Fahdiana Tabri
Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jl. Dr. Ratulangi 247 Maros, Sulawesi Selatan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N, P dan K pada pertum-
buhan dan hasil jagung hibrida dan komposit dengan cara uji one minus test pada tanah Inseptisol
endoaquepts di Kecamatan Taneteriaja Kabupaten Barru, dari bulan Mei-September 2009. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga ulangan. Pen-
gamatan meliputi pertumbuhan tanaman, tinggi letak tongkol, diameter tongkol, bobot 100 biji dan
hasil t/ha. Data dianalis menggunakan varian rancangan acak kelompok, jika terdapat perbedaan
antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada tingkat keper-
cayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk N, P, K memberikan hasil biji
kering tertinggi sebesar 8,43 t/ha untuk hibrida Bisi-16 dan 7,86 t/ha untuk komposit Lamuru. Se-
dangkan untuk pemberian pupuk P, dan K (-N) mendapatkan hasil terendah untuk hibrida sebesar
5,71 t/ha dan komposit sebesar 5,23 t/ha.
248
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
249
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
tahui pengaruh pemberian pupuk N, P dan K tanaman berumur 15 hst melalui pucuk ta-
pada pertumbuhan dan hasil jagung-hibrida naman dengan takaran 5 kg/ha. Takaran pu-
dan komposit dengan cara uji one minus test puk yang diberikan sesuai dengan perlakuan
pada tanah Inseptisol endoaquepts Barru. masing-masing petakan (Tabel 1). Perlakuan
pemupukan menggunakan teknik uji kurang
Bahan dan Metode satu (minus one test). Pupuk urea diberikan
dua kali, yaitu pada umur 10 hari setelah
Penelitian pengaruh pupuk N, P, K ter-
tanam (hst) dan pada 35 hst. Sedangkan pu-
hadap pertumbuhan dan hasil jagung Hibria
puk TSP dan KCl diberikan hanya sekali ber-
dan komposit pada tanah Inseptisol Endo-
samaan dengan pemberian pupuk urea per-
aquepts dilaksanakan di Kecamatan Tanete-
tama. Data yang dikumpulkan diantaranya:
riaja Kabupaten Barru, dari bulan Mei-Sep-
pertumbuhan tinggi tanaman, tinggi letak
tember 2009. Penelitian ini menggunakan
tongkol, diameter tongkol, bobot 100 biji dan
Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas
hasil t/ha.
lima perlakuan dan tiga ulangan. luas setiap
Susunan perlakuan dan takaran pu-
petak berukuran 6 m x 4 m. Lahan disiapkan
puk yang diberikan disajikan pada Tabel 1.
dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) dan
Kontrol 0 0 0
NPK 350 150 100
N P (-K) 350 150 0
N K (-P) 350 0 100
P K (-N) 0 150 100
250
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
dungan Mg dan Na semuanya berstatus P tanah yang rendah. Pada perlakuan tanpa
sangat rendah, K tersedia termasuk rendah pupuk N atau tanpa pupuk P, Lamuru dan
yaitu 0,20 me/100g (Tabel 2). Kondisi kesu- Bisi-16 lebih pendek dibanding dengan yang
buran lahan seperti ini harus diberi pupuk diberi pupuk NPK. Pada perlakuan tanpa
nitrogen yang optimal selain unsur hara lain- pupuk N, tinggi Lamuru 172,30 cm dan Bisi-
nya sehingga dapat meningkatkan produksi 16 115,47 cm (Tabel 3). Pada perlakuan
jagung. tanpa K, tinggi tanaman tidak berbeda nyata
Dari hasil pengamatan terhadap ta- dengan tanaman yang diberi K. Lamuru yang
naman jagung terlihat bahwa tanggap ta- tanpa diberi pupuk P tingginya 184,30 cm
naman terhadap pupuk N dan P tampak jelas. sedangkan untuk hibrida hanya mencapai
Hal tersebut sesuai dengan kandungan N dan 131,30 cm.
251
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
Tabel 3. Pengaruh N, P, dan K terhadap tinggi tanaman dan tinggi tongkol jagung komposit
Lamuru dan Hibrida Bisi-16, Barru , 2009
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%
Diameter tongkol dan bobot 100 bu- sit sedang untuk hibrida 5,5 cm dan 5,4 cm.
tir dipengaruhi oleh pemberian pupuk N, P, K. Pertanaman dengan diameter tongkol dan
Diameter tongkol terbesar untuk Lamuru bobot 100 biji tinggi memberikan hasil biji
adalan 6,5 cm dan untuk hibrida 7,2 cm. Bobot yang juga tinggi (Takdir et al., 2003). Hasil biji
100 biji terberat adalah 29,33 g dan 30,25 g pipil kering tertinggi diperoleh pada pemupu-
dan berbeda nyata dengan tanaman yang ti- kan NPK sebesar 8,43 t/ha untuk hibrida dan
dak dipupuk dengan N, P dan K (Tabel 4). 7,86 t/ha untuk komposit. Pemberian pupuk
Bobot 100 biji terendah diperoleh NPK berpengaruh nyata juga terhadap hasil
pada pemupukan PK dan Kontrol (tanpa pu- biji pipil kering jika dibandingkan dengan
puk) sebesar 5,3 cm dan 5,0 cm untuk kompo- pemberian pupuk NK, NP atau PK. (Tabel 4).
Tabel 4. Hasil tanaman jagung komposit (lamuru) dan hibrida (Bisi-16) terhadap
pemupukan N,P,K, kabupaten Barru, 2009
Perlakuan Diameter tongkol (cm) Bobot 100 biji (g/ha) Hasil biji (t/ha)
Komposit Hibrida Komposit Hibrida Komposit Hibrida
(Lamuru) (Bisi-16) (Lamuru) (Bisi-16) (Lamuru) (Bisi-16)
Kontrol 5,0 b 5,4 c 25,05 c 26,05 c 5,20 c 5,49 c
NPK 6,5 a 7,2 a 29,33 a 30,25 a 7,86 a 8,43 a
N P (-K) 5,4 b 6,7 b 28,05 b 29,25 b 6,17 b 7,25 b
N K (-P) 6,4 a 6,4 b 28,05 b 29,33 b 6,24 b 7,08 b
PK (-N) 5,3 b 5,5 c 25,33 c 26,25 c 5,23 c 5,71 c
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%
252
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
253