Judul Peningkatan Teknologi Produksi Beras untuk konservasi sumber
daya dan ketahanan iklim NICRA
Penulis Anup Das, DP Patel, Ramkrushna GaI, GC Munda, SV Ngachan, BU Choudhury, KP Mohapatra, DJ Rajkhowa, Rajesh Kumar dan AS Panwar. Tahun 2012 Penerbit ICAR Research Complex for NEH Region Reviewer : Afifah Ardiyani Bahari Tanggal Review : 27 Oktober 2022 Padi (Oryza Sativa L.) Padi (Oryza Sativa L.) merupakan tanaman pangan utama di Wilayah Timur Laut India dengan luas areal sekitar 3,5 m ha dengan produktivitas rata-rata 1,77 t/ha yang jauh di bawah rata- rata nasional. Wilayah ini masih mengalami defisit sekitar 12% bahan pangan mengingat triennium terakhir dan 2,8% pada 2010- 11. Hasil penelitian Eksperimen lapangan yang dilakukan di Kompleks ICAR, Umiam mengungkapkan bahwa pengolahan tanah tanpa pembajakan (tanpa pembajakan) dan pengolahan tanah minimal (hanya dengan 2 pembajakan) mencatat hasil padi yang sama 15% lebih tinggi dibandingkan dengan pengolahan tanah konvensional (4 pembajakan). Biaya penanaman padi di bawah olah tanah nol dan olah tanah minimum jauh lebih murah daripada olah tanah konvensional dan karenanya, meningkatkan pendapatan petani secara substansial. Bedengan dengan lebar 70 cm diselingi dengan alur dengan lebar 30 cm. Di dataran, digunakan pembuat tempat tidur yang ditarik traktor. Sedangkan, dalam kasus bukit/peternakan kecil alat penenggelaman hewan atau tenaga kerja manual digunakan untuk membuat tempat tidur. 3-4 baris padi ditanam di bedengan yang ditinggikan. Sistem ini mendorong diversifikasi tanaman dan melestarikan sumber daya seperti air, benih, dll. Transplantasi Waktu optimal tanam adalah dua minggu pertama bulan Juli untuk dataran rendah dan menengah. Waktu tanam harus disesuaikan untuk menghindari suhu rendah selama berbunga terutama di dataran tinggi (di atas 1300 m). Manajemen nutrisi di lapangan utama Pengelolaan kesehatan tanah yang optimal adalah kunci keberhasilan dalam setiap produksi tanaman. Tanah yang sehat dan bersemangat dapat menahan kekeringan/masalah lain lebih baik dibandingkan dengan tanah yang sakit/tidak dikelola dengan baik. Jumlah pupuk organik yang cukup (FYM, kascing, pupuk lainnya) bersama dengan pupuk anorganik (Urea, SSP, MOP dll) membantu dalam mencapai kesehatan tanah Sistem tanam Karena keberhasilan panen rabi sangat sulit di lahan kering tadah hujan di wilayah North East Hills (NEH), intensitas tanam dan produktivitas total dapat ditingkatkan dengan tumpangsari kedelai, arhar dan kacang tanah dengan padi di lahan kering. Telah ditemukan bahwa beras + arhar (rasio baris 4:1) dan beras + kacang tanah/ kedelai (rasio baris 4:2) menjanjikan di wilayah NEH. Tumpang sari dengan kacang-kacangan membantu dalam mengurangi masalah gulma, meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan pendapatan pertanian. Emisi dan Pengelolaan Negara dari sawah diperkirakan 3,39 juta ton (mt)/tahun. Potensi Metana (CH4 ) Total emisi emisi CH4 dari sawah di India Timur Laut diekstrapolasi dari perkiraan tingkat emisi di bawah berbagai penggunaan lahan sawah oleh Space Application Center (SAC), ISRO, Ahmedabad (2009). Total potensi emisi CH4 di India Timur Laut diperkirakan sebesar 0,51 mt/tahun (Tabel 2). Membawa sekitar 25% area padi di bawah SRI/ budidaya aerobik akan mengurangi emisi CH4 sekitar 0,062 mt (12%) dari tingkat saat ini di NE India. Demikian pula, pengelolaan nitrogen yang efisien akan mengurangi emisi oksida nitrat dari sawah Perhitungan Perhitungan Pupuk dan Pestisida dalam Pertanian Pemberian pupuk dan pestisida dalam dosis dan jumlah yang tepat merupakan prasyarat untuk mendapatkan respon yang optimal dalam pertumbuhan dan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman. Bagi petugas lapangan dan petani, metode penghitungan yang mudah harus disediakan untuk menghindari kerumitan dalam penghitungan. Sebagai contoh jika seorang petani harus mengaplikasikan 60 kg N pada beras, maka ia perlu mengaplikasikan 60 x 2,17 atau 130 kg urea. Ini sangat sederhana untuk dipahami dan menghindari kemungkinan kesalahan tak terduga oleh petani. Perhitungan dosis pupuk Persyaratan nutrisi tanaman umumnya direkomendasikan dalam hal nilai nutrisi. Misalnya, rekomendasi untuk beras adalah 80- 60-40 NPK per ha. Namun penerapan di lapangan harus berdasarkan jumlah pupuk komersial yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat NPK yang direkomendasikan. Konversi ini melibatkan sejumlah perhitungan. Perhitungan dosis pestisida Pestisida diproduksi secara komersial dalam berbagai formulasi (dengan menambahkan berbagai aditif) seperti konsentrat yang dapat diemulsikan, bubuk yang dapat terdispersi dalam air, debu, butiran, larutan, dll. Kekuatan atau bahan aktif disebutkan pada label. Petunjuk untuk menyiapkan larutan akhir diberikan pada label dan diperlukan perhitungan yang sangat sederhana. Kesimpulan Sebagai langkah adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim, praktik pengelolaan seperti sistem intensifikasi padi (SRI), pengelolaan tanaman terpadu (PTT), pembibitan langsung, pendekatan pertanian konservasi pada padi (pengolahan berkurang, pengelolaan residu dan diversifikasi tanaman), residu in-situ pengelolaan, budidaya padi aerobik, konfigurasi lahan, pendekatan sistem pertanian dll yang memanfaatkan dan melestarikan tanah dan air secara bijaksana, dan mengurangi emisi metana (gas rumah kaca) harus dipromosikan. Dengan adopsi teknologi produksi tanaman yang tepat, adalah mungkin untuk mengurangi kehilangan hasil karena penyimpangan iklim untuk sebagian besar dan mencapai tingkat hasil setidaknya 3-5 t/ha di India Timur Laut.