Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Peternakan Indonesia.

, I 2(2): I I 2- I 23, 2007 ISSN: 1907-1760

Isolasi dan Karakterisasi Selulase dari Trichoderma Viride dan


Rhizopus $pp dengan Substrat Jerami Padi

Montesqrit
Jurusan Nutrisi Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang

Abstract
The objectit,es of this study v,ere to isolated and produce cellulase from soil molcls and to
characlerize the enzyme. The strain,s of ntold isolated .from soil, namely Rhizctpu,s spp
and one cultured mold, Trichoderma viride, was used to produce the enzymes. Medium
for enzyme production consisted of NHTNO:, KCl, :FeSOaTH2O, MgSOaTH2O, CuSOt
2H2O and rice straw as a sole source of curbon @H 5.15). Culture v'as done at 2{)C
for 5,8,1I and I4 days with shaking at 150 rpm. Using this method cellulase production
was optimum at Il days with substrat concenlration af 1.5%.for T. viride culture.
However the optimutn production of cellulase for Rhizopus spp culture were three davs
shorter than culture of T viride with substrat concentration of L5 and Iok respectively.
Temperature and pH optimal activity of cellulases were as .follov, : cellulase from T.
viride at temperature 600C and pH 5 and cellulase from Rhizopus spp at temperature
500C and pH 5. I4rhile temperature and pH stability of cellula,ses were as follow :
cellulase from T. viride at temperature 30 - B00C and pH 3 - 7 and cellulase from
Rhizopus spp at temperature 30 - 800C and pH 3 6. It was conclutled lhat moltJs cun
grow on rice straw as a sole source ofcarbon produce cellulases.

Key words : cellulases, mold, rice straw


Pendahuluan berasal dari kapang yang diisolasi
dari tanah dengan menggunakan
Kemungkinan untuk
meng- bahan limbah berserat sebagai satu-
ekstraksi enzim dari mikroorganisme satunya sumber karbon dalam media
tanah di Indonesia cukup terbuka, hal tumbuh.
ini disebabkan karena jenis tanah Enzim dapat diproduksi dengan
yang ada berbeda-beda dan juga cara mengekstraksi dari tanaman,
karena banyaknya tersedia limbah hewan dan mikroorganisme.
hasil pertanian untuk media tumbuh Memproduksi enzim dari mikroba
dan substrat fermentasi. Hasil lebih menguntungkan karena mudah
penelitian sebelumnya telah diisolasi dibiakkan, mempunyai kecepatan
kapang dari tanah dengan meng- tumbuh yang tinggi dan mudah
gunakan jerami padi sebagai sumber dikontrol pertumbuhannya (Darwis
karbon (Soetjiharto, 1997). Kapang dan Sukara, 1990). Menurut
tersebut dapat ditumbuhkan pada Landecker (1972) diantara mikro-
media yang mengandung limbah organisme tanah yang ada ternyata
berserat hasil pertanian dan diduga kapang merupakan spesies yang
dapat menghasilkan enzim selulase. paling tinggi kemampuan hidupnya
Enzim selulase dapat dipakai untuk dan juga daya bersaing tinggi
memecah ikatan lignoselulosa dari dibandingkan lainnya. Hal ini
limbah berserat hasil pertanian disebabkan oleh laju pertumbuhan
sehingga dapat dimanfaatkan oleh dan germinasi yang tinggi, efisiensi
ternak dengan baik. Selama ini tingkat metabolik yang tinggi dalam
belum banyak penelitian yang menghasilkan enzim serta mem-
memanfaatkan enzim selulase yang punyai kemampuan memproduksi

Montesqrit": Isolasi dan karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp
Montesqrit: Isolasi dan karqkteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp 1 13

senyawa tertentu seperti antibiotik pertanian dipengaruhi oleh pemilihan


yang bersifat toksik bagi mikro- mikroorganisme, jenis substrat dan
organisme lainnya. sistem kultivasi. SelanjutnYa
Mikroorganisme Penghasil Jorgensen dan Cowan (1989)
enzim selulase adalah kaPang dan menyatakan dalam ekplorasi enzim
bakteri. Kapang meruPakan Peng- dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
hasil enzim selulase dan ligninase komposisi substrat, kosentrasi
yang paling sering diteliti. Kapang substrat, ketersediaan substrat, dosis
yang baik untuk memProduksi enzim enzim, waktu, pH dan temPeratur.
selulase adalah Trichoderma reesei, Teknologi pemanfaatan enzim
T. viride, T. koninggii, Aspergillus mendapat prioritas untuk di-
terreus, A niger, Penicillium kembangkan di Indonesia karena
verruculosum, P fumiculosum, banyaknya limbah berserat hasil
Fusarium sola dan Phanerochaeta pertanian yang dapat digunakan
chrysosporium (Enari, 1983). sebagai media tumbuh mikroba.
Dibandingkan dengan kaPang, Hambatan utama Pengembangan
spesies bakteri dianggaP kurang teknologi enzim terletak Pada
efisien digunakan sebagai penghasil tingginya biaya produksi enzim,
enzim selulase, selain itu sedikit sehingga nilai ekonomi enzim Yang
sekali data tentang bakteri penghasil dihasilkan menjadi sangat mahal.
enzim ini. (Aunstrup, 797 9). Pemanfaatan limbah industri hasil
Kondisi yang berPengaruh pertanian seperti jerami padi sebagai
dalam produksi enzim dari media tumbuh mikroorganisme
mikroorganisme adalah pH dan suhu pengganti bahan-bahan kimia sintetik
fermentasi. Nilai pH optimum untuk yang mahal, merupakan salah satu
memproduksi enzim bervariasi, cara untuk mengurangi biaya
tergantung pada jenis kaPang, produksi. Tujuan dari penelitian ini
macam fermentasi dan substrat yang adalah untuk mengekstraksi selulase
digunakan. Bagi fermentasi cair dari kapang tanah dengan jerami padi
selain macam substrat, jumlah sebagai media tumbuh serta untuk
selulosa yang digunakan Perlu mempelajari sifat sifat enzim
diperhatikan. Apabila digunakan tersebut.
terlalu banyak maka pengadukan
media selama fermentasi kurang Materi Dan Metode
sempuma, sebaiknya digunakan
selulosa maksimum sebanyak l0 % Penelitian ini dilaksanakan
(Tangrru et a|.,1981). dengan menggunakan bahan-bahan
Sebagai sumber karbon di kimia yang tersedia secara komersil
dalam media tumbuh mikro- meliputi: larutan mineral untuk
organisme penghasil selulase medium fermentasi yang terdiri dari:
digunakan selulosa murni dan alami. NH+NO:, KCl, FeSO+.7HzO, MgSOa
Selulosa alami yang biasa digunakan
7H2O, CuSO+, ekstrak ragi dan

merupakan limbah hasil Pertanian,


pepton. Mikroorganisme yang
seperti serbuk gergaji, jerami padi, digunakan dalam penelitian ini
adalah 2 ienis kapang yakni kaPang
bagas tebu dan sebagainYa (Chahal,
1985). Menurut Considine dan yang di isolasi dari tanah (kaPang
Rhizopus spp) dengan menggunakan
Coughlan (19S9) hasil dan komposisi
jerami padi sebagai satu - satunYa
enzim yang diproduksi dari limbah

Jurnal Feternakan Indonesia, I2(2): I t2-123, 2007 ISSN:1907-1760


ll4 Montesqrit: Isolasi dsn karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp

sumber karbon dalam media M (pH 7) dan siap digunakan untuk


tumbuhnya (Soetjiharto, 1997) dan penelitian selanjutnya.
kapang komersial Trichoderma Pengaruh pH dan Suhu terhadap
viride yang diperoleh dari Aktivitas dan Stabilitas Enzim
Laboratorium Biotekhnologi LIPI
Bogor. Penentuan pengaruh pH
terhadap aktivitas enzim optimum
Isolasi Enzim
ditentukan dengan cara menem-
Untuk isolasi enzim digunakan patkan enzim dalam berbagai pH
media yang terdiri dari 0,5 % antara pH 3 sampai 9 dan di ukur
NH+NO:, 0,05 % KCl, 0,001 % aktivitas enzimnya, sedangkan untuk
FeSO+7HzO, 0,05 % MgSO+7HzO mengetahui pengaruh suhu terhadap
dan 0,0001 % CUSO+ 2HzO (Ramli, aktivitas enzim optimum dilakukan
1995) dan sebagai satu-satunya dengan cara mengukur aktivitas
sumber karbon digunakan jerami enzim dalam berbagai suhu yaitu
padi dengan konsentrasi 0,5, 1, 1,5 suhu 30,40,50, 60,70 dan 800C.
dan 2 o/o. Satu lup bahan kapang Pengamatan pengaruh pH
ditumbuhkan ke dalam tabung yang tehadap stabilitas er^zim dilakukan
telah berisi media, di inkubasi dengan cara menempatkan filtrat
selama 4 hari dengan goyangan pada enzim dalam 0,05 M buffer-buffer
suhu kamar, kemudian di transfer ke pada berbagai pH selama 24 jam
erlenmeyer 250 ml yang berisi media pada suhu 5oC kemudian di ukur
dan substrat jerami padi dan di aktivitasnya. Untuk melihat
inkubasi dengan goyangan selama 5, pengaruh suhu terhadap stabilitas
8, 11 dan 14 hari pada suhu kamar. enzim dengan cara menempatkan
Supernatan sebagai enzim kasar enzim pada suhu 30. 40. 50, 60. 70
diperoleh dengan cara sentrifugasi dan 800 C selama beberapa menit dan
pada kecepatan 3000 rpm selama 20 kemudian di ukur aktivitasnva
menit dzrn kemudian di ukur aktivitas (Ramli, 1995). Pengukuran aktivitas
carboxy methyl celulase (CMC-ase), enzim dilakukan sama seperti
B glukosidase dan filter paperase prosedur sebelumnya.
(FP-ase) menurut metode Mandels e/ Dalam pengujian aktivitas
al (1976a). Konsentrasi substrat dan enzim digunakan CMC, salisin,
waktu fermentasi yang dapat kertas whatman no.l, buffer sitrat,
menghasilkan aktivitas optimum DNS (3,5. Dinitro salicylic acid).
dipakai untuk metoda penelitian Penentuan pengaruh suhu terhadap
enzim selanjutnya. aktivitas enzim digunakan berbagai
Ekstraksi Enzim
buffer seperti buffer sitrat 0,05 M,
buffer posfat 0,05 M dan buffer borat
Supematan dari masing-masing 0,05 M.
enzim direaksikan dengan amonium
sulfat dengan kejenuhan 50 - 60 %
Hasil Dan Pembahasan
dan kemudian di sentrifugasi pada
kecepatan 10.000 rpm selama 15 Penentuan Konsentrasi Substrat
menit pada suhu 4oC. Endapan dan Lama Fermentasi
sebagai enzim kasar yang diperoleh
Pengaruh konsentrasi substrat
dilarutkan dalam buffer phosfat 0,01
jerami padi (0, 0,5, 1,0, 1,5 dan2oh)
dalam medium f-ermentasi terhadap

Jurnal Peternakan Indonesia, I2(2): I I2-123, 2007 ISSN: 1907-1760


Montesqrit: Isolasi dan karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp I 15

aktivitas carboxy metyl celulase konsentrasi selulosa 1,5 % tanpa


(CMC-ase), p-glukosidase dan hlter pengontrolan pH, dan penurunan pH
paperase (FP-ase) yang dihasilkan akan diikuti dengan penurunan
dari kapang T. Viride, dan Rhizopus aktivitas enzim.
spp dapat dilihat pada Gambar 1. Pemakaian konsentrasi sub-
Aktivitas selulase (CMCase, p strat 0 % ternyata tidak dapat
glukosidase dan FP-ase) optimum menghasilkan enzim selulase
dari kapang Z. viride terjadi pada (aktivitas CMC-ase, p-glukosidase
pemberian konsentrasi substrat 1,5 oA dan FP-ase tidak dapat dideteksi).
(Gambar 1A) sedangkan pada Hal ini menunjukkan bahwa kedua
kapang Rhizopus spp aktivitas kapang tersebut dalam menghasilkan
selulase optimum terjadi pada selulase perlu adanya induser untuk
pemberian konsentrasi substrat l,A o merangsang terbentuknya enzim.
(Gambar 1B). Menurut Gong dan Tsao (1979)
Pemberian konsentrasi substrat induser terhadap sintesis enzim
di atas 1,5 o untuk kapang T. viride selulase pada mikroba yaitu
dan l,0o/o untuk kapang Rhizopus spp selobiosa. selulosa, sophorosa dan
pada medium fermentasi menye- laktosa, kesemuanya dapat di-
babkan terjadinya penurunan ak- gunakan sebagai sumber karbon oleh
tivitas selulase dari semua kultur mikroba tersebut. Selanjutnya
yang digunakan. Hal ini ke- ditambahkan oleh Chalhal (1985)
mungkinan disebabkan dengan selulosa alami yang merupakan
meningkatnya konsentrasi jerami limbah hasil perlanian seperti: jerami
padi yang ditambahkan menye- padi. serbuk gergaji, ampas tebu dan
babkan medium ferrnentasi menjadi sebagainya dapat digunakan sebagai
agak kental serta pengadukan media sumber karbon oleh mikroba
selama fermentasi kurang sempurna penghasil selulase.
sehingga menimbulkan masalah Dari hasil pengukuran ak-
dalam sirkulasi oksigen, selanjutnya tivitas selulase selama fermentasi
mengakibatkan pertumbuhan kapang terlihat bahwa fermentasi hari ke-14
terganggu dan produksi enzim per- pada kapang T. viride diperoleh
ml supematan rendah. Pemberian aktivitas selulase maksimum
konsentrasi substrat dibawah (Gambar 2A), hal ini didukung oleh
optimum menyebabkan terbatasnya hasil penelitian Ekawati (1993) yang
sumber karbon sehingga per- menyatakan bahwa aktivitas CMC-
tumbuhan kapang terganggu dan ase dan B glukosidase dari T reesei
aktivitas enzim menurun. Mandels sampai hari ke 11 masih mengalami
et al. (1976b) menyatakan produksi peningkatan, sedangkan pada kapang
enzim selulase darr T. reesei dalam Rhizopus spp aktivitas selulase
kultur batch akan mencapai hasil maksimum diperoleh pada lama
yang baik dengan menggunakan fermentasi 11 hari (Gambar 2B).

Jurnal Petelnakan Indonesia, I2(2):1 l2-123, 2007 ISSN: 1907-1760


116 Montesqrit: Isolasi dan karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp

0.12 0.12

0.10 0.10
) 0.08 0.08
N N

il jl
0.02 0.02

0.00 0.00
CMC-ase B glukosidase FP-ase CMC-ase B glukosidase FP-me
A B
s05#10E15tr2.0 1"05
.
'n
eill
Gambar 1. Aktivitas CMC-ase, Glukosidase dan FP-ase pada berbagai
B
konsentrasi substrat dari kapang T. viride (A) dan kapang Rhizopus
spp (B).

0.70 0.35
0.60 0.30

0.s0 3 025
N 0.40 0.20
o
G 0.30 0.15

0.20 0. r0
t
0. l0 0.05

0.00 0.00

-*CMC-ce --FBglukosidase --*-FP-ase *CMC-ase --*-Bgiukosidase -#FP-ase

Gambar 2. Pengaruh lama fermentasi terhadap produksi enzim oleh kapang Z


viride (A) dan kapang Rhizopus spp (B).

Dari kedua isolat kapang selulosa yang diserang enzim


terlihat bahwa hasil pengukuran selulase tersebut. Aktivitas FP-ase
aktivitas CMC- ase lebih tinggi yang diperoleh jugu lebih tinggi
dibandingkan dengan aktivitas p- dibanding aktivitas p-glukosidase.
glukosidase dan FP-ase. Aktivitas Rendahnya aktivitas B-glukosidase
CMC-ase terutama menunjukkan yang diperoleh dari kapang
aktivitas endoselulase yang secara Trichoderma didukung oleh
acak memutus ikatan pada bagian pernyataan Stenberg (1976) yang
amorf selulosa yang sangat mudah nrelaporkan bahwa Trichoderma
mengalami hidrolisis (Irawadi, menghasilkan B-glukosidase dalam
1991). Selanjutnya Mandels et al jumlah yang relatif rendah. Aktivitas
(1976a) menyatakan bahwa bagian
B-glukosidase maksimum dari
amorf selulosa dapat dihidrolisis kapang T viride diperoleh pada lama
dengan cepat dan kecepatan fermentasi 14 hari yaitu sebesar
hidrolisis ini akan menurun dengan 0,A73 IU/ml. Hasil ini mendekati
semakin banyaknya daerah kristal hasil penelitian Peiji (1987) yang

Jurnal Peteinakon Indonesia, 12(2): I l2-123, 2007 ISSN: 1907-1760


Montesqrit: Isolasi dan karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp t17

mendapatkan aktivitas B glukosidase ase yang dihasilkan enzim dari T.


