Anda di halaman 1dari 6

1

SISTEM PERTANIAN TERPADU HEDGEROW MENINGKATKAN PENDAPATAN


PETANI LAHAN KERING

Integrated Farming Systems Hedgerow Increase Farmers' Income on Dry Land


*
Darmawan Risal
*
Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Indonesia Timur
(corresponding email : darmawanrisalrauf@yahoo.com)

ABSTRACT Keywords: Hedgerows, productive,


integrated
Agricultural systems carried out by local
farmers on dry land sloping topography
Gowa in particular proved a negative PENDAHULUAN
impact on production which impact on
decreasing the income of farmers. This Lahan kering di Kabupaten Gowa
study aims to determine whether the merupakan salah satu media tanam bagi
Hedgerow integrated farming systems may petani untuk melakukan aktivitas pertanian.
increase the income of dryland farmers. The Potensi luasan yang tinggi menjadikan
research was conducted on dry land with a lahan kering dapat dimanfaatkan sebagai
slope of 30% in Gowa. Research using lahan produktiv yang nantinya dapat
randomized complete block design with meningkatkan pendapatan pertanian di
four treatments and two replications. wilayah ini. Hampir 70% luasan wilayah ini
Components of each treatment that is P0 terdiri dari lahan kering yang kesemuanya
(corn, mangosteen, Gliricidia), P1 (corn, itu berada pada topografi > 15%.
mangosteen, Gamal, mischantus), P2 (corn, Berdasarkan luasan tersebut, lahan kering
mangosteen, Gamal, Setaria), P3 (corn, memiliki potensi besar untuk menunjang
mangosteen, Gamal, elephant grass) pembangunan pertanian di Indonesia.
economic analysis using nalisis production, Namun demikian, optimalisasi pemanfaatan
R / c Ratio and NPV. The results of the lahan kering masih dihadapkan pada
analysis of production per season showed berbagai tantangan, diantaranya dalam hal
P3 treatment is treated with the highest penerapan sistem pertanian yang tidak
income of USD 19,123,446 and in line with sesuai, penanggulangan erosi yang tidak
the highest total receipts per year. R / c ratio tepat dan tingkat kesuburan lahan yang
integrated farming systems Hedgerow very sangat rendah.
feasible where P3 has feasibility level high Penurunan produktivitas pertanian
while the NPV P0 is treated with NPV khususnya tanaman pangan pada lahan
room where the first year until the 6th year kering sangat mempengaruhi pendapatan
that are in deficit figures while P1, P2, P3 petani. Faktor utama yang menjadi kendala
obtained an increase from the first year adalah penerapan sistem monokultur secara
until the 20th year. This study proves that terus-menerus oleh petani. Sistem
integrated farming systems Hedgerow monokultur selain berpengaruh langsung
increase farmers' income and very worthy terhadap erosi dan produksi, biaya yang
to be applied on dry land marginal dikeluarkan oleh petani dalam sistem
bertopografi particularly skewed. pemupukan dan pengelolaannya juga sangat
tinggi. Akibatnya, pendapatan yang
diperoleh lebih rendah dibandingkan
2

dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh dengan jagung dapat memberikan
petani. Penelitian (Lai, 2001) menjelaskan keuntungan ekonomis bagi petani. Manfaat
bahwa korelasi antara produksi dan dari pertanian terpadu adalah karena efek
hilangnya lapisan atas tanah akibat erosi di konservasi tanahnya yang rendah dan dapat
Ohio sangat parah yang awalnya hanya mempertahankan hasil yang konstan
sebesar 17% meningkat menjadi 21%. sepanjang waktu.
Penelitian lain melaporkan bahwa produksi Teknologi integrasi tanaman dengan
pertanian menurun sekitar 2,7% untuk sistem hedgerow (barisan tanaman pagar
setiap kehilangan 1 cm lapisan atas tanah. menjadi salah satu solusi dalam upaya
Selain itu, rata-rata penurunan produksi peningkatan produktivitas dan sejalan
pertanian sekitar 0,2% tahun-1 atau dengan peningkatan pendapatan ekonomi
penurunan 3,1% cm-1 dari pengikisan lahan kering yang berbasis lingkungan dan
bagian atas pada tanah Ultisol (Den berkelanjutan. Penggunaan hedgerows
Biggelaar et al., 2001). Erosi juga dapat dalam sistem pertanaman seperti
menyebabkan perubahan penggunaan lahan mischantus (Miscanthus), rumput gajah
akibat lahan yang kurang produktif lagi. (Pennisetum purpureum), setaria (Setaria
Estimasi kerugian produksi dan dampak sphacelata), gamal (Gliricidia sepium)
ekonomi dari erosi untuk produksi jagung, manggis (Garcinia Mangostana L) sebagai
gandum, kedelai, dan kapas menggunakan tanaman pohon dan jagung (Zea mays)
ekstrapolasi berbasis tanah dari erosi sejak sebagai tanaman utama diyakini dapat
tahun 1939 sangatlah besar di Amerika memberikan manfaat ekologi dan produksi
Serikat. Nilai estimasi kerugian produksi yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas,
dari empat jenis pertanian yang disebabkan maka perlu dilakukan penelitian sistem
oleh erosi adalah sekitar $56.000.000 pada pertanian terpadu hedgerow meningkatkan
tahun 2000 (Den Biggelaar et al., 2001). pendapatan petani lahan kering. Penelitian
Berbagai upaya dapat dilakukan ini dilaksanakan untuk meningkatkan
untuk meningkatkan pendapatan petani di pendapatan petani di lahan kering.
lahan kering Kabupaten Gowa, salah satu
diantaranya adalah penerapan sistem
pertanian terpadu. Sistem pertanian terpadu METODE PENELITIAN
adalah sistem penggunaan lahan dengan
memadukan banyak jenis usaha tani yang Penelitian ini dilaksanakan pada lahan
saling berinteraksi satu dengan yang kering dengan kemiringan 30% yang
lainnya pada satu tempat yang sama terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi
(Macdicken dan Vergara, 1990). Penerapan Selatan.
sistem pertanian terpadu oleh (Kabaluapa, Alat yang digunakan dalam
2004) di bagian timur Alabama, penelitian ini adalah; GPS (Geografi
menemukan bahwa model pertanian terpadu Position System), alat pertanian, alat
pada berbagai kemiringan dapat penggali, alat pembuka lahan, alat potong,
menanggulangi erosi yang terjadi. Sistem alat ukur, penakar curah hujan, gelas ukur,
pertanian terpadu merupakan pencampuran alat menulis, dan alat laboratorium. Bahan
dari berbagai sub-sistem yang juga telah yang digunakan adalah Tanaman
terbukti praktis dan ekonomis dalam hedgerows, tanaman buah dan tanaman
memperbaiki kualitas tanah di lereng yang utama (gamal, setaria, mischantus, rumput
curam dibandingkan dengan sistem gajah, manggis dan jagung pulut), ember
konservasi mekanik. Dalam sebuah studi kapasitas 30 L, talang karet, pipa 1,5 dan 3
ditemukan bahwa pertanian terpadu dengan inci, pengikat, gelas ukur, waring, bambu
jarak 4 m, dengan melibatkan leucaena dan bahan-bahan analisis laboratorium.
3

Sistem pertanaman menggunakan (Tabel 3). R/c ratio sistem pertanian terpadu
rancangan acak kelompok dengan empat hedgerow sangat layak untuk dilaksanakan
perlakuan dan dua ulangan. Komponen dimana P3 memiliki tingkat kelayakan
setiap perlakuan terdiri dari P0 (sistem tertinggi sedangkan NPV P0 merupakan
pertanian terpadu hedgerows; jagung, perlakuan dengan nilai NPV terendah
manggis dan gamal), P1 (sistem pertanian dimana tahun pertama sampai tahun ke-6
terpadu hedgerows; jagung, manggis, gamal berada pada angka defisit sedangkan P1,
dan mischantus) P2 (sistem pertanian P2, P3 memperoleh peningkatan mulai
terpadu hedgerows; jagung, manggis, gamal tahun pertama sampai tahun ke-20 (Tabel
dan setaria) P3 (sistem pertanian terpadu 4).
hedgerows; jagung, manggis, gamal dan
rumput gajah). Analisis produksi Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap
menggunakan analysis of varians. Analisis produksi
pendapatan ekonomi selama dua puluh
tahun (asumsi produktivitas tanaman Perlakuan
Uraian Satuan
manggis) dengan menghitung R/c Ratio dan
P0 P1 P2 P3
NPV. Produksi Jagung
kg ha-1 1462 c 3641 ab 3585 ab 5172 a
Pipilan Kering

