I. G. N. G. BIDURA
I. B. GAGA PARTAMA
TJOK. GDE OKA SUSILA
Penulis:
I. G. N. G. Bidura
I. B. Gaga Partama
Tjok. Gde Oka Susila
Ilustrasi: Repro
Penyunting:
D. K. Harya Putra
Diterbitkan oleh:
Udayana University Press
Jl. P.B. Sudirman, Denpasar - Bali
Lantai Dasar Perpustakaan Pascasarjana
Telp. 081 337 491 413
Cetakan Pertama:
Juni 2008
xxv + 269 hlm, 14 x 21 cm
ISBN: 978-979-8286-51-3
Penyusun
PRAKATA ~ v
DAFTAR ISI ~ ix
DAFTAR TABEL ~ xv
DAFTAR GAMBAR ~ xxiii
I. PENDAHULUAN ~ 1
1.1 Pengertian Limbah ~ 1
1.2 Keterbatasan Nutrisi Pakan Limbah ~ 2
1.3 Jenis Pakan Limbah Untuk Ternak ~ 3
1.4 Pertimbangan Teknis dan Ekonomis ~ 5
1.5 Peranan Teknologi dalam Pengolahan Limbah ~ 7
1.5.1. Teknologi untuk mengatasi senyawa
antinutrisi ~ 9
1.5.2. Aplikasi bioteknologi ~ 10
1.5.3. Teknologi pakan lengkap ~ 12
1.5.4. Teknologi pakan pada integrasi ternak
dengan usaha pertanian dan perkebunan ~ 13
1.5.5. Teknologi ramah lingkungan ~ 16
29 Bulu ayam broiler yang masih utuh (kiri) dan sesudah direbus
serta difermentasi (kanan).....................241
Sumber
Enzim
Hewan Tanaman
Alfa-Amilase,Tripsin,dan Kelenjar Pankreas Kecambah Barley
Khimotripsin
Beta-Amilase - Barley, ubi jalar, kac.
kedelai, gandum
R – Enzim Lipoksigenase - Kacang-kacangan,
kentang
Endo Beta-glukonase - Kecambah barley
Papain - Pepaya
Bromelin - Nenas
Pepsin Lambung
Renin Abomasum anak sapi
Perlakuan
Variabel
A B C
Kons. ransum (g) 3360,2a 3700,8c 3525,8b
Konsumsi Lysin (g) 46,43c 52,18a 50,07b
Berat Badan akhir (g) 1739,6a 1635,8c 1661,8c
PertambahanBeratBadan(g) 1576,8a 1474,1b 1500,0a
Feed Conversion Ratio (FCR) 2,13a 2,51b 2,35c
Perlakuan
Variabel
A B C
Konsumsi ransum (g/ekor/4 mg) 2393,00 b
2695,00 a
2469,00b
Berat badan akhir (g/ekor) 1774,43a 1679,14b 1854,08a
Pertamb.beratbadan(g/ekor/4mg) 1276,77 a
1184,14 b
1357,36a
Feed conversion ratio (FCR) 1,87b 2,16a 1,82b
KCBK ( % ) 71,57 a
69,57 b
72,84a
KCBO ( % ) 74,81ab 74,00b 76,33a
3
Distribusi Lemak Tubuh (%)
2,5
2 Lem ak E m pedal
Lem ak M es enterium
1,5
Lem ak B antalan
1 Lem ak A bdom en
0,5
0
A B C
Perlakuan
Ampas Tahu
Pencetakan
Inkubasi 40 Jam
Dijemur matahari
3.4 Pollard
Gandum (Triticum aestinum) adalah termasuk jenis tanaman
rumput-rumputan (gramineae) yang ditanam untuk produksi
biji. Di negara-negara penghasil gandum (Kanada, USA, Eropa,
dan Australia), biji gandum dimanfaatkan sebagian besar untuk
makanan manusia dan sebagian kecil merupakan sumber energi
untuk pakan ternak.
