Rasulullah menginginkan umatnya “kuat”, dalam pengertian yang luas, di antaranya adalah
kuat di bidang ekonomi. Ekonomi yang kuat berarti memilki alat pemenuh kebutuhan dalam
hidup. Umat Islam menjadi kuat bila umatnya juga kuat dalam ekonomi. Dalam hal ini umat
islam dianjurkan mencari reziki yang dikaruniakan oleh Allah dimanapun berada. Perlu
diketahui, bahwa harta benda yang dimiliki harus dengan cara yang halal dalam mencarinya.
Setelah mendapatkan harta, ada hal yan perlu diketahui oleh umat Islam bahwa harta
kekayaan itu di samping untuk dirinya, keluarganya juga untuk orang lain. Artinya ada
sebagaian hak yang harus ditasyarufkan untuk fakir miskin, orang lanjut usia dan sebagainya.
Maka kita harus giat bekerja untuk mencari karunia Allah SWT. Karena malas bekerja bukan
ajaran Rasulullah yang disyari’atkan dalam agama Islam. Kerja keras yang dilakukan akan
mendapatkan hasil yang lebih baik, dibandingkan dengan orang-orang yang malas bekerja.
Adapun cara memiliki harta dengan berbagai macam cara sebagaimana dalam pembahasan
berikut ini.
1. Pengertian Milkiyah
َو َم ْن قُتِ َل ُد ْو َن ِديْنِ ِه َف ُه َو َش ِهْي ٌد. َو َم ْن قُتِ َل ُد ْو َن َد ِم ِه َف ُه َو َش ِهْي ٌد.َم ْن قُتِ َل ُد ْو َن َمالِِه َف ُه َو َش ِهْي ٌد
)وم ْن قُتِ َل ُد ْو َن َْأهلِ ِه َف ُه َو َش ِهْي ٌد (رواه البخارى ومسلم َ
“ Siapa yang gugur dalam mempertahankan hartanya ia syahid, siapa yang gugur
dalam mempertahankan darahnya ia syahid, siapa yang gugur dalam mempertahankan
agamanya ia syahid, siapa yang gugur dalam mempertahankan keluarganya ia syahid
“(HR. Bukhari dan Muslim).
2. Sebab-sebab Kepemilikan
Harta benda atau barang dan jasa dalam Islam harus jelas status kepemilikannya,
karena dalam kepemilikan itu terdapat hak-hak dan kewajiban terhadap barang atau
jasa, misalnya kewajiban zakat itu apabila barang dan jasa itu telah menjadi miliknya
dalam waktu tertentu. Kejelasan status kepemilikan dapat dilihat melalui sebab-sebab
berikut:
a. Barang atau harta itu belum ada pemiliknya secara sah (Ihrazul Mubahat).
Contohnya : Ikan di sungai, ikan di laut, hewan buruan, Burung-burung di alam
bebas, air hujan dan lain-lain.
b. Barang atau harta itu dimiliki karena melalui akad (bil Uqud), contohnya : lewat
jual beli, hutang piutang, sewa menyewa, hibah atau pemberian dan lain-lain.
c. Barang atau harta itu dimiliki karena warisan (bil Khalafiyah), contohnya :
mendapat bagian harta pusaka dari orang tua, mendapat barang dari wasiat ahli
waris.
3. Macam-macam Kepemilikan
Kepemilikan terhadap suatu harta ada tiga macam, yaitu :
a. Kepemilikan penuh (milk-taam), yaitu penguasaan dan pemanfaatan terhadap
benda atau harta yang dimiliki secara bebas dan dibenarkan secara hukum.
b. Kepemilikan materi, yaitu kepemilikan seseorang terhadap benda atau barang
terbatas kepada penguasaan materinya saja.
c. Kepemilikan manfaat, yaitu kepemilikan seseorang terhadap benda atau barang
terbatas kepada pemanfaatannya saja, tidak dibenarkan secara hukum untuk
menguasai harta itu.
6. Hikmah Kepemilikan
Ada beberapa hikmah disyari’atkannya kepemilikan dalam Islam, antara lain :
a. Terciptanya rasa aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Terlindunginya hak-hak individu secara baik.
c. Menumbuhkan sikap kepedulian terhadap fasilitas-fasilitas umum.
d. Timbulnya rasa kepedulian sosial yang semakin tinggi.
AKAD
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa melakukan isi perjanjian atau akad
itu hukumnya wajib.
3. Macam-macam Akad
Ada beberapa macam akad, antara lain:
a. Akad lisan, yaitu akad yang dilakukan dengan cara pengucapan lisan.
b. Akad tulisan, yaitu akad yang dilakukan secara tertulis, seperti perjanjian pada
kertas bersegel atau akad yang melalui akta notaris.
c. Akad perantara utusan (wakil), yaitu akad yang dilakukan dengan melalui utusan
atau wakil kepada orang lain agar bertindak atas nama pemberi mandate
d. Akad isyarat, yaitu akad yang dilakukan dengan isyarat atau kode tertentu.
e. Akad Ta’athi (saling memberikan), akad yang sudah berjalan secara umum.
Contoh: beli makan di warung, harga dan pembayaran dihitung pembeli tanpa
tawar menawar.
4. Hikmah Akad
Ada beberapa hikmah dengan disyariatkannya akad dalam muamalah, antara lain:
a. Munculnya pertanggung jawaban moral dan material.
b. Timbulnya rasa ketentraman dan kepuasan dari kedua belah pihak.
c. Terhindarnya perselisihan dari kedua belah pihak.
d. Terhindar dari pemilikan harta secara tidak sah.
e. Status kepemilikan terhadap harta menjadi jelas.
ُاعه
َ ََو َيْتبَ ُع الَْبْي َع َم ْن ب
a. seorang pembeli merelakan penjual
b. seorang penjual menuntut si pembeli
c. seorang pembeli menuntut si penjual
d. pembeli tertipu oleh penjual
e. penjual berhasil menipu pembeli
24. Salah satu sebab barang telah dimiliki oleh seseorang karena …
a. minat terhadap barang tersebut
b. ingin menyelamatkan barang tersebut
c. ingin melestarikan barang tersebut
d. ingin menjaga barang tersebut
e. telah diwariskan
25. Memiliki sesuatu yang belum dimiliki oleh orang lain disebut …
a. akad
b. hibah
c. ihrazul mubahat
d. pendakuan
e. pemilikan