Anda di halaman 1dari 34

KETIDAKNORMALAN PADA ESOFAGUS

OLEH :

KELOMPOK 6

1. ARIEF MUNANDAR (1801034)


2. ANNISA MARDHATILLAH
3. GHINA MUHARRANI YAHYA
4. REGINA NABABAN
5. SARI MULYA
6. TIRSA AMI MANAO
7. TIWI MUSLIMA

TEMPLATE BY : ARIEF_MUNANDAR
KETIDAKNORMALAN PADA ESOAGUS

GASTROESOFAGEAL REFLUX
DYSPHAGIA ACHLASIA ESOFAGEAL DIVERTICULUM

ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
GEJALA
MANIFESTASI KLINIS
KOMPLIKASI
01 DYSPHAGIA

A. DEFINISI

Disfagia merupakan kondisi yang membuat


pengidapnya mengalami kesulitan menelan. Kondisi
ini bisa membuat pengidapnya membutuhkan waktu
lama dan usaha ekstra untuk nenelan.  
Dalam kebanyakan kasus, disfagia juga bisa
membuat nafsu makan seseorang menurun, bahkan
malas untuk mengonsumsi makanan. Alhasil,
tubuhnya tak mendapatkan nutrisi yang
cukup. Jangan sepelekan kondisi ini, sebab jika
terjadi berkepanjangan, ia bisa mengindikasikan
kondisi medis yang serius dan memerlukan
perawatan lanjutan.
B. ETIOLOGI

Sebagian besar kasus disfagia terjadi pada lansia dan bayi, atau
mereka yang memiliki gangguan pada otak dan sistem saraf.
Penyebab utama penyakit ini adalah kelainan pada otot dan saraf
di daerah tenggorokan atau benda yang menyumbat di daerah
kerongkongan. Selain itu, beberapa kondisi berikut juga bisa
menyebabkan disfagia:
 Kontraksi atau kejang pada otot kerongkongan yang terjadi
secara tiba-tiba.
 Luka-luka atau penyempitan pada kerongkongan akibat asam
lambung.
 Peradangan pada kerongkongan arena asam lambun atau
infeksi (esofaginitis).
 Scleroderma atau pengerasan dan penyempitan jaringan pada
kerongkongan, serta kelemahan otot bawah kerongkongan.
 Divertikula atau kantung-kantung kecil pada dinding
kerongkongan atau tenggorokan.
 Tumor kerongkongan baik jinak maupun ganas.
C. PATOFISIOLOGI
1. Fase Oral
 Gagguan pada fase Oral mempengaruhi persiapan dalam mulut dan fase
pendorongan oral biasanya disebabkan oleh gangguan pengendalian lidah. Pasien  Sisa-sisa makanan pada lidah karena
mungkin memiliki kesulitan dalam mengunyah makanan padat dan permulaan berkurangnya gerakan dan kekuatan lidah
menelan. Ketika meminum cairan, psien mungki kesulitan dalam menampung  Gangguan kontraksi (peristalsis) lidah
cairan dalam rongga mulut sebelum menelan. Sebagai akibatnya, cairan tumpah karena diskoordinasi lidah
terlalu cepat kadalam faring yang belum siap, seringkali menyebabkan aspirasi. Kontak lidah-palatum yang tidaksempurna
karena berkurangnya pengangkatan lidah
Logemann's Manual for the Videofluorographic Study of
Swallowing mencantumkan tanda dan gejala gangguan menelan fase oral sebagai
Tidak mampu meremas material karena
berikut: berkurangnya pergerakan lidah keatas
 Tidak mampu menampung makanna di bagian depan mulut karena tidak Melekatnya makanan pada palatum durum
rapatnya pengatupan bibir karena berkurangnya elevasi dan kekuatan
Tidak dapat mengumpulkan bolus atau residu di bagian dasar mulut karena lidah
berkurangnya pergerakan atau koordinasi lidah  Bergulirnya lidah berulang pada Parkinson
Tidak dapat menampung bolus karena berkurangnya pembentukan oleh lidah disease
dan koordinasinya
 Bolus tak terkendali atau mengalirnya
Tidak mampu mengatupkan gigi untukmengurangi pergerakan madibula
 Bahan makanan jatuh ke sulcus anterior atau terkumpul pada sulcus anterior cairan secara prematur atau melekat pada
karena berkurangnya tonus otot bibir. faring karena berkurangnya kontrol lidah atau
 Posisi penampungan abnormal atau material jatuh ke dasar mulut karena penutupan linguavelar
dorongan lidah atau pengurangan pengendalian lidah  Piecemeal deglutition
Penundaan onset oral untuk menelan oleh karena apraxia menelan atau  Waktu transit oral tertunda
berkurangnya sensibilitas mulut
NEXT ...

Fase Faringeal
 Jika pembersihan faringeal terganggu cukup parah,   Sisa makanan pada Vallecular
pasienmungkin tidak akan mampu menelan makanan dan karena berkurangnya pergerakan
minuman yang cukup untuk mempertahankan hidup. Pada posterior dari dasar lidah
orang tanpa dysphasia, sejumlah kecil makanan biasanya  Perlengketan pada depresi di
tertahan pada valleculae atau sinus pyriform setelah menelan. dinding faring karena jaringan parut
Dalam kasus kelemahan atau kurangnya koordinasi dari otot- atau lipatan faringeal
otot faringeal, atau pembukaan yang buruk dari sphincter  Sisa makanan pada puncak jalan
esofageal atas, pasien mungkin menahan sejumlah besar napas Karena berkurangnya elevasi
makanan pada faring dan mengalami aspirasi aliran berlebih laring
setelah menelan. penetrasi dan aspirasi laringeal
Logemann's Manual for the Videofluorographic Study of
karena berkurangnya penutupan
Swallowing mencantumkan tanda dan gejala gangguan
jalan napas
menelan fase faringeal sebagai berikut:
 Aspirasi pada saat menelan karena
  Penundaan menelan faringeal
Penetrasi Nasal pada saat menelan karena berkurangnya berkurangnya penutupan laring
penutupan velofaringeal Stasis atau residu pada sinus
Pseudoepiglottis (setelah total laryngectomy) – lipata pyriformis karena berkurangnya
mukosa pada dasar lidah tekanan laringeal anterior
 Osteofit Cervical
NEXT ...

Fase Esophageal
 Gangguan fungsi esophageal dapat
menyebabkan retensi makanan dan
minuman didalam esofagus setelah
menelan. Retensi ini dapat disebabka oleh
obstruksi mekanis, gangguan motilitas,
atau gangguan pembukaan Sphincter
esophageal bawah.
Logemann's Manual for the
Videofluorographic Study of
Swallowing mencantumkan tanda dan
gejala gangguan menelan pada fase
esophageal sebgai berikut:
 Aliran balik Esophageal-ke-faringeal
karena kelainan esophageal
 Tracheoesophageal fistula
D. GEJALA

Beberapa gejala disfagia, antara lain:


a. Sulit menelan makanan dan minuman.
b. Nyeri saat menelan.
c. Makanan terasa tersangkut pada
tenggorokan atau dada.
d. Tersedak atau batuk ketika makan dan
minum.
e. Mengeluarkan air liur terus-menerus.
f. Penurunan berat badan tanpa sebab yang
jelas.
g. Makanan yang sudah ditelan dimuntahkan
kembali.
h. Rasa asam lambung yang naik ke
tenggorokan.
i. Sering nyeri ulu hati.
j. Suara menjadi serak.
E. MANIFESTASI KLINIS

DISFAGIA ORAL/FARINGEAL
• Batuk atau tersedak saat menelan
• Kesulitan pada saat mulai menelan
DISFAGIA ESOPHAGEAL
• Makanan lengket di kerongkongan
• Sensasi makanan tersangkut di tenggorokan atau dada
• Sialorrhea
• Regusgitasi oral atau faringeal
• Penurunan berat badan
• Perubahan pola makan
• Perubahan pola makan
• Pneumonia rekuren
• Pneumonia berulang
• Perubahan suara
• Regusgitasi nasal
F. KOMPLIKASI

 Malnutrisi dan dehidrasi


 Turunnya berat badan
 Gangguan pernapasan seperti infeksi saluran
pernapasan atas dan pneumonia akibat makanan atau
minuman yang masuk ke dalam saluran pernapasan
saat menelan
02 ACHLASIA

Akalasia adalah kondisi hilangnya kemampuan kerongkongan


(esofagus) untuk mendorong makanan atau minuman dari mulut
ke lambung.

Etiologi dari akalasia bersifat multifaktorial, sehingga


mencakup beberapa faktor yang diantaranya adalah faktor
autoimun, genetik, dan infeksi virus. Hingga saat ini,
etiologi akalasia sendiri masih membutuhkan penelitian
lebih lanjut, karena masih banyaknya teori yang
kontroversial.Akalasia PrimerEtiologi akalasia primer
disebabkan secara multifaktorial seperti adanya faktor
autoimun dan faktor genetik.
Gejala
akalasia muncul secara bertahap. Seiring waktu, fungsi kerongkongan akan semakin lemah dan muncul
beberapa gejala sebagai berikut:
1. Disfagia, kondisi ketika penderita akalasia kesulitan, bahkan kesakitan, ketika menelan makanan atau
minuman.
2. Heartburn, adalah rasa panas atau perih di ulu hati akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan.
3. Regurgitasi, kondisi ketika makanan atau minuman kembali naik ke tenggorokan.
4. Nyeri dada.
5. Muntah yang mengalir atau menetes dari mulut.
6. Penurunan berat badan.Jika gejala akalasia terus dibiarkan tanpa pengobatan, maka akan meningkatkan
risiko terjadinya kanker esofagus
PATOFISIOLOGI

• Patofisiologi akalasia diakibatkan karena degenerasi sel ganglia esofagus yang mengakibatkan hilangnya neuron
inhibitorik pada lapisan otot di esofagus. Serta, ketidak seimbangan neuron inhibitorik dan eksitatorik yang
mengatur gerakan peristaltik dan penutupan dari sfingter esofagus bawah. Berbagai faktor turut berperan terhadap
kejadian akalasia ini.
• Degenerasi Sel Ganglia Esofagus Patofisiologi akalasia berkaitan dengan hilangnya fungsi dari sel ganglia di
pleksus myenterika pada esofagus bagian distal dan sfingter esofagus bawah. Degenerasi neural yang terjadi dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti autoimun, genetik, maupun infeksi virus.
• Reaksi inflamasi yang terjadi di esofagus mengakibatkan produksi sel limfosit T meningkat dan menginfiltrasi sel
ganglia yang menyebabkan kerusakan hingga degenerasi.Gambaran histopatologis abnormal ditemukan pada
pleksus Auerbach yang terletak di esofagus. Sel ganglia tidak ditemukan pada esofagus bagian distal pada pasien
dengan akalasia. Selain itu, pada mukosa esofagus distal, serta LES ditemukan adanya infiltrasi dari sel T limfosit,
sel mast, sel plasma, dan eosinofil. Patogenesis keterlibatan antara sel inflamasi dengan kerusakan neuron yang
terjadi hingga saat ini masih belum dapat dijelaskan apakah merupakan suatu hubungan sebab akibat.
E. MANIFESTASI KLINIS

1. Disfagia (sukar menelan)


Disfagia atau susah menelan dengan baik untuk makanan padat maupun
2. Regurgitasi
Klien mengalami regurgitasi atau aliran kembali,hal ini berhubungan dengan posisi klien(seperti saat berbaring) dan sering
terjadi pada malam hari karena adanya akumulasi makanan pada esofagus yang melebar,namun ciri khasnya adalah tidak
merasa asam atau pahit
3. Penurunan berat badan
Hal ini karena penderita takut makan akibat adanya odinofagia (sukar menelan),namun jika penyakit ini sudah berlangsung
lama akan terjadi kenaikan barat badan karena pelebaran esofagus akibat retensi makanan danakan meningkatkan tekanan
hidrostatik yang akan melebihi sfingter esofagus bagian bawah
4. Gejala utama
Seperti nyeri dada,gejala ini di alami sekitar 30 0/0 kasus tetapi tidak begitu disubsternal dan biasanya di rasakan apabila
meminum air dingin.Hal inimerupakan akibat komplikasi retensi makanan dalam batuk dan aspiras
F. KOMPLIKASI

 Regurgitasi yaitu naiknya asam lambung atau makanan kembali ke


kerongkongan
 Pneumonia yang mengakibatkan masuknya makanan kedalam paru-
paru dan menyebabkan infeksi
 Perforasi esofagus yaitu robeknya dinding kerongkongan
 Kanker esofagus yang menyebabkan tersumbatnya kerongkongan oleh
makanan dalam jumlah banyak yang tidak bisa masuk keperut. Ini yang
menyebabkan resiko terkena kanker esofagus
G. URAIAN SINGKAT PENGOBATAN

 Pelebaran kerongkongan. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sebuah balon ke bagian kerongkongan
yang mengalami penyempitan dengan bantuan endoskopi. Balon tersebut kemudian dikembangkan untuk
memperbesar bukaan LES, sehingga makanan dapat masuk ke dalam lambung. Tindakan ini perlu dilakukan
secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil terbaik.

 Suntik botox (botulinum toxin). Jenis pengobatan ini dilakukan untuk pasien dengan kondisi kesehatan secara
umum kurang baik, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan pelebaran kerongkongan. Dokter
akan menyuntikkan botox secara langsung ke LES melalui endoskopi, sehingga LES akan mengendur dan
terbuka. Pengaruh suntik botox hanya bersifat sementara, dapat bertahan selama beberapa bulan dan terkadang
beberapa tahun.
Next…..

 Operasi. Prosedur operasi untuk membuka LES dikenal dengan myotomy. Ada beberapa jenis operasi
myotomy untuk menangani akalasia, antara lain:
 Heller myotomy. Prosedur ini dilakukan dengan memotong otot LES menggunakan teknik laparoskopi
atau operasi dengan sayatan minimal, sehingga makanan lebih mudah masuk ke lambung.
 Peroral endoscopic myotomy (POEM). Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan endoskopi yang
dimasukkan melalui mulut ke kerongkongan untuk memotong LES.
 Fundoplication. Dokter bedah akan membungkus bagian atas lambung (di bawah dari LES) untuk
mengencangkan otot lambung dan mencegah naiknya asam lambung. Prosedur operasi ini biasanya
dilakukan bersamaan dengan Heller myotomy melalui teknik laparoskopi.

Selain itu, pemberian obat-obatan juga dapat dilakukan dokter jika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk
melalui prosedur pelebaran kerongkongan atau operasi, dan apabila suntik botox juga tidak menolong. Obat-obat
yang dapat diberikan untuk melemaskan LES, antara lain nitrogliserin atau nifedipine, yang dikonsumsi sebelum
makan.
ESOFAGEAL DIVERTICULUM
03
Divertikulum esofagus merupakan terbentuknya penonjolan
(kantong) abnormal pada esofagus, yang pada kasus tertentu
menyebabkan gangguan menelan dan regurgitasi (berbaliknya
makanan dari esofagus atau lambung tanpa rasa mual atau
kontraksi otot perut yang kuat).Ada beberapa jenis divertikulum
esofagus, masing-masing memiliki penyebab yang berbeda,
tetapi semuanya kemungkinan berhubungan dengan gangguan
koordinasi menelan dan relaksasi otot. Sebagian besar
A. DEFINISI divertikulum esofagus berhubungan dengan adanya gangguan
Beberapa
pergerakanjenis divertikulum
esofagus, misalnyaesofagus
spasme: esofagus dan akalasia.
• Divertikulum Zenker, atau disebut juga kantong faringeal,
kemungkinan terjadi akibat gangguan koordinasi antara
gerakan makanan dan relaksasi otot krikofaringeal.
• Divertikulum Midesofageal, merupakan kantong yang
terbentuk akibat traksi lesi peradangan yang terdapat di luar
esofagus (mediastinum) atau akibat gangguan pergerakan
esofagus.
• Divertikulum Epifrenik, merupakan divertikulum yang
terbentuk tepat di atas diafragma dan biasanya terjadi
B. ETIOLOGI
Sementara etiologi diverticula esofagus tidak sepenuhnya diketahui, ada
pemikiran bahwa divertikula terbentuk ketika ada peningkatan tekanan luminal,
dan tekanan mendorong ke luar di mana terdapat kelemahan pada lumen yang
mengakibatkan kantung mukosa yang keluar. Ini juga dapat dilihat sebagai
komplikasi dari gangguan motilitas esofagus seperti akalasia.

Divertikula esofagus dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, meskipun


sebagian besar kasus terjadi pada orang paruh baya dan lanjut usia. Secara
keseluruhan, Divertikulum Zenker adalah yang paling umum pada orang tua.

divertikula esofagus jarang terjadi, muncul dalam kurang dari 1 persen sinar-X
gastrointestinal bagian atas dan terjadi pada kurang dari 5 persen pasien yang
mengeluh disfagia (kesulitan menelan).

Divertikula esofagus lebih sering terjadi pada orang yang memiliki gangguan
motilitas esofagus, seperti akalasia, yang menyebabkan kesulitan menelan,
regurgitasi makanan, dan, pada beberapa orang, nyeri tipe kejang.
C. PATOFISIOLOGI

Dalam hal patofisiologi, yang paling umum adalah divertikulum


Zenker. divertikulum Zenker terjadi di atas kerongkongan, lebih Adapun midesophagus, dua jenis divertikula telah secara
khusus lagi, pada titik kelemahan antara serat-serat otot, di mana tradisional dicatat: traksi divertikula dan divertikula pulsi.
tonjolan terjadi, yang mengarah pada pembentukan divertikulum.
Namun, tidak ada yang tahu persis mengapa cacat itu terjadi. Teori • Traksi divertikula diduga terjadi karena jaringan parut,
yang berlaku selama bertahun-tahun adalah bahwa tonjolan itu adhesi, atau jaringan berserat di dada menarik bagian
disebabkan oleh ketidak koordinasian antara kontraksi faring dan dinding esofagus, yang menciptakan tonjolan kecil. Ini
relaksasi sfingter atas, menciptakan apa yang disebut sebagai sering terlihat di masa lalu, ketika TBC dan infeksi lainnya
“cricopharyngeal achalasia.” Namun, semakin banyak penelitian lebih lazim; dengan demikian, divertikula ini tidak lazim saat
terbaru tidak mendukung teori ini, karena tampaknya tidak ada ini.
koordinasi. • Sebaliknya, divertikula pulsi, yang saat ini cukup sering
Teori terbaik, meskipun tidak memiliki bukti bintang, adalah bahwa terlihat, adalah kantung-kantung kecil di tengah
faring berkontraksi melawan sphincter yang tidak terbuka kerongkongan yang disebabkan oleh kekuatan abnormal
sepenuhnya; dengan demikian, penurunan pembukaan ini, atau yang diaplikasikan pada sebagian dinding esofagus yang
penurunan kepatuhan sphincter, akhirnya menyebabkan faring mengakibatkan kantung mukosa melalui lapisan otot.
menghasilkan dan membuat kantong. Teori ini dapat menjelaskan Namun, tidak masalah apakah divertikulum disebabkan oleh
mengapa divertikulum Zenker lebih sering terlihat pada orang tua, traksi atau pulsi.
karena jaringan mereka kurang elastis dan cenderung mudah runtuh.
C. PATOFISIOLOGI

Dari sudut pandang praktis, divertikulum di esofagus bagian bawah atau tengah disebabkan oleh kelemahan di dinding dan tidak jelas
mengapa kelemahan itu terjadi. Beberapa studi motilitas, meskipun hanya sedikit, telah menunjukkan adanya kelemahan dalam kontraksi
otot. Intinya adalah bahwa divertikula ini kecil dan biasanya tidak memerlukan intervensi apa pun.

Di esofagus bagian bawah, divertikula epifrenik Para ahli tidak yakin tentang penyebab pasti divertikula
biasanya dianggap divertikula pulsi. Dinding esofagus.
esfagus didorong, dan sebagian besar waktu, Beberapa orang dilahirkan dengan itu, sementara yang lain
divertikula ini merupakan hasil dari ketidak mengembangkannya di kemudian hari.Pada orang dewasa,
koordinasian antara esofagus bagian bawah dan ini sering dikaitkan dengan peningkatan tekanan di dalam
sfingter bawah. Ini biasanya terlihat di akalasia; kerongkongan. Tekanan ini menyebabkan lapisan menonjol
akhirnya, esofagus tidak hanya membesar tetapi di area yang lemah.
kantong juga terbentuk. Penyebab potensial dari peningkatan tekanan ini
Kadang-kadang di kerongkongan tengah atau termasuk:kerusakan sfingter di kedua ujung
bawah, divertikula berkembang karena struktur kerongkonganperadangan dari luar kerongkonganmakanan
distal (walaupun kasus ini sangat jarang) atau tidak bergerak dengan baik melalui kerongkongantidak
operasi (misalnya, pengangkatan kista dari berfungsinya mekanisme menelanIni juga bisa merupakan
kerongkongan) yang melemahkan daerah komplikasi dari prosedur bedah di dekat leher, atau kondisi
tersebut dan akhirnya membuat tonjolan. yang memengaruhi kolagen, seperti sindrom Ehler-Danlos .
C. PATOFISIOLOGI
Ada berbagai cara divertikulum esofagus dapat terbentuk. Divertikulum Zenker terjadi di antara serat-serat otot
Pulsi divertikula terjadi ketika ada relaksasi yang tidak di mana ada kelemahan. Tonjolan akan terbentuk dan
adekuat dari sfingter esofagus bagian atas atau bawah yang seiring waktu, tekanan intraluminal akan
mengakibatkan peningkatan tekanan intraluminal dan memperbesar divertikulum. Tidak tampak bahwa
herniasi dinding esofagus selanjutnya pada area kelemahan. penyebab divertikulum Zenker dikaitkan dengan
Ini biasanya terjadi pada akalasia dan dismotilitas esofagus. ketidakkoordinasian antara kontraksi faring dan
Divertikula traksi terjadi ketika ada kekuatan eksternal pada relaksasi sfingter atas.
dinding esofagus yang menarik pada dinding esofagus yang Sampai saat ini, tidak ada bukti bahwa refluks
menciptakan divertikulum. Ini biasanya terjadi di berperan dalam etiologi divertikulum esofagus
kerongkongan tengah karena peradangan mediastinum yang
melekat pada kerongkongan dan menariknya untuk
membentuk cacat.

Divertikula traksi dapat terlihat pada pasien dengan TB,


tetapi di AS, histoplasmosis adalah penyebab paling
umum.Di esofagus bagian bawah, divertikulum epifrenik
juga dikenal sebagai divertikulum pulsi. Dinding
kerongkongan didorong sebagai akibat dari
ketidakkoordinasian antara sfingter esofagus bagian bawah
dan esofagus bagian bawah.
D. GEJALA

Secara umum Gejala divertikula esofagus meliputi:


• Disfagia (kesulitan menelan, ditandai dengan perasaan
makanan tersangkut di tenggorokan)
• Aspirasi paru (masuknya sekresi atau benda asing ke dalam
trakea dan paru-paru)
• Pneumonia aspirasi (infeksi paru-paru yang disebabkan oleh
aspirasi paru)
• Regurgitasi makanan yang tertelan dan air liur
• Nyeri saat menelan
• Batuk
• Sakit leher
• Penurunan berat badan
• Bau mulut (halitosis)

• Beberapa orang mungkin mengalami suara gemericik ketika


udara melewati divertikulum. Ini dikenal sebagai tanda
Boyce.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Klinis meliputi:

 Disfagia (kesulitan menelan, ditandai dengan perasaan makanan tersangkut


di tenggorokan)
 Aspirasi paru (masuknya sekresi atau benda asing ke dalam trakea dan paru-
paru)
 Pneumonia aspirasi (infeksi paru-paru yang disebabkan oleh aspirasi paru)
 Regurgitasi makanan yang tertelan dan air liur
 Nyeri saat menelan
 Batuk
 Sakit leher
 Penurunan berat badan
 Bau mulut (halitosis)
 Beberapa orang mungkin mengalami suara gemericik ketika udara melewati
divertikulum. Ini dikenal sebagai tanda Boyce.
ESOFAGEAL DIVERTICULUM

KOMPLIKASI ESOFAGEAL DIVERTICULUM

Seiring waktu, divertikulum esofagus dapat menyebabkan beberapa kom


plikasi kesehatan:

• Pneumonia aspirasi. Jika divertikulum esofagus menyebabkan regurgi


tasi, ini dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. Ini adalah infeksi
paru-paru yang disebabkan oleh menghirup benda benda asing, kemudi
an makanan dan air liur, yang biasanya menyebar ke kerongkongan An
da.
• Obstruksi. Obstruksi (sumbatan) di dekat divertikulum dapat membua
tnya sulit untuk menelan. Ini juga dapat menyebabkan kantung terse
but pecah dan berdarah.
• Karsinoma sel skuamosa. Dalam kasus yang sangat jarang, iritasi ka
ntong terus-menerus dapat menyebabkan karsinoma sel skuamosa.
GASTROESOFAGE
04 AL REFLUX

Penyakit Refluks Gastroesofageal adalah penyakit gangguan


pencernaan kronis. Ini terjadi apabila asam dari perut mengalir
kembali (refluks) ke dalam esofagus (saluran makanan). Refluks ini
DEFENSI mengiritasi, dan kadang dapat merusak lapisan esofagus. Ini juga
dapat mencapai pita suara, atau bahkan mengalir kembali ke dalam
paru-paru.
GASTROESOFAGEAL REFLUX
ETIOLOGI
gastroesofageal reflux

Tidak ada penyebab tunggal Penyakit Refluks


Gastroesofageal yang teridentifikasi.

Penyakit Refluks Gastroesofageal biasanya terjadi apabila katup


otot antara perut dan esofagus, yang dikenal sebagai otot lingkar
esofagus bagian bawah, menjadi lemah atau rusak. Inilah yang
menyebabkan asam perut mengalir kembali ke dalam esofagus.
FAKTOR RESIKO
Terdapat berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan
serangan GERD, dan ini mencakup:

Penyakit tertentu (zollinger-ellison syndrome,


scleroderma).

Peningkatan produksi gastrin, suatu hormon


yang mengatur pelepasan asam perut.

