Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurul Latifah 31 Januari 2023

NIM 2105632011023
Prodi : Administrasi Publik
Mata Kuliah : Pemerintahan Daerah (UAS)

1. Jelaskanlah menurut pandangan saudara mengenai permasalahan yang sangat


krusial dalam pelaksanaan otonomi daerah saat ini serta bagaimana solusi yang
dapat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut!

Jawab : permasalahan yang sangat krusial/ permasalahan yang sering terjadi mengenai
pelaksanaan otonomi daerah saat ini adalah sebagai berikut:

 Adanya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai


pelanggaran ditambah dengan Kondisi SDM Aparatur Pemerintahan yang Belum
Menunjang Sepenuhnya Pelaksanaan Otonomi Daerah.
 Penyediaan Aturan Pelaksanaan Otonomi Daerah yang Belum Memadai. penyebab hal
ini bisa terjadi bisa karena pemerintah pusat tak serius memberikan hak otonomi kepada
pemerintahan di daerah dan desentralisasi telah menggelembungkan semangat yang tak
terkendali di kalangan sebagian elit di daerah sehingga memunculkan sentimen
kedaerahan yang amat kuat
 Pemahaman terhadap Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah yang Belum Mantap.
Untuk memberikan peluang kepada masyarakat untuk membentuk karier dalam bidang
politik dan pemerintahan dan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa. Oleh karena itu pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi
haruslah mantap.
Solusi yang dapat diberikan adalah dengan cara memperkuat peranan daerah untuk
meningkatkan rasa nasionalisme dengan mengadakan kegiatan menanaman, melakukan
pembatasan anggaran kampanye karena menurut penelitian korupsi yang dilakukan kepala
daerah akibat pemilihan umum berbiaya tinggi membuat kepala daerah melakukan korupsi,
Melakukan pengawasan Perda agar sinergi dan tidak menyimpang dengan peraturan di
atasnya yang lebih tinggi.
2. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah pusat
terhadap pemerintah daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah dilakukan?
Jawab : Tujuan pengawasan Pemerintah Pusat terhadap Daerah adalah agar
penyelenggaraan pemerintahan di Daerah dapat berjalan dengan lancar, berdaya guna dan
berhasil guna, sehingga tujuan penyelenggaraan pemerintahan yaitu kesejahteraan bagi
masyarakat daerah itu dapat terlaksana.
Undang-undang No.5 tahun 1974 dikemukakan adanya dua bentuk pengawasan terhadap
PERDA, yaitu pengawasan preventif dan pengawasan represif, maka dalam undang-undang
No.22 tahun 1999 hanya ditekankan pada pengawasan represif saja. untuk lebih memberikan
kebebasan kepada daerah otonom dalam mengambil keputusan dan memberikan peran
kepada DPRD dalam mewujudkan fungsinya sebagai badan pengawas terhadap pelaksanaan
otonomi daerah.
Perubahan ini menimbulkan permasalahan-permasalahan baru seperti semakin banyaknya
perda yang bermasalah. Untuk itu dalam Penjelasan Umum angka 7 UU No.32 tahun 2004,
pengawasan dikembalikan lagi menjadi pengawasan secara preventif untuk rancangan
perda- perda tertentu seperti : raperda pajak daerah, retribusi daerah, APBD, perubahan
APBD dan tata ruang. Untuk dapat berlakunya raperda ini menjadi suatu perda harus
memenuhi syarat- syarat tertentu seperti harus ada evaluasi dari pemerintah.
3. Jelaskan sejarah lahirnya otonomi daerah di Indonesia!
Jawab : Pada masa belanda : Pada masa ini, pemberian otonomi daerah selain didorong
oleh gerakan Ethische Politiek (Politik Etik) untuk meningkatkan kecerdasan dan peran
politik bangsa pribumi, juga yang terpenting adalah untuk meringankan beban keuangan
pemerintah pusat dan untuk mengimbangi gerakan-gerakan kebangsaan dalam rangka
mempertahankan kolonialisme di Indonesia.
Pada masa jepang : Pada masa ini, daerah-daerah provinsi ditiadakan. Otonomi daerah
pada masa ini hampir sama dengan masa sebelumnya, karena Jepang, sepanjang tidak
bertentangan dengan strategi militer dalam menghadapi perang, masih tetap menggunakan
prinsip-prinsip desentralisasi peninggalan Belanda sampai dengan tahun 1945. Daerah
didorong untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan mampu memenuhi permintaan
Jepang untuk keperluan perang (harta benda dan manusianya).
Pada Masa Negara Kesatuan Republik Indonesia : peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan riwayat otonomi daerah di Indonesia antara lain sebagai berikut : UU No.1
tahun 1945, UU No. 22 Tahun 1948, UU No. 1 tahun 1957, UU No. 18 tahun 1965, UU No.
5 tahun 1974, U No.22 tahun 1999, UU No. 32 tahun 2004, UU No. 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
4. Jelaskan asas-asas yang terdapat dalam pemerintahan daerah dan kewenangan
yang dimiliki oleh pemerintah daerah!
Jawab : Asas-asas otonomi daerah:
- Desentralisasi : penyerahan wewenang politik dan administrasi dari puncak hierarki
organisasi (Pemerintah Pusat) kepada jenjang organisasi di bawahnya (Pemerintah
Daerah). Dua kewenangan tersebut (politik dan administrasi) diserahkan kepada
Daerah.
- Sentralisasi : pemusatan semua kewenangan pemerintahan (politik dan administrasi)
pada Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat adalah Presiden dan para Menteri.
- Dekonsentrasi : pelimpahan wewenang administrasi dari Pemerintah Pusat kepada
pejabatnya yang berada pada wilayah negara di luar kantor pusatnya
- Tugas Pembantuan (Medebewind) : pembantuan diberikan oleh Pemerintah Pusat
atau pemerintah yang lebih atas kepada pemerintah daerah di bawahnya berdasarkan
undang-undang.
Kewenangan pemerintahan daerah antara lain berwenang dalam Perencanaan dan
pengendalian pembangunan; Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; Penyediaan sarana dan
prasarana umum dan Penanganan bidang kesehatan.
5. Bagaimana sistem pemerintahan daerah di Indonesia?
Jawab : Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah
Kabupaten dan Kota. Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai
Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintah Daerah dan DPRD
adalah penyelenggara Pemerintahan Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
6. Jelaskan kebijakan yang terdapat untuk meningkatkan pembangunan
kapasitas ASN dan jelaskan kenapa pembangunan kapasitas aparatur perlu
ditingkatkan?
Jawab: kebijakan yang terdapat untuk meningkatkan pembangunan kapasitas ASN:
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan
Daerah disebutkan bahwa sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa
adanya dukungan personel yang memadai baik dalam jumlah maupun standar
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil
Negara (ASN) adalah sebuah bentuk profesi. dengan penetapan ASN sebagai sebuah
profesi, maka diperlukan adanya asas, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, serta
pengembangan kompetensi.
- Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
menyebutkan bahwa kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai
Negeri.
Peningkatan sumber daya bagi aparatur PNS di lingkungan pemerintah sangat diperlukan
dengan beberapa cara yang tentunya, karena setiap pengembangan sumber daya aparatur
ditujukan untuk pencapaian pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang optimal.
Arah dan tujuan pengembangan sumber daya aparatur tersebut memang ditujukan sebagai
pencapaian pembangunan dan pelayanan daerah kepada masyarakat.
7. Pemerintahan daerah pada dasarnya terdiri dari 3 aspek, jelaskan masing-
masingnya!
Jawab :
 Aspek hak dan kewenangan. pemerintah daerah diberikan hak dan kewenangan untuk
mengatur dan mengurus daerahnya tanpa ada intervensi dari pemerintah pusat dalam
batas- batas otonom yang diberikan, berdasarkan pada asas desentralisasi.
 Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari pemerintahan pusat,
serta tetap berada dalam kerangka NKRI. Otonomi yang diberikan tidak diartikan bahwa
daerah terlepas dari pemerintahan di atasnya, tetapi tetap mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu dari pemerintah di atasnya dalam kerangka tetap
menjaga keutuhan NKRI.
 Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai pelimpahan
kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga kemampuan menggali sumber
pembiayaan sendiri. Artinya pemerintah daerah dituntut untuk bisa mandiri dalam
mengelola sumber daya yang ada di daerahnya tanpa harus tergantung pada pemerintah
di atasnya atau daerah-daerah lain di Indonesia.
8. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi tata kelola SDM pemerintahan!
Jawab: Adapun Faktor yang mempengaruhi tata kelola SDM pemerintahan dapat
dikategorikan menjadi dua Faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu/organisasi. terdiri dari misi
dan tujuan Organisasi, Strategi pencapaian tujuan, dan jenis teknologi yang
digunakan.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu/organisasi.
kebijaksanaan pemerintah, sosial budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
Teknologi

Anda mungkin juga menyukai