dengan penggunaan substrat salisin viride dan Rhizopus spp
pada enzim T. reesei mutan R-10 menunjukkan bahwa nilai pH yang
sebesar 0.092 IU/ml. Breuil et al. menghasilkan aktivitas CMC-ase dan
(1986) menyatakan salisin atau FP-ase optimum terjadi pada pH 5
saligenin B-D-glukopiranoside sering untuk kedua enzim darr T. viride dart
dipakai sebagai substrat standar Rhizopus spp (Garnbar 3 dan Gambar
penentuan aktivitas B glukosidase. 4). Aktivitas selulase optimum yang
Aktivitas CMC- ase dari T viride diperoleh dari ke 2 macam enzim
dengan lama fermentasi l4 hari tersebut termasuk dalam kisaran
didapatkan sebesar 0,673 IU/ml. yang dinyatakan Kulp (1975) bahwa
Hasil ini lebih tinggi jika pH optirnum untuk aktivitas selulase
dibandingkan dengan penelitian adalah sekitar pH 4,5 - 6,5. Pada
Sutopo (1987) yang mendapatkan penelitian ini nilai pH yang
aktivitas CMC-ase dari T viride menghasilkan aktivitas selulase
dengan substrat fermentasi jerami optimum dari kapang T. viride
padi sebesar 0,541i IU/ml. Dari adalah pada pH 5, hasil ini
kedua enzim tersebut terlihat mendekati hasil penelitian Martin e/
aktivitas selulase dari kapang al (1987) yang mendapatkan
Trichoderma viride lebih tinggi dari aktivitas enzim optimum dari kapang
aktivitas kapang Rhizopus spp. T ree,sei yaitu pada kisaran pH 4,3 -
4,8.
Pengaruh pH terhadap Aktivitas Pada umumnya enzim hanya
dan Statrilitas Enzim
aktif pada kisaran pH yang terbatas.
Dua macam enzim kasar Adanya pH optimum yang dimiliki
(enzim dari kapang T. viride dan enzim atau menurunnya aktivitas
Rhizopus spp) yang telah diperoleh pada kedua sisi lainnya disebabkan
setelah diendapkan dengan amonium oleh turunnya afinitas atau stabilitas
sulfat pada tingkat kejenuhan enzim. Pengaruh pH pada aktivitas
optimum, diuji aktivitas dan enzim disebabkan oleh terjadinya
stabilitasnya terhadap pengaruh suhu perubahan tingkat ionisasi pada
dan pH. Pengaruh perubahan pH enzim atau substrat (lrawadi, 1991).
terhadap aktivitas CMC-ase dan FP-
100
100
Seo G90
f80 ;80
6tn
q)
-g
o
70
"60
o
-60
o
l!<n (u<n
A40
-t
.E
.Y
40

20 20

-4- sitrat -{- posfat --#borat --i- sitrat --G- posfat -*- Lxrrat

Gambar 3. Pengaruh pH terhadap aktivitas CMC-ase (A) dan FP-ase (B) pada
kapang T. viride

Jurnal Pe'ternakan Indonesia, 12(2):l I2-123, 2007 ISSN:1907-1760


118 Montesqrit: Isolasi dan karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp

100
100
G90 Fe0
;80 ;80
is 70 -g
o
70
(l,
L60 -60
o o
S50 Sso
'E
.E 40
,l J
40

20 20

345 6'789
pH

-i- sitrat --l-posfat --*- borat --*- sitrat --l-postbt -# boral

Gambar 4. Pengaruh pH terhadap aktivitas CMC-ase (A) dan FP-ase (B) pada
kapang Rhizopus spp

100
t00
90
se0
;80
s 80

.! 70 so 70
o
L60 ! 60
o o
E50 t6
't 50
'E .lo
I j
40
30
20 20
l4 56789
pH

* sitrat *-posfat -*- tnrat -*- sitrat --G* posfat --**boral

Gambar 5. Stabilitas enzim CMC-ase (A) dan FP-ase (B) pada berbagai pH dari
kapang T. viride

100 r00

P80
90
Fe0 RO

E7o E70
9oo o
Poo tt
lE50 \ GJU --.

