Anda di halaman 1dari 25

DISFAGIA

Salma Munifah
H1AP12038

Pembimbing: dr. Syabriansyah, Sp.THT

Kepaniteraan Klinik Ilmu Telinga Hidung Tenggorok


RSUD DR. M. Yunus
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Bengkulu
2018
Anatomi Faring
• Faring:organ
yang
menghubungkan
rongga mulut
dengan
esofagus,
panjangnya ± 12
cm. Letaknya
setinggi vertebra
servikalis IV ke
bawah setinggi
tulang rawan
krikoidea.
• Esofagus merupakan
saluran yang
menghubungkan
tekak dengan
lambung, panjangnya
sekitar 9- 25 cm
dengan diameter
sekitar 2,54 cm, mulai
dari faring sampai
pintu masuk kardiak
di bawah lambung.
Esofagus berawal
pada area
laringofaring,
melewati diafragma
dan diatus esofagus.
FISIOLOGI MENELAN
Dalam proses menelan akan terjadi hal hal berikut :

• Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi


yang baik
• Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-
fase menelan
• Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada
saat respirasi
• Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam
nasofaring dan laring
• Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk
mendorong bolus makanan ke arah lambung
• Usaha membersihkan kembali esofagus
Fisiologi
Menelan
Fase Menelan
Disfagia
Kesulitan dalam mengalirkan makanan padat atau cair dari
mulut melalui esofagus.

Disfagia dapat disebabkan oleh gangguan pada masing-


masing fase menelan yaitu pada fase orofaringeal dan fase
esofageal.
ETIOLOGI DISFAGIA
Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi :

• Disfagia Mekanik
• Disfagia Motorik
• Disfagia oleh gangguan emosi / tekanan jiwa yang berat (
globus histerikus)
ETIOLOGI DISFAGIA
Berdasarkan fase letaknya :
• Fase orofaringeal
Penyakit serebrovaskular, miastenia gravis, kelainan
muskular, tumor, divertikulum Zenker, gangguan
motilitas/sfingter esofagus atas.

• Fase esofageal
Inflamasi, striktur esofagus, tumor, ring/web, penekanan
dari luar esofagus, akalasia, spasme esofagus difus,
skleroderma.
Keberhasilan mekanisme menelan
Keberhasilan mekanisme menelan tergantung dari
beberapa faktor, yaitu :

• Ukuran bolus makanan


• Diameter lumen esofagus yang dilalui ( normalnya 4cm
bila lumen kurang dari 2,5cm maka akan terjadi disfagia )
• Kontraksi peristaltik esofagus
• Fungsi sfingter esofagus atas dan bawah
• Kerja otot – otot rongga mulut dan lidah
Fase Oral
Logemann's Manual for the Videofluorographic Study of
Swallowing mencantumkan tanda dan gejala gangguan
menelan fase oral sebagai berikut:

• Tidak mampu menampung makanan di bagian depan


mulut karena tidak rapatnya pengatupan bibir
• Tidak dapat mengumpulkan bolus atau residu di bagian
dasar mulut karena berkurangnya pergerakan atau
koordinasi lidah
• Lidah bergerak kedepan untuk mulai menelan karena
lidah kaku.
• Sisa-sisa makanan pada lidah karena berkurangnya
gerakan dan kekuatan lidah
Lanjutan...
• Tidak mampu mengatupkan gigi untuk mengurangi
pergerakan mandibula
• Bahan makanan jatuh ke sulcus anterior atau terkumpul
pada sulcus anterior karena berkurangnya tonus otot
bibir.
• Kontak lidah-palatum yang tidaksempurna karena
berkurangnya pengangkatan lidah
Fase Faringeal
Dalam kasus kelemahan/kurangnya koordinasi dari otot-
otot faringeal, /pembukaan yang buruk dari sphincter
esofageal atas, pasien mungkin menahan sejumlah besar
makanan pada faring dan mengalami aspirasi aliran
berlebih setelah menelan.

Logemann's Manual for the Videofluorographic Study of


Swallowing mencantumkan tanda dan gejala gangguan
menelan fase faringeal sebagai berikut:
• Penundaan menelan faringeal
• Penetrasi Nasal pada saat menelan karena berkurangnya
penutupan velofaringeal
Lanjutan...
• Sisa makanan pada Vallecular karena berkurangnya
pergerakan posterior dari dasar lidah
• Perlengketan pada depresi di dinding faring karena
jaringan parut atau lipatan faringeal
• Sisa makanan pada puncak jalan napas Karena
berkurangnya elevasi laring
• penetrasi dan aspirasi laringeal karena berkurangnya
penutupan jalan napas
• Aspirasi pada saat menelan karena berkurangnya
penutupan laring
Fase Esophageal
• Gangguan fungsi esophageal -> retensi makanan &
minuman di dalam esofagus setelah menelan. Retensi ini
disebabkan oleh obstruksi mekanis, gangguan motilitas/
gangguan pembukaan Sphincter esophageal bawah.

Logemann's Manual for the Videofluorographic Study of


Swallowing mencantumkan tanda dan gejala gangguan
menelan pada fase esophageal sebgai berikut:
• Aliran balik Esophageal ke faringeal karena kelainan
esophageal
• Tracheoesophageal fistula
• Reflux
Manifestasi Klinis
Disfagia Oral atau faringeal
• Batuk atau tersedak saat menelan
• Kesulitan pada saat mulai menelan
• Makanan lengket di kerongkongan
• Sialorrhea
• Penurunan berat badan
• Perubahan pola makan
• Pneumonia berulang
• Perubahan suara (wet voice)
• Regusgitasi Nasal
Lanjutan...
Disfagia Esophageal
• Sensasi makanan tersangkut di tenggorokan atau dada
• Regurgitasi Oral atau faringeal
• Perubahan pola makan
• Pneumonia rekuren

Keluhan lain : mual, muntah, rasa panas di dada,


hematemesis, melena, odinofagia ( rasa nyeri saat
menelan ), hipersalivasi.
20

Penegakkan diagnosis
• Anamnesis
Jenis makanan, Progresif dalam beberapa bulan,
Terdorong dengan cairan atau tidak, Penyakit sebelumnya,
Waktu dan perjalanan penyakit, Lokasi daerah sumbatan,
gejala lain: masuknya cairan ke dalam hidung waktu
minum.

• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
21

Pemeriksaan penunjang
a. Esofagoskopi
b. Pemeriksaan Manometri
c. USG
d. Videofluorographic swallowing study
e. Fiberoptic endoscopic evaluation of swallowing
(FEES)
Diagnosis banding
Tatalaksana
• Pemasangan NGT
• Modifikasi diet
• Suplai Nutrisi
• Rehidrasi
• Pembedahan : gastrostomy, Cricofaringeal myotomy
24

Komplikasi
• Aspirasi pneumonia,
• Malnutrisi,
• Dehidrasi,
• Obstruksi jalan napas
• Kematian
Daftar Pustaka
• Hayes C. Peter, dkk. Segi Praktis Gastroenterologi dan
Hepatologi. 1988. Binarupa Aksara : Jakarta.
• Mary Courtney Moore. Buku Pedoman Terapi Diet dan
Nutrisi Edisi II.
• Slamet Suyono, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi Ketiga. 2001. Balai Penerbit FKUI : Jakarta..
• William F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
20. 2001. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid I. 2009.
Interna Publishing: Jakarta
• Soepardi, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher Edisi 6. 2007. Balai Penerbit
FKUI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai