Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan


Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol
Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Fahdiana Tabri
Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jl. Dr. Ratulangi 247 Maros, Sulawesi Selatan

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N, P dan K pada pertum-
buhan dan hasil jagung hibrida dan komposit dengan cara uji one minus test pada tanah Inseptisol
endoaquepts di Kecamatan Taneteriaja Kabupaten Barru, dari bulan Mei-September 2009. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga ulangan. Pen-
gamatan meliputi pertumbuhan tanaman, tinggi letak tongkol, diameter tongkol, bobot 100 biji dan
hasil t/ha. Data dianalis menggunakan varian rancangan acak kelompok, jika terdapat perbedaan
antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada tingkat keper-
cayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk N, P, K memberikan hasil biji
kering tertinggi sebesar 8,43 t/ha untuk hibrida Bisi-16 dan 7,86 t/ha untuk komposit Lamuru. Se-
dangkan untuk pemberian pupuk P, dan K (-N) mendapatkan hasil terendah untuk hibrida sebesar
5,71 t/ha dan komposit sebesar 5,23 t/ha.

Kata Kunci : Jagung hibrida Bisi-16, komposit Lamuru, pupuk N, P,K

Pendahuluan ngan, berdaya tahan dan berdaya saing (BPS,


2006).
Pertanian merupakan sektor dominan
Rata-rata produksi jagung secara na-
dalam perekonomian Kabupaten Barru Pro-
sional masih rendah 3,6 t/ha (BPS, 2006),
vinsi Sulawesi Selatan dan memegang peranan
padahal berdasarkan hasil penelitian Balai
penting dalam peningkatan kesejahteraan ma-
Penelitian Serealia yang memadukan varietas
syarakat. Selain untuk memenuhi kebutuhan
unggul bermutu baik dari jagung komposit
pokok masyarakat, sektor ini juga mempunyai
ataupun hibrida dengan teknologi inovatif
peranan yang besar dalam penyerapan tenaga
yang lebih berdaya saing dengan pendekatan
kerja. Pada hasil Survey Angkatan Kerja Nasio-
pengelolaan tanaman terpadu (PTT), telah
nal 2009 menunjukkan kontribusi tenaga ker-
dapat mencapai produktivitas jagung sebesar
ja di sektor pertanian sebanyak 48,52%. Hal
7 – 9 t/ha (Saenong dan Subandi, 2002). OIeh
ini juga terlihat dengan ditetapkannya arah
karena itu, Badan Litbang Pertanian melaku-
kebijakan pembangunan ekonomi antara lain
kan terobosan teknologi untuk peningkatan
mengembangkan dan menggali seoptimal
produksi jagung yang mempunyai daya hasil
mungkin potensi sumberdaya pertanian, yang
sebanding dengan jagung hibrida, selain pro-
berbasis agibisnis dan agoindustri berpihak
duksi tinggi juga tahan terhadap penyakit bu-
kepada rakyat, pengusaha kecil dan menengah
lai dan karat daun. Varietas jagung unggul
serta koperasi dengan memperhatikan kondisi
tersebut antara lain : Jagung hibrida Semar-10
budaya setempat serta berwawasan lingku-
dan Bima-I, dan jagung komposit Bisma,
Palakka, Sukmaraga dan. Varietas tersebut

248
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Dalam rangka mendukung program