;40 := 40
i30 t30 20
20

--i-sitrat *posfat *borat -<l- sitrat *-+- posl'at --*- tnrat

Gambar 6. Stabilitas enzim CMC-ase (A) dan FP-ase (B) pada berbagai pH
kapang Rhizopus spp

Jurnal P eternskan Indonesi a, I 2 (2) : I I 2 - I 2 3, 2 007 ISSN: 1907-1760


Montesqrit: Isolasi dsn karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp I 19

Pengaruh perubahan pH pada bahwa suhu optimum untuk kerja


stabilitas enzim pada suhu 4oC enzim selulase bervariasi tergantung
selama 24 jam menunjukkan bahwa pada jenis mikroba penghasil enzim
enzim dari kapang Rhizopus spp tersebut, tetapi pada umumnya
lebih stabil pada kisaran pH 3 - 6 selulase menunjukan suhu optimum
(Gambar 6) dan enzim dari kapang Z antara 50 - 600C. Aktivitas enzim
viride akan stabil pada kisaran pH 3 selulase optimum dari kapang T
7 (Gambar 5) dimana dapat reesei adalah antara 50 dan 550 C
menghasilkan aktivitas CMC -ase (Martin et al, 1987). Selanjutnya
dan FP-ase optimum. Hasil ini Mandels et al. (1976a) mendapatkan
mendekati dengan hasil penelitian bahwa aktivitas selulase dari T.
Okada (1985) yang mendapatkan viride pada suhu 60oC lebih tinggi
aktivitas CMC-ase yang dihasilkan bila dibandingkan dengan pada suhu
oleh l. niger dapat stabil selama 24 5ooc dan 4ooc.
jam pada suhu 4oC pada kisaran pH 5 Turunnya aktivitas pada suhu
sampai 8. dibawah suhu optimum diduga
disebabkan rendahnya afinitas antara
Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas
dan Stabilitas Enzirn enzim dengan substrat atau
rendahnya kecepatan awal
Untuk mengetahui pengaruh pemutusan kompleks enzim substrat.
suhu terhadap aktivitas enzim, maka Sedangkan turunnya aktivitas pada
enzim diternpatkan pada pH dan suhu diatas suhu optimum terutama
bufer yang menghasilkan aktivitas disebabkan menurunnya stabilitas
optimum, kemudian enzim tersebut enzim akibat panas. Pemberian panas
diinkubasikan pada suhu 30 sampai dapat menyebabkan putusnya
suhu 800 C dan diukur aktivitas sebagian besar ikatan-ikatan yang
enzimnya pada kondisi standar. kurang kuat pada struktur protein
Aktivitas CMC-ase dan FP-ase dari enzim, misalnya ikatan hidrogen
enzim T. viride akan mencapai yang membentuk tersier protein,
optimum pada suhu 60oC lcambar 7) yang akhirnya dapat menyebabkan
sedangkan enzim dari Rhizopus spp denaturasi pada enzim (Irawadi,
aktivitasnya akan mencapai optimum r eel ).
pada suhu 50oC (Gambar 8).
Mandels et al (1976a) menyatakan

100
Seo ,4.. se0
100

;80 \----. ;80


!70 --/ !70
E60 r'A
-t'' d,
r60
th
-^

I -s0 -g
-^
50
:E 40 :: 40
!30 *30
20
l0 40 50 60 70 80 30 40 50 60 10 80
Suhu Suhu

Gambar 7. Pengaruh suhu terhadap aktivitas cMC-ase (A) dan Fp-ase (B) pada
kapang T. viride

Jurnal Peternakan Indonesia, I2(2): I I2-123, 2007 ISSN:1907-1760


19 l)S Montesqrit: Isolasi dan karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp

rJa
100
ng t00
im Feo se0
;80
)'a ;80 (E/o
lm
a!
E60
/u
E60
a
im osn
(g ""
(!
f,
_-.
5(J

840 .: 40
T i3020
C =30
)'a
30 40 50 60

an Suhu
T.
roi
:b'
hu Gambar 8. Pengaruh suhu terhadap aktivitas CMC-ase (A) dan FP-ase (B) pada
kapang Rhizopus spp
hu
ga 100 100

tra Fe0 Gq0


au ;80 ;80
(E /(t
,'al 9oo 6rou
to
(E 5{)
o_-
a6 \t I
at.
:40 :: 40
da ! !,

na 20 20

-6lJ 30 40 50 60 '70 80 30 40 -s0 60 70 80

AS Suhu Suhu
)'a
ng Gambar 9. Stabilitas enzim CMC-ase (A) dan FP-ase (B) pada berbagai
:in dari kapang T. viride
en
100 t00
in, 3e0
se0
iln ;80 i:(!
IJU

