Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH SINGKAT RSUD Cimacan

Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan pada awalnya adalah Puskesmas Pacet
(Cimacan) yang sudah berdiri sejak tahun 1953, kemudian pada tahun 1981 statusnya
meningkat menjadi Puskesmas DTP dan berubah status menjadi Rumah Sakit dengan
ditetapkannya Surat Keputusan Bupati Cianjur atas nama Pemerintah Daerah
Kabupaten Cianjur Nomor 19 Tahun 2007 tentang pembentukkan Rumah Sakit Umum
Daerah Cimacan dan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 08 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan SusunanPerangkat Daerah Kabupaten Cianjur (Lembaran
Daerah Tahun 2016 Nomor 8)
Dengan keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor
267/SK/Menkes/III/2007 tanggal 05 Maret 2007 tentang Penetapan Status Rumah Sakit
Umum Daerah Cimacan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur dengan tipe D yang
kemudian berubah tipe menjadi tipe C dengan Surat Keputusan Kepala Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Cianjur Nomor :
503/6788/RSU-Operasional/BPPTPM/2015 tentang Penetapan Klasifikasi dan Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan Kabupaten Cianjur.

Posisi Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan yang strategis terletak di sebelah utara
kabupaten Cianjur yang merupakan daerah wisata alam dan villa yang cukup terkenal
antara jalur Bandung - Jakarta, selain melayani masyarakat yang ada di sekitar Rumah
Sakit Umum Daerah Cimacan yaitu Kecamatan yang berada di wilayah utara Cianjur,
juga sering menangani pasien dari luar wilayah Cianjur yaitu para wisatawan yang
berkunjung ke daerah wisata yang berada di Puncak dan Bogor.

a. Visi, Misi dan Tujuan


1. Visi
Menjadi rumah sakit dengan pelayanan kesehatan yang profesional bermutu,
terjangkau dan berstandar internasional.
2. Misi
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu dengan mengutamakan
keselamatan pasen dan kepuasan pelanggan.
 Mengembangkan pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada
pembangunan sumberdaya manusia,perkemangan teknologi dan kebutuhan
masyarakat.
 Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan
 Menyelenggarakan manajemen rumah sakit yang berhasil guna,bermutu
dan berbasis kinerja.
3. Tujuan
Tujuan dari berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan adalah sebagai sarana
kesehatan masyarakat yaitu memberikan kepuasan dan kesehatan masyarakat
setempat. Masyarakat mempunyai peranan yang cukup penting dalam upaya
pencapaian visi, misi dan tujuan dari Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan. Hal ini

1
disebabkan karena kesehatan bukan hanya tanggung jawab institusi kesehatan
semata melainkan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat.

b. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi


1. Kedudukan
Kedudukan Rumah Sakit Umum Cimacan adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas C milik Pemerintah Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keputusan Kepala
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal Kabupaten
Cianjur Nomor 503/6788/RSU-Operasional/BPPTPM/2015, dan Peraturan
Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi
Pemerintahan Daerah dan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Cianjur.
 Kedudukan Rumah Sakit Umum Cimacan Kelas C adalah merupakan unsur
penunjang Pemerintah Daerah dibidang pelayanan kesehatan
 Status Kelembagaan Rumah Sakit Umum Cimacan Kelas C adalah Lembaga
Teknis Daerah yang berbentuk kantor.
 Rumah Sakit Umum Cimacan Kelas C dipimpin oleh seorang Direktur yang
berada dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Organisasi dan tatakerja Rumah Sakit Umum Cimacan Kelas C sebagaimana
dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016. Rumah
Sakit Umum Cimacan mengelola manajemen rumah sakit dengan jenis
pelayanan mencakup Emergency, medic dasar, Spesialis Dasar (Spesialis
Dalam, Anak, Bedah, Kandungan dan Kebidanan, Gigi dan Mulut).
2. Tugas Pokok
Membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam
melaksanakan sebagian kewenangan Otonomi Daerah Kabupaten di bidang
pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan pelayanan rujukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Fungsi
a. Pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintahan
Daerah di bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan serta melaksanakan upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan;
b. Penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan
umum Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan kesehatan pada
Rumah Sakit Umum;
c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
operasional di bidang pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum;
d. Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang
medis, dan non medis;
e. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan;
f. Penyelenggaraan rekam medis;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;

2
h. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam
upaya peningkatan professionalisme pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Rumah Sakit.
i. Penyelenggaraan administrasi perlengkapan umum,
kepegawaian, keuangan, hukum dan humas serta penyelenggaraan
kegiatan perencanaan program Rumah Sakit Umum.
c. Struktur Organisasi
Unsur-unsur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan adalah sebagai
berikut
a. Unsur pimpinan adalah Direktur (Perda Nomor 07 Tahun 2008 tentang
Organisasi Pemerintahan Daerah dan Pembentukkan Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Cianjur yang sebagaimana telah dirubah dengan Perda
Nomor 8 Tahun 2016);
b. Unsur pembantu pimpinan adalah Kepala Bagian Tata Usaha;
c. Unsur pelaksana teknis adalah bidang, seksi, instalasi, komite medik, staf
medik fungsional dan kelompok jabatan fungsional.
Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan, terdiri dari :
a. Direktur;
b. Kabag Tata Usaha
c. Kabid Pelayanan Medik
d. Kabid Penunjang Medik
e. Kabid Keperawatan
f. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
g. Sub Bag Keuangan dan Perlengkapan
h. Sub Bag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
i. Seksi Pelayanan Medik;
j. Seksi Pengembangan Pelayanan Medik;
k. Seksi Pelayanan Keperawatan;
l. Seksi Pengembangan Keperawatan;
m. Seksi Penunjang Medik dan Sarana Prasaran Medik;
n. Seksi Penunjang Non Medik dan Sarana Prasaran Non Medik;
o. Komite Medik;
p. Instalasi/ Unit.