Menurut Mc.Donald et al. (1978), biji gandum terdiri
atas 85 % endosperma, 13 % dedak dengan kulit biji, serta 2 %
germ (embrio dan lembaga). Banyaknya tepung yang dihasilkan
bervariasi. Sebagai contoh, di Inggris tepung yang dihasilkan ±
72 % dan sisa yang 28 % terdiri atas : wheat germ (embrio) yang
mengandung protein 22 – 32 %, bran (straight run bran) campuran
dedak dengan kandungan serat kasar 8,5 – 12 %, dan protein kasar
BK PK SK EE BETN Tanin ME
Perlakuan
(%) (%) (%) (%) (%) (%) Kal/g
To 92,36 7,99 3,19 3,25 82,91 0,54 3090
T1 89,66 14,22 3,41 4,25 74,32 0,39 3265
T2 90,64 17,52 3,95 4,05 70,64 0,17 3069
T3 89,83 16,51 3,75 3,93 72,00 0,36 3187
Level Penggunaan
Jenis Hewan
Starter Grower Finiser/Layer
Ayam ras petelur 0 – 15 0 – 20 0 – 20
Broiler 5 – 20 5 – 20 5 – 20
Kalkun 5–8 10 – 20 10 – 25
Itik 5 – 10 5 – 15 5 – 25
Entog 5 – 10 10 – 25 10 – 30
Babi 1 – 20 10 – 30 20 – 40
LevelPemberianDedakPadi(g/ekor/hari)
Variabel dalam ransum Berbasis Rumput Gajah
0 200 400
Konsumsi ransum (g BK/ekor/hari) 852,43 912,94 967,17
Pertambahanberatbadan(g/ekor/hari) -26,49 27,47 44,46
Berat potong (kg/ekor) 21,20 25,00 25,98
Bobot daging karkas (g/ekor) 4408 6185 6361
Bobot tulang karkas (g/ekor) 1722 1915 1888
Bobot lemak karkas (g/ekor) 475 1063 1303
3.9 Onggok
Penggunaan ubi kayu dalam ransum unggas dan dalam
keadaan mentah kurang memuaskan karena mengandung racun,
yaitu asam sianida (HCN). Namun, penjemuran, perebusan,
atau pemanasan bahan tersebut dapat menurunkan atau
menghilangkan racun tersebut.
Kelebihan utama ubi kayu adalah kandungan energi
termetabolisnya yang cukup tinggi, yaitu 2970 kkal/kg. Namun,
kandungan protein kasarnya rendah, berkisar antara 0,18 – 2,50
%, serat kasarnya 0,77 – 0,97 %, dan lemak kasarnya 0,94 – 0,95 %.
Kandungan protein kasar ubi kayu sangat beragam tergantung
pada varietas tanamannya.
Keterangan :
A = Nasi, mie, roti, dan kaldu
B = Daging, tulang, ikan, dan telor
C = Buah-buahan dan kulit buah-buahan
D = sayur-sayuran
(a) (b)
Gambar 7. Pod kakao tanpa perlakuan (a) dan pod kakao yang
telah mengalami fermentasi dengan kapang (b) (Erika, 1998).
Variabel Perlakuan1)
A B C D E
Berat Potong (g) 1316,67bc 3)
1350,00b 1171,67d 1443,33a 1295,83c
Pad-fat (%) 0,33a 3)
0,33a 0,25b 0,22b 0,22b
Mesenteric-fat(%) 0,24a 0,23a 0,24a 0,25a 0,22a
Lemak empedal
0,26a 0,27a 0,25a 0,25a 0,25a
(%)
Lemakabdomen
0,83a 0,83a 0,74ab 0,72ab 0,70b
(%)
Lemaksubkutan+
26,87a 26,32a 24,12ab 22,84b 22,07b
kulit (%)
Kolesteroldaging
70,88a 71.05a 67,76b 69,72a 66,66b
(mg/100g)
Keterangan : Sumber (Mariani dan Suryani, 2004)
1. Ransum tanpa pod kakao dan ragi sebagai kontrol (A),
ransum dengan 15 % pod kakao (B), ransum dengan 30 %
pod kakao (C), ransum dengan 15 % pod kakao + 0,50 % ragi
tape (D), dan ransum dengan 30 % pod kakao + 0,50 % ragi
tape (E).
2. Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama,
menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)
(g/ekor/17 minggu)
Pertambahanberatbadan 1181,5a 1133,75b 1095,5c 70,65
(g/ekor/17 minggu)
Efisiensi penggunaan 0,090a 0,083ab 0,078b 0,002
ransum
Asamuratdarah(mg/100 5,10a 5,70b 4,70c 0,071
ml)
HOMOFERMENTATIF HETEROFERMENTATIF
A. Hasil Fermentasinya
Glukosa 2 as. Laktat Glukosa as. Laktat + etanol + CO2
Fruktosa 2 as. Laktat 3 Fruk.as.Laktat+asetat + CO2 + 2 manitol
Xylosa as. Laktat + asetat 2 Fruk.as. Laktat+astat + CO2 + 2 manitol
Arabinosa as. Laktat + asetat
B. Mikroorganisme
Strain Coccus Strain Coccus
Streptococcus faecalis Leucomostoc mesenteroides
Streptococcus faecium Leucomostoc olextranicum
Pediococcus acidilactis Leucomostoc cremoris
Strain Lactobacillus Strain Lactobacillus
L. plantarum L. brevis
L. curvatus L. fermentum
L. carymoformis sub. Sp. L. viridexceus
L. casei, L. corniformis
Homofermentatif
L. plantarum
L. brevis,
Lactobacillus
L. bhucherni, L. fermentum Heterofermentatif
P. brevis
Energi
Perlakuan2 Protein Serat Lemak Air Abu BETN
(kkal/kg)
P0 37,1a 26,2a 0,7a 5,4a 11,1a 19,5a 2330,8a
P1 34,2b 20,3b 0,7a 6,0 13,0ab 25,6b 2463,5ab
P2 33,2c 14,4c 0,9b 5,5a 17,5ab 32,7c 2559,5bc
P3 32,7d 12,2c 0,8ab 5,7a 17,2ab 30,4c 2599,1bc
P4 31,7c 9,7d 0,9b 5,8a 19,9b 32,1c 2696,9c
P5 30,6f 7,5d 0,9b 5,8a 20,4b 34,8c 2747,7c
Tabel 33. Kandungan zat makanan dari isi rumen sapi, kerbau,
dan domba
Keterangan :
• Sapi yang diberi jerami padi tanpa amoniasi dan fermentasi
dengan Complete feed 1,5% dari bobot sapi sebagai kontrol (A),
sapi yang diberi jerami amoniasi urea denga Complete Feed
3–3,5 % NH3
Larutan dan Gas berdasarkan berat
kering. Kadar air
Dibungkusplastiksatupersatu
15–20 %, dan lama
dan diberi ammonia
pemeraman 1
–8minggutergantung
suhu.
3–3,5 % NH3
berdasarkan berat
Dimasukkan dalam kotak kering. Kadar air
atauruanganterisolasitanpa 15–20 %, dan lama
pemanasan pemeraman 1
–8minggutergantung
suhu.
3–3,5 % NH3
Gas Anhydrous berdasarkan berat
kering. Kadar air
Bahan dipotong, urea
15–20 %, dan lama
ditambahkansebelumpellet
pemeraman 1
–8minggutergantung
suhu.
Urea
2 – 3 % lar. Urea pada
Bahan dipotong, urea
suhu 133 0C dan kadar
ditambahkansebelumpellet
air 15 – 20 %
Jumlah berbanding
Urine sebagai pengganti bahan (1 : 1)
Urine
larutan urea dalam lubang tergantung jumlah N
dalam urine
Suhu 60 – 110 0C
Ammoniumkarbonat/ Disusun dalam silo atau
5%lararutanAmonium
Hidrogen karbonat keranjang bamboo
karbonatdenganbahan
berbanding (1 : 1)
Gambar 18. Daun pucuk tebu dalam bentuk silase, wafer, dan
pellet
DayacernaBahan
Perlakuan
Organik (%)
Jerami tanpa perlakuan 52,4
Jerami + urea saat pemberian pakan 52,0
Jerami dengan perlakuan urine 56,3
Jerami + urine + bungkil kedelai (urease) 57,1
Jerami perlakuan urea (NH3) 56,4
Jerami + urea (NH3) + bungkil kedelai 59,0
Amonia anhydrous, ditumpuk 67,8
Ammoniaanhydrousditumpukdanudaradikeluarkansebelum
66,7
amonia
Amonia anhydrous dioven 63,6
Larutan amonia ditumpuk 59,0
NaOH… perlakuan kering (NaOH 4 %) 67,8
NaOH… perlakuan kering, giling, pelet (3 % NaOH) 64,7
Metode Bechman (pencelupan/direndam) 75,7
Perlakuan Basah 72,8
Variabel 0% 3% 6%
Pertambahan berat badan (g) 1111,83a* 1125,33a* 1013,50b*
Konsumsi ransum (g) 4623,17a 4584,5a 4358,17b
Konsumsi lysin (g) 41,61b 43,24a 42,49a
Feed Conversion Ratio (FCR) 4,16b 4,08c 4,30a
Berat Karkas (g) 776,83a 786,50a 707,17b
Persentase karkas (%) 60,53a 60,57a 59,72a
Kolesterol total (mg/dl darah) 174,33a 171,33a 153,00b
Pad-fat (g/100 g berat badan) 0,30a 0,25b 0,24b
Abdominal-fat (g/100g Berat badan) 0,64a 0,58b 0,53b
Lemaksubkutan+kulit(g/100gBeratbadan) 15,50a 14,63b 14,56b
Sumber : Bidura dan Ramia (2004)
* Nilai dengan huruf berbeda pada baris yang sama, berbeda
nyata (P<0,05)
Tabel 54. Analisis komposisi buah dan daun pepaya (100 g)*
Unsur Buah masak Buah Mentah Daun
Energi (kal) 46 26 79
Air (g) 86,7 92,3 75,4
Protein (g) 0,5 2,1 8,0
Lemak (g) - 0,1 2,0
Karbohidrat(g) 12,2 4,9 11,9
Vitamin A (IU) 365 50 18250
Vitamin B (IU) 0,04 0,02 0,15
Vitamin C (IU) 78 19 140
Kalsium (mg) 23 50 353
Besi (mg) 1,7 0,4 0,8
Fosfor(mg) 12 16 63
Tabel 55. Rata–rata berat badan awal, berat badan akhir, konsumsi
pakan harian, pertambahan berat badan harian
(PBBH) dan konversi pakan kambing Bligon yang
diberi daun pepaya
Tingkat Pemberian Daun Pepaya
Variabel
0% 25 % 50 %
Berat badan awal (kg) 13,74 ± 0,46 13,74 ± 1,04 14,26 ± 0,73
Berat badan akhir (kg) 14,10 ± 0,93 13,94 ± 0,68 15,27 ± 0,72
Pertambahanberatbadan
8,57 ± 5,22 8,86 ± 7,85 13,33 ± 4,99
harian (g)
Konsumsi bahan kering
50,74 ± 1,04 65,83 ± 7,9 82,55 ± 1,83
(g/kg/BB0,75)
Konsumsi PK (g/kg
5,64 ± 0,11 7,53 ± 0,44 8,79 ± 0,19
BB0,75)
Konsumsi TDN (g/kg
27,38 ± 0,53 34,61 ± 1,98 39,72 ± 0,88
BB0,75)
Tabel 56. Rataan skor rasa, tekstur, keempukan, dan warna daging
kambing Bligon yang diberi daun pepaya
Tingkat Daun Pepaya Dalam Ransum
Variabel
0% 25 % 50 %
Rasa 1,90 2,93 2,73
Tekstur 3,13 2,57 3,23
Keempukan 2,87 3,27 2,27
Warna 2,70 2,83 3,50
Sumber : Sriyani (2004)
Bahandirecah/dipotongdan
425 kg lar. NaOH 16 % untuk
disemprot dg NaOH dalam
setiap 1 ton jerami
mixer
Tabel 58. Koefisien cerna beberapa zat gizi bungkil kelapa sebelum
dan sesudah difermentasi dengan Aspergillus niger
Fermentasi
Peningkatan
dengan
Zat Gizi Bungkil Kelapa
(%)
A.. niger
Bahan kering (%) 60,00 + 7,60 63,20 + 5,80 5,30
Energi (kkal/kg) 1667 + 154 2473 + 246 48,40
Protein kasar (%) 31,30 + 16,8 36,30 + 9,30 16,00
Fosfor (%) 23,0 + 20,08 36,10 + 10,08 57,00
9.6.2. Bakteri
Bakteri merupakan mikroba uniseluler yang selalu
dilindungi oleh dinding sel. Banyak spesies pada permukaan
luar dinding selnya ditutupi oleh kapsul atau lapisan lendir
seperti lem perekat. Itu termasuk sel prokariotik yang relatif
kecil dan sederhana. Bentuk khas bakteri ada tiga, yaitu bulat
(coccus) dengan diameter berkisar antara 0,5 – 4,0 mikrometer,
batang (bacillus) dengan panjang antara 0,5–20 mikrometer, dan
spiral (spirilla) berukuran panjang > 10 mikrometer dan lebar 0,5
mikrometer (Tarigan, 1989).
Kelebihan utama bakteri adalah kemampuannya
membentuk endospora di bawah kondisi kritis. Endospora adalah
bentuk dorman yang mampu bertahan terhadap panas, radiasi,
dan racun kimia. Apabila endospora ini dikembalikan pada
lingkungan yang menyenangkan, maka sel akan tumbuh dan
berfungsi normal seperti biasa.
Dinding sel bakteri terdiri atas peptidoglycan, yaitu suatu
jaringan rantai polisakarida yang terikat dengan suatu oligopeptida.
Bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglycan serupa, tetapi
lebih tipis dan diselimuti lapisan luar berupa polisakarida dan
lipoprotein. Di samping itu, bakteri juga memiliki “kapsula”
yang menyerupai gel, dan ada juga yang memiliki flagella dan villi
(Darma, 1992).
Flagella bakteri dapat menyebar ke seluruh permukaan sel,
tipe demikian disebut “peritrichous”, atau hanya di bagian polar
(baik pada satu polar maupun di kedua polar). Adanya flagella
memungkinkan bakteri bergerak. Villi lebih pendek, tipis, dan
Keterangan :
1. Ransum basal tanpa penambahan gergaji kayu atau ragi tape
sebagai kontrol (A), ransum basal dengan penambahan 8 %
gergaji kayu (B), dengan penambahan 0,5 % ragi tape (C) dan
ransum dengan penambahan 8 % gergaji kayu + 0,5 % ragi
tape (D).
2. Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama,
menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Keterangan :
1. Ransum kontrol tanpa sekam padi atau gergaji kayu
(A), penggantian 50 % dedak dengan sekam padi yang
disuplementasi dengan 0,20 % Starbio (B), penggantian 50 %
dedak dengan gergaji kayu yang disuplementasi dengan 0,20
% Starbio (C).
2. SEM = Standard error of the treatment means
3. Nilai dengan hurup berbeda pada baris yang sama,
menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Gambar 29. Bulu ayam broiler yang masih utuh (a) dan sesudah
direbus serta difermentasi (b)
Variabel 0% 5% 5 % terfermentasi
Pertambahanberatbadan(g) 1699,83a 1539,50b 1711,33a
Konsumsi ransum (g) 2989,00b 3228,83a 3083,83b
Feed Conversion Ratio (FCR) 1,76b 2,10a 1,80b
Pad-fat(g/100gberatpotong) 1,60a 1,28b 1,24b
Abdominal-fat (g/100 g brt
2,66a 2,27b 2,18b
potong)
Sumber : Bidura dan Suasta (2003)
* Nilai dengan hurup berbeda pada baris yang sama, berbeda
nyata (P<0,05)