.O /U /o
ii. 6L6U E60
o_-
r! \ll 8so
:: 40 :: 40
I s lft
20 20
50 60

Suhu

Gambar 10. Stabilitas enzim CMC-ase (A) dan FP-ase (B) pada berbagai suhu
dari kapang Rhizopus spp
Enzim dari kapang T. viride verrucaria masih menunujukkan
dan Rhizopus spp akan stabil jika aktivitas 20 % setelah dipanaskan
dipanaskan pada suhu 30 - 800 C pada suhu 100 o C selama 10 menit,
selama 10 menit (Gambar 9 dan 10). sedangkan enzim selulase dari
la Kulp (1975) menyatakan bahwa Rhizopus stolonifer masih aktif
enzim selulase sering menunjukkan setelah dididihkan selama 10 - 15
sifat tahan panas, sebagai contoh menit.
enzim selulase dari Myrothecium

Jurnal Peternakan Indonesia, 1 2(2) : 1 1 2- 1 2 3, 2007 lSSl'l: 1907-1760


Montesqrit: Isolasi dan kqrqkteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp 1Zl

Luasnya kisaran stabilitas optimum masing-masing pada pH 5


enzim terhadap suhu rnemungkinkan suhu 600 C dan pada pH 5 suhu 50 o
enzim tersebut dapat ditambahkan ke C.
pakan dan memudahkan enzim
Saran
tersebut dalam penyimpanan. Enzim
-enzim yang mempunyai ketahanan Perlu diteliti lebih lanjut
terhadap suhu tinggi dapat digunakan aktivitas enzim pemecah serat
lebih luas dalam industri pakan lainnya yang diproduksi oleh
ternak, enzim-enzim tersebut dapat Rhizopus spp dan Trichoderma
digunakan dalam proses pemeletan viride serta perlu diteliti lebih lanjut
bahan pakan. Simon (1996) pengaruh penambahan enzim
menyatakan bahwa enzim-enzim tersebut ke dalam pakan ternak yang
yang digunakan untuk pakan temak memakai limbah pertanian dan
mempunyai sifat-sifat ketahanan industri sebagai komponen utama
terhadap suhu yang tinggi. dalam ransumnya.
Selanjutnya Roxen (1980) me-
nyatakan enzim dapat digunakan
dalam pemeletan jika temperatur Daftar Pustaka
dalam pemeletan tidak melebihi Aunstrup, K. 1979. Production,
700C sehingga enzim tersebut dapat isolation and economic of
digunakan lebih luas pada pemeletan. extracellular enzymes. Dalam
Enzim yang dihasilkan oleh kedua L. E. Wingart, E. K. Katzir
kapang diduga dapat bertahan dan Godstein (Ed.). Applied
aktivitasnya di dalam rumen, Biochemistry Bioengginering
mengingat suhu rumen berada pada Enzymes Technology.
kisaran suhu kestabilan enzim. Jika Academic Press, New York
demikian maka teknologi pemakaian
enzim dalam ransum ternak Breuil, C. P., Mayers, dan J. N.
ruminansia dapat diterapkan untuk Sadler. 1986. Substrate
mendukung keterbatasan enzim conditions that influence the
endogenous dalam rumen dalam assays used for determining
memecah pakan berserat.
the B-glukosidase activity of
cellulolytic microorganisme.
Kesimpulan
Biotechnol. Bioeng. 28 :
Kapang yang ditumbuhkan 1653 - 1656.
pada substrat jerami padi sebagai
satu-satunya sumber karbon dalam Chahal, D. S. 1985. Solid state
media dapat menghasilkan selulase. fermentation with
Aktivitas selulase maksimum dari Trichoderma reesei for
Trichoderma viride diperoleh pada cellulase production. Appl.
hari ke-14 dengan konsentrasi Environ. Microbiol. 49 :205
substrat 1,5 %o, sedangkan kapang -210
Rhizopus spp diperoleh pada hari ke-
l1 dengan konsentrasi substrat 1,0 Considine, P.J and Coughlan, M .P.
%. 1989. Production of
Enzim selulase dari kapang T. carbohydrat hydrolysis
viride dan Rhizopus spp akan enzymes blends by solid state
mendapatkan aktivitas selulase yang fermentation. Dalam

Jurnal Feternakan Indonesia, I 2(2): I I 2,123, 2007 ISSN:1907-1760


122 Montesqrit: Isolasi dan kqrakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp

M .P (ed.)
Coughlan, Enzyme System for
Enzymes Sistem for Lignosellulose Degradation.
Lignocellulose Degradation. ed. M.P. Coughlan. Elsevier
Elsevier Applied Science. Appl Sci pp:347 - 355.
London.
Kulp, K. 1975. Carbohydrases.
Darwis, A. A., E. Sukara. 1990. Dalam_ G. Reed (ed.)
Penuntun Praktikum Isolasi, Enzyme and food processing.
Purifikasi dan Karakteristik Academic Press, New york.
Enzim. PAU Bioteknologi
IPB. Bogor. Landecker, E. M. 1972. Fundamental
of the fungi . Prentice Hill
Ekawati, I Gusti Ayu. 1993. Mc. New York University.
Pemanfaatan Bonggol Pisang
untuk Produksi Enzim Mandels, M., R. Andreotti dan C.
Selulase dari Aspergillus Roche. 1976a. Measurement
niger dan Trichoderma reisei of saccharifying cellulase.
. Thesis. Program Biotechnol. Bioeng. Symp.
Pascasarjana. Intstitut no.26 :21 -33
Pertanian Bogor. Bogor.
Mandels, M. D. Sternberg and R. E.
Enari, T .M. 1983. Microbial Andreotti, 1976b in Symp. on
Cellulases. Dalam_ W.M. enzymatic hydrolysis of
Fogarty (ed.). Microbial cellulase. M. Baylei (Ed). Sl.
Enzymes and Biotechnology.
App. Sci. Publ. New york. Martin C., M. J. Negro, M. Alfonsel
and R. Saez. l gST.Enzymatic
Gong, C. S. and G. T. Tsao. 1979. hydrolysis of lignocellulasic
Cellulase and Biosynthesys biomass from onopardum
Regulation. Dalam_D. nervosum. Biotechnol and
Pearlman (ed.). Annual Bioeng. Vol 32 :341 - 344
Report on Fermentation
Process. Academic Press. Okada, G. 1985. Purification and
New York. properties of cellulase from
Aspergillus niger. Agric. Biol
Irawadi, T. T. 1991. Produksi - chem 49 (5):1257 - tZ65
Enzim Ekstraselular (Selulase
dan Xilanase) dari Peiji, G. 1987. A Simple method for
Neurospora sithopila pada estimating cellobiase activity
Substrat Limbah padat by determination of reducing
Kelapa Sawit. [Disertasi] sugar. Biotechnol and Bioeng
Program Pascasarjana IpB. 29 : 903 -905
Bogor.
Ramli, N., M. Fujinaga., M.
Jorgensen, O. B, and D. Cowan. Tabuchi., K. Takagawa dan
1989. Use of enzyme in feed S. Iwahara. 1995. Isolation an
and ensiling pp : 347 - 355. characterization of a novel
Dalam Coughlan M. P (Ed.) endo B galactofuranosidase

Jurnal Petern"qkan Indonesia, t2(2):t l2-t23, 2007 ISSN:1907-1760


Montesqrit: Isolasi dan karakteristik selulase Trichoderma Viride dan Rhizopus Spp 123

from bacillus sP. Biosci. Fakultas Peternakan Institut


Biotech. Biochem. 59 (10) Pertanian Bogor. Bogor.
1856 - 1860
Sutopo, T .1987 . Pemanfaatan jerami
Roxen, 1980. Use of enzymes padi pada fermentasi
biomass in the feedstuff Trichoderma viride
untuk
industry in Linko an menghasilkan selulase.
Larinkari, Food Process Skripsi. Fakultas Teknologi
engineerin g vol 2 APPlied sci Pertanian. Institut Pertanian
publishers. Lodon. Bogor. Bogor.

Simon, O. 1996. Enzymes nature's Tangnu, S.K.. H.W. Blanch and C.R.
catalysts. Feed mix vol 4. Wilke. 1981. Enhanced
Number 1:20 -28 production of cellulase,
hemicellulase and B-
Soetjiharto, M. 1997. Isolasi Kapang glucosidase by Trichoderma
Tanah Pendegradasi reesei (Rut c-30). Biotechnol.
Lignoselulosa Dalam Bioeng. 23:1837 - 1849.
Nilai Nutrisi
Memperbaiki
Pakan Berserat. SkriPsi.

Alamat korespondensi : Dr. Montesqrit SPt, MSi.


.lurusan Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Andalas
Padang

Diterima:30 April 2007 , Disetuiui: 22 Mei 2007

Jurnal Peternakan Indonesia, l2(2): I l2-123, 2007 ISSN: 1907-1760

Anda mungkin juga menyukai