Pemeriksaan Saraf
Kranialis
Salma Munifah
Pembimbing: dr. Suryo Bantolo, S.Psi,
Sp.S, M.Sc
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
Cara pemeriksaan.
Salah satu hidung pasien ditutup, dan pasien
diminta untuk mencium bau-bauan tertentu
yang tidak merangsang .
Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu
dengan jalan menutup lubang hidung yang
lainnya dengan tangan. Sebelumnya periksa
lubang hidung apakah ada sumbatan atau
kelainan setempat, misalnya ingus atau
polip.
Tujuan pemeriksaan :
Untuk mengukur ketajaman
penglihatan ( visus) dan
menentukan apakah kelainan pada
penglihatan disebabkan oleh
kelainan okuler lokal atau oleh
kelainan saraf.
Untuk mempelajari lapang pandang.
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
Cara pemeriksaan.
1. pemeriksaan penglihatan ( visus )
Ketajaman penglihatan diperiksa dengan :
Untuk gerakan tangan harus tampak pada jarak 300 meter. Jika
kemampuannya hanya sampai membedakan adanya gerakan ,
maka visusnya ialah 1/300. Contoh Visus = 3/300 pasien hanya
dapat melihat pergerakan tangan pada jarak 3 meter.
10
pemeriksaan lapang pandang.
Metode Konfrontasi dari Donder (paling
mudah ).
Dalam hal ini pasien duduk atau berdiri
kurang lebih jarak 1 meter dengan
pemeriksa, Jika kita hendak memeriksa
mata kanan maka mata kiri pasien harus
ditutup, misalnya dengan tangannya
pemeriksa harus menutup mata
kanannya.
Kemudian pasien disuruh melihat terus
pada mata kiri pemeriksa dan pemeriksa
harus selalu melihat ke mata kanan
pasien.
SARAF OTAK II ( NERVUS OPTIKUS ).
11
Cara pemeriksaan.
Terdiri dari:
pemeriksaan gerakan bola mata.
pemeriksaan kelopak mata.
pemeriksaan pupil.
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
18
1.Pemeriksaan
gerakan bola mata.
Lihat ada/tidaknya
nystagmus ( gerakan
bola mata diluar
kemauan pasien).
Pasien diminta untuk
mengikuti gerakan
tangan pemeriksa
yang digerakkan
kesegala jurusan.
Lihat apakah ada
hambatan pada
pergerakan matanya.
Hambatan yang
terjadi dapat pada
satu atau dua bola
mata.
19
3. Pemeriksaan pupil
Lihat diameter pupil, normal besarnya 3 mm.
refleks akomodasi.
pasien diminta untuk melihat
telunjuk pemeriksa pada jarak
yang cukup jauh, kemudian
dengan tiba – tiba dekatkanlah
pada pasien lalu perhatikan
reflek konvergensi pasien
dimana dalam keadaan normal
kedua bola mata akan
berputar kedalam atau nasal.
Reflek akomodasi yang positif
pada orang normal tampak
dengan miosis pupil.
refleks ciliospinal.
rangsangan nyeri pada kulit
kuduk akan memberi midriasis
( melebar ) dari pupil
homolateral.
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
22
refleks okulosensorik.
Cara pemeriksaan.
Pemeriksaan motorik.
24
Cara pemeriksaan.
Pemeriksaan sensorik.
Dengan kapas dan jarum dapat diperiksa
rasa nyeri dan suhu, kemudian lakukan
pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang
bawah.
Pemeriksaan refleks.
a. Refleks kornea ( asal dari sensorik
Nervus V).
Kornea disentuh dengan kapas, bila normal
pasien akan menutup matanya atau
menanyakan apakah pasien dapat merasakan.
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
28
c. Refleks supraorbital.
supraorbital
Dengan mengetuk jari pada daerah supraorbital,
Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.
a. Pemeriksaan Weber.
Maksud nya membandingkan transportasi
melalui tulang ditelinga kanan dan kiri
pasien.Garpu tala ditempatkan didahi pasien,
pada keadaan normal kiri dan kanan sama keras
( pasien tidak dapat menentukan dimana yang
lebih keras ).
Pemeriksaan N. Kokhlearis.
b. Pemeriksaan Rinne.
membandingkan pendengaran melalui tulang
dan udara dari pasien.
Pada telinga yang sehat, pendengaran
melalui udara didengar lebih lama dari pada
melalui tulang.
Garpu tala ditempatkan pada planum mastoid
sampai pasien tidak dapat mendengarnya
lagi. Kemudian garpu tala dipindahkan
kedepan meatus eksternus. Jika pada posisi
yang kedua ini masih terdengar dikatakan
test positip.
Pada orang normal test Rinne ini positif. Pada
” Conduction deafness ” test Rinne negatif.
35
SARAF OTAK VIII ( NERVUS KOKHLEARIS,
NERVUS VESTIBULARIS
36
Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.
c. Pemesiksaan Schwabach.
Pada test ini pendengaran pasien dibandingkan dengan
pendengaran pemeriksa yang dianggap normal. Garpu
tala dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat
telinga pasien. Setelah pasien tidak mendengarkan
bunyi lagi, garpu tala ditempatkan didekat telinga
pemeriksa. Bila masih terdengar bunyi oleh pemeriksa,
maka dikatakan bahwa Schwabach lebih pendek ( untuk
konduksi udara ). Kemudian garpu tala dibunyikan lagi
dan pangkalnya ditekankan pada tulang mastoid pasien.
Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak
mendengar lagi maka garpu tala diletakkan ditulang
mastoid pemeriksa. Bila pemeriksa masih
mendengarkan bunyinya maka dikatakan Schwabach
( untuk konduksi tulang ) lebih pendek.
Test Pendengaran dengan garputala 512 MHz
** Terganggu
Pemeriksaan N. Vestibularis.
38
a. Pemeriksaan dengan test kalori.
Bila telinga kiri didinginkan (diberi air dingin) timbul
nystagmus kekanan. Bila telinga kiri dipanaskan (diberi
air panas ) timbul nystagmus kekiri. Nystagmus ini
disebut sesuai dengan fasenya yaitu : fase cepat dan
fase pelan, misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat
kekiri.
Bila ada gangguan keseimbangan maka perubahan
temperatur dingin dan panas memberikan reaksi.
Pemeriksaan N. Vestibularis.
c. Test Romberg .
Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang
satu didepan kaki yang lainnya. Tumit kaki yang satu
berada didepan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat
pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang
normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang
dipertajam selama 30 detik atau lebih.
d. Test melangkah ditempat ( Stepping test ).
Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata
tertutup , sebanyak 50 langkah dengan kecepatan
seperti jalan biasa.Selama test ini pasien diminta
untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak
beranjak dari tempatnya selama test berlangsung.
Dikatakan abnormal bila kedudukan akhir pasien
beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya semula,
atau badan terputar lebih dari 30 derajat.
SARAF OTAK IX & X( NERVUS
GLOSOFARINGEUS & NERVUS VAGUS)
41
Cara pemeriksaan:
Pasien diminta untuk membuka mulut dan
mengatakan huruf “ a” . Jika ada gangguan maka
otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan
menyempit dan akibatnya rongga hidung dan
rongga mulut masih berhubungan sehingga bocor.
Jadi pada saat mengucapkan huruf ” a” dinding
pharynx terangkat sedang yang lumpuh tertinggal,
dan tampak uvula tidak simetris tetapi tampak
miring tertarik kesisi yang sehat.
Cara pemeriksaan.
Memeriksa tonus dari m. Trapezius.
Dengan menekan pundak pasien dan
pasien diminta untuk mengangkat
pundaknya.
Memeriksa m. Sternocleidomastoideus.
Pasien diminta untuk menoleh kekanan dan
kekiri dan ditahan oleh pemeriksa ,
kemudian dilihat dan diraba tonus dari m.
Sternocleidomastoideus.
SARAF OTAK XII ( NERVUS
HIPOGLOSUS ).
43
Cara pemeriksaan.
Dengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka kata-
yang sakit.
Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot
lidah .
Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan