PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Disfagia adalah kesulitan makan sebagai akibat gangguan dari salah satu
tahapan dalam proses menelan.Walaupun sering menyertai disfagia, odinofagia
(rasa nyeri pada saat menelan) harus dibedakan dengan disfagia. Perlu perhatian
juga bahwa disfagia tidak dirancukan dengan globus. Globus adalah perasaan
menetap seakan akan ada gumpalan di kerongkongan walaupun sebenarnya
tidak ada kerusakan organic ataupun gangguan menelan yang sebenarnya.
Disfagia merupakan ancaman yang serius karena merupakan resiko
terhadap terjadinya pneumoni aspirasi, malnutrisi, dehidrasi penurunan berat
badan dan obtruksi saluran napas.
disfagia terhadap pemenuhan nutrisi anak juga harus mendapat perhatian lebih
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Disfagia adalah kesulitan menelan. Secara khusus,disfagia hanya
mencangkup kelainan yang disebabkan gangguan transportasi makanan di
esofagus. Secara umum,disfagia mencangkup seluruh hambatan perjalanan
makanan sampai ke lambung.Disfagia mengakibatkan gangguan motilitas
primer yang menyebabkan gangguan fungsi peristaltik (Sodikin,2009)
Disfagia berasal dari bahasa Yunani yang berarti gangguan makan.
Disfagia biasanya merujuk kepada gangguan dalam makan sebagai
gangguan dari proses menelan. Disfagia dapat mejadi ancaman yang serius
terhadap kesehatan seseorang karena adanya resiko pneumonia aspirasi,
malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, dan sumbatan jalan napas.
Beberapa penyebab telah di telah ditujukan terhadap disfagia pada
populasi dengan kondisi neurologis dan non neurologis.
Jadi dapat disimpulkan,Disfagia adalah kesulitan menelan.
Sesorang dapat mengalami kesulitan menggerakkan makanan dari bagian
atas tenggorokan ke dalam kerongkongan karena adanya kelainan di
tenggorokan.
B. KLASIFIKASI
Disfagia diklasifikasikan dalam dua kelompok besar,yaitu Disfagia
orofaring (transfer dysphagia) dan disfagia esofagus.
a. Disfagia orofaring
Disfagia orofaring timbul dari kelainan di rongga mulut, faring, dan
esofagus, dapat disebabkan oleh stroke, penyakit Parkinson,
kelainan
neurologis,
oculopharyngeal
muscular
dystrophy,
sfingter esophagus bagian atas, radioterapi, infeksi, dan obatobatan (sedatif, antikejang, antihistamin)
b. Disfagia esofagus
Disfagia esofagus timbul dari kelainan di korpus esofagus,
sfingter esophagus bagian bawah atau kardia gaster. Biasanya
disebabkan oleh striktur esofagus, keganasan esofagus, esophageal
rings and webs, akhalasia, skleroderma,kelainan motilitas esofagus non
spesifik.Makanan biasanya tertahan beberapa saat setelah ditelan,dan ak
an berada setinggi suprasternalnotch atau di belakang sternum sebagai
lokasi obstruksi, regurgitasi oralatau faringeal, perubahan kebiasaan
makan, dan pneumonia berulang
C. ETIOLOGI
a. Kelainan Struktural
Kongenital
Atresia rongga mulut
Labioskisis dan palatoskisis
Makroglosia, kista, limfoma pada lidah
Makrognati, sindroma Pierre Robin
Ankilosis sendi temproromandibuler
Tumor atau kista faring
Kista epiglottis
Atresia, stenosis, web, divertikulum, duplikasi esophagus
Hernia pada esophagus
Kelainan pembuluh darah besar, arteri subklavia kanan aberans,
cincin vascular
b. Didapat
Refluks gastro esophageal dengan epiglotik peptic
Esofagus Barret
Infeksi : stomatis, esofagitis, tetanus
Alergi : stomatis, esofagitis (sindroma Steven Johnson)
Korosif : stomatis, esofagitis (bahan korosif)
Epidermolosis bulosa
Benda asing
Tumor
c. Gangguan neurology dan neuromuskuler
atau
subkarnial,
yang
disebabkan
oleh
infeksi
Tanda dan gejala yang dapat dikaitkan dengan disfagia mungkin termasuk:
Nyeri saat menelan (odynophagia)
Tidak mampu menelan
Makanan terjebak di tenggorokan atau dada, atau di belakang tulang dada
(sternum) Drooling (ngiler)
Suara serak
Memuntahkan kembali makanan (regurgitasi)
Sering mulas
Makanan atau asam lambung kembali ke dalam tenggorokan
Penurunan berat badan yang tidak terduga
Batuk atau tersedak saat menelan Pada bayi dan anak-anak, tanda dan
gejala kesulitan menelan dapat mencakup:
Kurangnya perhatian ketka makan
Tubuh yang menegang ketika makan
Menolak untuk makan makanan dengan tekstur yang berbeda
Waktu makan yang sangat panjang (30 menit atau lebih)
Masalah Makanan atau cairan yang bocor dari mulut
Batuk atau tersedak saat makan
Meludah atau muntah saat makan
Masalah pernapasan saat makan dan minum
Kehilangan berat badan atau pertumbuhan yang lambat
Pneumonia berulang
G. KOMPLIKASI
Disfagia menyebabkan penderita mudah mengalami aspirasi,
dimana aspirasi selanjutnya akan menybabkan pneumonia. Beberapa
factor yang mempengaruhi terjadinya aspirasi ini diantaranya adalah
jumlah, sifat fisik dan letak kedalaman aspirasi serta meknisme
pembersihan oleh paru. Aspirasi semakin berbahaya pada aspirasi dalam
jumlah yang lebih besar, letak yang semakin distal dan sifat yang lebih
asam. Bila aspirasi diikuti organisme infeksius atau bahkan flora normal
mulut sekalipun, maka akan dapat menbyebabkan pneumonitis.
Malnutrisi dan dehidrasi sendiri merupakan factor resiko untuk
terjadinya pneumonia. Malnutrisi menyebabkan seseorang rentan terhadap
perubahan kolonisasi bakteri di orofaring dan menurunkan pertahankan
terhadap infeksi dengan menekan system imunitas. Malnutrisi juga
motorik
halus
dan
kasar.
Penatalaksanaan
harus
Disfagia
dan
batasi
makanan
yang
menimbulkan
ketidaknyamanan.
e. Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif
f. Berikan perawatan oral yang sering misalnya pijatan punggung,
g. perubahan posisi
2. Gangguan menelan berhubungan dengan abnormalitas orofaring
a. Inspeksi rongga oral dan perhatikan pada saliva, lidah, bibir, geligi
dan gusi, memban mukosa.
b. Hisapan rongga oral secara perlahan atau sering. Biarkan pasien
c. melakukan penghisapan sendiri bila mungkin atau menggunakan
kasa untuk mengalirkan sekresi.
d. Berikan irigasi oral sesuai indikas
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan
3. ketidak mampuan untuk mencerna makanan
a. Kaji status nutrisi secara continu, selama perawatan setiap hari,
perhatika tingkat energi kondisi kulit, kuku, rambut, rongga mulut,
keinginan untuk makan/anoreksia
b. Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan saat
penerimaan
c. Berikan larutan nutrisi pada kecepatan yang dianjurkan melalui
alat kontrol infus sesuai kebutuhan . atur kecepatan pemberian
perjam sesuai anjuran
d. Jadwalkan aktifitas dengan istirahat. Tingakatkan tehnik relaksasi
: An. S
Umur
: 8 th
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Pendidikan
: SD
Status Perkawinan
: Belum Kawin/Nikah
Pekerjaan
: Pelajar
Diagnosa Medis
: Dispalgia
II. Data
1.
Keluhan Utama
: Kesulitan menelan
2.
: Dehidrasi
: Sedang
: 100/70
Pernapasan
: 18 kali/menit
Denyut Nadi
: 60 kali/menit
Suhu tubuh
: 37,5 0 C
Bibir simetris
Warna bibir pucat
Keadaan mukosa bibir kering dan pecah-pecah
Warna gigi putih
Ada karies dan peradangan pada pharynx
Jumlah gigi lengkap
Edema pharynx
Pembesaran tonsil
Ovula simetris
Leher simetris
Permukaan leher mormal
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Pembesaran tiroid
Palpasi
oKelenjar limfe normal
oEdema pharynx
oPembesaran tiroid
oVena jugularis normal
Uji nervus
o
o
o
o
o
Tujuan
gangguan
menunjukkan
berhubungan dengan
metode
menelan
paralise
akibat
Rasional
Pasien
menelan
kelemahan otot-otot
Intervensi
menelan
berkosentrasi
selama
mekanisme
makan tanpa
adanya
gangguan dari
menegakkan kepala.
Letakkan pasien pada
luar atau
posisi duduk/tegak
lingkungan
Pasien mampu
mengunya
makan
secara
perlahan.
Pasien mampu
menelan
makanan yang
lunak/
kental/cair
Pasien mampu
meminum
cairan dengan
menggunakan
sedotan.
program latihan
FORMAT IMPLEMENTASI
Hari/Tgl
Selasa
Jam
07.15
Intervensi
Tingkatkan upaya untuk dapat
09.00
Evaluasi
09/09/201
berusaha menelan
kepala
A : Masalah teratasi
kepala
: Mempertahankan
intervensi
09.30
11.30
11.15
makanan lunak
: Lanjutkan intervens
13.00
mengunyah
makanan
A : Masalah teratasi
P
: Pertahankan intervensi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Disfagia pada anak sering merupakan bagian dari penyakit lain
yang lebih komleks dan jarang berdiri sendiri. Penyebab dari disfagia anak
secara umum disebabkan kalianan structural dari organ organ menelan
(obtruksi mekanik) atau karena gangguan neomuskular.
Komplikasi yang terjadi dapat berupa pneumoni aspirasi,
malnutrisi, dehidrasi penurunan berat badan dan obtruksi saluran napas.
Penanganan disfagia pada dasarnya adalah mengatasi disfagia itu sendiri dan
mencagah atau mengobati komplikasinya.
Penatalaksaan disfagia
modifikasi dari diet dan positioning saar menelan. Tujuan utama adalah
mengurangi risiko komlikasi akibat disfagia seperti aspirasi pneumonis,
malnutrisi dan dehidrasi
B. SARAN
Proses pemberian makanan pada pasien post gangguan menelan ini
perlu kesabaran. Karena itu kerjasama dengan anggota keluarga terdekat
untuk mempersiapkan perawatan lanjut di rumah. Pemilihan makanan juga
harus disesuaikan dengan kemampuan menelan pasien. Oleh karena itu
kerjasama dengan ahli gizi sangat penting untuk pemilihan dan penyediaan
makanan yang sesuai dengan perkembangan pasien. Frekuensi pemberian
makanan pada pasien pun berbeda dengan orang normal. Karena kemampuan
pasien belum optimal asupan makanannya pun belum adekuat. Untuk itu
Pendokumentasian
Perawatan
:
Pasien
(terjemahan). Edisi 3,
Newman LA, Kackley C, Peterson MC, Hammer A. swallowing function anda
medical
106 Jakarta
Paik
NJ,
Dysphagia.
2006
diakses
dari
http://www.emedicine.com/pmr/topic194.htm
Soeparto P, Djupri LS, Ranuh RG, Sindroma gangguan motiitas saluran cerna:
patofisiologis, penatalaksanaan. Surabaya : Divisi Gastroenterologi
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo-Fakultas Kedokteran
Unair, 2004: 439 - 449.
Disusun Oleh :
1
Adita Choiri F
2520142571
Akhmad Fajar T
2520142572
3D