Obesitas

Kehamilan

Merokok Penggunaan obat tertentu


Esofagus dan gaster dipisahkan oleh lower esophageal spinerter (LES) yang
merupakan zona bertekanan tinggi yang dihasilkan dari kontraksi LES. Fisiologi
pemisahan akan dipertahankan kecuali pada saat terjadi aliran antegard pada saat
menelan atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah.
patologis: aliran balik dari gaster keesopagus melalui LES hannya terjadi apabila
tonus LES tidak ada atau sangat rendah.

Refluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3


mekanisme:
1.Refluks pontan pada saat relaksasi LES yang tidak adekuat.
2.Aliran retrograd yang mendahului kembalinya tonus, LES
setelah menelan.
3.Meningkatnya tekanan intra abdomen.

PATOFISIOLOGI GASTROESOFAGEAL REFLUK


MANIFESTASI KLINIS
Nyeri terbakar di wilayah epigastrium (“Heartburn")
yang mungkin diperburuk oleh
konsumsi alkohol, kafein, merokok, olahraga, dan obesitas.

GASTROESOFAGEAL REFLUK

Refluks juga dapat diperburuk dengan berbaring.


Esofagitis, kemungkinan ulserasi esofagus, Disfagia, gizi buruk,

Kemungkinan peningkatan risiko kanker kerongkongan dengan esofagitis kronis.


Gejala Penyakit Refluks Gastroesofageal yang
GEJALA paling umum adalah rasa seakan dada terbakar
yang menyebar dari perut ke tenggorokan.
SGASTROESOFAGEAL Kemungkinan gejala Penyakit Refluks
REFLUK Gastroesofageal lainnya mencakup:

• Rasa pahit di mulut (regurgitasi asam).


• Perut kembung.
• Bersendawa.
• Merasa seakan ada benjolan di tenggorokan.
• Suara parau.
• Sakit dan sulit menelan.
• Rasa nyeri dan tidak nyaman di dada.
• Batuk yang tidak kunjung sembuh
• Tenggorokan perih yang terus berlanjut.
Komplikasi gastroesofageal reflux dan penyakit terkait :

Barrett’s Oesophagus Peradangan pita suara Kerusakan paru-paru


Barrett’s Oesophagus, yang dicirikan oleh Kerusakan paru-paru, termasuk Fibrosis
Penyakit Refluks Gastroesofageal yang Paru dan bronkiektasis
berlangsung lama dan meningkatkan risiko
Kanker Esofageal.

Stricture (penyumbatan) esofagus Sakit maag


Stricture (penyumbatan) esofagus disebabkan Sakit maag dalam esofagus disebabkan oleh
oleh jaringan parut yang berkembang akibat pembakaran dari asam perut.
sakit maag yang kembali kambuh.
Terdapat beberapa opsi terapi berbeda yang tersedia untuk Penyakit
Refluks Gastroesofageal, yang bergantung pada tingkat keparahan
kondisinya. Dokter akan mengevaluasi kondisi Anda dan
menyarankan terapi yang paling sesuai bagi Anda:

 Perubahan gaya hidup untuk terapi gejala Penyakit


Refluks Gastroesofageal ringan, dan ini mencakup:
1. Menghindari makan terlambat.
2. Menghindari makanan yang menginduksi refluks asam
Anda.
3. Makan makanan dengan porsi yang lebih kecil.
4. Menjaga berat badan yang sehat.
5. Berhenti merokok.
6. Meninggikan bagian kepala pada pada saat tidur
7. Mengenakan pakaian yang nyaman untuk menghindari
tekanan pada perut.
 Obat resep untuk gejala sedang hingga parah, jika
perubahan gaya hidup gagal mengurangi gejala.

Terapi gastroesofageal
reflux
Thank you
for your attention

TEMPLATE BY :
ARIEF_MUNANDAR

Anda mungkin juga menyukai