PENDAHULUAN
Pengelolaan
keuangan
pemerintah
daerah
harus
dilakukan
berdasarkan
tata
kelola
kepemerintahan yang baik (good governance) yaitu pengelolaan keuangan yang dilakukan secara
transparan dan akuntabel. Hal tersebut dapat terwujud jika entitas pemerintah daerah dapat
menciptakan, mengoperasikan serta memelihara Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang
memadai.
Berkaitan dengan pemerintah daerah, dalam pasal 134 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan
kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, Gubernur/Bupati/Walikota
mengatur dan menyelenggarakan SPI di lingkungan pemerintahan daerah yang dipimpinnya.
Untuk itu, perlu dirancang suatu sistem yang mengatur proses pengklasifikasian, pengukuran,
dan pengungkapan seluruh transaksi keuangan, sehingga dapat disusun menjadi laporan
keuangan. Sistem inilah yang disebut dengan Sistem Akuntansi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perlunya kita mengetahui bagaimana prinsip dasar
serta prosedur dalam pengelolaan keuangan agar kita bisa merancang laporan keuangan tersebut
dengan benar.
B. PEMBAHASAN
sistem dan prosedur pengelolaan laporan keuangan meliputi:
a. Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas;
b. Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas;
c. Sistem dan Prosedur Akuntansi Satuan Kerja;
d. Sistem dan Prosedur Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD); dan
e. Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan.
Inspektorat harus mengembangkan pemahaman tersebut secara rinci sampai pada Sub-sistemSub-sistem yang ada, sesuai dengan Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah dan/atau peraturan perundangan lainnya. Misalnya:
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dikembangkan dalam Sub-sistem Penerimaan Kas melalui
Bendahara Penerimaan, Sub-sistem Penerimaan Kas melalui Bank, dan seterusnya.
Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas dikembangkan dalam Sub-sistem Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA), Sub-sistem Pengajuan Dana Uang Persediaan (UP), Sub-sistem Pengajuan
Dana Ganti Uang (GU), Sub-sistem Pengajuan Dana Langsung (LS), Sub-sistem
Pertanggungjawaban Bendahara, dan seterusnya.
Sistem dan Prosedur Akuntansi Satuan Kerja dikembangkan dalam Sub-sitem Akuntansi
Pendapatan SKPD, Sub-sistem Akuntansi Belanja dengan UP, Sub-sistem Akuntansi Belanja LS,
Sub-sistem Akuntansi untuk Aset Tetap, Sub-sistem Akuntansi untuk Transaksi Non Kas, dan
seterusnya.
Sistem dan Prosedur Akuntansi PPKD dikembangkan dalam Sub-sistem Akuntansi Pendapatan
Dana Perimbangan, Sub-sistem Akuntansi Belanja Hibah dan Bantuan, Sub-sistem Akuntansi
Konsolidasi, Sub-sistem Akuntansi untuk Investasi, Sub-sistem Akuntansi untuk Hutang Jangka
Panjang,dan seterusnya.
Penggunaan sistem aplikasi Departemen Keuangan dalam penyusunan laporan pada setiap
jenjang akuntansi digunakan untuk merekamdokumen sumber atau pembuatan berkas elektronik
(ADK). Berkas elektronik atau ADK yang dihasilkan dari sistem aplikasi Departemen Keuangan
tersebut, disampaikan/dikirimkan oleh setiap jenjang unit akuntansi ke unit akuntansi di atasnya
melalui sistem aplikasi.
pelaporan SIM Keuangan Depdiknas (Aplikasi Pelaporan SAK danSIMAK-BMN). Dalam
rangka pelaksanaan penyusunan laporan keuangan pada setiap jenjang akuntansi, Departemen
Pendidikan Nasional membentuk unit akuntansi yang terdiri dari:
a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) yang berada pada tingkat
Satuan Kerja
1. Petugas Administrasi
Bertanggung jawab atas semua pekerjaan administratif mulai dari penerimaan dokumen sumber
(termasuk pemeriksaan kelengkapan dokumen), pengiriman dokumen, pembukuan dan
pengarsipan.
2. Operator
pegawai yang bertanggungjawab untuk merekam data transaksi (dokumen sumber) ke dalam
aplikasi SAI, termasuk pengoperasian
aplikasi SIMKeu yaitu:
a. Melakukan input dan transfer data manual menjadi data elektronik;
3. Verifikator
Pegawai yang bertanggungjawab untuk:
a. Memeriksa dokumen sumber atau data transaksi sebelum dansesudah direkam oleh operator ke
dalam sistem aplikasi;
b. Menjaga konsistensi dan akuntabilitas dari pengelolaan SIMKeu;
c. Melakukan pemeriksaan dan penelitian atas kebenaran dankeabsahan substansi dokumen
sumber;
d. Menjaga konsistensi register transaksi harian dan semua cetakan hasil transaksi yang
dilakukan oleh Operator;
e. Melakukan pemutakhiran data.
4. Validator
Pegawai yang bertanggungjawab untuk:
a. Memberikan otorisasi kepada operator untuk merekam data transaksi ke dalam aplikasi;
b. Menjalankan fungsi monitoring, verifikasi/evaluasi dan validasi untuk menjaga kompetensi,
akuntabilitas, kemutakhiran dan transparansi dari pelaksanaan SIMKeu Depdiknas;
c. Melakukan monitoring terhadap langkah-langkah yang harus dilalui;
d. Memberikan otorisasi/validasi atas data/dokumen pendukung yang diperlukan.
Petugas SIM Keuangan sebagaimana dimaksud di atas, diusulkan oleh Satuan Kerja di
lingkungan Depdiknas kepada Sekretariat Jenderal Depdiknas untuk ditetapkan oleh Sekretaris
Jenderal atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Prosedur pengusulan Petugas SIM Keuangan
Depdiknas, sesuai dengan persyaratan sebagaimana mestinya;
DAFTAR PUSTAKA