Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Khoerunnisa Tiara Azhari

Nim : 202005205

HARTA

Harta secara terminologi bahasa Arab disebut al Mal yang berarti condong, cenderung, dan miring.
Oleh sebab itu manusia itu cenderung ingin memiliki dan menguasai harta. Sedangkan menurut
pengertian etimologi adalah sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh manusia, baik berupa benda
yang tampak seperti emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun manfaat dari barang
seperti kendaraan, pakaian, dan tempat tinggal.

Pada dasarnya di dalam Islam, bumi dan segala isinya adalah harta milik Allah, sesuai dengan firman
Allah di surat Al-Maidah ayat 17 dan 120 yang artinya:

Al Maidah (4): 17. ”Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Al Maidah (4): 120. “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya;
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Menurut ayat-ayat tersebut di atas, pada hakikatnya harta itu milik Allah, manusia hanya
menguasainya/ mengurus dan mengambil manfaat dari padanya, selama diamanahkan Allah
kepadanya. Penggunaan harta itu harus sesuai dengan yang diatur Allah di dalam perintah-perintah-
Nya.

Al An’am (6): 165. “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

B. Kedudukan harta dan anjurannya

Dalam Islam kedudukan harta merupakan hal penting yang dibuktikan bahwa terdapat lima
maqashid syariah yang salah satu diantaranya adalah al-maal atau harta. Islam meyakini bahwa
semua harta di dunia ini adalah milik Allah ta'ala, manusia hanya berhak untuk memanfaatkannya
saja. Meskipun demikian, Islam juga mengakui hak pribadi seseorang. Untuk itu Islam mensyariatkan
peraturan-peraturan mengenai muamalah seperti jual beli, sewa-menyewa, gadai menggadai, dan
sebagainya, serta melarang penipuan, riba dan mewajibkan kepada orang yang merusak barang
orang lain untuk membayarnya, harta yang dirusak oleh anak-anak yang di bawah tanggungannya,
bahkan yang dirusak oleh binatang peliharaannya sekalipun. Perlindungan Islam terhadap harta
benda seseorang dapat ditemukan dalam firmanNya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling membagi harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang ciptaan” (QS An-Nisa: 29-32).

Oleh para ulama ushul fiqh persoalan harta dimasukan kedalam salah satu ad-dharuriyat al-kamsah
(lima keperluan pokok), yang terdiri atas : Agama,jiwa,akal,keturunan dan harta. Oleh karena itu
kamu banyak mempertahankan harta dengan segala upaya yang di lakukan, jadi dalam Al-qur’an dan
Hadits banyak membicarakan harta serta kedudukannya

a. pemilik mutlak harta adalah Allah swt , sedangkan kepemilikan manusia terhadap harta
bersifat relatif
b. Harta sebagai amanah / titipan Allah swt , manusia hanya dititipi ia tidak akan memilikinya
terus menerus, suatu saat allah akan mengambilnya

c. Harta sebagai bekal ibadah , seperti sholat , zakat, haji,sedekah,dan jihad.

d. Harta sebagai perhiasan, Disebutkan kekayaan dan anak-anak adalah perhiasan hidup

C.Fungsi Harta

Adapun fungsi harta yang sesuai dengan syariat Islam adalah :

1) Berfungsi dalam menyempurnakan pelaksanaan ibadah, bukan hanya ibadah yang khusus
(mahdhah) seperti zakat, haji dan shalat, namun juga ibadah yang lain seperti kewajiban menutup
aurat.

2) Meningkatkan keimanan (ketakwaan) kepada Allah, sebagaimana kata mutiara sayyidian Ali bin
Abi Thalib bahwa kefakiran cenderung mendekatkan diri kepada kekufuran.

3)Melanjutkan kehidupan dari satu periode kepada periode berikutnya, sebagaimana firman Allah
surah An-nisa’ ayat 9 :

‫ش الَّ ِذي َْن لَ ْو َت َر ُك ْوا مِنْ َخ ْلف ِِه ْم ُذرِّ ي ًَّة ضِ ٰع ًفا َخافُ ْوا َعلَي ِْه ۖ ْم َف ْل َي َّتقُوا هّٰللا َ َو ْل َيقُ ْولُ ْوا َق ْواًل َس ِد ْي ًدا‬
َ ‫َو ْل َي ْخ‬
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan
yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang
benar .

4) Menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat., sebagimana Firman Allah surah Al-
Qashash ayat 77 :

ُّ‫ض ۗاِنَّ هّٰللا َ اَل ُيحِب‬


ِ ْ‫ك َواَل َتب ِْغ ْال َف َسا َد فِى ااْل َر‬
‫هّٰللا‬
َ ‫ك م َِن ال ُّد ْن َيا َواَحْ سِ نْ َك َمٓا اَحْ َس َن ُ ِالَ ْي‬ َ ‫َّار ااْل ٰ خ َِر َة َواَل َت ْن‬
َ ‫س َنصِ ْي َب‬
‫وا ْب َتغ فِ ْيمٓا ٰا ٰت هّٰللا‬
َ ‫ىك ُ الد‬ َ َ ِ َ
‫ْال ُم ْفسِ ِدي َْن‬

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi
janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

D. Macam – macam Harta dan Pembagian

Menurut fuqoha, harta dapat di tinjau dari beberapa segi. Harta terdiri dari beberapa bagian, tiap-
tiap bagian memiliki ciri khusus dan hukumnya tersendiri. Pembagian jenis harta ini sebagai berikut :

1. Harta Mutaqawwim dan GhairMutaqawwim


Harta Mutaqawwim adalah sesuatu yang boleh diambil manfaatnya menurut syara’. Atau
semua harta yang baik jenisnya maupun cara memperoleh dan penggunaanya. Harta
GhairMutaqawwim adalah sesuatu yang tidak boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya,
cara memperolehnya maupun cara penggunaanya.
2. MalMitsli dan MalQimi
Harta Mitsli adalah benda-benda yang ada persamaan dalam kesatuan-kesatuannya,
dalam arti dapat berdiri sebagaimana di tempat yang lain tanpa ada perbedaan yang perlu
dinilai. Harta Qimi adalah benda-benda yang kurang dalam kesatuan-kesatuannya karena
tidak dapat berdiri sebagian di tempat sebagian yang lainnya tanpa ada perbedaan.
3. Harta Istihlak dan harta Isti’mal
Harta Istihlak adalah sesuatu yang tidak dapat diambil kegunaanya dan manfaatnya secara
biasa kecuali dengan menghabiskannya. Harta Istihlak terbagi menjadi dua, yaitu: Istihlak
haqiqi adalah suatu benda yang menjadi harta yang secara jelas (nyata) zatnya habis sekali
digunakan. Istihlak Buquqi adalah suatu harta yang sudah habis nilainya bila telah
digunakan tetapi zatnya masih tetap ada. Harta Isti’mal adalah sesuatu yang dapat
digunakan berulanag kali dan materinya tetap terpelihara. Harta isti’mal tidaklah habis
dengan satu kali menggunakan tetapi dapat digunakan lama menurut apa adanya.
4. Harta Manqul dan Harta Ghair Manqul
Harta Manqul adalah segala harta yang dapat dipindahkan (bergerak) dari satu tempat ke
tempat lainya baik tetap ataupun berubah kepada bentuk yang lainnya seperti uang,
hewan, benda-benda yang ditimbang atau diukur. Harta GhairManaqul adalah sesuatu
yang tidak bisa dipindahkan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain .
5. Harta Ain dan Harta Dayn
a. Harta ain ialah harta yang berbentuk benda, seperti rumah, pakaian, beras,
kendaraan (mobil) dan yang lainnya.
b. Harta dayn yaitu sesuatu yang berada dalam tangung jawab. Seperti uang berada
dalam tangung jawab seseorang.

6. Mal al-ain dan Mal al-naf’i (manfaat)

a. Harta aini yaitu benda yang memiliki nilai dan bentuk (berwujud), misalnya rumah, ternak
dan yang lainnya.
b. Harta nafi‟I ialah a‟radl yang berangsur-rangsur tumbuh menurut perkembangan masa, oleh
karena itu mal al-naf‟i tidak berwujud dan tidak mungkin disimpan.

7. Harta Mamluk, Mubah, Mahjur

a. Harta Mamluk ialah sesuatu yang masuk ke bawah milik, milik perorangan maupun milik
badan hukum, seperti pemerintah dan yayasan.
b. Harta Mubah ialah sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang, seperti air pada mata
air, binatang buruan darat, laut, pohon-pohon dihutan dan buah-buahannya.
c. Harta Mahjur ialah sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki sendiri dan memberikan kepada
orang lain menurut syari’at, adakalanya benda itu benda wakaf ataupun benda yang
dikhususkan untuk masyarakat umum, seperti jalan raya, mesjid-mejid, kuburan- kuburan
dan lainnya.

8.Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi

a) Harta yang dapat dibagi (mal qabil li al-qismah) ialah harta yang tidak menimbulkan suatu
kerugian atau kerusakan apabila harta itu dibagi-bagi, misalnya beras, tepung.

b) Harta yang tidak dapat dibagi (mal ghair qabil li al-qismah) ialah harta yang menimbulkan suatu
kerugian atau kerusakan apabila harta tersebut dibagi-bagi, misalnya gelas, kursi, meja, mesin dan
yang lainnya.

9. Harta pokok dan harta hasil (buah) Harta pokok ialah harta yang mungkin darinya terjadi harta
yang lain. Harta pokok disebut juga modal, misalnya uang emas dan yang lainnya, contoh harta
pokok dan harta hasil seperti bulu domba dihasilkan dari domba, maka domba merupakan harta
pokok dan bulunya merupakan harta hasil, atau kerbau yang beranak, anaknya dianggap sebagai
tsamarah dan induknya yang melahirkannya disebut harta pokok. 10) Harta Khas dan Am
a) Harta Khas ialah harta pribadi yang tidak bersekutu dengan yang lain, tidak boleh diambil
manfaatnya tanpa disetuju

b) Harta Am ialah harta milik umum (bersama) yang boleh diambil manfaatnya . Atau harta yang
boleh diambil manfaatnya oleh seseorang atau kelompok akan tetapi dilarang menguasainya secara
pribadi.

Anda mungkin juga menyukai