GERD
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
dan timbul GERD. Selain itu, GERD juga terjadi karena penurunan
timbul pola nafas tidak efektif. Disamping itu GERD menyebabkan refluks
cairan masuk ke laring dan tenggorokan, terjadi resiko aspirasi . GERD
terasa pahit pada mulut, aliran balik dalam jumlah banyak sehingga terjadi
kecuali pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan,
atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran
balik dari gaster ke esophagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus
LES tidak ada atau sangat rendah (< 3 mmHg). Refluks gastroesofageal
menelan
dan faktor ofensif dari bahan refluksat. Yang termasuk faktor defensif
ketiga). Sedangkan yang termasuk faktor ofensif adalah sekresi gastrik dan
daya pilorik.
Faktor-faktor lain yang berperan dalam timbulnya gejala GERD
fisiologis, antara lain dilatasi lambung, atau obstruksi gastric outlet dan
relatif kecil dan kurang didukung oleh data yang ada. Namun demikian ada
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Medis
b. Terapi medikamentosa
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Endoskopi
c. Monitoring pH 24 jam
gastroesofageal.
dengan HCl 0,1 M dalam waktu kurang dari 1 jam. Tes ini bersifat
gejala yang tidak khas. Bila larutan ini menimbulkan rasa nyeri dada
e. Manometri esofagus
Mengukuran tekanan pada katup kerongkongan bawah
1. Pengkajian
didapatkan data : Ny. Y datang ke IRD dengan keluhan mual muntah yang
terus menerus, rasa terbakar di dada, dari 2 hari kemarin, terdapat tanda-
Meliputi pemeriksaan:
2) Pulse rate
3) Respiratory rate
4) Suhu
lalu, operasi, dirawat di rumah sakit, persepsi penyebab sakit saat ini
2) Nutrisi – metabolic
Kaji Pola BAB, BAK, fungsi ekskresi kulit, penggunaan alat untuk
6) Kognitif – perceptual
keputusan).
Data objektif : -
e. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
N Diagnosa
Intervensi
o Keperawatan
1 Kekurangan Volume NOC: NIC :
membantu pasien
makan
muncul meburuk
tranfusi
Nausea management
frekuensi, durasi,
pencetus munculnya
mual
2) Observasi secara
nonverbal
ketidaknyamanan
makanan, yang
disukai, tidak
makan
4) Identifikasi faktor
terkait obat dan
prosedur yang
mungkin sebagai
penyebab mual.
5) Kolaborasi
pemberian obat
antiemetic untuk
mencegah mual.
6) Kontrol faktor
lingkungan yang
mungkin memicu
mual ( stimulasi
mungkin mencetus
lelah ).
8) Identifikasi strategi
yg berhasil
mengatasi mual.
9) Promosikan istirahat
cukup untuk
mengurangi mual.
10) Makan porsi kecil
tapi sering.
tinggi karbohidrat
kebisingan
9) Kurangi faktor
presipitasi nyeri
penanganan nyeri
(farmakologi, non
nyeri untuk
menentukan intervensi
non farmakologi
mengurangi nyeri
kontrol nyeri
tidak berhasil
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
1) Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
sebelum pemberian
obat
2) Cek instruksi dokter
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
satu
5) Tentukan pilihan
analgesik tergantung
6) Tentukan analgesik
pengobatan nyeri
secara teratur
pemberian analgesik
pertama kali
nyeri hebat