3
4
d. Sumber Daya Manusia
Ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan berdasarkan statusnya
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, pegawai tidak tetap, pegawai kontrak, pegawai
tugas bantu dan tenaga sukarelawan. Berdasarkan latar belakang pendidikan dan
golongan profesi ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan terdiri dari
medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan dari umum. Jumlah
SDM di Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan sebanyak 430 orang dengan status full
timer, part timer dan honorer/ kontrak. Jumlah dokter di Rumah Sakit Umum
Daerah Cimacan ada orang, terdiri dari dokter umum 11 orang, dokter gigi 2
orang,dokter spesialis gigi orthodonti 1 orang, dokter spesialis penyakit dalam 4
orang ,dokter spesialis anak 2 orang, dokter spesialis bedah 2 orang, dokter
spesialis Kandungan 2 orang, dokter spesialis radiologi 2 orang, dokter spesialis
Kesehatan Jiwa 1 orang, dokter spesiialis rehabilitasi medik 1 orang, dokter
spesialis anastesi 2 orang dan dokter spesialis 1 patologi klinik. Sedangkan tenaga
keperawatan berjumlah 83 orang, perawat gigi 2 orang, bidan 61 orang, apoteker 2
orang, nutrisionis 1 orang dan tenaga kesehatan serta non kesehatan lainnya yang
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.1
Jumlah PNS dan Non PNS Pada RSUD CIMACAN Tahun 2020
No Klasifikasi Tenaga Jumlah
1 Pejabat Struktural 14
2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
3 Dokter Spesialis Anak 2
4 Dokter spesialis Anasthesi 1
5 Dokter Spesialis Bedah 2
6 Dokter Spesialis Radiologi 1
7 Dokter Spesialis Kandungan 2
8 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1
9 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
10 Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa 1
11 Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 1
12 Dokter Umum 13
13 Dokter Gigi 3
14 Dokter Gigi Spesialis Orthodonti 1
15 Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut 1
16 Apoteker 3
17 S2 4
18 S1 Keperawatan Ners 3
19 S1 Kesehatan Masyarakat 2
20 D3 Keperawatan 124
21 D3 Kebidanan 45
22 S1 14
23 D3 Nutrisionist 1
24 D3 Analis Kesehatan 13
25 D3 Elektromedik 1
26 D3 Radiologi 3
27 D3 Fisioterapi 1
28 D3 Terapi Wicara 1
29 DIV Kebidanan 3
30 DIV Radiologi 1
31 D3 Rekam Medis 5
32 SPK 1
33 SMF 4
34 SMA dan Sederajat 130
35 SLTP 16
36 Sekolah Dasar 10
Jumlah 430 Orang

5
e. Fasilitas
Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan berdiri di atas lahan seluas
35.000 m2 terdiri dari 4 bangunan 4 (empat) lantai dan satu bangunan dalam
tahap penyelesaian dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 100 buah.
Bangunan dan ruangan yang tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan
pada saat ini terdiri dari :
1. Bangunan dan ruangan bagian depan terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari:
 Lantai 1 mencakup ruangan : ruang UGD ponek, ruang perawatan
kebidanan, ruang persalianan, ruang tunggu, gudang obat.
 Lantai 2 terdiri dari dari ruangan : ruang komite keperawatan, ruang
kantor PPI, ruang kantor bidang keperawatan, ruang kantor K3, Ruang
perawatan Perinatologi.
2. Bangunan dan ruangan bagian belakang terdiri dari 4 lantai mencakup:
 Lantai 1 terdiri dari : ruang operasi ponek dan ruang persiapan, ruang
post operasi, ruang spulhook, ruang administrasi.
 Lantai 2 mencakup ruang pelayanan : ruang perawatan anak dengan 15
tempat tidur, ruang administrasi, ruang cuci, dan ruang bermain anak.
 Lantai 3 ruang perawatan bedah, terdiri dari ruang anggrek dengan 11
tempat tidur, ruang administrasi dan ruang jaga perawat.
 Lantai 4 terdiri dari ruang perawatan penyakit infeksi menular dengan 23
tempat tidur, ruang administrasi, dan ruang jaga perawat.
3. Bangunan dapur/ Instalasi Gizi terdiri dari ruang memasak, ruang persediaan
makanan, ruang administrasi dan ruang cuci.
4. Bangunan IGD baru yang terdiri dari 4 lantai dengan lantai pertama sebagai
ruang tindakan IGD, ruang farmasi, ruang administrasi. Lantai kedua sebagai
ruang High Care Unit, ruang administrasi. Lantai ketiga sebagai ruang kantor.
Untuk program ruang dan luasan dari masing-masing bangunan eksisting
secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Program Ruang Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan
Luas Exsisting
No Gedung/ Ruang
(m2)
Gedung A Lantai I
1 Parkir 1 60
Parkir 2 30
Parkir 3 121
2 Entrance 44,37
3 Lobby/ Ruang Tunggu & Ruang Pendaftaran 99
4 Poliklinik 1 18
Poliklinik 2 20
5 Gudang Obat 12
6 Apotek 12
7 UGD 42
8 Laboratorium 30
9 Ruang Persiapan Persalinan/ Obgyn/ Ruang Bidan 31,5
10 Ruang Bersalin/ Ruang Bayi 38,5
11 Spoelhock 4,5
12 KM/ WC Ruang Bersalin 2,25

6
Luas Exsisting
No Gedung/ Ruang
(m2)
13 KM/ WC Umum 6

Gedung A Lantai II
1 Hall/ Ruang Tunggu 40
2 Ruang Kepala 25,25
3 KM/ WC Ruang Kepala 3
4 Ruang Komite Medik 36
5 Ruang Penunjang 24
6 Poli 1 15
Poli 2 15
Poli 3 15
7 Medical Record 20
8 Loket Pembayaran 9
9 KA 4
10 Ruang Rapat 28
11 TU 19,25
12 Ruang Komputer 8,75
13 KM/ WC Umum 20
14 KM/ WC Staff 1 24,5
KM/ WC Staff 1 7,5

Gedung B lantai I
1 Ruang Tunggu 42
2 Ruang Administrasi 6,25
3 Ruang Perawat 10
4 Ruang Dokter 15,5
5 KM/ WC Ruang Dokter 4,5
6 Ruang Recovery 20
7 Ruang Distribusi/ Ruang Pak 10
8 Ruang Terima/ Ruang Cuci Alat 3,5
9 Spoel Hook 3,5
10 Ruang Steril 3
11 Ruang Cito 20
12 Ruang Gas 2
13 Ruang Elektif 20
14 Ruang Persiapan 16
15 Ruang Gips 5
16 Ruang Linen 3
17 Ruang Alat 3
18 Ruang Radiologi 17,5
19 Ruang Gelap 2,5
20 Ruang Administrasi Radiologi 12,5

Gedung B Lantai II
1 Ruang Tunggu 22,5
2 Ruang Linen/ Ruang Alat 6,75
3 KM/ WC Umum 3,5
4 Ruang Jaga 10
5 Ruang Perawat 5
6 Ruang Dokter 5
7 KM/ WC Ruang Dokter 3,5
8 Ruang Rawat Inap 1 31,25
Ruang Rawat Inap 1 20

7
Luas Exsisting
No Gedung/ Ruang
(m2)
9 Ruang Tindakan 8,75
10 Spoel Hoek 5,25
11 Pantry 8,75

Gedung B Lantai III Idem dengan Lantai II

Gedung B Lantai IV Idem dengan Lantai II

Gedung D
Lantai 1 IPAL 16
Lantai II Tempat Jemuran dan Disinfektan 42

Gedung E
Mortuary 42

Gedung F (service)
Lantai I Dapur/ Instalasi Gizi 53
Lantai II Laundry 53

Gedung G
Genset 6,25

Gedung H
Pos Satpam 4

f. Jenis Pelayanan
Didalam peranannya meningkatkan pembangunan di bidang pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, maka Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan
mempunyai beberapa kemampuan dalam hal :
 Menjalankan usaha pelayanan medis, penunjang medis dan penunjang non
medis.
 Melaksanakan pelayanan keperawatan.
 Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan sebagai sebagai instansi yang bertugas
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terus berupaya
meningkatkan usahanya. Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan adalah :
1. Pelayanan Rawat Inap
a. Ruang Pria;
b. Ruang Wanita;
c. Ruang Anak, dan;
d. Ruang Kebidanan:
e. Ruang Perinatologi;
f. Ruang HCU;
g. Ruang ICU.
2. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik Umum;

8
b. Poliklinik Kebidanan;
c. Poliklinik Gigi dan Mulut;
d. Poliklinik Penyakit Dalam;
e. Poliklinik Bedah.
f. Poliklinik Rehabilitasi Medik
g. Poliklinik Jiwa
h. Poliklinik Anak
3. Pelayanan Gawat Darurat Umum dan Ponek
Pelayanan Gawat Darurat dilakukan oleh dokter dan paramedis
full time selama 24 jam.
4. Pelayanan Penunjang Medik
a. Pelayanan Radiologi;
b. Pelayanan Farmasi;
c. Pelayanan Laboratorium;
d. Pelayanan Gizi;
e. Pelayanan Rekam Medis;
f. Bank Darah;
g. Pemulasaraan Jenazah;
h. Pelayanan Ambulans;
i. Pelayanan Gas Medik;
5. Pelayanan Kesehatan Lain
USG, ECG, upaya rujukan, visum et repertum dan imunisasi.
g. Pelayanan Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan pada tahun 2017 mempunyai
kapasitas tempat tidur sebesar 84 tempat tidur terbagi dalam 6 ruang
perawatan yaitu Ruang Flamboyan, Anggrek, Mawar, Perinatologi, High
Care Unit, Intensive Care Unit dan Alamanda. Pembagian tempat tidur
berdasarkan ruangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini .
Tabel 2
Distribusi Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan
Tahun 2018
No Ruangan  
Kelas
  HCU ICU tulip aster flambo Angg Mawar Almd Perina JML
1 VIP - - - - 2 3 - - - 5
2 I 1 - - 4 - 4 2 1 1 13
3 II - - - 8 - 9 3 3 5 28
4 III 2 - 16 8 23 - 11 11 9 80
5 Isolasi - - 4 - - - - - - 4
6 ICU - 3 - - - - - - - 3
  Jumlah 3 3 20 20 25 16 16 15 15 133

Kegiatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan selama 4
(empat) tahun terakhir terjadi perubahan yang fluktuatif baik jumlah
kunjungan, jumlah tempat tidur dan efektifitas kegiatan, tetapi tidak pernah
ada laporan adanya infeksi nosokomial dan dekubitus. Data kegiatan pelayanan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

9
Tabel 3
Kunjungan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan
Tahun 2015 -2018
Tahun 2015 2016 2017 2018 Rata-rata (%)
Jumlah Kunjungan 4228 6279 6316 62280
Tren (%) 26,85 32,66 0,05 886
Penilaian kinerja rumah sakit dapat dilakukan dengan melihat
beberapa indikator. Indikator tersebut sebagai acuan sejauh mana kinerja
rumah sakit dan sebagai tolak ukur arah pengembanngan rumah sakit
kedepannya. Indikator tersebut meliputi :
1) Bed Occupancy Rate (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit dalam kurun waktu tertentu.
2) Average Length of Stay (Av.LOS)
Average Length of Stay (Av.LOS) artinya rata-rata lamanya seorang pasien
dirawat. Indikator ini secara umum bisa memberi gambaran efisiensi
pelayanan di rumah sakit.
3) Bed Turn Over (BTO)
BTO atau frekuensi penggunaan tempat tidur yaitu suatu nilai rata-rata
berapa kali dalam satu periode waktu tertentu, satu tempat tidur rumah
sakit dipakai.
Indikator ini penggunaannya tidak berdiri sendiri akan tetapi bersama-sama
dengan indikator LOS, TOI dan BOR melalui analisa Barber & Johnson untuk
menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur rumah sakit, dan lebih
banyak dipakai pada Rumah Sakit Umum.
4) Turn Over Interval (TOI)
Turn Over Interval (TOI) yaitu suatu rata-rata hari yang menggambarkan
interval pemakaian tempat tidur dari saat terakhir terisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini sebagaimana halnya indikator BTO penggunaannya
tidak berdiri sendiri, akan tetapi bersama-sama dengan indikator LOS, BTO
dan BOR melalui analisa Barber & Johnson untuk menilai tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur rumah sakit.
5) Net Death Rate (NDR)
Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat per
1000 penderita keluar. Indikator ini lebih bermakna didalam penilaian mutu
pelayanan rumah sakit, karena jika dibandingkan dengan yang meninggal <
48 jam setelah dirawat lebih memberikan gambaran upaya rumah sakit
didalam menyelamatkan jiwa pasien.
Sedangkan pasien yang meninggal < 48 jam setelah dirawat, sangat
dipengaruhi oleh tingkat keparahan pasien pada waktu masuk rumah sakit.
Oleh karena itu untuk menilai mutu pelayanan di rumah sakit, indikator
angka kematian yang dipakai adalah angka kematian 48 jam setelah
dirawat.
6) Gross Death Rate (GDR)

10
Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum per 1000 penderita
keluar. Secara umum indikator ini dapat juga dipakai untuk menilai mutu
pelayanan rumah sakit, meskipun indikator ini dianggap kurang tajam.
Dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa data kinerja instalasi rawat
inap Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan tahun 2015-2018. Dari data
tersebut dapat dilihat terjadi penurunan BOR di tahun 2018 (47%), angka BOR
ini tidak memenuhi syarat ideal yaitu 60.00% - 85.00%.
Tabel 4
Indikator Kinerja Rawat Inap RSUD Cimacan Tahun 2015-2018
Tahun BOR (%) BTO (x) LOS (hari) TOI (hari) NDR GDR
2015 49,66 75 2 2 3,14 24,87
2016 59 83 3 2 2,14 20,78
2017 60,33 40 3 2 4,14 19,00
2018 47,01 70,14 2,06 2,76 8,70 18,42
Pola penyakit terbanyak untuk pasien rawat inap Rumah Sakit
Umum Daerah Cimacan tahun 2017 dan 2018 adalah penyakit dyspepsia
(infeksi), partus, CHF. Selain itu juga ada jenis penyakit degeneratif seperti
stroke dan hipertensi. Penyakit degeneratif erat kaitannya dengan gaya hidup,
mencakup pola makan yang kurang berimbang serta sedikitnya aktifitas olah
raga.
Tabel 5
Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap RSUD Cimacan
Tahun 2017-2018
Jenis Penyakit N Jenis Penyakit
No Jumlah Jumlah
Tahun 2017 o Tahun 2018
1 Dispepsia 681 1 Partus 728
2 Partus 598 2 Dyspepsia 501
3 CHF 326 3 Gastritis 411
4 TB Paru 102 4 Hipertensi 358
5 Gastritis 279 5 Tifoid 280
6 Tifoid 202 6 Anemia 267
7 Hipertensi 258 7 CHF 255
8 anemia 234 8 Pnemonia 240
9 Pnemonia 201 9 Isk 185
10 Tb paru 130 10 Tb paru 161
Jumlah Jumah

Untuk pola penyakit dari tahun 2017 sampai dengan 2018 mempunyai pola yang
hampir sama yaitu masih dikuasai oleh penyakit degeneratif.
Alur Pelayanan Rawat Inap
Pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan berasal dari
rujukan dokter praktek, Puskesmas, rumah sakit lain dan yang datang sendiri ke rumah
sakit baik dari poliklinik atau IGD. Kemudian pasien diregistrasi (Nomor Rekam Medik),
dilihat apakah pasien tersebut pernah dirawat/ berobat sebelumnya ke Rumah Sakit
Umum Daerah Cimacan. Pasien rawatan masuk ruang perawatan sesuai dengan jenis
penyakit dan kelas rawat yang diinginkan. Apabila rumah sakit tidak bisa menangani
penyakit pasien tersebut, maka pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit yang lebih