Tinggi Tanaman cm 42,27 a 40,18 a 42,55 a 37,92 a


HASIL DAN PEMBAHASAN Manggis

Jumlah Daun
Hasil Tanaman Lembar 12,62 c 15,62 b 16,37 b 17,25 a
Manggis
Hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap Biomassa
produksi tanaman (Tabel 1) menunjukkan Pangkasan
kg ha-1 1267 c
2623 c 7822 b
11233
a
(Gamal dan
P3 merupakan perlakuan terbaik dan Rumput)
berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya. Ket; Uji lanjut Duncon p= < 0,05. Huruf
Produksi jagung pipilan kering (Tabel 2) kecil pada baris yang sama
menunjukkan perlakuan P3 berbeda nyata merupakan representasi beda nyata
dengan P0, P1, P2. Pertumbuhan tanaman dan tidak beda nyata.
manggis dengan parameter tinggi tanaman
dan jumlah daun juga menunjukkan bahwa Tabel 2. Data berat biji sampel jagung
P3 berbeda nyata dengan P1, P2, P3. pipilan kering pada setiap
Produksi P3 diperoleh dari korelasi sifat perlakuan
fisik kimia tanah terhadap produksi
manggis yang berbeda nyata dengan
Uraian Sampel Rata-rata berat biji tongkol-1
perlakuan lainnya. Analisis produksi Jagung Pipilan Gram
jagung, biomassa pangkasan menunjukkan Kering
bahwa perlakuan P3 adalah perlakuan P0 P1 P2 P3

terbaik. Dari hasil produksi tersebut di atas 1 33.250 80.580 91.630 119.454
menunjukkan bahwa P1, P2 dan P3 2 35.247 91.719 93.318 122.722
membutuhkan investasi yang sama 3 41.660 74.194 86.268 152.859
sedangkan P0 investasi yang dibutuhkan 4 37.697 89.569 80.497 116.231
lebih rendah. Hasil analisis produksi per 5 34.848 94.468 104.564 129.123
musim menunjukkan perlakuan P3 Jumlah 182.701 430.529 456.277 640.388
merupakan perlakuan dengan pendapatan Rata2 36.540 86.106 91.255 128.078
tertinggi yaitu Rp 19.123.446 dan sejalan
dengan total penerimaan tertinggi pertahun
4

Tabel 3. Total pendapatan pada setiap perlakuan per musim

P0 P1 P2 P3
Perlakuan Satuan
(Rp)
Jagung Tua kg ha -1
4.384.830 10.923.270 10.755.540 15.516.780
-1
Brangkasan Jagung Tua kg ha 453.334 1.120.000 1.013.334 1.360.000
Pangkasan Gamal kg ha-1 253.332 213.332 320.000 380.000
Pangkasan Rumput kg ha-1 - 311.110 1.244.444 1.866.666
Manggis - - - - -
Total Pendapatan 5.091.496c 12.567.712ab 13.333.318ab 19.123.446a
Ket; Huruf kecil pada baris yang sama merupakan representasi dari berbeda nyata dan tidak berbeda nyata.

Tabel 4. Perhitungan rata-rata R/c ratio dan NPV penerapan sistem pertanian terpadu dalam
waktu 20 tahun

Rata-rata Perlakuan
(Produksi/Tahun) P0 P1 P2 P3
Investasi 2.400.000 2.566.667 2.566.667 2.566.667
Cost 48.183.500 46.401.000 46.401.000 48.253.500
Reveneu 225.287.155 247.731.261 250.028.079 267.118.469
Benefit 177.103.655 201.330.261 203.627.079 218.864.969
R/c ratio 4 5 5 5
NPV 19.338.023 23.239.389 23.583.912 25.591.720
Sumber; Data primer setelah diolah, 2014.

Pembahasan dengan perlakuan lainnya. Rumput gajah


pada P3 merupakan tanaman yang dapat
Peningkatan produksi pada P3 dipengaruhi memperbaiki kondisi tanah yang rusak akibat
oleh rendahnya erosi yang terjadi, rendahnya erosi. Tanaman ini juga dapat hidup pada
hara yang hilang bersama aliran permukaan tanah kritis dimana tanaman lain relatif tidak
dan sedimen. Suplai unsur hara N yang tinggi dapat tumbuh dengan baik. (Okaraonye dan
dan konstan pada perlakuan P3 menjadikan Ikewuchi, 2009) menjelaskan bahwa
pertumbuhan jumlah daun semakin biomassa rumput gajah pada daerah tropis
meningkat sejalan dengan pertumbuhan dapat mencapai 80 ton ha-1 dengan
tinggi tanaman manggis. Persaingan kandungan selulosa 30,91%. (Gonggo et al.,
kebutuhan hara NPK pada jaringan tanaman 2005) menambahkan bahwa tanaman rumput
tidak terjadi karena suplai hara dari tanah gajah membuat tanah lebih gembur. Kondisi
sangat cukup untuk tanaman manggis. Selain tersebut dapat meningkatkan porositas, yang
itu, input biomassa pangkasan yang berfungsi menyebabkan terjadinya aerasi yang lebih
sebagai pupuk hijau dari rumput dan gamal baik.
dengan kandungan hara makro dalam jumlah Perlakuan P0 tidak membutuhkan
yang cukup menjadikan produksi P3 berbeda biaya tanaman rumput sehingga investasi
5

yang dibutuhkan lebih rendah. Memasuki membutuhkan air dalam jumlah yang banyak
masa produksi pembuahan tanaman manggis sehingga adaptasi tanaman mischantus
pada tahun ke-7, biaya investasi yang tehadap curah hujan yang tinggi pada masa
dibutuhkan pada setiap perlakuan sama yaitu awal tanaman menjadikan biomassanya
Rp. 28.000.000. Peningkatan pendapatan berkurang. Mischantus memiliki kelebihan
yang diperoleh P3 dipengaruhi oleh daur hara yang berbeda dibandingkan dengan
penambahan penerimaan dari sub sistem setaria. (Haines, 2011) menjelaskan bahwa
produksi jagung, biomassa tanaman yang mischantus merupakan rumput C4 yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan sangat sesuai terhadap lahan tidak produktiv
lainnya. Penerimaan yang diperoleh pada P2 dan tahan terhadap kekeringan. P2 berupa
dan P3 tidak berbeda nyata. Hal ini rumput setaria memiliki jumlah biomassa
dipengaruhi oleh hasil produksi jagung yang yang cukup tinggi. Daya adapatasi tanaman
diperoleh dari setiap sub-sistem hampir sama. setaria pada kondisi apapun menjadikan
Sedangkan P0 merupakan perlakuan dengan setaria dapat tumbuh pada kondisi apapun.
penerimaan yang lebih rendah dibandingkan Selain itu, jumlah anakan setaria mampu
dengan perlakuan lainnya. Produksi yang bertambah hingga 18 anakan setelah
lebih rendah dari jagung dan biomassa pemangkasan. Selain jumlah anakan yang
menjadikan penerimaan P0 sangat rendah. banyak, akar tanaman setaria yang
Perlakuan P0 merupakan perlakuan dengan membentuk tikar dan berlimpah menjadikan
produksi permusim terendah dibandingkan biomassanya tinggi.
dengan lainnya. Interaksi dari beberapa sub Perlakuan P0 memperoleh produksi
sistem yang berbeda menghasilkan produksi pendapatan yang terendah dan berbeda nyata
yang berbeda dan keuntungan yang berbeda dengan perlakuan lainnya. Efektivitas
baik pada kemampuan menahan erosi, biomassa rumput menjadi faktor utama pada
kualitas tanah melalui daur ulang hara serta setiap perlakuan. Tidak adanya rumput dan
pendapatan ekonomi. Perlakuan P3 kurangnya biomassa penahan erosi
merupakan perlakuan dengan tingkat menjadikan hara lebih banyak terbuang
pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan bersama dengan aliran permukaan. Selain itu,
perlakuan lainnya. Perlakuan P3 sangat baik biomassa yang menjadi sumber hara dalam
dalam mengatasi masalah erosi dan bentuk pupuk hijau juga banyak terbuang.
kehilangan hara. Daur ulang hara yang dapat akibatnya tanaman jagung defisit hara
dimanfaatkan baik oleh tanaman, terbukti sehingga tidak memberikan hasil yang
bahwa hara yang hilang bersama aliran optimal. P3 memiliki nilai kelayakan
permukaan dan erosi sangat sedikit. Selain tertinggi dibandingkan dengan perlakuan
itu, input pupuk hijau yang berasal dari lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh
biomassa pangkasan rumput dan gamal perbandingan total penerimaan dengan biaya
berbanding lurus dengan pertumbuhan dan operasional yang tinggi dibandingkan dengan
produksi jagung. perlakuan lainnya. P2 tidak berbeda nyata
Perlakuan P2 dan P1 memperoleh dengan P1 mulai pada tahun pertama hingga
pendapatan produksi total pertahun yang tahun ke-20. Perlakuan P0 merupakan R/c
tidak berbeda nyata. Jumlah biomassa yang ratio terendah dibandingkan dengan
ada pada P2 lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh
dengan P1 sedangkan pada produksi jagung perbandingan penerimaan yang diperoleh
P1 lebih tinggi dibandingkan P2. Hal ini lebih rendah dibandingkan dengan jumlah
dipengaruhi karena mischantus merupakan biaya yang dikeluarkan.
tanaman rumput yang tidak terlalu
6

Sistem budidaya P3 merupakan yang PUSTAKA


terbaik dengan nilai NPV tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Den Biggelaar, C., R. Lai, K. Wiebe, and V.
Perlakuan P2 dan P1 memiliki nilai NPV Breneman. 2001. Impact of Soil
yang tidak berbeda nyata namun berbeda Erosion on Crop Yields In North
nyata terhadap P0 dan P3. Perlakuan P0 America, p. 1-52 Advances in
merupakan perlakuan dengan nilai NPV Agronomy, Vol. 72.
terendah. Perlakuan P0 pada tahun pertama
sampai tahun ke-6 berada pada angka defisit Gonggo, B. M., Hermawan, B., and
(Gambar 5) dan mengalami keuntungan pada Anggraeni, D. 2005. Pengaruh jenis
tahun ke-tujuh sedangkan P1, P2 dan P3 tanaman penutup dan pengolakan
memperoleh peningkatan mulai tahun tanah terhadap sifat fisika tanah pada
pertama sampai tahun-20. Jumlah NPV pada lahan alang - alang. Jurnal ilmu–ilmu
P0 mengalami peningkatan pada tahun ke 8 pertanian Indonesia. 7(1):44-55.
dimana produksi buah pada tahun tersebut
mulai meningkat mencapai 600 hingga 1000 Haines., S.A. 2011. Nitrogen and Phosphorus
buah per pohon. Hasil analisis juga Fertilizer Effects on Establishment of
menunjukkan bahwa nilai NPV pada setiap Miscanthus ×giganteus in North
perlakuan memiliki perbedaan karena Carolina. Thesis submitted to the
perbandingan jumlah pendapatan yang Graduate Faculty of North Carolina
diperoleh berbeda dengan total biaya yang State University. Soil Science
dikeluarkan. Raleigh, North Carolina.
P3 merupakan perlakuan terbaik
karena dapat menurunkan aliran permukaan Kabaluapa. N.K. 2004. Agronomic,
dan sedimen, mengurangi kekurangan dan Economic and Environmental effects
kehilangan hara, meningkatkan daur ulang of Alley Cropping and Terracing in
hara, menghasilkan biomassa yang tinggi North Alabama. Desertase of Auburn
serta memperoleh pendapatan yang lebih Uneversity. Alabama.
tinggi. Dari hasil ini membuktikan bahwa
Lai, R. 2001. Soil degradation by erosion.
sistem pertanian terpadu berbasis hedgerow
Land Degradation & Development
sangat layak untuk di terapkan pada lahan
12:519-539.
kering marginal khususnya yang bertopografi
miring Macdicken KG, Vergara NT. 1990.
Agroforestry, Clasification and
KESIMPULAN
Management. A Wiley-Interscience
Publication. 0-471-83871-4.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pertanian terpadu Okaraonye, C. C., and Ikewuchi, J. C. 2009.
hedgerow mampu meningkatkan pendapatan Nutritional and antinutritional
petani lahan kering di Kabupaten Gowa. components of Pennisetum
purpureum Schumach. Pakistan
journal of Nutritional 8(1): 32-34.

Anda mungkin juga menyukai