ketinggian 2121
m, di Colombia dapat sampai 2200 meter.
- Vektor lain: Ae.albopictus, Ae.polynesiensis and Ae.scutellaris.
- Ae.aegypti banyak terdapat di pusat kota/kota pelabuhan, yang tetap ada
sepanjang tahun.
- Tempat bertelur di kontainer (TPA). Breeding place Ae.aegypti : In door
(TPA : bak air, tandon air); outdoor : drum, kaleng bekas --> lebih
menyukai tempat warna gelap, terlindung sinar mthr, berisi air tawar
jernih dan tenang.
- Perkembangan dari telur menjadi nyamuk dewasa melalui beberapa
perubahan bentuk.
- Kebiasaan terbang: dekat dengan permukaan tanah (40 - 2.000 meter) -
-> 100 m
- Kebiasaan menggigit pada siang (8.00-12.00/ 15.00-17.00); penghisapan
darah dapat berpindah-pindah dalam waktu cepat. (Tempat penularan
yang cepat di pusat keramaian : sekolah, rumah sakit, gedung bioskop,
pasar dll).

PERILAKU

❖ KEBIASAAN MENGGIGIT:
MENGGIGIT PADA SIANG HARI, KARENA TINGGAL DI DALAM RUMAH, NYAMUK
TAKUT PADA MATAHARI, JAM 6.30 – 22.00.
❖ KEBIASAAN HINGGAP:
HINGGAP PADA PAKAIAN YANG BERGANTUNGAN, PADA KAIN GELAP, TEMPAT YANG
GELAP DAN LEMBAB, ISTIRAHAT UNTUK MEMATANGKAN TELUR.
❖ KEBIASAN KAWIN DAN BERTELUR:
▪ KAWIN SEGERA SETELAH JADI NYAMUK, NYAMUK JANTAN LAHIR DULU
DAN MENUNGGU, JK YANG BETINA KELUAR LGS KAWIN
▪ SEGERA SETELAH KAWIN BETINA MENHISAP DARAH DAN ISTIRAHAT 3
HARI UNTUK MEMATANGKAN TELUR
▪ MENCARI TEMPAT PERINDUKAN DIMANA IA LAHIR DAN BERTELUR PADA
DINDING PENAMPUNGAN, TELUR DILEKATKAN PADA DINDING. DINDING
DISIKAT JK MENGURAS.

PENEMUAN KASUS DBD

Definisi Kasus

1. Klinis
- Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung terus
menerus selama 2-7 hari.
- manifestasi perdarahan:
▪ Uji torniquet positif
▪ Ptekiae
▪ Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
▪ Hematemesis dan atau melena
- Terdapat pembesaran hati
- Syok

2. Labotratorium

1.Trombositopenia (100.000 n/<) 2. Peningkatan hematokrit ≥ 20%


1. PROBABEL

❖ Demam yang mendadak


❖ Ditambah 2 atau lebih gejala penyerta:
- Nyeri kepala - Nyeri belakang bola mata
- Nyeri otot dan tulang - Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan - Leukopeni
- Uji HI > 1280 atau Ig M/Ig G pos
- Di lokasi tempat tinggal ada kasus konfirm

2. CONFIRMED

❖ Kasus yang telah dikonfirmasi dengan pem. Lab, dengan kriteria


- Isolasi virus Dengue dari serum atau sampel otopsi
- Peningkatan titer antibodi 4 kali/>
- Pemeriksaan PCR Ag virus pos.
3. REPORTABLE
Setiap kasus DD baik yang probabel atau confirmed harus dilaporkan ke
Dinas Kesehatan.

DIAGNOSA KERJA DBD

Dua kriteria klinis pertama (Demam dan manifestasi perdarahan) ditambah satu dan
kriteria laboratorium (atau hanya peningkatan hematokrit)

DIAGNOSA KONFIRM DBD

▪ Identifikasi virus (Isolasi virus, PCR) dan atau


▪ Peningkatan titer anti bodi 4 kali pada pasangan stadium akut dan
konvalesen.

DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
UPAYA PENGENDALIAN

1. Pencegahan
2. Penemuan kasus dan penatalaksanaan kasus (EDPT), pelaporan
3. Penyelidikan epidemiologi dan pengamatan, penanggulangan seperlunya
4. Penanggulangan lain
5. Promosi Kesehatan

PENANGGULANGAN SEPERLUNYA

❖ Dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat


❖ Bila ditemukan penderita tersangka demam berdarah dengue lainnya atau
ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan
ditemukan jentik (≥ 5%) dilakukan penyemprotan insektisida (2 siklus
interval satu minggu) disertai penyuluhan di rumah penderita/tersangka
dan sekitarnya dalam radius 200 meter.
❖ Bila terjadi KLB dilakukan penyemprotan dan penyuluhan diseluruh
wilayah terjangkit

Anda mungkin juga menyukai