jagung yang setiap tahun meningkat terus se- pengembangan agribisnis jagung untuk men-
jalan dengan berkembangnya agribisnis peter- capai hasil yang maksimal maka diperlukan
nakan dan bahan baku industri. pengkajian pemupukan NPK baik pada jagung
Tanah merupakan salah satu faktor hibrida maupun jagung komposit. Hara N, P,
produksi pertanian dan media tumbuh tanam- dan K merupakan hara yang sangat dibutuh-
an. Menurut Prasetyo (2007). Inseptisol bera- kan untuk pertumbuhan dan produksi tanam-
sosiasi dengan tanah ultisol yang kapasitas an jagung. Unsur hara makro yang essensial
pertukaran kation sedikit banyak memiliki untuk jagung antara lain nitrogen (N), fosfor
sifat-sifat sama dengan ultisol antara lain ke- (P) dan kalium (K). Sutoro et al. (1998) mela-
jenuhan Al tinggi, (KPK) rendah dan sangat porkan bahwa pupuk N sangat dibutuhkan ja-
miskin hara dan cadangan mineral terlapuk- gung pada tanah dengan kadar N-total kurang
kan rendah. Pengelolaan kesuburan tanah ha- dari 0,4%. Selanjutnya jagung memberikan
rus diperhatikan agar tanah dapat menyokong respons terhadap pupuk apabila kadar P-
pertumbuhan dan hasil tanaman yang tinggi tersedia dalam tanah kurang dari 87,32 mg.kg-
dalam jangka waktu yang lama. Selanjutnya, 1. Pada tanah dengan kadar K-dd kurang dari
Halliday et.al. ( 1998) menyatakan bahwa ta- 0,43cmol.kg-1 tanah, jagung memerluka pe-
naman yang dibudidayakan saat ini umumnya mupukan.
membutuhkan unsur hara dari berbagai jenis Untuk setiap ton hasil biji, tanaman
dan dalam jumlah relatif banyak, sehingga jagung membutuhkan 27,4 kg N; 4,8 kg P; dan
hampir dapat dipastikan bahwa tanpa dipu- 18,4 kg K (Cooke 1985), sehingga diperlukan
puk tanaman tidak mampu memberikan hasil pengelolaan hara yang tepat agar kebutuhan
seperti yang diharapkan. Umumnya perta- hara tanaman dapat terpenuhi secara optimal.
naman jagung diusahakan di lahan kering Umumnya, tanah-tanah di daerah tropika ba-
(79%) dengan produktivitas yang masih ren- sah kekurangan hara terutama N, P, dan K
dah. Rendahnya hasil jagung di lahan kering pada tanaman jagung, sehingga untuk menda-
disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah yang patkan hasil mendekati potensi hasil, diperlu-
rendah, ketersediaan air terbatas, tanahnya kan tambahan pupuk yang jumlahnya sangat
didominasi kadar A1 dan Fe termasuk tinggi tergantung lingkungan dan pengelolaan tana-
sampai sangat tinggi yang berpengaruh jelek man. Sekitar 80% areal pertanaman jagung
terhadap pertumbuhan tanaman (Soeparti- dipupuk dengan takaran sekitar 85 kg N, 25
ni,1995). Lebih lanjut Witt. (2005) menyata- Kg P2O5, dan 8 kg K2O/ha tiap musim tanam
kan bahwa faktor penting dalam pembentu- (IFA 2002). Takaran N lebih dari 150 kg/ha
kan tanah adalah adanya musim kering di adalah umum diberikan pada lahan sawah iri-
setiap tahun, meskipun lama musim kering gasi; bahkan pada beberapa tempat pertana-
tersebut bervariasi. Di daerah yang paling ke- man jagung intensif, seperti di Jawa Timur,
ring, tanah hanya basah selama 1-2 bulan. Se- Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan, ada yang
dangkan di daerah yang paling basah tanah memberi N dalam jumlah yang sangat banyak
hanya kering selama beberapa minggu setiap yakni sekitar 350 kg N/ha (Saenong et al.,
tahun. 2005). Penelitian ini bertujuan untuk menge-

249
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

tahui pengaruh pemberian pupuk N, P dan K tanaman berumur 15 hst melalui pucuk ta-
pada pertumbuhan dan hasil jagung-hibrida naman dengan takaran 5 kg/ha. Takaran pu-
dan komposit dengan cara uji one minus test puk yang diberikan sesuai dengan perlakuan
pada tanah Inseptisol endoaquepts Barru. masing-masing petakan (Tabel 1). Perlakuan
pemupukan menggunakan teknik uji kurang
Bahan dan Metode satu (minus one test). Pupuk urea diberikan
dua kali, yaitu pada umur 10 hari setelah
Penelitian pengaruh pupuk N, P, K ter-
tanam (hst) dan pada 35 hst. Sedangkan pu-
hadap pertumbuhan dan hasil jagung Hibria
puk TSP dan KCl diberikan hanya sekali ber-
dan komposit pada tanah Inseptisol Endo-
samaan dengan pemberian pupuk urea per-
aquepts dilaksanakan di Kecamatan Tanete-
tama. Data yang dikumpulkan diantaranya:
riaja Kabupaten Barru, dari bulan Mei-Sep-
pertumbuhan tinggi tanaman, tinggi letak
tember 2009. Penelitian ini menggunakan
tongkol, diameter tongkol, bobot 100 biji dan
Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas
hasil t/ha.
lima perlakuan dan tiga ulangan. luas setiap
Susunan perlakuan dan takaran pu-
petak berukuran 6 m x 4 m. Lahan disiapkan
puk yang diberikan disajikan pada Tabel 1.
dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) dan

Tabel 1. Perlakuan takaran pupuk yang diuji, Barru, 2009

Perlakuan Takaran pupuk (kg/ha)


pemupukan
Urea TSP KCl

Kontrol 0 0 0
NPK 350 150 100
N P (-K) 350 150 0
N K (-P) 350 0 100
P K (-N) 0 150 100

Hasil dan Pembahasan


gulma pratumbuh dikendalikan dengan herbi-
Karakteristik Lingkungan
sida paraquat dengan takaran 4 l/ha. Jagung
Dari hasil analisis tanah di lokasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian didapatkan bahwa jenis tanah
varitas Lamuru (komposit) dan Bisi-16 (hi-
didominasi oleh tanah inseptisol dengan pH
brida) dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1
masam berkisar 4,22 – 5,44, tekstur lempung
tanaman per lubang. Sebelum ditanam, benih
berdebu dengan kadar liat 31 - 53%, N total
dicampur dengan Saromil untuk mencegah
sangat rendah yaitu 0,12, C organik 0.77% P
penyakit bulai dengan takaran 2,5 g/kg benih.
Bray rendah 17,21 mg/100g, KTK 24,27
Hama dikendalikan dengan Furadan pada saat
me/100 g. Disamping itu umumnya kan-

250
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

dungan Mg dan Na semuanya berstatus P tanah yang rendah. Pada perlakuan tanpa
sangat rendah, K tersedia termasuk rendah pupuk N atau tanpa pupuk P, Lamuru dan
yaitu 0,20 me/100g (Tabel 2). Kondisi kesu- Bisi-16 lebih pendek dibanding dengan yang
buran lahan seperti ini harus diberi pupuk diberi pupuk NPK. Pada perlakuan tanpa
nitrogen yang optimal selain unsur hara lain- pupuk N, tinggi Lamuru 172,30 cm dan Bisi-
nya sehingga dapat meningkatkan produksi 16 115,47 cm (Tabel 3). Pada perlakuan
jagung. tanpa K, tinggi tanaman tidak berbeda nyata
Dari hasil pengamatan terhadap ta- dengan tanaman yang diberi K. Lamuru yang
naman jagung terlihat bahwa tanggap ta- tanpa diberi pupuk P tingginya 184,30 cm
naman terhadap pupuk N dan P tampak jelas. sedangkan untuk hibrida hanya mencapai
Hal tersebut sesuai dengan kandungan N dan 131,30 cm.

Tabel 2 . Sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol Endoaquepts sebelum


diberi perlakuan, Barru, 2009

Macam Penetapan Nilai Kriteria


Tekstur : Lempung berdebu
Liat (%) 31
Debu (%) 53
Pasir (%) 16
pH H2O (1 : 2.5) 5,44 Agak masam
pH KCl (1 : 2,5) 4,22 -
C- Organik (%) 0,77 Sangat rendah
N-Total (%) 0,12 Sangat rendah
C/N 0,12 Rendah
P-Bray I (ppm) 17,21 Rendah
Kdd (me/100 g) 0,20 Rendah
Cadd (me/100g) 13,19 Sedang
Mgdd (me/100g) 3,04 Sangat rendah
Nadd (me/100g) 0,38 Sangat rendah
Aldd (me/100 g) 0,75 Sedang
H+ (me/100 g) 0,36 Sangat rendah
Nilai Tukar Kation 24,27 Rendah
(me/100 g)

251
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

Tabel 3. Pengaruh N, P, dan K terhadap tinggi tanaman dan tinggi tongkol jagung komposit
Lamuru dan Hibrida Bisi-16, Barru , 2009

Tinggi tanaman (cm) Tinggi tongkol (cm)


Perlakuan
pemupukan Komposit (Lamuru) Hibrida (Bisi-16) Komposit (Lamuru) Hibrida (Bisi-16)

Kontrol 171,30 c 112,10 d 90,22 c 75,50 b


NPK 188,23 a 165,20 a 93,25 b 77,30 a

N P (-K) 184,50 b 152,03 b 93,50 b 76,50 b

N K (-P) 184,30 b 131,30 c 95,25 a 76,00 b

PK (-N) 172,30 c 115,47 d 89,25 c 75,50 b

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Diameter tongkol dan bobot 100 bu- sit sedang untuk hibrida 5,5 cm dan 5,4 cm.
tir dipengaruhi oleh pemberian pupuk N, P, K. Pertanaman dengan diameter tongkol dan
Diameter tongkol terbesar untuk Lamuru bobot 100 biji tinggi memberikan hasil biji
adalan 6,5 cm dan untuk hibrida 7,2 cm. Bobot yang juga tinggi (Takdir et al., 2003). Hasil biji
100 biji terberat adalah 29,33 g dan 30,25 g pipil kering tertinggi diperoleh pada pemupu-
dan berbeda nyata dengan tanaman yang ti- kan NPK sebesar 8,43 t/ha untuk hibrida dan
dak dipupuk dengan N, P dan K (Tabel 4). 7,86 t/ha untuk komposit. Pemberian pupuk
Bobot 100 biji terendah diperoleh NPK berpengaruh nyata juga terhadap hasil
pada pemupukan PK dan Kontrol (tanpa pu- biji pipil kering jika dibandingkan dengan
puk) sebesar 5,3 cm dan 5,0 cm untuk kompo- pemberian pupuk NK, NP atau PK. (Tabel 4).

Tabel 4. Hasil tanaman jagung komposit (lamuru) dan hibrida (Bisi-16) terhadap
pemupukan N,P,K, kabupaten Barru, 2009

Perlakuan Diameter tongkol (cm) Bobot 100 biji (g/ha) Hasil biji (t/ha)
Komposit Hibrida Komposit Hibrida Komposit Hibrida
(Lamuru) (Bisi-16) (Lamuru) (Bisi-16) (Lamuru) (Bisi-16)
Kontrol 5,0 b 5,4 c 25,05 c 26,05 c 5,20 c 5,49 c
NPK 6,5 a 7,2 a 29,33 a 30,25 a 7,86 a 8,43 a
N P (-K) 5,4 b 6,7 b 28,05 b 29,25 b 6,17 b 7,25 b
N K (-P) 6,4 a 6,4 b 28,05 b 29,33 b 6,24 b 7,08 b
PK (-N) 5,3 b 5,5 c 25,33 c 26,25 c 5,23 c 5,71 c

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

252
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

Kesimpulan Saenong S., dan Subandi. 2002. Konsep PTT


pada Tanaman Jagung. Makalah disam-
1. Tanaman menunjukkan pertumbuhan paikan pada Pembinaan Teknis dan
dan hasil biji yang tinggi dengan pembe- Manajemen PTT Palawija di Balitkabi.
Malang 21 – 22 Desember 2002.
rian pupuk N, P, K.
2. Pemupukan NPK meningkatkan hasil biji Saenong, S., Syafruddin, dan Subandi. 2005.
Penggunaan LCC untuk pemupukan N
8,43 t/ha untuk hibrida Bisi-16 dan 7,86 pada tanaman jagung. Laporan Pengel-
t/ha untuk komposit Lamuru. Sedangkan olaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Ker-
untuk pemberian pupuk PK medapatkan jasama Balitsereal dengan Potash &
hasil pipil kering terendah untuk hibrida Phosphate Institute (PPI), Potash and
Phosphate Institute of Canada (PPIC).
sebesar 5,71 t/ha dan komposit sebesar (belum dipublikasi) .
5,23 t/ha.
Soepartini, M. 1995a. PeningkatanProduktivi-
tas Lahan untuk Perbaikan Pengelolaan
Daftar Pustaka dan Produksi Pangan dalam Pros. Perte-
muan Teknis Penelitian Tanah dan
BPS. 2006. Biro Pusat Statistik (BPS) Su-
Agroklimat. Puslittanak. Bogor, p : 89-
lawesi Selatan. Makassar. 505p
113.
Cooke, G. W. 1985. Fertilizing for maximum
Sutoro, Y., Soeleman dan Iskandar. 1998.
yield. Granada Publishing Lmt. London.
Budidaya Tanaman Jagung. Penyunting
p. 75-87.
Subandi, M. Syam dan A. Widjono.
Halliday, D.J. and M.E. Trenkel. 1998. IFA Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor.
World Fertilizer Use Manual. Interna-
Takdir, A.M., R.N.M. Iriany dan M. Dahlan.
tional Fertilizer Industry Association,
2003. Penampilan jagung hibrida umur
Paris.
dalam tamnet. Risalah Penelitian Tana-
IFA. 2002. Fertilizer use by crop, 5 ed. Food man Serealia, Vol. 8 : 27-34.
and Agriculture Organization (FAO),
Witt, C. 2005. The development of site-speci-
Rome. 125p.
fic nutrient management for maize in
Prasetyo (2007), Prasetyo, B. H. 2007. Perbe- Asia. Makalah pada ‘Seminar dan Lo-
daan sifat-sifat tanah Inseptisol dari kakarya Pengelolaan Hara Spesifik Lo-
berbagai bahan induk. J. Ilmu-Ilmu Per- kasi untuk Tanaman Jagung”. Medan.
tanian. 9 (1): 20-31.

253

Anda mungkin juga menyukai