Anda di halaman 1dari 12

ALCOHOLIC LIVER DISEASE

KELOMPOK 4

KETUA : KHOIRUNNISA (1801020)


SEKERTARIS : MIA FRANSISKA (1801018)
ANGGOTA : INDAH KEMALA FITRINA (19012012)
AULIA HIKMAH SYAMSURIZAL (1801178)
DEA HARUM WULANDARI (1801120)
INTAN INDRIANI (1801042)
RIZKI FATIMAH (1801205)
A. DEFENISI
ALCOHOLIC LIVER DISEASE adalah suatu kerusakan pada
struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau
tanpa disertai penurunan glomerular filtration rate (GFR). Selain itu,
CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana GFR < 60
mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa disertai
kerusakan ginjal (National Kidney Foundation, 2002).
B. ETIOLOGI
Etiologi fatty liver atau perlemakan hati dapat
berkaitan dengan konsumsi alkohol atau tidak berkaitan
dengan alkoholisme. Pada alcoholic liver disease
(ALD), penyebab fatty liver adalah konsumsi alkohol
yang berlebihan, misalnya pada kasus alcohol use
disorder. Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD)
paling sering disebabkan oleh obesitas, diabetes melitus
tipe 2, dan sindrom metabolik yang mencakup
dislipidemia dan hipertensi.
B.
B. ETIOLOGI
ETIOLOGI
Fatty liver merupakan keadaan yang umum
ditemukan pada peminum alkohol yang mengonsumsi
lebih dari 40 g alkohol per hari secara reguler. Fatty liver
dapat berlanjut dan tumpang tindih dengan berbagai
derajat inflamasi dan fibrosis progresif pada 10-35%
pasien, atau dengan sirosis hepatis pada 10-15%
peminum berat.
C. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya perubahan abnormal (jejas) pada jaringan hati
dimulai dari adanya perlemakan hati alkoholik yang pada
pemeriksaan mikroskopis didapatkan sel hati teregang oleh
susupan lemak, sehingga mendorong inti sel jaringan hati
mendekati membran sel (tepian sel). Proses ini merupakan proses
yang reversibel dan dapat sembuh sempurna dengan cara
menghentikan konsumsi alkohol, namun tidak menutup
kemungkinan juga dapat berkembang menjadi cirrhosis. Apabila
perlemakan hati tersebut dibiarkan, maka terjadilah keadaan yang
dinamakan hipoksia sentrilobular, yaitu ketika hati membutuhkan
suplai oksigen lebih banyak karena proses metabolisme yang
berlebihan, namun kebutuhan ini tak dapat dipenuhi. Akibatnya
terjadi hipoksemia relatif dan cedera sel hati pada daerah yang
kurang mendapatkan oksigen.
Keadaan kekurangan oksigen pada jaringan hati akan
memicu datangnya sel radang dan berkumpul di dalam jaringan
hati. Proses infiltrasi neutrofil terjadi karena produksineutrophil
chemoattractant oleh sel hati yang melakukan metabolisme
terhadap etanol. Akibatnya, terjadi juga pelepasan sitokin
inflamasi dan radikal oksigen yang akan memperparah jejas sel
hati. Radikal oksigen yang merupakan radikal bebas juga
diproduksi oleh metabolisme alkohol. Metabolisme alkohol
sendiri akan memicu formasi asetaldehide-protein product yang
merupakan neoantigen yang menimbulkan infiltrasi limfosit
dengan antibodi spesifik. Semua proses tersebut berjalan secara
simultan dan menyebabkan kerusakan hati yang lebih parah
hingga menyebabkan cirrhosis.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Gejala ALD tergantung pada stadium penyakit meskipun
umumnya tidak menunjukkan gejala apa pun bahkan dalam
stadium lanjut.
2. Hati berlemak biasanya tidak menunjukkan gejala atau
gejalanya ambigu seperti kelelahan, mual dan nyeri di perut
bagian kanan.
3. Dalam kasus umum hepatitis alkoholik, kekurangan gizi dan
turunnya berat badan tampak jelas. Dalam kasus paling parah,
gejala dapat dipercepat akibat komplikasi.
4. Karena sebagian besar gejala tersebut berkaitan dengan
kondisi medis lainnya, maka selalu dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis
yang tepat.
E. GEJALA
Pada umumnya gejala yang dirasakan pada penderita alcoholic liver disease adalah:

1. Fatigue (kelelahan) 7. Perdarahan gusi

2. Berat badan menurun 8. Gangguan haid

3. Kembung & Mual 9. Sukar konsentrasi

4. Anoreksia 10. Kulit kuning

5. Nyeri perut 11. Riwayat muntah darah

6. Perut membuncit
Sedangkan dari pemeriksaan fisis, dokter dapat memeriksa
apakah ada pembesaran hati (hepatomegali), kemerahan pada
telapak tangan yang diakibatkan oleh perubahan metabolisme
estrogen (eritema palmaris), kontraktur dupuytren yaitu suatu
kelainan pada jari manis atau kelingking di mana salah satu jari
tersebut tidak dapat digerakkan (khas pada alcoholic liver disease)
dan tanda cirrhosis yang dapat dibagi tanda kegagalan fungsi hati
(contoh: ginekomastia, kekurangan energi protein,
hipoalbuminemia, ikterus, spider nevi, dll.) dan hipertensi portal
(contoh: pembesaran limpa (splenomegali, pelebaran vena
kolateral, caput medusae, varises esofagus, dll.).
F. PENGOBATAN
Apabila alcohol liver disease telah diketahui pada stadium awal
(perlemakan hati) maka pengobatan dapat dilakukan hanya dengan
menghentikan konsumsi alkohol. Diharapkan dengan menghentikan
konsumsi alkohol, perlemakan hati dapat sembuh dengan sendirinya.
Apabila telah mencapai tahap cirrhosis maka pengobatan yang
dilakukan bertujuan untuk memerbaiki kinerja fungsi hati, mencegah,
dan mengatasi komplikasi yang timbul akibat cirrhosis. Pengobatan
yang dilakukan dapat dimulai dari modifikasi gaya hidup, obat-obatan,
hingga intervensi bedah seperti ligasi varises esofagus, Transjugular
Intrahepatic Portosistemic Shunt, dan lain-lain.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai