Anda di halaman 1dari 39

PEMUPUKAN BERIMBANG LAHAN SAWAH UNTUK

TANAMAN PADI, JAGUNG DAN KEDELAI

BALAI PENELITIAN TANAH


DAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
Latar Belakang
• Ketersediaan lahan sawah makin berkurang, konversi ke lahan non pertanian
• Kebutuhan pangan meningkat  jumlah penduduk bertambah
• Kesuburan tanah menurun  C-org sawah rendah
• Terjadi penurunan efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk
• Sementara penggunaan bahan organik sebagai bahan pembaik tanah ditinggalkan
• Pemupukan sangat penting untuk meningkatkan produksi  kurang tepat (dosis,
waktu, jenis dan cara pemupukan)
• Berlebihan tidak seimbang (pupuk N)  mudah rebah, serang hama penyakit,
hasil tidak optimum
• Kurang, tanaman kuning, kerdil  hasil tidak optimum
• Kesuburan tanah sawah tidak sama  perbedaan sifat tanah, pengelolaan oleh
petani, hasil beda
• Pemupukan harus tepat dosis, jenis, waktu, cara
• Dosis pupuk  status hara tanah (peta status hara tanah, PUTS)
PERMASALAHAN UMUM
PERTANIAN
• Pelandaian produktivitas lahan
pertanian (levelling off), mulai
tahun 1987
• Trend peningkatan produktivitas
jauh lebih rendah dari trend

Konsumsi pupuk di Indonesia periode1975-2005


jumlah pupuk ditambahkan
• Rendahnya efisiensi penggunaan
pupuk
• Jumlah pupuk lebih tinggi untuk
menghasilkan produk yang sama
KONDISI TANAH PERTANIAN SAAT INI
• Asupan bahan organik rendah (pupuk organik tidak
diberikan, sisa tanaman dibakar atau dibawa ke tempat
lain, pertanian intensif)
• Tercemar pestisida, logam berat, limbah pabrik,
polutan lainnya,
• Sifat kimia, fisik, biologi tanah rusak
• Pupuk kimia makin mahal namun aplikasi berlebihan
sehingga petani rugi, pencemaran lingkungan
• Bagaimana bisa berproduksi dengan maksimal dan
produknya sehat??

Prof. Iswandi Anas Seminar Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, BBPPSDL 22
Status C-organik lahan sawah
• C-organik lahan sawah
rendah
• Jerami dibuang atau dibakar
• Daya sangga tanah semakin
turun
• Efektivitas pupuk dan
efisiensi pemupukan
menurun
• Terjadi pelandaian
produktivitas
KESUBURAN LAHAN SAWAH

• 45% Lahan sawah mempunyai C-


organik < 1,5%, dan 65% <2%
• Hara N  faktor pembatas
pertumbuhan padi dan jagung
• 57% lahan sawah hara N <0,2%
• Pengelolaan  tanpa bahan
organik dan pupuk N cukup
tinggi
• Hara P  49% Tinggi dan 39%
Sedang
• Hara K  46% Tinggi dan 46%
Sedang
PENYEBARAN TANAH TINGKAT ORDO
DI INDONESIA

Iklim basah, bahan induk masam Iklim kering, bahan induk basa

Iklim basah, bahan induk masam Iklim kering, bahan induk basa
Tantangan Pertanian ke depan
• Degradasi dan Penurunan Kesuburan Lahan
• Konversi dan Fragmentasi Lahan
• Sistem sewa/gadai lahan sawah
• Kelangkaan/Keterbatasan Lahan Subur
• Variabilitas & Perubahan Iklim
• Terbatasnya infrastruktur (irigasi, jalan usahatani,dll)

Peningkatan produktivitas:
INOVASI 1. Benih unggul bermutu
TEKNOLOGI 2. Pemupukan berimbang ramah
lingkungan
PERTANIAN
3. Pengendalian OPT
4. Penanganan Panen dan pasca panen
Model pemupukan
35
30
Pengaruh pemupukan dipengaruhi:
- Status hara tanah
Hasil tanaman (t/ha)

25
20 - Kemasaman tanah
15
- Sifat fisik dan biologi tanah
10
5
- Jenis tanaman & varietas
0 Pengaruh pemupukan pada tanah
0 100 200 300 400
sangat spesifik
Model I Dosis pupuk
Peningkatan dosis pupuk tidak selalu
25
meningkatkan hasil tanaman (Model I)
20
Pada saatnya akan terjadi peningkatan
Hasil tanaman (t/ha)

15
dosis yang tidak meningkatkan hasil
(Model II):
10
-Akan terjadi pemborosan pupuk
5
- pendapatan petani menurun
0
0 100 200 300 400

Model II Dosis pupuk


PETA KADAR C-ORGANIK TANAH

www.litbang.pertanian.go.id
Perbaikan tanah
• Saluran drainase dan irigasi
diperbaiki  intermiten
• Optimalisasi pengolahan
tanah
• Pemberian bahan pembenah
tanah : pemberian gypsum,
kapur/dolomit, bahan
organik, dan biochar
PEMUPUKAN BERLEBIHAN  TIDAK EFISIEN,
KETIDAKSEIMBANGAN HARA TANAH

12
Pemupukan Berimbang
KONSEP PEMUPUKAN BERIMBANG
• Pemberian pupuk ke dalam tanah dengan
jumlah dan jenis hara sesuai dengan tingkat
kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman
untuk mencapai hasil yang optimal
• Tidak semua hara harus ditambahkan,
tambahkan yang dibutuhkan
• Kombinasi pupuk anorganik dengan
bahan/pupuk organik untuk mendapatkan
produksi optimal
PRINSIP PEMUPUKAN BERIMBANG
 Tepat Dosis
• Sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman yang
ditetapkan dengan uji tanah, dan rata-rata hasil
 Tepat Waktu
• Diberikan saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak
 Tepat Cara
• Penempatan pupuk di lokasi dimana tanaman secara efektif
mengakses hara
 Tepat Jenis/Bentuk
• Formula pupuk an-organik sesuai kesuburan tanah dan kebutuhan
tanaman
• Bentuk pupuk  pupuk tunggal, pupuk majemuk, atau kombinasi
pupuk tunggal dan majemuk

www.litbang.pertanian.go.id
HUKUM MINIMUM LIEBIG’S

K Produksi
optimum

P
Cukup
Kahat
SIKLUS HARA ERUPSI
HUJAN

TERANGKUT PANEN

PUPUK
TANAMAN

HARA TANAH
Sisa tanaman dan biota tanah
HARA TANAH
TAHAPAN KEBUTUHAN HARA PADI
Anakan Pembentukan malai
maksimum Pembungaan
pre-tillering Pemasakan
biji
seedling
(transplanting)

Menjaga
Pertumbuhan dan
kesehatan
anakan optimum
kecambah tanaman
Awal •Tahap kritis
pertumbuhan •Pupuk N optimal Malai dan
dibutuhkan •Sedikit N gabah sehat
tanaman
•Setengah dosis K dan bernas
Pupuk N sedikit
diberikan •Tidak ada
Pupuk P diberikan aplikasi pupuk
semua
Setengah dosis K
diberikan
Pemupukan Berdasar Rekomendasi
Pupuk
Hasil gabah
250 kg urea + 100 kg SP- 6 ton gabah mengangkut
36 + 100 kg KCl
N = 112 kg N = 114 kg

P2O5 = 36 kg P2O5 = 36 kg
K2O = 60 kg K2O = 114 kg

TANAH

N = 0 kg Pemupukan
P2O5 = 0 kg berimbang
K2O = 18 kg + 36 kg (irigasi)
Unsur Hara Esensial Tanaman :
Hara makro primer, makro sekunder, mikro dan
beneficial element (Si, Co)

Konsep
Pemupukan
Berimbang

Hara esensial : 16 unsur


Unsur hara makro: N, P, K, Ca,Mg, S
Unsur hara mikro: B, Cu, Fe, Na, Mn, Mo, Zn, Ni, Cl
Beneficial element: Si, Co, dan lain belum diketahui

Penemuan unsur-unsur hara bermanfaat


untuk tanaman sangat diperlukan
MANFAAT PEMUPUKAN BERIMBANG

 Meningkatkan produktivitas dan mutu


hasil tanaman
 Meningkatkan efisiensi pemupukan
 Meningkatkan kesuburan tanah & lestari
 Menghindari pencemaran lingkungan

www.litbang.pertanian.go.id
JENIS PUPUK
• Pupuk an-organik :
– Pupuk tunggal: Urea, SP-36 dan KCl
– Pupuk majemuk : NPK Phonska 15-15-15 ; NPK
Pelangi 20-10-10 ; NPK Kujang 30-6-8
• Pupuk organik :
– Jerami yang dikomposkan
– Kotoran hewan yang dikomposkan
• Pupuk hayati
Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi pemupukan
• Drainase sawah yang jelek
• Bidang olah tanah yang dangkal
• Kekeringan dan kebanjiran
• Pengaruh intrusi air laut
• Rendahnya kandungan bahan organic
• Kemasaman tanah  Al, Fe dan Mn
REKOMENDASI PEMUPUKAN
BERIMBANG
BAGAIMANA MENENTUKAN REKOMENDASI YANG
TEPAT DAN EFISIEN?

 Didasarkan pada tingkat kesuburan tanah


dan kebutuhan tanaman:
• status hara rendah dipupuk banyak
• status hara sedang dipupuk sedang
• status hara tinggi dipupuk sedikit

www.litbang.pertanian.go.id
Rekomendasi pemupukan
• Peta status hara P dan K tanah
• Produktitas padi (rata-rata 5 musim yang
sama)
• BWD  Bagan Warna Daun
• Kalender tanam terpadu
• Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
• Perangkat Uji Pupuk (PUP)
STATUS HARA TANAH
• Tingkat kesuburan tanah  jenis tanah, iklim,
pengelolaan petani
• Dosis pupuk  tinggi, sesuai, rendah
• Bahan organik: jerami sisa hasil panen, pupuk
kandang
• Jenis tanah  tekstur, warna
• Peta Status  hara P & K tanah dan C-organik
• Rekomendasi  padi, jagung dan kedelai
PETA STATUS HARA P DAN K LAHAN
SAWAH DI JAWA BARAT
Kelas status Kadar hara P Dosis
hara P tanah terekstrak HCl 25% rekomendasi

mg P2O5/100 g kg SP-36/ha
REKOMENDASI
PUPUK P Rendah < 20 100
Sedang 20 – 40 75
Tinggi > 40 50

Dosis rekomendasi
Kelas Kadar hara
status hara terekstrak HCl Dengan Tanpa
REKOMENDASI K tanah 25% Jerami Jerami
PUPUK K
mg K2O/100 g kg KCl/ha
Rendah < 10 50 100
Sedang 10 – 20 0 50
Jerami 5 ton/ha
Tinggi > 20 0 50
Status PK Urea SP-36 KCl
REKOMENDASI
PUPUK JAGUNG kg/ha
RR 350 250 100
(9 kombinasi RS 350 250 75
status hara) RT 350 250 75
SR 350 175 100
SS 350 175 75
ST 350 175 75
TR 350 100 100
TS 350 100 75
TT 350 100 75
Status PK Urea SP-36 KCl
REKOMENDASI PUPUK KEDELAI kg/ha
(9 kombinasi status hara)
RR 50 100 100
RS 50 100 75
RT 50 100 75
SR 50 75 100
SS 50 75 75
ST 50 75 75
TR 50 50 100
TS 50 50 75
Contoh Rekomendasi Dosis Pupuk Berdasarkan
Status Hara dan Target Produksi

 Urea untuk memenuhi kebutuhan N (tergantung produktivitas atau target hasil)


 Bila hanya menggunakan NPK 15-15-15 terutama pada status PK tinggi atau P
tinggi K sedang  akan terjadi kelebihan hara P dan K
REKOMENDASI PUPUK N LAHAN SAWAH
• Ditentukan berdasarkan tingkat produktivitas padi
sawah.
– Produktivitas < 5 t/ha = 200 kg urea/ha
– Produktivitas 5 – 6 t/ha = 250 kg urea/ha
– Produktivitas > 6 t/ha = 300 kg urea/ha
• Selain data produktivitas, juga
mempertimbangkan potensi hasil padi yang
ditanam serta peningkatan hasil padi yang
diharapkan
• Jagung 350 – 400 kg urea/ha
• Kedelai 25-50 kg urea/ha
Rekomendasi Pemupukan N menggunakan
Bagan Warna Daun (BWD)
Perangkat Lunak Penetapan Rekomendasi Pemupukan

• AgriDSS
KALENDER TANAM TERPADU
(Plus Rekomendasi Pupuk)
1. PUTS (Perangkat Uji tanah Sawah)
• Alat bantu untuk mengukur
kadar hara tanah sawah
secara cepat di lapang
• Parameter penetapan : N, P,
K, dan pH
• Dilengkapi dengan
rekomendasi pemupukkan
pupuk N, P dan K untuk padi
sawah
Hasil padi dengan penggunaan PUTS di Kec. Buahdua, Sumedang

Keltan Cibentar, Cibitung Keltan Mulya Senepa, Cilengkap


PENUTUP
• Pemupukan berimbang berdasarkan karakteristik tanah
dan kebutuhan tanaman perlu dilakukan untuk
meningkatkan produksi tanaman, efisiensi pemupukan,
dan mengurangi pencemaran lingkungan.
• Perbaikan tanah sebelum pemupukan perlu dilakukan
untuk meningkatkan kesuburan tanah.
• Pupuk anorganik diberikan ke tanah sesuai dengan
status hara tanah
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

www.litbang.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai