0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan4 halaman
Permasalahan utama pelaksanaan otonomi daerah adalah pelanggaran oleh oknum daerah dan SDM yang belum mendukung. Solusinya adalah memperkuat peran daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme.
Permasalahan utama pelaksanaan otonomi daerah adalah pelanggaran oleh oknum daerah dan SDM yang belum mendukung. Solusinya adalah memperkuat peran daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme.
Permasalahan utama pelaksanaan otonomi daerah adalah pelanggaran oleh oknum daerah dan SDM yang belum mendukung. Solusinya adalah memperkuat peran daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme.
NIM 2105632011023 Prodi : Administrasi Publik Mata Kuliah : Pemerintahan Daerah (UAS)
1. Jelaskanlah menurut pandangan saudara mengenai permasalahan yang sangat
krusial dalam pelaksanaan otonomi daerah saat ini serta bagaimana solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut!
Jawab : permasalahan yang sangat krusial/ permasalahan yang sering terjadi mengenai pelaksanaan otonomi daerah saat ini adalah sebagai berikut:
Adanya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai
pelanggaran ditambah dengan Kondisi SDM Aparatur Pemerintahan yang Belum Menunjang Sepenuhnya Pelaksanaan Otonomi Daerah. Penyediaan Aturan Pelaksanaan Otonomi Daerah yang Belum Memadai. penyebab hal ini bisa terjadi bisa karena pemerintah pusat tak serius memberikan hak otonomi kepada pemerintahan di daerah dan desentralisasi telah menggelembungkan semangat yang tak terkendali di kalangan sebagian elit di daerah sehingga memunculkan sentimen kedaerahan yang amat kuat Pemahaman terhadap Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah yang Belum Mantap. Untuk memberikan peluang kepada masyarakat untuk membentuk karier dalam bidang politik dan pemerintahan dan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Oleh karena itu pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi haruslah mantap. Solusi yang dapat diberikan adalah dengan cara memperkuat peranan daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme dengan mengadakan kegiatan menanaman, melakukan pembatasan anggaran kampanye karena menurut penelitian korupsi yang dilakukan kepala daerah akibat pemilihan umum berbiaya tinggi membuat kepala daerah melakukan korupsi, Melakukan pengawasan Perda agar sinergi dan tidak menyimpang dengan peraturan di atasnya yang lebih tinggi. 2. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah dilakukan? Jawab : Tujuan pengawasan Pemerintah Pusat terhadap Daerah adalah agar penyelenggaraan pemerintahan di Daerah dapat berjalan dengan lancar, berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan penyelenggaraan pemerintahan yaitu kesejahteraan bagi masyarakat daerah itu dapat terlaksana. Undang-undang No.5 tahun 1974 dikemukakan adanya dua bentuk pengawasan terhadap PERDA, yaitu pengawasan preventif dan pengawasan represif, maka dalam undang-undang No.22 tahun 1999 hanya ditekankan pada pengawasan represif saja. untuk lebih memberikan kebebasan kepada daerah otonom dalam mengambil keputusan dan memberikan peran kepada DPRD dalam mewujudkan fungsinya sebagai badan pengawas terhadap pelaksanaan otonomi daerah. Perubahan ini menimbulkan permasalahan-permasalahan baru seperti semakin banyaknya perda yang bermasalah. Untuk itu dalam Penjelasan Umum angka 7 UU No.32 tahun 2004, pengawasan dikembalikan lagi menjadi pengawasan secara preventif untuk rancangan perda- perda tertentu seperti : raperda pajak daerah, retribusi daerah, APBD, perubahan APBD dan tata ruang. Untuk dapat berlakunya raperda ini menjadi suatu perda harus memenuhi syarat- syarat tertentu seperti harus ada evaluasi dari pemerintah. 3. Jelaskan sejarah lahirnya otonomi daerah di Indonesia! Jawab : Pada masa belanda : Pada masa ini, pemberian otonomi daerah selain didorong oleh gerakan Ethische Politiek (Politik Etik) untuk meningkatkan kecerdasan dan peran politik bangsa pribumi, juga yang terpenting adalah untuk meringankan beban keuangan pemerintah pusat dan untuk mengimbangi gerakan-gerakan kebangsaan dalam rangka mempertahankan kolonialisme di Indonesia. Pada masa jepang : Pada masa ini, daerah-daerah provinsi ditiadakan. Otonomi daerah pada masa ini hampir sama dengan masa sebelumnya, karena Jepang, sepanjang tidak bertentangan dengan strategi militer dalam menghadapi perang, masih tetap menggunakan prinsip-prinsip desentralisasi peninggalan Belanda sampai dengan tahun 1945. Daerah didorong untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan mampu memenuhi permintaan Jepang untuk keperluan perang (harta benda dan manusianya). Pada Masa Negara Kesatuan Republik Indonesia : peraturan perundang-undangan yang terkait dengan riwayat otonomi daerah di Indonesia antara lain sebagai berikut : UU No.1 tahun 1945, UU No. 22 Tahun 1948, UU No. 1 tahun 1957, UU No. 18 tahun 1965, UU No. 5 tahun 1974, U No.22 tahun 1999, UU No. 32 tahun 2004, UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 4. Jelaskan asas-asas yang terdapat dalam pemerintahan daerah dan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah! Jawab : Asas-asas otonomi daerah: - Desentralisasi : penyerahan wewenang politik dan administrasi dari puncak hierarki organisasi (Pemerintah Pusat) kepada jenjang organisasi di bawahnya (Pemerintah Daerah). Dua kewenangan tersebut (politik dan administrasi) diserahkan kepada Daerah. - Sentralisasi : pemusatan semua kewenangan pemerintahan (politik dan administrasi) pada Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat adalah Presiden dan para Menteri. - Dekonsentrasi : pelimpahan wewenang administrasi dari Pemerintah Pusat kepada pejabatnya yang berada pada wilayah negara di luar kantor pusatnya - Tugas Pembantuan (Medebewind) : pembantuan diberikan oleh Pemerintah Pusat atau pemerintah yang lebih atas kepada pemerintah daerah di bawahnya berdasarkan undang-undang. Kewenangan pemerintahan daerah antara lain berwenang dalam Perencanaan dan pengendalian pembangunan; Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; Penyediaan sarana dan prasarana umum dan Penanganan bidang kesehatan. 5. Bagaimana sistem pemerintahan daerah di Indonesia? Jawab : Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan Kota. Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara Pemerintahan Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. 6. Jelaskan kebijakan yang terdapat untuk meningkatkan pembangunan kapasitas ASN dan jelaskan kenapa pembangunan kapasitas aparatur perlu ditingkatkan? Jawab: kebijakan yang terdapat untuk meningkatkan pembangunan kapasitas ASN: - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya dukungan personel yang memadai baik dalam jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. - Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebuah bentuk profesi. dengan penetapan ASN sebagai sebuah profesi, maka diperlukan adanya asas, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, serta pengembangan kompetensi. - Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. menyebutkan bahwa kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri. Peningkatan sumber daya bagi aparatur PNS di lingkungan pemerintah sangat diperlukan dengan beberapa cara yang tentunya, karena setiap pengembangan sumber daya aparatur ditujukan untuk pencapaian pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang optimal. Arah dan tujuan pengembangan sumber daya aparatur tersebut memang ditujukan sebagai pencapaian pembangunan dan pelayanan daerah kepada masyarakat. 7. Pemerintahan daerah pada dasarnya terdiri dari 3 aspek, jelaskan masing- masingnya! Jawab : Aspek hak dan kewenangan. pemerintah daerah diberikan hak dan kewenangan untuk mengatur dan mengurus daerahnya tanpa ada intervensi dari pemerintah pusat dalam batas- batas otonom yang diberikan, berdasarkan pada asas desentralisasi. Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari pemerintahan pusat, serta tetap berada dalam kerangka NKRI. Otonomi yang diberikan tidak diartikan bahwa daerah terlepas dari pemerintahan di atasnya, tetapi tetap mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari pemerintah di atasnya dalam kerangka tetap menjaga keutuhan NKRI. Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai pelimpahan kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga kemampuan menggali sumber pembiayaan sendiri. Artinya pemerintah daerah dituntut untuk bisa mandiri dalam mengelola sumber daya yang ada di daerahnya tanpa harus tergantung pada pemerintah di atasnya atau daerah-daerah lain di Indonesia. 8. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi tata kelola SDM pemerintahan! Jawab: Adapun Faktor yang mempengaruhi tata kelola SDM pemerintahan dapat dikategorikan menjadi dua Faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu/organisasi. terdiri dari misi dan tujuan Organisasi, Strategi pencapaian tujuan, dan jenis teknologi yang digunakan. b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu/organisasi. kebijaksanaan pemerintah, sosial budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi
Pemerintahan Daerah Adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Oleh Pemerintah Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Menurut Asas Otonomi Dan Tugas Pembantuan Dengan Prinsip Otonomi Seluas