11
lengkap fasilitasnya. Untuk pasien yang telah sembuh tetapi memerlukan berobat
jalan, maka pasien tersebut harus daftar untuk membuat perjanjian di poliklinik yang
dituju.
Gambar 1
Alur Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan

Datang Sendiri
Dokter Praktek
Tempat Penerimaan
Rujukan
Pasien Rawat Inap
Puskesmas
Rujukan RS Lain

Pernah Dirawat Nomor Register


Follow Up Rawatan
(Berobat) (Nomor Rekam Medik)

Poliklinik Ruang Rawat Inap Dirujuk ke RS Lain

Perjanjian Pendaftaran
Perlu Berobat Jalan Pulang
Poliklinik

Pelayanan Rawat Jalan


Instalasi Rawat Jalan merupakan instalasi yang memberikan pelayanan
spesialistik dengan fungsi rumah sakit sebagai pelayanan rujukan, sehingga keberadaan
pelayanan spesialistik memiliki daya ungkit yang besar serta peluang yang berpotensi.
Kegiatan pelayanan di rawat jalan selama 4 (empat) tahun terakhir umumnya
menunjukkan peningkatan walaupun efektifitas pelayanan belum optimal karena
beberapa kendala seperti adanya renovasi fisik gedung, sumber daya yang belum
optimal dll. Hasil kegiatan pelayanan rawat jalan di poliklinik Rumah Sakit Umum
Daerah Cimacan selama 4 (empat) tahun seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6
Kunjungan Rawat Jalan di RSUD Cimacan Tahun 2015-2018
Tahun Tren
No
2015 2016 2017 2018 (%)
1 15514 20897 36092 41913 38.19
Tren kunjungan rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan selama
empat tahun terakhir secara umum mengalami kenaikan sebesar 38,19 %. Kenaikan
kunjungan yang tinggi terjadi pada tahun 2018. Hal ini terutama disebabkan adanya
program BPJS dan penambahan pelayanan poliklinik seperti poliklinik bedah.
Pola penyakit untuk pasien rawat jalan tahun 2017 dan 2018 adalah kasus dyspepsia,
tb paru, penyakit janyung dan hypertensi. Pola penyakit tahun 2017 dan 2018 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7
Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan RSUD Tahun 2017-2018

12
No Tahun 2017 Jumlah No Tahun 2018 Jumlah
1 Dyspepsia 2.068 1 TB Paru 2169
2 TB Paru Lainnya 2.047 2 hypertensi 2139
3 Jantung 1.435 3 bedah 1576
4 hypertensi 1.297 4 jantung 2901
5 ispa 894 5 Dyspepsia 1181
6 Penyakit Kulit 588 6 Influensa 530
7 gigi 570 7 Caries Gigi 543
8 copd 510 8 gastritis 480
9 gastritis 300 9 Erupsi Gigi 345
10 pupitis 270 10 isk 333
Jumlah 9,979 Jumlah 11,717
Alur Pelayanan Rawat Jalan
Asal pasien rawat jalan bisa dari datang sendiri atau rujukan. Jenis pasiennya ada
pasien umum, Askes, Jamkesmas, Jamsostek dan pasien SKM, SKTM. Pasien yang
berobat ke poliklinik terlebih dahulu mendaftarkan diri di loket pendaftaran, dilihat
apakah termasuk pasien lama atau baru. Untuk pasien baru akan memperoleh nomor
registrasi (nomor Rekam Medik). Setelah mendaftar, pasien langsung menuju ke
poliklinik yang diinginkan.
Gambar 2
Alur Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan

Datang Sendiri
P Dokter Praktek
Tempat Penerimaan
e
Rujukan
Pasien Rawat Jalan
Puskesmas
l Rujukan RS Lain a
y a
n a
Pernah Nomor Register
Follow Up Rawatan
n Berobat (Nomor Rekam Medik)

Dirawat Poliklinik Dirujuk ke RS Lain

Pendaftaran Ulang Perlu Berobat Jalan Pulang

Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat memberikan pelayanan dalam hal kegawatdaruratan
berupa penanganan sakit akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penyakit
dalam, kebidanan dan kegawatdaruratan lainnya.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) dikepalai seorang dokter umum dengan kualifikasi
sudah mengikuti pelatihan Advanced Trauma Life Support (ATLS) dan kepala ruangan
perawat dengan kualifikasi sudah pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD)/ Basic Training Cardiac Life Support (BTCLS).
Pelayanan medis yang diberikan kepada pasien gawat darurat mampu
mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi. Apabila masih ada yang
meninggal setelah diberikan pertolongan, maka pelayanan gawat darurat masih perlu
perbaikan.

Kunjungan pasien IGD selama 4 (empat) tahun terakhir menunjukkan kenaikan


yang cukup besar pada tahun. Rata-rata kenaikan untuk tahun 2017-2018 sebesar

13
12,03%. Untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien dan tindak lanjut pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 8
Kunjungan Instalasi Gawat Darurat RSUD Cimacan
Tahun 2015-2018
Tahun 2011 2012 2013 2014 Rata-rata (%)
Jumlah Kunjungan 6498 7668 9049 10768
12,03
Tren (%) 18 18 15,96

1. Pelayanan Penunjang Medik


a) Pelayanan Radiologi
Instalasi Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang diagnosa.
Jumlah kunjungan di instalasi ini mengalami peningkatan. Tren rata-rata
kunjungan per tahun di instalasi ini adalah 15.65%. Dengan adanya
peningkatan tersebut memacu pihak rumah sakit untuk menyediakan
fasilitas pelayanan, kesiapan tenaga medis dan non medis rumah sakit
bagi kepuasan pasien yang dilayani.
Tabel 9
Kunjungan Radiologi RSUD Cimacan Tahun 2015-2018

Tahun 2015 2016 2017 2018 Rata-rata (%)


Jumlah Kunjungan 4642 5339 6194 7182
15,65
Tren (%) 15,01 16,01 15,95

b) Pelayanan Laboratorium
Instalasi Patologi Klinik mengadakan kegiatan pelayanan sebagai berikut
:
 Pemeriksaan Kimia Klinik;
 Pemeriksaan Hematologi;
 Pemeriksaan Serologi;
 Pemeriksaan Urine, Faeces;
 Pemeriksaan Mikrobiologi, dan lain-lain.
Tren kunjungan di Instalasi Laboratorium Klinik selama 4 (empat) tahun
terakhir menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata tren kunjungan
pasien Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan sebesar
14,4% per tahun.

Tabel 10
Data Kunjungan Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan
Tahun 2015-2018
Tahun 2015 2016 2017 2018 Rata-rata (%)
Jumlah Kunjungan 6727 7783 8697 10069
14,4
Tren (%) 15,69 11,74 15,77

c) Pelayanan Farmasi

14
Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem.
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat (SK Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit).
Kebijakan ini dibuat berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi yang
bertujuan sebagai berikut :
 Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah
sakit;
 Untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi di rumah sakit;
 Untuk menerapkan konsep pelayanan farmasi di rumah sakit;
 Untuk memperluas fungsi dan peran apoteker di rumah sakit;
 Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak
profesional.
d) Pelayanan Gizi
Pemberian obat-obatan dalam proses penyembuhan pasien adalah hal
yang sangat penting tetapi pemberian asupan nutrisi melalui makanan
juga merupakan peranan penting terhadap percepatan proses
kesehatan bagi pasien, dengan demikian pemberian makanan bagi
pasien sangat perlu disesuaikan dengan keadaan, penyakit dan
kebutuhan gizi pasien.
Disamping memberikan asupan makanan yang tepat dan sesuai selama
pasien dirawat di rumah sakit. Instalasi gizi juga memberikan konsultasi
gizi bagi pasien yang sudah diperbolehkan pulang, ini dimaksudkan agar
pasien sampai dirumah tetap mendapatkan asupan gizi yang berimbang,
sehingga proses kesembuhannya akan semakin cepat. Konsultasi gizi
tidak saja diberikan kepada pasien rawat inap, tetapi juga kepada pasien
rawat jalan di poliklinik.
2. Peralatan Medis

Perkembangan teknologi di bidang kedokteran sangat besar pengaruhnya


terhadap rumah sakit. Fasilitas peralatan medik canggih di Rumah Sakit
Umum Daerah Cimacan adalah : Ultrasonografi (USG), EKG, Dental X-Ray,
Endoscopy.
Berikut ini adalah peralatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Cimacan
1. Peralatan Kesehatan di Instalasi Rawat Jalan, terdiri dari :
 Alat-alat kesehatan Poliklinik Dewasa;
 Alat-alat kesehatan Poliklinik Anak;
 Alat-alat kesehatan Poliklinik Gigi, KIA/ KB dan Kebidanan.
2. Peralatan Kesehatan di Instalasi Rawat Inap, terdiri dari :
 Alat-alat perawatan umum.
3. Peralatan Kesehatan di Instalasi Gawat Darurat, terdiri dari :
 Alat-alat untuk pemeriksaan;
 Alat-alat untuk tindakan medis;

15
 Alat-alat untuk resusitasi.

4. Peralatan Kesehatan di Instalasi Persalinan / Curretage, terdiri dari:


 Alat-alat partus normal / curretage;
 Alat-alat forcef;
 Alat-alat vacum ekstraktor.
5. Peralatan Kesehatan di Instalasi Radiologi, terdiri dari :
 Alat-alat rontgen 100-200 MA.
6. Peralatan Kesehatan di Patologi Klinik, terdiri dari :
 Alat-alat pemeriksaan laboratorium .
7. Peralatan Kesehatan di Instalasi Farmasi terdiri dari :
 Alat-alat untuk peracikan obat.
8. Peralatan Kesehatan di Instalasi Gizi, terdiri dari :
 Alat-alat masak;
 Alat-alat cuci;
 Alat-alat gudang kering;
 Alat-alat tempat penyimpanan makanan dingin.
9. Peralatan Instalasi Listrik, terdiri dari :
Alat listrik genset.LKKJJ

BAB 2
RENCANA STRATEGIS BISNIS PENGEMBANGAN RSUD CIMACAN

16
A. Strategi Pemasaran (STP)
1. Segmentation
Segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah
manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan
melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan
lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki suatu rumah sakit dapat
digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan
kepuasan bagi pasien.
Ada empat kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses
segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat,
yaitu :
a. Terukur (Measurable), artinya segmen pasar tesebut dapat diukur,
baik besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar
tersebut.
b. Terjangkau (Accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat
dicapai sehingga dapat dilayani secara efektif.
c. Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan bila
dilayani.
d. Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua program yang
telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat
efektif.
Kebijakan segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan
ktiteria tertentu. Secara umum setiap perubahan akan
mensegmentasikan pasarnya atas dasar :
a. Segmentasi atas dasar Geografis
Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi pasar ke
dalam unit-unit geografis seperti negara, propinsi, kabupaten.
kota, desa, dan lain sebagainya. Dalam hal ini bisa beroperasi
disemua segmen, akan tetapi, harus memperhatikan perbedaan
kebutuhan dan selera yang ada dimasing-masing daerah.
b. Segmentasi atas dasar Demografis
Segmentasi pasar ini dapat dilakukan dengan cara memisahkan
pasar ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada
variabel-variabel demografis, seperti umur, jenis kelamin,
besarnya keluarga, pendapatan, agama, pendidikan, pekerjaan,
dan lain-lain.

c. Segmentasi atas dasar Psychografis


Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi-bagi
konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut
kelas sosial, gaya hidup, berbagai ciri kepribadian, motif
pembelian, dan lain-lain.
Pasar dari RSUD Cimacan eksisting yaitu pasar captive (80,00 %) yang
terdiri dari pasien BPJS, rujukan BPJS, dan Jampersal, dan pasar non

17
captive (20,00 %) yang terdiri dari pasien umum. Perbedaan dasar
kedua pasar ini adalah cara bayar sehingga unsur tarif dan fisik
bangunan menjadi unsur penting bagi pasien non captive. Sementara
pada pasien captive baik tarif maupun fisikal bangunan kurang
menarik perhatian namun kemudahan prosedur, kelengkapan dan
fasilitas lain obat menjadi perhatian utama.Kunjungan lama lebih
banyak daripada kunjungan baru (60,61%). Segmentasi pasar
berdasarkan geografis meliputi ring 1 yaitu wilayah cakupan
Kabupaten Cianjur (Cipanas, Sukaresmi, Pacet dan Cugenang) yang
biasa berobat ke RSUD Cimacan. Ring 2 yaitu penduduk Kabupaten
Cianjur diluar wilayah cakupan dan Kabupaten Bogor yang berbatasan
langsung dengan Wilayah RSUD Cimacan yang memiliki akses yang
mudah ke RSUD Cimacan.
2. Targetting
Strategi peliputan pasar yang digunakan yaitu : peliputan pasar
keseluruhan, dengan menyediakan pelayanan untuk setiap orang,
sesuai dengan daya beli masing-masing. Adanya provider asuransi
atau jamsostek sebenarnya merupakan jaminan pembayaran, namun
lamanya waktu pencairan perlu dimonitor agar tidak mengganggu
cashflow. Pasar Jampersal dan BPJS ini merupakan target utama pasar
potensial yang berasal dari rujukan vertikal dari sarana pelayanan
kesehatan disekitar, disamping pasien BPJS. Namun target pasar ini
perlu disubsidi oleh pasar menengah yang berasal dari pasien umum
baik yang datang sendiri maupun kontraktor perusahaan atau asuransi
swasta lainnya. Dari kunjungan eksisting, pasar umum ini cukup
signifikan berkontribusi yaitu sebesar 20,00%.
Dari jumlah keseluruhan tersebut kemudian dikalikan dengan angka
persentase jumlah penduduk diwilayah tersebut yang memanfaatkan
rumah sakit (12,5%), proporsi yang berobat ke RSUD Cimacan
(34,17%), kunjungan lama lebih tinggi (60,63%) dimplementasi pada
index kunjungan 2x. Dari hasil perhitungan didapatkan peluang pasar
efektif sebesar 51,3% atau 24. pasien/ tahun.
Pasar yang sementara ini sudah terlayani, dari data kinerja Rumah
Sakit Umum Daerah Cimacan tahun 2009 didapat yaitu total
kunjungan sebanyak 23.264 pasien atau sebesar 49,7%.
3. Positioning
Bagi setiap segmen yang dimasuki, perlu dikembangkan suatu strategi
penempatan, agar produk unggulan yang ada di pasar menduduki
posisi tertentu dalam segmen pasamya. Hal yang penting adalah
bagaimana tanggapan persepsi atau tanggapan konsumen mengenai
posisi yang dipegang oleh setiap produk di pasar.
Pada saat pelaksanaan perencanaan berjalan bila dikemuadian hari
ada peningkatan demand dimungkinkan adanya perubahan kebijakan
untuk meningkatkan positioning Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan
menjadi Rumah Sakit Tipe B atau bahkan B Pendidikan. Untuk menjadi

18
Rumah Sakit Pendidikan, fungsi rumah sakit tidak hanya pelayanan,
tetapi pendidikan dan penelitian sesuai dengan Undang-undang
Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009.
Saat ini RSUD Cimacan memposisikan sebagai RSUD Tipe C dengan
jumlah tempat tidur (TT) sebanyak 133 TT dengan bewajiban memberi
4 pelayanan dasar. Namun dalam pengembangan Master Plan ini
RSUD Cimacan telah mempersiapkan untuk dikembangkan menjadi
Rumah Sakit Tipe B dengan jumlah tempat tidur diatas 300 buah.
Pengembangan TT akan dilakukan secara bertahap disesuaikan
dengan tren demand.
B. Bauran Pemasaran
1. Strategi Produk/ Jasa
Pelayanan yang akan disediakan adalah pelayanan rumah sakit
rujukan dengan standar minimal rumah sakit tipe B dengan
penyediaan kapasitas tempat tidur sampai dengan 311 tempat tidur
secara bertahap sesuai dengan proyeksi pertumbuhan pangsa pasar.
Pelayanan eksisting yang terakreditasi, kelengkapan pelayanan dan
ketepatan jadwal pelayanan juga merupakan salah satu strategi
produk/ jasa rumah sakit. Selain itu rumah sakit juga bisa
menyediakan pelayanan medical tourism untuk menarik pasar yang
ada.

Untuk pelayanan unggulan merujuk pada hasil kajian pelayanan


unggulan (akan dibahas pada bab tersendiri) dan tren perkembangan
penyakit serta kemampuan rumah sakit dan daya beli serta kebutuhan
masyarakat maka dikembangkan pelayanan sebagai berikut :
a. Trauma Centre
Trauma Center menjadi unggulan dengan adanya kasus yang
berkaitan dengan kasus cedera akibat kecelakaan serta sebagai
upaya meraih pasar luar untuk kasus cedera yang selama ini
memang peluang pasarnya masih terbuka luas. Unggulan ini
diharapkan akan merangsang demand pelayanan rehabilitasi
medik dan meningkatnya utilisasi IBS yang berkorelasi dengan
peningkatan pelayanan lainnya. Tentunya sebagai unggulan
trauma center perlu dilengkapi dengan pengembangan pelayanan
ortopedi dan bedah saraf.
Unggulan pelayanan Trauma Centre dapat diperluas menjadi
Emergency Case Services diikuti dengan peningkatan fasilitas IGD
dalam mendukung safe community dan program PONEK 24 jam
rumah sakit yang merupakan program kedaruratan maternal dan
neonatal secara komprehensif dan terintegrasi di Rumah Sakit.
PONEK merupakan program pemerintah. yang harus dilaksanakan.
Hal ini akan sesuai dengan arah peran dan fungsi RSUD Cimacan
sebagai rujukan dari saranakesehatan lain baik secara vertikal
maupun horizontal dengan keunggulan diagnostic centernya.

19
Dampaknya adalah pelayanan unggulan tidak terbatas pada
emergency bedah, tetapi juga bidang penyakit dalam dan obstetry
gynecology dan rehabilitasi medik. Tentunya sebagai unggulan
perlu pelatihan SDM untuk menunjang kualitas dari pelayanan
unggulan.
b. Family Centered Maternity Care / KIA
Persalinan bukan penyakit tetapi merupakan suatu kondisi sehat.
Sehingga konsep pelayanan kepada ibu yang melahirkan adalah
dengan konsep Family Centered Maternity Care. Konsep ini
memberikan kenyamanan maksimal dalam proses persalinan
dimana kaum Ibu dapat didampingi keluarga selama persiapan
persalinan, proses persalinan, hingga pulang ke rumah tanpa harus
berpindah ruangan.
Seluruh proses persalinan dilakukan dalam sebuah ruangan
terintegrasi yang dapat berubah fungsi mulai dari ruang observasi
sebelum melahirkan, kemudian menjadi ruang bersalin dan
tempat pemulihan, sekaligus ruang perawatan setelah bayi
dilahirkan. Semua proses mulai dari pra, melahirkan, hingga pasca
dilakukan di satu ruangan. Berbeda dengan yang konvensional
yang dilakukan dalam beberapa ruangan terpisah.
Konsep ini menekankan pentingnya peran serta keluarga dan
orang-orang terdekat dalam proses persalinan. Suami, keluarga
dan orang-orang dekat dapat terus mendampingi ibu yang akan
melahirkan. Ini akan mengurangi ketidaknyamanan dan
kekhawatiran yang biasanya dialami ibu bersalin selama
menunggu proses kelahiran sampai pasca.
c. Diagnostic Center
Dengan dukungan peralatan diagnostik yang sudah ada RSUD
Cimacan dapat menempatkan diri sebagai RS terdepan dalam
kecanggihan alat diagnostik. Hal ini dapat menjadi modal utama
untuk menjadikan diagnostik menjadi salah satu alternatif
pelayanan unggulan yang dapat dipertimbangkan.

Untuk memenuhi demand dan harapan masyarakat segmen


menengah atas maka penyediaan sarana dan prasarana yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan berupa petunjuk arah yang
jelas, akses jalan yang mudah, lahan parkir yang cukup leluasa dan
kemudahan untuk memanfaatkan sarana publik yang ada.
Karakteristik pelayanan yang ditawarkan dan pasar sasaran adalah :

Produk Pelayanan Karakteristik yang Diharapkan


 Pelayanan spesialis
 Pelayanan sub spesialis
Produk yang diinginkan konsumen  Teknologi canggih (efektif efisien)
 Teknologi lengkap

20
Produk Pelayanan Karakteristik yang Diharapkan
 Pelayanan yang bermutu
Kebutuhan konsumen
 Pelayanan yang baik
Produk dapat memuaskan  Tarif terjangkau
konsumen  Pelayanan cepat dan ramah
 Perusahaan dan asuransi penjamin
Pihak yang berpengaruh
 Keluarga

Dengan proyeksi pangsa pasar yang dapat diakses adalah secara bertahap mulai dari
5% hingga 25% dalam periode perencanaan 15 tahun ke depan dari seluruh pasien
rumah sakit di wilayah cakupan Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan Kabupaten
Cianjur.
Kebutuhan investasi baru untuk mengembangkan ruang IGD, Penunjang Medik,
Perawatan dan penambahan peralatan Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan mengacu
pada pentahapan pembangunan dan penyediaan tempat tidurnya. Adapun rencana
kapasitas maksimal adalah 326 tempat tidur. Porgram pengembangan Rumah Sakit
Umum Daerah Cimacan dilakukan secara bertahap 42 tempat tidur pada tahun 2011,
64 tempat tidur pada tahun 2015, 174 tempat tidur pada tahun 2019 dan akhirnya
pada tahun 2024 menjadi 326 tempat tidur. Pentahapan Pengembangan ini dilakukan
sesuai dengan trend proyeksi demand Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan tahun 2011
sampai dengan 2025.

21

Anda mungkin juga menyukai